Anda di halaman 1dari 9

UJPH 5 (1) (2016)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

PENGARUH STRETCHING TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH DAN


LINGKUP GERAK SENDI PADA PENYADAP GETAH KARET PT
PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KENDAL

Sapto Jeny Astuti , Herry Koesyanto

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Nyeri Punggung Bawah merupakan keluhan otot yang menjadi penyebab utama disabilitas,
Diterima Oktober 2014 penurunan kualitas hidup dan keluhan utama bagi pekerja yang datang ke pelayanan kesehatan.
Disetujui Oktober 2014 Pekerja penyadapan getah karet PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh Kendal berisiko tinggi
Dipublikasikan Januari terhadap nyeri punggung bawah. Nyeri punggung terjadi karena sikap dan beban kerja yang terlalu
2016 tinggi ditambah dengan peregangan otot yang tidak cukup bagi pekerja. Tujuan dari penelitian ini
________________ adalah membandingkan tingkat keluhan nyeri punggung dan lingkup gerak sendi dengan pelatihan
Keywords: peregangan dan tanpa pelatihan peregangan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
Low Back Pain; Range Of rancangan Nonequivalent control group design yang melibatkan 1 kelompok intervensi dan 1
Motion; Stretching Exercises kelompok kontrol. Responden penelitian ini adalah 60 orang penyadap getah karet. Instrumen
____________________ yang digunakan adalah pedoman peregangan nyeri punggung bawah, skala pengukuran nyeri
Visual Analog Scale dan Rapid Entire Body Assesment (REBA). Analisis data dilakukan menggunakan
uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan peregangan mempengaruhi nyeri
punggung bawah (nilai p adalah 0,066>0,05). Namun latihan peregangan tidak berpengaruh
terhadap lingkup gerak sendi (nilai p adalah 0,001<0,005) pada pekerja penyadapan getah karet
PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh Kendal.
Abstract
___________________________________________________________________
Lower Back Pain is a complaint in the muscles that becomes major cause of disability, decreased quality of life
and the main complaint for workers who come to health service. Latex Wiretapping Workers PTPN IX
(Persero) Garden Merbuh Kendal have high risk of back pain. Back pain occurs due to the abnormal work
posture and higher workload and couples with inadequate stretching for workers. The purpose of this study was
to compare the level of back pain and range of motion with and without stretching exercises. The kind of this
research were Quasy Experiment with Non-equivalent control group design which consists of 1 intervention
groups and 1 control group. There was 60 respondents in this research that consists of latex wiretapping
workers. The instruments used were a low back pain stretching guideline, pain measurement scale with Visual
Analogue Scale (VAS) and Rapid Entire Body Assesment (REBA). Data analysis was performed using the
Mann-Whitney test. The results of this study showed that stretching exercise has influence for level of back pain
(p-value 0.066>0.05) While the other result showed that stretching exercise has no influence for range of motion
(p-value 0.001<0.05) in the latex wiretapping workersPTPN IX (Persero) Merbuh Garden, Kendal.
© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: jenysafii@gmail.com

1
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN

Nyeri merupakan sensasi tidak aktivitas kerja tersebut, 5 dari 7 pekerja


nyaman yang diterima oleh tubuh karena bagian penyadapan sering mengeluh nyeri
rangsang yang berasal dari luar (Bull punggung bawah selama melakukan
Eleanor and Graham Archad, 2007). Nyeri aktivitas pekerjaan.
punggung bawah (NPB) merupakan salah Upaya pengendalian ergonomi
satu gangguan muskuloskeletal yang digunakan untuk menyesuaikan aktivitas di
disebabkan oleh aktivitas tubuh yang tempat kerja dengan tenaga kerja yang
kurang baik (Ningsih, 2009). Selain itu NPB menangani pekerjaan tertentu.
juga merupakan keluhan nyeri punggung Pengendalian ini harus dapat
bawah yang menjadi penyebab utama mengakomodasi segala macam tenaga
disabilitas (kelumpuhan), penurunan kerja. Pengendalian ergonomi dapat
kualitas hidup dan keluhan utama bagi para dilakukan melalui tiga langkah utama yaitu
pekerja yang datang ke pelayanan langkah pengendalian teknik/engineering
kesehatan (George EH, 2003). control, pengendalian administrasi dan cara
Nyeri punggung bawah kerja yang diterapkan oleh pekerja
diidentifikasikan sebagai salah satu dari 3 (Kurniawati, 2013:48).
besar masalah kesehatan dan keselamatan Salah satu upaya yang dianggap
kerja yang dijadikan target survailens oleh tepat untuk mencegah peningkatan keluhan
WHO regional Amerika pada tahun 2001 nyeri punggung bawah adalah pemberian
(Punnet Laura, 2005). Prevalensi nyeri pelatihan peregangan atau stretching yang
punggung bawah bisa mencapai 33% pada merupakan upaya administratif dalam
keluhan NBP secara langsung, 65% untuk mengurangi risiko bahaya ergonomi di
prevalensi 1 tahun, dan 84% pada tempat kerja. Prinsip dari pemberian
prevalensi seumur hidup (Royal College of pelatihan ini adalah untuk memberikan
General Practitioners, 2009). pengetahuan dan keterampilan pekerja
PT. Perkebunan Nusantara IX dalam melakukan pencegahan terhadap
(Persero), merupakan sebuah Badan Usaha munculnya keluhan nyeri punggung bawah
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di serta meningkatkan lingkup gerak sendi.
bidang perkebunan dan berlokasi di Menurut Notoatmodjo (2005), perilaku
Provinsi Jawa Tengah. Salah satu Divisi individu atau keluarga terhadap suatu
yang dikelola oleh PTPN IX (Persero) keluhan penyakit tergantung dari
adalah perkebunan karet yang terletak di pengetahuan, sikap, dan tindakan individu
Kelurahan Merbuh, Kecamatan Singorojo, tersebut, apabila pengetahuan individu
Kabupaten Kendal. Luas area tanam PTPN terhadap suatu penyakit tidak atau belum
IX (Persero) adalah 1.701,49 hektar dengan diketahui, maka sikap dan tindakan dalam
jumlah pegawai yang menangani sebanyak upaya pencegahan pun terkadang
156 orang pada kebun Merbuh. Dengan terabaikan.
melihat aktivitas kerja yang dilakukan oleh Beberapa penelitian terdahulu telah
para penyadap karet, sebagian besar proses membuktikan bahwa terdapat pengaruh
kerja mereka dilakukan dengan sikap kerja yang cukup baik pada pemberian pelatihan
berdiri dan dikombinasi dengan posisi peregangan terhadap nyeri punggung
membungkuk dan berjongkok. Akibat dari bawah dan lingkup gerak sendi. Dengan

2
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

melihat risiko yang dialami oleh pekerja yang terdiri atas distribusi umur, masa
penyadapan getah karet diharapkan kerja, serta hasil penilaian masing-masing
pelatihan peregangan/stretching dan kelompok penelitian, sedangkan analisis
pelatihan sikap kerja ergonomis dapat bivariat dilakukan untuk mengetahui
mengurangi keluhan nyeri punggung pada apakah terdapat perbedaan tingkat keluhan
pekerja bagian penyadapan PT Perkebunan nyeri punggung bawah dan lingkup gerak
Nusantara IX (Persero) Kebun Merbuh, sendi pada pekerja bagian penyadapan
Kendal. PTPN IX Kebun Merbuh Kendal sebelum
dan sesudah mengikuti pelatihan stretching.
METODE Data yang telah terkumpul kemudian
dilakukan pengkategorian dengan memberi
Jenis penelitian ini adalah eksperimen kode angka pada setiap variabel untuk
semu dengan rancangan Non equivalent memudahkan analisis data. Untuk variabel
control group. Penelitian dilakukan di independen yaitu pelatihan peregangan
wilayah perkebunan karet PT. Perkebunan dikategorikan menjadi dua yaitu skor 1
Nusantara IX (Persero) Merbuh, Kendal. untuk responden yang mengikuti pelatihan
Populasi dalam penelitian ini adalah (kelompok eksperimen) dan skor 2 untuk
seluruh pekerja penyadapan getah karet responden yang tidak mengikuti pelatihan
PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) (kelompok kontrol), sedangkan untuk
Merbuh, Kendal, sedangkan sampel dalam variabel dependen terdapat 2 sub variabel
penelitian ini adalah pekerja penyadapan yaitu penurunan keluhan nyeri punggung
getah karet yang mengeluhkan nyeri bawah yang diberi skor 1 jika nilai VAS
punggung bawah dan dipilih dengan normal (0 mm), diberi skor 2 jika nilai VAS
metode Simple Random Sampling. Dari total tergolong nyeri ringan (1-30mm), diberi
populasi yaitu 159 orang 60 sampel terpilih skor 3 jika nilai VAS tergolong nyeri sedang
sebagai responden dalam penelitian ini. (31-70mm) dan diberi skor 4 jika nilai VAS
Sampel kemudian dibagi menjadi dua tergolong nyeri berat (71-100mm) dan
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan peningkatan lingkup gerak sendi yang
kelompok kontrol. Pengambilan data dikategorikan sebagai keterbatasan berat
dilakukan dengan mengukur tingkat jika skor REBA (0-20o), keterbatasan
keluhan NPB dan lingkup gerak sendi sedang jika skor REBA (21-60o), dan
(LGS) pada masing-masing kelompok keterbatasan ringan jika skor REBA (>60o).
sebelum dan sesudah diberikan intervensi
pelatihan peregangan. Instrumen yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam pengambilan data
tersebut adalah lembar penilaian Visual Analisis Univariat
Analog Scale (VAS) dan lembar penilaian Hasil analisis univariat bertujuan
REBA. Data yang telah dikumpulkan untuk melihat distribusi karakteristik
kemudian dianalisis dengan menggunakan responden dan hasil penilaian masing-
teknik analisis univariat dan bivariat yang masing kelompok penelitian. Kelompok
kemudian diuji statistik menggunakan uji penelitian dibagi menjadi dua yaitu
Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. kelompok eksperimen yaitu kelompok
Analisis univariat dilakukan untuk responden yang mendapatkan intervensi
melihat distribusi karakteristik responden pelatihan peregangan dan kelompok kontrol

3
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

yaitu kelompok pembanding yang tidak penelitian. Uji yang digunakan untuk
mendapatkan pelatihan peregangan. Hasil melihat perbedaan nilai pre-test dan post-test
analisis univariat dapat dilihat pada Tabel masing-masing kelompok adalah Uji
1, 2, 3 dan 4. Wilcoxon. Sedangkan uji yang digunakan
untuk melihat pengaruh pemberian
Analisis Bivariat intervensi pada tiap kelompok adalah uji
Analisis bivariat dilakukan dengan Mann-Whitney. Hasil dari uji tersebut dapat
membandingkan hasil penilaian pre-test dan dilahat pada Tabel 5.
post-test pada masing-masing kelompok

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan usia


Jumlah
Karakteristik
Eksperimen Kontrol
≤30 1 1
31-40 5 11
Umur 41-50 21 17
51-60 3 1
≥60 0 0

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan masa kerja.

Jumlah
Karakteristik
Eksperimen Kontrol
≤5 3 2
6-10 1 3
Masa Kerja 11-20 10 14
21-30 16 11
≥30 3 0

Tabel 3. Distribusi Skor Nyeri Punggung Bawah


Nyeri Berat Nyeri Sedang Total *p value
Varibel
n % n % n %
Pre Test 17 56,7 13 43,3 60 100
eksperimen 0,001
Post Test 28 6,7 2 93,3 60 100

Pre Test 16 53,3 14 46,7 60 100


kontrol 0,324
Post Test 13 56,7 17 43,3 60 100
*hasil Uji Wilcoxon

Deskripsi Nilai Pre Test NPB Kelompok sebelum diberikan intervensi berupa
Eksperimen pelatihan peregangan, hasil pengukuran
Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat nyeri punggung bawah
yang dilakukan pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang

4
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

dari anggota kelompok eksperimen kontrol sebelum diberikan intervensi berupa


mengalami keluhan nyeri punggung berat pelatihan peregangan, memberikan hasil
dengan prosentase 53,3% dan sisanya yang menunjukkan bahwa sebanyak 16
mengalami nyeri punggung sedang dengan orang dari anggota kelompok eksperimen
prosentase 46,7% atau sebanyak 13 orang. mengalami keluhan nyeri punggung berat
Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% dengan prosentase 53,3%, sedangkan
kelompok sampel mengalami keluhan nyeri sisanya mengalami nyeri punggung sedang
punggung bawah tingkat berat dan dengan prosentase 46,7% atau sebanyak 14
dibutuhkan tindakan perbaikan untuk orang. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
mengurangi tingkat keluhan nyeri tersebut. dari 50% anggota kelompok kontrol
Nilai rata-rata yang dihasilkan dari seluruh mengeluh nyeri punggung bawah tingkat
skor tingkat nyeri punggung pada kelompok berat.
eksperimen adalah sebesar 74. Nilai Nilai rata-rata yang dihasilkan dari
tersebut termasuk dalam kategori nyeri seluruh skor tingkat nyeri punggung pada
punggung berat. kelompok kontrol adalah sebesar 72,02.
Nilai tersebut termasuk dalam kategori
Deskripsi Nilai Post Test NPB Kelompok nyeri punggung berat.
Eksperimen
Pada hasil penelitian yang Deskripsi Nilai Post Test NPB Kelompok
menampilkan hasil nilai post-test tingkat Kontrol
nyeri punggung bawah pada kelompok Dari hasil penelitian yang
eksperimen, terdapat perubahan yang menampilkan nilai post-test tingkat nyeri
cukup signifikan dimana dari 30 orang yang punggung bawah pada kelompok kotrol,
diukur tingkat nyeri punggungnya setelah tidak terdapat perubahan yang cukup
dilakukan intervensi, 28 diantaranya signifikan dimana dari 30 orang masih
mengalami nyeri punggung sedang dan 2 terdapat 17 orang termasuk dalam nyeri
orang sisanya mengeluh nyeri punggung punggung sedang dengan prosentase 56,7%
berat. dan 13 orang sisanya mengeluh nyeri
Jika dilihat berdasarkan nilai rata- punggung berat atau sebanyak 43,3%. Hal
ratanya maka nilai post test nyeri punggung ini menunjukkan dengan tidak adanya
bawah pada kelompok eksperimen intervensi yang diberikan pada kelompok
menunjukkan angka 54 dimana nilai kontrol tidak memberikan perubahan yang
tersebut tergolong dalam ketegori nyeri siginifikan terhadap penurunan tingkat
sedang. Dengan demikian dapat dikatakan keluhan nyeri punggung pada kelompok
bahwa terdapat penurunan tingkat nyeri tersebut.
pada kelompok eksperimen setelah diberi Jika dilihat berdasarkan nilai rata-
pelatihan peregangan. ratanya maka nilai post test nyeri punggung
bawah pada kelompok kontrol
Deskripsi Nilai Pre Test NPB Kelompok menunjukkan angka 72,56 dimana nilai
Kontrol tersebut tergolong dalam ketegori nyeri
Kegiatan pengumpulan data tingkat berat.
nyeri punggung bawah pada kelompok

Tabel 4. Distribusi skor Lingkup Gerak Sendi

5
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

Varibel K. Sedang K. ringan Total


*p value
n % n % n %
Pre Test 26 13,3 4 86,7 60 100
eksperimen 0,001
Post Test 17 56,7 13 43,3 60 100

Pre Test 19 63,3 11 36,7 60 100


kontrol 0,325
Post Test 20 33,3 10 66,7 60 100
*hasil Uji Wilcoxon

Deskripsi Nilai Pre Test LGS kelompok dan terdapat peningkatan jumlah responden
eksperimen yang mengalami keterbatasan ringan
Dengan adanya nyeri punggung sehingga dapat dikatakan bahwa ada
bawah, sebagian besar responden juga peningkatan lingkup gerak sendi pada
mengeluh terbatasnya lingkup gerak sendi kelompok eksperimen setelah diberi
(LGS) terutama sendi bagian punggung pelatihan peregangan.
dimana mereka menjadi tidak leluasa
dalam melakukan aktivitas seperti Deskripsi Nilai Pre Test LGS kelompok
berjongkok dan membungkuk. Sebelum Kontrol
diberikan intervensi pelatihan peregangan, Hal serupa terjadi pada kelompok
masing-masing responden pada kelompok kontrol dimana anggotanya juga
eksperimen diukur lingkup gerak sendinya mengalami keterbatasan lingkup gerak
dan pada hasil pre-test tidak terdapat sendi akibat dari keluhan nyeri punggung
individu yang mengalami keterbatasan bawah. Pada hasil pre-test LGS kelompok
tingkat berat namun terdapat 26 dari 30 kontrol, terdapat 19 dari 30 orang
orang mengalami keterbatasan LGS tingkat mengalami keterbatasan LGS tingkat
sedang dengan prosentase sebanyak 86,7% sedang dengan prosentase sebanyak 63,3%
sedangkan sisanya yaitu 4 orang atau sedangkan sisanya yaitu 11 orang atau
sebanyak 13,3% mengalami keterbatasan sebanyak 36,7% mengalami keterbatasan
ringan. ringan. Pada kelompok kontrol juga tidak
ditemukan individu yang mengalami
Deskripsi Nilai Post Test LGS kelompok keterbatasan tingkat berat sehingga
eksperimen sebagian besar anggotanya lebih banyak
Setelah diberikan intervensi pelatihan mengalami keterbatasan tingkat sedang.
peregangan, hasil nilai post-test LGS pada
kelompok eksperimen didapatkan hasil Deskripsi Nilai Post Test LGS kelompok
dimana dari 30 orang yang diberi intervensi Kontrol
17 diantaranya mengalami keterbatasan Kelompok kontrol tidak mendapatkan
LGS tingkat sedang dengan prosentase intervensi pelatihan peregangan dan
sebanyak 56,7%, sedangkan sisanya yaitu berdasarkan hasil post-test tingkat LGS
sebanyak 43,3% mengalami keterbatasan pada kelompok kontrol, dari 30 orang yang
ringan. Hal ini menunjukkan bahwa diukur tingkat lingkup gerak sendinya tidak
terdapat penurunan jumlah responden yang terdapat individu yang mengalami
mengalami keterbatasan tingkat sedang, keterbatasan tingkat berat akan tetapi 20

6
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

orang diantaranya mengalami keterbatasan LGS tingkat sedang dimana pada saat pre-
tingkat sedang dengan prosentase 66,7% test hanya terdapat 19 orang mengalami
dan sisanya yaitu 10 orang mengalami keterbatasan tingkat sedang dan saat post-
keterbatasan tingkat ringan dengan test meningkat menjadi 20 orang. Dengan
prosentase 33,3%. Hal ini menunjukkan demikian dapat dikatakan bahwa tidak
bahwa terdapat peningkatan jumlah terdapat perubahan LGS pada kelompok
responden yang mengalami keterbatasan kontrol.

Tabel 5. Hasil Uji Perbedaan skor LBP dan LGS


Post Test *p value
Varibel
eksperimen kontrol

NPB 54 72,2 0,001

LGS 60,17 56,0 0,066


*hasil Uji Mann-Whitney

Pengaruh Pelatihan Stretching dalam sesudah pemberian edukasi peregangan


Mengurangi Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada pekerja pekerja pembuat teralis. Hal
Berdasarkan hasil analisis bivariat serupa juga ditunjukkan pada penelitian
yang menguji pengaruh pelatihan Karen J (2011) yang menyatakan bahwa
peregangan (stretching) terhadap penurunan peregangan lebih efektif untuk
nyeri punggung bawah dengan meningkatkan fungsi serta mengurangi
membandingkan hasil penilaian nyeri pada tanda dan gejala dari nyeri punggung
kedua kelompok melalui uji Mann-Whitney. bawah daripada melalui latihan yoga atau
Pada perhitungan statistik dengan pemberian self carebook.
menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh Pelatihan peregangan memiliki
hasil signifikansi antara kedua kelompok pengaruh terhadap penurunan nyeri
sebesar p (0,001). Dengan p (0,001) < 0,05 punggung bawah karena dengan memberi
maka dengandemikian terbukti bahwa latihan yang tepat (spesifik), dengan
terdapat perbedaan yang signifikan antara demikian latihan dapat membantu
nilai post-test kelompok eksperimen dan menurunkan kelemahan, menghilangkan
kelompok kontrol sehingga dapat stres, meningkatkan kekuatan otot, dan
disimpulkan bahwa pemberian pelatihan mencegah deformitas (Sa’adah, 2012:60).
peregangan nyeri punggung memiliki Selain itu, latihan peregangan juga
pengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri membantu meningkatkan fleksibilitas otot-
punggung pada pekerja penyadapan getah otot yang menegang dan mempengaruhi
karet PTPN IX (Persero) Kebuh Merbuh saraf. Latihan peregangan juga dapat
Kendal. membantu menjaga tubuh tetap sehat dan
Hasil penelitian ini memperkuat bugar dalam jangka waktu panjang. Selain
penelitian milik Riesma Wulandari (2013) itu latihan ini juga dapat meningkatkan
yang berhasil menunjukkan adanya sirkulasi darah dan meningkatkan
perbedaan tingkat nyeri punggung bawah oksigenasi sel. Dengan cara itu latihan
pada pekerja pembuat teralis sebelum dan peregangan dapat mengurangi gejala

7
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

kekurangan oksigen sel yang dapat kemudian menetap hingga usia 60 tahun.
menyebabkan peningkatan asam laktat Semakin bertambahnya usia maka akan
sehingga menimbulkan nyeri (Kadek berpengaruh pula pada tingkat aktivitas
Saputra, 2012:10). orang tersebut. Menurut Ani Wardan
(2012) ketika memasuki usia 40 tahun baik
Pengaruh Pelatihan Stretching dalam pada pria atau wanita dapat mengalami
Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi gangguan otot akibat dari kelelahan yang
Uji statistik yang membandingkan berlebihan dan dipengaruhi juga oleh kerja
antara kedua kelompok menunjukkan syaraf. Kekuatan otot berpengaruh terhadap
bahwa pemberian pelatihan peregangan rentang lingkup gerak sendi yang dapat
belum cukup efektif untuk meningkatkan dicapai oleh sesorang (Jennifer M Robert,
lingkup gerak sendi pada pekerja 1999). Kekuatan otot maksimal dicapai
penyadapan. Hal ini terlihat dari uji statistik pada umur kira-kira 25 tahun, setelah itu
antara nilai post-test kelompok eksperimen terjadi penurunan, sehingga pada umur 65
dan kelompok kontrol diperoleh nilai p tahun kekuatannya hanya sekitar 65-70 %
value (0,066) > 0,05 sehingga dapat dari kekuatan yang dimiliki pada usia 25
disimpulkan bahwa tidak terdapat tahun, sesudah umur 65 tahun
perbedaan yang signifikan antara nilai post- penurunannya akan lebih cepat lagi
test lingkup gerak sendi pada kedua (Susilowati, 2007:19). Sebagian besar
kelompok tersebut. responden yang mengikuti pelatihan berusia
Hal ini dapat disebabkan oleh 41-50 tahun sehingga dengan demikian
beberapa faktor yang mempengaruhi faktor usia dapat mempengaruhi
diantaranya adalah adalah waktu terbatasnya lingkup gerak sendi pada
pengukuran antara pre-test dan post-test yang responden.
terlalu singkat dan cara pelaksanaannya Dengan demikian dapat ditarik
yang belum tepat. Menurut Anderson kesimpulan bahwa pada penelitian ini
(2002:22) latihan peregangan hanya akan pemberian dan penerapan latihan
terlihat manfaatnya secara maksimal peregangan belum cukup efektif untuk
apabila dilakukan dengan cara yang benar meningkatkan lingkup gerak sendi pada
yaitu selama 2-3 minggu. Selain itu pekerja bagian penyadapan getah karet
berdasarkan penelitian Jennifer M Robert PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh,
(1999) menemukan bahwa pelatihan Kabupaten Kendal.
stretching dapat memberikan efek terhadap
peningkatan lingkup gerak sendi bila SIMPULAN
dilakukan selama 5 minggu, sedangkan
pada penelitian ini rentan waktu Berdasarkan uraian hasil penelitian
dilakukannya pemeriksaan post-test pada dan pembahasan maka dapat ditarik
kedua kelompok uji hanya 2 minggu atau kesimpulan bahwa pelatihan
14 hari setelah pelatihan peregangan. Selain peregangan/stretching memiliki pengaruh
itu faktor usia responden juga dapat dalam menurunkan tingkat keluhan nyeri
mempengaruhi batas lingkup gerak sendi punggung bawah pada pekerja penyadapan
yang dapat dijangkau. Menurut Rohman dan tidak memiliki pengaruh terhadap
Azzam (2012) pada usia 20-30 tahun terjadi peningkatan lingkup gerak sendi pada
penurunan lingkup gerak sendi yang pekerja penyadapan getah karet PT

8
Sapto Jeny Astuti dan Herry Koesyanto / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun


Ningsih, Lukman Nurna, 2010, Asuhan Keperawatan
Merbuh, Kendal Tahun 2014.
Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal, Salemba Medika, Jakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori
Ucapan terima kasih kami dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta.

sampaikan kepada Dekan Fakultas Ilmu


Punnet, Laura et al, 2005, Estimating The Global
Keolahragaan Dr. H. Harry Pramono, Burden Of Low Back Pain Attributable To
M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Combined Occupational Exposures, The
Masyarakat Dr.dr. Hj. Oktia Woro KH, American Journal of Industrial Medicine Hlm
M.Kes, dosen pembimbing skripsi Dr. 1-14.

Herry Koesyanto M.S serta seluruh staf dan


Riesma, Wulandari, 2013, Perbedaan Tingkat Nyeri
pekerja PT. Perkebunan Nusantara IX Punggung Bawah Pada Pekerja Pembuat Teralis
(Persero) Kebun Merbuh, Kendal yang Sebelum Dan Sesudah Pemberian Edukasi
terlibat dalam penelitian ini. Peregangan Di Kecamatan Cilacap Tengah
Kabupaten Cilacap, Jurnal Universitas
Diponegoro Vol 2 No 1 Tahun 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Rohman, Azzam, 2012, Range Of motion,
Anderson, 2005, Stretching (Peregangan), Serambi Ilmu
(http://www.academia.edu/4362579/
Semesta, Jakarta. RANGE_OF_MOTION?login=&email_was_
taken=true&login=&email_was_taken=true)
Ani, Wardan, 2012, Gangguan Otot,
diakses pada 5 Agustus 2014.
(http://otaksaraf.blogspot.com/2012/10/
gangguan-otot.html), Diakses pada 5 agustus Royal College Of General Practitioners, 2009, Low
2014. Back Pain: Early Management Of Persistent Non
Specific Low Back Pain, The National
Bull Eleanor and Graham Archad, 2007, Simple Guide Colaborating Centre For Primary Care.
Nyeri Punggung, Erlangga, Jakarta.
Sa’adah, Hamidatus, 2012, Pengaruh Latihan Fleksi
George, EH, 2003, Low Back Pain On Bulletin Of The William (Stretching) terhadap Tingkat Nyeri
World Health Organization, Vol:81 (2003) hlm Punggung Bawah pada Lansia di Posyandu Lansia
671-676. RW 2 Desa Kedungkandang Malang, Skripsi,
Stikes NU, Tuban.
Jennifer M, Robert, 1999, Effect Of Stretching Duration
On Active And Passive Range Of Motion In The Saputra, Kadek, 2012, Pemberian Latihan Peregangan
Lower Extremity, Vol:33 (1999) hlm 259-263. Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Dengan
Ischialgia, Program Studi Ilmu Keperawatan
Karen, J, 2011, A Randomized Trial Comparing Yoga,
Universitas Udayana Denpasar.
Stretching,and a Self-care Book for Chronic Low
Back Pain, Vol:22 (2011) hlm 171. Susilowati, 2007, Aktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesegaran Jasmani Pada Polisi Lalu Lintas,
Kurniawati, Dewi, 2013, Taktis Memahami
Undip, Tesis, Semarang.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Aksara
Sinergi Media, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai