Anda di halaman 1dari 34

Senyawa Organik dan Anorganik

Sarjana Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata Kendal
Tubuh manusia tersusun dari senyawa organik
(dikenal dengan nama biomolekul) dan
senyawa anorganik (air dan mineral).
Maka, kita akan belajar :
 
1. Senyawa organik dan senyawa anorganik.
2. Tata nama senyawa organik dan anorganik.
3. Homeostatis senyawa organik atau anorganik
dalam tubuh manusia.
4. Pemanfaatan Bahan dalam Kehidupan Sehari-
hari
 
1.Senyawa Organik
dan
Senyawa Anorganik
Senyawa Organik
• Senyawa organik adalah senyawa molekuler
dengan kandungan utama dalam senyawa
tersebut adalah atom karbon dan atom
hidrogen
• Contoh senyawa organik yang ada dalam tubuh
manusia :
1. Glukosa (monosakarida),
2. Asam amino,
3. Lemak (gliseril tristearat).
Glukosa

Gambar 3.1 Struktur Senyawa Glukosa, Asam Amino, dan Gliserol Tristearat
Sumber : file.upi.edu
Contoh senyawa organik :
1. Gula berbentuk kristal putih
2. Bensin merupakan campuran hidrokarbon tak berwarna,
mudah menguap, dan mudah terbakar. Bensin ada yang
disebut dengan bilangan oktan.
• Bilangan oktan suatu senyawa bensin ditentukan oleh
banyaknya kadar isooktana dalam bensin.

Gambar 3.2 Struktur senyawa gula dan isooktana


Sumber : Clayden, Greeves, Warren, & Wothers, 2000
3. Alkohol dan Kokain

Gambar 3.3 Struktur senyawa alkohol dan kokain


Sumber : Clayden, Greeves, Warren, & Wothers, 2000

Adanya senyawa ini dalam tubuh menyebabkan


orang mengkonsumsinya merasa gembira
padahal efeknya sangat berbahaya bagi
kesehatan
Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik adalah senyawa-
senyawa diluar senyawa organik yang
mengandung unsur yang berbeda
Perbedaan Antara
Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik
Aspek Senyawa Organik Senyawa Anorganik
Komposisi unsur Unsur utama penyusun Semua unsur dapat
penyusunnya senyawa adalah C dan H. membentuk senyawa
Unsur lainnya adalah O, N, P, anorganik
S, dan halogen

Jenis ikatan kimia Ikatan kovalen Ikatan ionik


Titik didih/Titik Leleh Rendah Tinggi
Kelarutan dalam air Tidak larut Larut
Kelarutan dalam pelarut Larut Tidak larut
organik

Daya hantar listrik Tidak dapat menghantarkan Menghantarkan arus


arus listrik listrik

Kemudahan bereaksi dengan Mudah terbakar Tidak mudah terbakar


oksigen

Kemudahan menguap Mudah menguap Tidak mudah menguap


2. Tata Nama
Senyawa Organik
dan Senyawa
Anorganik.
Senyawa Organik
• Penentuan nama biasanya ditentukan
dari gugus fungsi yang diikat oleh
senyawa tersebut dan jumlah ikatan C di
dalamnya.
• Penanamaan seyawa organik ada yang
secara trivial (nama lazim) dan ada yang
berdasarkan nama IUPAC (International
Union of Pure and Applied Chemistry).
Contoh Penamaan Senyawa
• Secara trivial : glukosa

• Secara IUPAC :
2,3,4,5,6 pentahidroksiheksanal.
Karena jumlah atom C nya ada 6, gugus
fungsi yang ada dalam struktur tersebut
adalah -OH pada atom C nomor 2,3,4,5,6
dan -COH pada atom C nomor 1

Gambar 3.4 Struktur glukosa


Sumber : file.upi.edu
Senyawa Anorganik
• Senyawa Biner adalah senyawa yang tersusun atas dua unsur
dengan tata nama:

Nama Indeks Unsur 1 + Nama Unsur 1 + Nama


Indeks Unsur 2 + Nama unsur 2 + Ida

Catatan :
Indeks 1 (mono-) pada unsur nomor 1 tidak disebutkan.
Contoh:
HCl = Hidrogen Klorida
CO = Karbon Monoksida
CO2 = Karbon Dioksida
Senyawa Anorganik
• Senyawa Ion adalah senyawa yang terdiri atas kation (atom yang
melepaskan elektron) dan anion (atom yang menangkap elektron) dengan
tata nama:

Kation + Anion
Catatan :
• Untuk penamaan senyawa ion, kata ion tidak disebutkan.
• Nama-nama senyawa ion yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi dibedakan
dengan menuliskan biloksnya.

Contoh:
NaCl = natrium klorida
Ca3(PO4)2 = kalsium fosfat
Bukan: Kalsium (II) fosfat karena biloks Ca hanya ada 1 saja yaitu (+2).
Jadi, biloksnya tidak disebutkan. Tetapi pada FeCl2 = Besi (II) Klorida.
Karena biloksnya atau muatan ionnya ada dua yaitu +2 dan +3 jadi harus
dituliskan dalam angka romawi.
Tabel 3.2
Nama-Nama Kation dan Anion
Nama Beberapa Kation Nama Beberapa Anion
H+ : ion hidrogen OH- : ion Hidroksida
Na+ : ion Natrium O 2-
: ion Oksida
K+ : ion Kalium CO3 2-
: ion Karbonat
Mg2+ : ion Magnesium SiO32- : ion Silikat
Ca2+ : ion Kalsium C2O4 2-
: ion Oksalat
Ba2+ : ion Barium F -
: ion Fluorida
Al3+ : ion Aluminium Cl -
: ion Klorida
Sr2+ : ion Stronsium Br -
: ion Bromida
Zn2+ : ion Seng I-
: ion Iodida
Ni2+ : ion Nikel CN- : ion Sianida
Ag+ : ion Perak SCN -
: ion tiosianat
Pt4+ : ion Platina (IV) NCS -
: ion isotiosianat
NH4+ : ion Amonium -
CH3COO : ion Asetat
Pb2+ : ion Timbal (II) HCOO- ; ion format
Pb4+ : ion Timbal (IV) S 2-
: ion Sulfida
Fe2+ : ion Besi (II) SO32- : ion Sulfit
Fe3+ : ion Besi (III) SO4 2-
: ion Sulfat
Hg+ : ion Raksa (I) S2O3 2-
: ion tiosulfat
Hg2+ : ion Raksa (II) S2O6 2-
: ion ditionat
Au+ : ion Emas (I) S4O6 2-
: ion tetrationat
Au3+ : ion Emas (III) SO 2-
: ion pirosulfit
NH4+ : ion Amonium CH3COO- : ion Asetat
Pb2+ : ion Timbal (II) HCOO- ; ion format
Nama
Pb4+ Beberapa Kation
: ion Timbal (IV) Nama
S2- Beberapa Anion
: ion Sulfida
2+ 2-
Fe : ion Besi (II) SO3 : ion Sulfit
Fe3+ : ion Besi (III)
Hg+ : ion Raksa (I)
SO4
S2O3
2-
2-
: ion Sulfat
: ion tiosulfat
Lanjutan
Hg2+ : ion Raksa (II) S2O6 2-
: ion ditionat
Au+ : ion Emas (I) S4O62- : ion tetrationat
Au3+ : ion Emas (III) S2O5 2-
: ion pirosulfit
Cu+ : ion Tembaga (I)
Cu2+ : ion Tembaga (II)
S2O7
NO3 -
2-
: ion pirosulfat
: ion Nitat
Tabel 3.2
Sn2+ : ion Timah (II)
Sn4+ : ion Timah (IV)
NO2
PO3
-
3-
: ion Nitrit
: ion Fosfit Nama-
3-

Nama
PO4 : ion Fosfat
3-
SbO3 : ion Antimonit
3-
SbO4 : ion Antimonat
ClO
ClO2
-
-
: ion Hipoklorit
: ion Klorit
Kation dan
Anion
-
ClO3 : ion Klorat
-
ClO4 : ion Perklorat
MnO4- : ion Permanganat
2-
MnO4 : ion Manganat
3-
AsO3 : ion Arsenit
3-
AsO4 : ion Arsenat
2-
SnO2 : ion Stannit

SnO32- : ion Stannat


PbO22- : ion Plumbit
PbO32- : ion Plumbat
CrO42- : ion Kromat
Cr2O72- : ion Dikromat
3. Homeostatis Senyawa
Organik
atau Senyawa Anorganik
dalam Tubuh Manusia
Homeostatis
• Suatu keadaan dimana komposisi kimia dan fisiokimia suatu
organisme bernilai konstan atau setimbang

• Keseimbangan ionik dalam tubuh manusia antara senyawa


organik dan anorganik perlu dipertahankan.
Parameter-parameter yang memengaruhi
Homeostatis
• Parameter biologis :
temperatur tubuh, tekanan osmotik pada cairan, konsentrasi ion
hidrogen, kandungan protein dan gula, konsentrasi ion dan ratio ion-
ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan sebagainya.

Zat anorganik dalam bentuk mineral merupakan zat yang


diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin.

Parameter-parameter tersebut harus dalam keadaan


konstan sehingga untuk menjaganya diperlukan mineral
dalam tubuh manusia.
Garam mineral
• Garam mineral yang merupakan senyawa anorganik ketika berada dalam
bentuk cairan sel, baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion, yaitu
kation dan anion.

• Kation yang dibentuk dapat berupa kation logam seperti Na+, K+, Ca2+,
Mg2+, dll dan kation poliatomik seperti ion amonium (NH4+) dan ion
hidronium (H3O+).

• Anion yang dibentuk merupakan residu asam contohnya Cl-,


HCO3-, SO42-, H2PO4- dan sebagainya.

• Pada kondisi normal seluruh cairan di dalam organisme


adalah elektrolit netral, dimana jumlah ion positif (kation)
equivalen dengan jumlah ion negatif (anion).
Contoh Distribusi Cairan Tubuh
pada Kompartemen Ekstraseluar dan Intraselular

Sumber : Tortora GJ and Derirckson, 2009


4. Pemanfaatan Bahan
dalam Kehidupan
Sehari-Hari
• Setiap bahan mempunyai sifat.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut bahan digunakan
sebagai bahan dasar suatu barang atau benda.
• Benda-benda digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
a. Bahan Kayu
• Kayu berasal dari bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
akibat proses lignifikasi (pengayuan).

Komponen utama pada kayu adalah lignoselulosa dan senyawa ekstraktif.

Lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin, sedangkan senyawa ekstraktif
dapat berupa asam lemak, resin, lilin, dan terpena.
b. Bahan Gelas
• Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang, dengan
kekerasan yang cukup tetapi sangat rapuh dan mudah pecah menjadi
pecahan yang tajam.

Sifat-sifat unggul :
(1) kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan
mikroorganisme;
(2) tidak bereaksi dengan bahan kimia;
(3) dapat didaur ulang;
(4) tembus pandang; dan
(5) kaku dan kuat

Gambar 3.9. Produk Berbahan Gelas


c. Bahan Plastik
• Plastik sintetis pertama kali ditemukan oleh Leo Hendrik Baekeland, seorang
ahli kimia berkebangsaan Belgia pada tahun 1907 dengan nama pertama
bakelit.

Gambar 3.11. Styroform dan struktur polistirena

Berdasarkan struktur penyusun bakelit, dapat dilihat bahwa bakelit tersusun atas senyawa
organik golongan formaldehid (metanal) dan aromatik (fenol)
d. Bahan Tanah Liat
• Keramik halus dibuat dengan bahan baku dari oksida-oksida
logam atau logam, seperti: oksida logam (Al O , ZrO , MgO, dan
lainnya).
• Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.

Gambar 3.13. Produk Berbahan Tanah Liat


e. Bahan Serat
• Serat biasanya dikaitkan dengan buah-buahan dan
sayuran.
• Serat juga digunakan sebagai bahan baku tekstil (bahan
pembuat pakaian) yang merupakan suatu polimer.

Gambar 3.14. Produk Berbahan Serat


f. Bahan Karet
• Karet secara alami diperoleh dengan menyadap
(menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek
tumbuhan) batang pohon karet untuk mendapatkan
getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks.
• Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang
mempunyai bobot molekul yang besar
Sifat Bahan Yang Harus Dipelajari

1. Konduktivitas Panas
2. Konduktivitas Listrik
3. Elastisitas
4. Titik Leleh dan Titik Beku
Klasifikasi Senyawa Organik
Berdasarkan Gugus Fungsi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai