Anda di halaman 1dari 11

HASIL PENELITIAN

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


PRE EKLAMPSIA DI RSU DEWI SARTIKA
TAHUN 2016

RAHNIYATI
NIM. 913312910106.085
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
KENDARI
2016
TINJAUAN KASUS
Identitas Ibu/Suami
Nama : Ny R / Tn R
Umur : 40 tahun/ 39 tahun
Agama : Islam / Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Ambon
Pendidikan : SMP/SMA
Pekerjaan : IRT/Wiraswasta
Alamat : BTN Griya Sarinda
Lama Menikah : 5 tahun
Data Subjektif

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

Ibu mengeluh merasa pusing, bengkak pada tangan dan wajah dan kaki

Ibu memberitahukan hamil yang ketiga kalinya

Ibu pernah melahirkan 1 kali

Ibu pernah keguguran 1 kali

Ibu mengatakan HPHT tanggal: 15-12-2016

Sejak amenorea ibu tidak merasakan nyeri tekanan pada abdomen

Ibu mersa pergerakan janin sejak kehamilan 20 minggu sampai sekarang

Ibu merasakan pergerakan janin pada satu sisi

Ibu merasa bengkak pada kaki sejak satu minggu yang lalu
DATA OBJEKTIF
1.Keadaan umum : Kurang baik
2.Kesadaran : Composmentis
3.Tanda vitaL
a.TD : 140/100 mmHg Nadi : 82 /menit
b.RR : 20 /menit suhu : 370C
c.BB : 59 kg
d.TB : 160 cm
e.TP : 22-09-2016
4. Pada pemeriksaan fisik terdapat oedema pada tungkai bawah (kaki).
5. Pemeriksaan lab : Protein urine (+), Hb 11,8%
6.Abdomen : Ada pembesaran, ada linea alba, ada oedema, tidak ada luka bekas
operasi
7.Palpasi
Leopold I : Pada fundus ibu teraba bagian bulat,lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Pada sisi kanan perut ibu teraba bagian memanjang, ada tahanan, keras
(punggung), sisi kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas)
Leopold III : Pada atas simpisis ibu teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Pada atas simpisis ibu kedua tidak bertemu (divergen), kepala sudah
masuk panggul
8. Auskultasi : Djj : 145 /menit
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pada kasus Ny.R GIIIPIAI 40 minggu 6 hari disertai keluhan pusing
dan bengkak pada bagian kaki, tekanan darah 140/100 mmHg,
protein urine (+) disertai peningkatan berat badan 1 kg dalam 1
minggu. Jadi dalam pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek dilapangan.
Diagnosa Aktual
Pada kasus ini, penulis mendapatkan diagnosa kebidanan seorang
ibu hamil Ny.R GIIIPIAI 40 minggu 6 hari, janin tunggal, janin
hidup, intra uteri, punggung kanan, presentasi kepala, kepala sudah
masuk pintu atas panggul dengan Pre-eklampsia Ringan. Masalah
yang ditemukan pada ibu hamil Ny. R adalah ibu merasa cemas
dengan keadaan janinnya. Kebutuhan memberikan dukungan
mental terhadap ibu dan penjelasan kehamilannya, memberikan
konseling/ informasi tentang Pre-eklampsia ringan dan pengaruhnya
terhadap kehamilan. Dalam langkah ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan Praktek.
Diagnosa Potensial
Kasus Ny. R ditemukan tanda yang mengarah pada Pre-
eklampsia berat berarti diagnosa potensial pre-eklampsia
berat potensial terjadi. Oleh karena itu pada langkah ini
penulis menemukan terjadinya diagnosa potensial karena
Ny. R harus mendapat penanganan serius dari tim
kesehatan yang terdiri dari Bidan, Dokter Ahli
Kandungan, dan keluarga pasien
Tindakan Segera/Kolaborasi

Pada Kasus Ny. R tindaakan segera yang dilakukan oleh


bidan yaitu memantau tekanan darah, DJJ, Protein Urin,
Oedema dan melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
dan laboratorium, dan pemberian terapi vitamin C 1 x 1,
tablet Fe 1 x 1, Kalk 1 x1. Jadi dalam langkah ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
Perencanaan
Pada kasus Ny. R ini perencanaan yang diberikan yaitu melakukan pembatasan aktivitas
untuk ibu, menganjurkan pasien untuk istirahat, menganjurkan pasien untuk diet serta
menganjurkan pasien untuk memeriksakan kehamilannya lebih sering yaitu 1 minggu sekali.
Jadi tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan, yaitu pemantaun tekanan
darah dilakukan bukan hanya pada saat periksa karena ibu dirawat di RSU Dewi Sartika dan
Protein urin dilakukan 3 kali selama 4 kali periksa karena hasil pemeriksaan protein urine
sudah negatif, nasehat diet rendah daram seharusnya menurut teori itu tidak perlu diet
rendah garam, selain itu pemberian terapi obat oral kolaborasi dengan dokter obgyn Nifedipin
10 mg 1 x , setelah itu mengganti nifedipin 10 mg menjadi Kalk 500 mg 1 x 1, Vit C 1 x 1,
Fe 1 x 1. Alasan dokter obgyn memberikan Nifedipin karena manfaat kandungan Nifedipin 10
mg lebih diperlukan dari pada kontra indikasinya, karena Nifedipin diperlukan untuk
menurunkan tekanan darah jadi menurut dokter obgyn Phenobarbital 30 mg tidak perlu
diberikan karena pasien sudah dianjurkan untuk banyak istirahat.
Pelaksanaan
Pada kasus ini asuhan yang diberilakan yaitu melakukan pembatasan aktivitas untuk ibu,
menganjurkan untuk banyak istirahat, menganjurkan ibu diet, serta menganjurkan pasien
untuk memeriksakan kehamilannya lebih sering yaitu 1 minggu sekali. Tetapi dalam
pelaksanaan kasus Ny. R uji protein urine hanya dilakukan 3 kali pemeriksaan saja. Hal ini
disebabkan karena hasil pemeriksaan protein urine sudah negatif dan tekanan darah hanya
dilakukan per 6 jam sekali karena ibu dirawat RSU Dewi Sartika, dalam pemberian terapi obat
kolaborasi dengan dokter obgyn Nifedipin 10 mg 1 x , Vit C 25 mg 1 x 1, Fe 60 mg 1 x 1.
Jadi tidak terjadi kesenjangan antara teori dan tempat praktek dilapangan.
Evaluasi
Pada kasus Ny. R setelah dilakukan pemantauan selama 2
hari, umur kehamilan 40 minggu 6 hari diperoleh hasil tekanan
darah sudah turun menjadi 130/90 mmHg dan sudah tidak ada
oedema pada tangan dalam waktu 2 hari dan protein urine
dalam waktu 1 hari tetapi walaupun demikian tetap perlu
dilakukan pengawasan dengan anjuran kontrol lebih sering
sehingga bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan cepat
teratasi.
Pada data perkembangan rencana asuhan kebidanan
dituliskan dalam catatan perkembangan yang menggunakan
SOAP menurut Varney (2010) yang meliputi Subjektif, Objektif,
Assesment, dan Planning.
Jadi pada penanganan kasus Ny. R telah sesuai dengan
yang diharapkan meskipun dan tidak ada kesenjangan teori
dan praktek, karena Ny R di rawat di RSU Dewi Sartika
selama 2 hari, menjalani pemeriksaan tekanan darah per 6 jam
sekali, dan semua aktivitas ibu dipantau bidan. Sehingga
diharapkan ibu bisa sembuh dan beraktivitas kembali.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu hamil Ny.R GIIIPIAI dengan Pre-eklampsia ringan ibu
mengeluh pusing dan kaki bengkak dan data objektif diperoleh dari pemeriksaan fisik pada pasien tekanan
darah 140/100 mmHg, kaki bengkak serta ada penunjang yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium
protein urine positif (+).
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat sehingga didapatkan dalam
diagnosa aktual Ny.R GIIIPIAI 40 minggu 6 hari, janin tunggal, janin hidup, intra uteri, pungung kanan,
presentasi kepala, kepala sudah masuk pintu atas panggul dengan Pre-eklampsia ringan. Masalah yang
terjadi adalah perasaan cemas terhadap kehamilannya dan janinnya dan kebutuhan yang diberikan
memberi dukungan mental terhadap ibu dan penjelasan.
3. Kehamilan dan penjelasan tentang Pre-eklampsia ringan serta pengaruhnya terhadap kehamilan.
4. Diagnosa potensial pada bu hamil dengan Pre-eklampsia ringan yaitu Pre-eklampsia berat potensial terjadi
karena data objektif mendukung hal tersebut.
5. Dalam menentukan Antisipasi atau tindakan segera disesuaikan dengan kondisi pasien, tindakan segera
yang dilakukan pada ibu hamil dengan Pre-eklampsia ringan yaitu kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainya (Dokter Obgyn) untuk penenganan yang lebih lanjut.
6. Dalam menyusun suatu rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre-eklampsia ringan
dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan memberi dukungan mental, memberi konseling/ informasi Pre-
eklampsia ringan, menganjurkan untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas, diet, menganjurkan
pasien untuk memeriksakan kehamilan lebih sering yaitu 1 minggu sekali dan bila ada keluhan .
7. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan Pre-eklampsia ringan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat yaitu memberi dukungan mental dan konseling/ informasi Pre-eklampsia ringan,
menganjurkan ibu banyak istirahat dan membatasi aktivitas, diet rendah garam, serta menganjurkan
pasien untuk memeriksakam kehamilannya lebih sering yaitu 1 minggu sekali atau jika ada keluhan.
8. Setelah diberikan asuhan yang intensif selama 2 hari, pada ibu hamil dengan Pre-eklampsia ringan
mendapatkan hasil tekanan darah turun dari 140/100 mmHg menjadi 130/90 mmHg, ibu sudah merasa
tidak pusing dan kaki tidak bengkak dan protein urine negatif.
9. Pada kasus Ny.R GIIIPIAI tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek.
Saran
Bagi Pasien

Pasien disarankan untuk segera datang ke tenaga kesehatan jika


telah terjadi tanda-tanda bahaya kehamilan dan dianjurkan ANC
secara rutin guna mendeteksi adanya tanda bahaya kehamilan secara
dini.
Bagi Bidan

Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil


dengan Pre-eklampsia ringan bidan dapat memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Pre-eklampsia ringan hendaknya
bisa mendeteksi lebih dini untuk Pre-eklampsia ringan dan
melakukan konseling tentang bahaya kehamilan.
Rumah Sakit

Untuk RSU Dewi Sartika diharapkan untuk melengkapi sarana


Laboratorium
Institusi Pendidikan

Diharapkan agar istitusi pendidikan lebih meningkatkan atau


menambah reverensi, sehingga dapat membantu penulis atau
mahasiswa yang akan mengambil kasus yang sama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai