Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: jenysafii@gmail.com
1
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
PENDAHULUAN
2
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
melihat risiko yang dialami oleh pekerja yang terdiri atas distribusi umur, masa
penyadapan getah karet diharapkan kerja, serta hasil penilaian masing-masing
pelatihan peregangan/stretching dan kelompok penelitian, sedangkan analisis
pelatihan sikap kerja ergonomis dapat bivariat dilakukan untuk mengetahui
mengurangi keluhan nyeri punggung pada apakah terdapat perbedaan tingkat keluhan
pekerja bagian penyadapan PT Perkebunan nyeri punggung bawah dan lingkup gerak
Nusantara IX (Persero) Kebun Merbuh, sendi pada pekerja bagian penyadapan
Kendal. PTPN IX Kebun Merbuh Kendal sebelum
dan sesudah mengikuti pelatihan stretching.
METODE Data yang telah terkumpul kemudian
dilakukan pengkategorian dengan memberi
Jenis penelitian ini adalah eksperimen kode angka pada setiap variabel untuk
semu dengan rancangan Non equivalent memudahkan analisis data. Untuk variabel
control group. Penelitian dilakukan di independen yaitu pelatihan peregangan
wilayah perkebunan karet PT. Perkebunan dikategorikan menjadi dua yaitu skor 1
Nusantara IX (Persero) Merbuh, Kendal. untuk responden yang mengikuti pelatihan
Populasi dalam penelitian ini adalah (kelompok eksperimen) dan skor 2 untuk
seluruh pekerja penyadapan getah karet responden yang tidak mengikuti pelatihan
PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) (kelompok kontrol), sedangkan untuk
Merbuh, Kendal, sedangkan sampel dalam variabel dependen terdapat 2 sub variabel
penelitian ini adalah pekerja penyadapan yaitu penurunan keluhan nyeri punggung
getah karet yang mengeluhkan nyeri bawah yang diberi skor 1 jika nilai VAS
punggung bawah dan dipilih dengan normal (0 mm), diberi skor 2 jika nilai VAS
metode Simple Random Sampling. Dari total tergolong nyeri ringan (1-30mm), diberi
populasi yaitu 159 orang 60 sampel terpilih skor 3 jika nilai VAS tergolong nyeri sedang
sebagai responden dalam penelitian ini. (31-70mm) dan diberi skor 4 jika nilai VAS
Sampel kemudian dibagi menjadi dua tergolong nyeri berat (71-100mm) dan
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan peningkatan lingkup gerak sendi yang
kelompok kontrol. Pengambilan data dikategorikan sebagai keterbatasan berat
dilakukan dengan mengukur tingkat jika skor REBA (0-20o), keterbatasan
keluhan NPB dan lingkup gerak sendi sedang jika skor REBA (21-60o), dan
(LGS) pada masing-masing kelompok keterbatasan ringan jika skor REBA (>60o).
sebelum dan sesudah diberikan intervensi
pelatihan peregangan. Instrumen yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam pengambilan data
tersebut adalah lembar penilaian Visual Analisis Univariat
Analog Scale (VAS) dan lembar penilaian Hasil analisis univariat bertujuan
REBA. Data yang telah dikumpulkan untuk melihat distribusi karakteristik
kemudian dianalisis dengan menggunakan responden dan hasil penilaian masing-
teknik analisis univariat dan bivariat yang masing kelompok penelitian. Kelompok
kemudian diuji statistik menggunakan uji penelitian dibagi menjadi dua yaitu
Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. kelompok eksperimen yaitu kelompok
Analisis univariat dilakukan untuk responden yang mendapatkan intervensi
melihat distribusi karakteristik responden pelatihan peregangan dan kelompok kontrol
3
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
yaitu kelompok pembanding yang tidak penelitian. Uji yang digunakan untuk
mendapatkan pelatihan peregangan. Hasil melihat perbedaan nilai pre-test dan post-test
analisis univariat dapat dilihat pada Tabel masing-masing kelompok adalah Uji
1, 2, 3 dan 4. Wilcoxon. Sedangkan uji yang digunakan
untuk melihat pengaruh pemberian
Analisis Bivariat intervensi pada tiap kelompok adalah uji
Analisis bivariat dilakukan dengan Mann-Whitney. Hasil dari uji tersebut dapat
membandingkan hasil penilaian pre-test dan dilahat pada Tabel 5.
post-test pada masing-masing kelompok
Jumlah
Karakteristik
Eksperimen Kontrol
≤5 3 2
6-10 1 3
Masa Kerja 11-20 10 14
21-30 16 11
≥30 3 0
Deskripsi Nilai Pre Test NPB Kelompok sebelum diberikan intervensi berupa
Eksperimen pelatihan peregangan, hasil pengukuran
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat nyeri punggung bawah
yang dilakukan pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang
4
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
5
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
Deskripsi Nilai Pre Test LGS kelompok dan terdapat peningkatan jumlah responden
eksperimen yang mengalami keterbatasan ringan
Dengan adanya nyeri punggung sehingga dapat dikatakan bahwa ada
bawah, sebagian besar responden juga peningkatan lingkup gerak sendi pada
mengeluh terbatasnya lingkup gerak sendi kelompok eksperimen setelah diberi
(LGS) terutama sendi bagian punggung pelatihan peregangan.
dimana mereka menjadi tidak leluasa
dalam melakukan aktivitas seperti Deskripsi Nilai Pre Test LGS kelompok
berjongkok dan membungkuk. Sebelum Kontrol
diberikan intervensi pelatihan peregangan, Hal serupa terjadi pada kelompok
masing-masing responden pada kelompok kontrol dimana anggotanya juga
eksperimen diukur lingkup gerak sendinya mengalami keterbatasan lingkup gerak
dan pada hasil pre-test tidak terdapat sendi akibat dari keluhan nyeri punggung
individu yang mengalami keterbatasan bawah. Pada hasil pre-test LGS kelompok
tingkat berat namun terdapat 26 dari 30 kontrol, terdapat 19 dari 30 orang
orang mengalami keterbatasan LGS tingkat mengalami keterbatasan LGS tingkat
sedang dengan prosentase sebanyak 86,7% sedang dengan prosentase sebanyak 63,3%
sedangkan sisanya yaitu 4 orang atau sedangkan sisanya yaitu 11 orang atau
sebanyak 13,3% mengalami keterbatasan sebanyak 36,7% mengalami keterbatasan
ringan. ringan. Pada kelompok kontrol juga tidak
ditemukan individu yang mengalami
Deskripsi Nilai Post Test LGS kelompok keterbatasan tingkat berat sehingga
eksperimen sebagian besar anggotanya lebih banyak
Setelah diberikan intervensi pelatihan mengalami keterbatasan tingkat sedang.
peregangan, hasil nilai post-test LGS pada
kelompok eksperimen didapatkan hasil Deskripsi Nilai Post Test LGS kelompok
dimana dari 30 orang yang diberi intervensi Kontrol
17 diantaranya mengalami keterbatasan Kelompok kontrol tidak mendapatkan
LGS tingkat sedang dengan prosentase intervensi pelatihan peregangan dan
sebanyak 56,7%, sedangkan sisanya yaitu berdasarkan hasil post-test tingkat LGS
sebanyak 43,3% mengalami keterbatasan pada kelompok kontrol, dari 30 orang yang
ringan. Hal ini menunjukkan bahwa diukur tingkat lingkup gerak sendinya tidak
terdapat penurunan jumlah responden yang terdapat individu yang mengalami
mengalami keterbatasan tingkat sedang, keterbatasan tingkat berat akan tetapi 20
6
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
orang diantaranya mengalami keterbatasan LGS tingkat sedang dimana pada saat pre-
tingkat sedang dengan prosentase 66,7% test hanya terdapat 19 orang mengalami
dan sisanya yaitu 10 orang mengalami keterbatasan tingkat sedang dan saat post-
keterbatasan tingkat ringan dengan test meningkat menjadi 20 orang. Dengan
prosentase 33,3%. Hal ini menunjukkan demikian dapat dikatakan bahwa tidak
bahwa terdapat peningkatan jumlah terdapat perubahan LGS pada kelompok
responden yang mengalami keterbatasan kontrol.
7
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
kekurangan oksigen sel yang dapat kemudian menetap hingga usia 60 tahun.
menyebabkan peningkatan asam laktat Semakin bertambahnya usia maka akan
sehingga menimbulkan nyeri (Kadek berpengaruh pula pada tingkat aktivitas
Saputra, 2012:10). orang tersebut. Menurut Ani Wardan
(2012) ketika memasuki usia 40 tahun baik
Pengaruh Pelatihan Stretching dalam pada pria atau wanita dapat mengalami
Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi gangguan otot akibat dari kelelahan yang
Uji statistik yang membandingkan berlebihan dan dipengaruhi juga oleh kerja
antara kedua kelompok menunjukkan syaraf. Kekuatan otot berpengaruh terhadap
bahwa pemberian pelatihan peregangan rentang lingkup gerak sendi yang dapat
belum cukup efektif untuk meningkatkan dicapai oleh sesorang (Jennifer M Robert,
lingkup gerak sendi pada pekerja 1999). Kekuatan otot maksimal dicapai
penyadapan. Hal ini terlihat dari uji statistik pada umur kira-kira 25 tahun, setelah itu
antara nilai post-test kelompok eksperimen terjadi penurunan, sehingga pada umur 65
dan kelompok kontrol diperoleh nilai p tahun kekuatannya hanya sekitar 65-70 %
value (0,066) > 0,05 sehingga dapat dari kekuatan yang dimiliki pada usia 25
disimpulkan bahwa tidak terdapat tahun, sesudah umur 65 tahun
perbedaan yang signifikan antara nilai post- penurunannya akan lebih cepat lagi
test lingkup gerak sendi pada kedua (Susilowati, 2007:19). Sebagian besar
kelompok tersebut. responden yang mengikuti pelatihan berusia
Hal ini dapat disebabkan oleh 41-50 tahun sehingga dengan demikian
beberapa faktor yang mempengaruhi faktor usia dapat mempengaruhi
diantaranya adalah adalah waktu terbatasnya lingkup gerak sendi pada
pengukuran antara pre-test dan post-test yang responden.
terlalu singkat dan cara pelaksanaannya Dengan demikian dapat ditarik
yang belum tepat. Menurut Anderson kesimpulan bahwa pada penelitian ini
(2002:22) latihan peregangan hanya akan pemberian dan penerapan latihan
terlihat manfaatnya secara maksimal peregangan belum cukup efektif untuk
apabila dilakukan dengan cara yang benar meningkatkan lingkup gerak sendi pada
yaitu selama 2-3 minggu. Selain itu pekerja bagian penyadapan getah karet
berdasarkan penelitian Jennifer M Robert PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh,
(1999) menemukan bahwa pelatihan Kabupaten Kendal.
stretching dapat memberikan efek terhadap
peningkatan lingkup gerak sendi bila SIMPULAN
dilakukan selama 5 minggu, sedangkan
pada penelitian ini rentan waktu Berdasarkan uraian hasil penelitian
dilakukannya pemeriksaan post-test pada dan pembahasan maka dapat ditarik
kedua kelompok uji hanya 2 minggu atau kesimpulan bahwa pelatihan
14 hari setelah pelatihan peregangan. Selain peregangan/stretching memiliki pengaruh
itu faktor usia responden juga dapat dalam menurunkan tingkat keluhan nyeri
mempengaruhi batas lingkup gerak sendi punggung bawah pada pekerja penyadapan
yang dapat dijangkau. Menurut Rohman dan tidak memiliki pengaruh terhadap
Azzam (2012) pada usia 20-30 tahun terjadi peningkatan lingkup gerak sendi pada
penurunan lingkup gerak sendi yang pekerja penyadapan getah karet PT
8
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)