b) Kation yang dapat membentuk dua macam ion. (biasanya kation dari logam golongan transisi)
• Traditional name: Sebutkan nama logam (dalam bahasa latin) dengan memberi akhiran-o untuk kation muatan rendah, dan akhiran-i untuk kation muatan tinggi
• Stock system : Sebutkan nama logam(dalam bahasa Indonesia) diikuti besar muatan kation ditunjukkan dengan angka romawi di dalam kurung(tanpa spasi)
kation Nama Tradisional (Trivial) Nama Sistimatik (Stock Name)
Cu+ Ion kupro Ion tembaga(I)
Cu2+ Ion kupri Ion tembaga(II)
Hg2 2+ In merkuro Ion raksa(I)
Hg2+ Ion merkuri Ion raksa(II)
Co2+ Ion kobalto Ion kobalt(II)
Co3+ Ion kobalti Ion kobalt(III)
Cr2+ Ion kromo Ion kromium(II)
Cr3+ Ion kromi Ion kromium(III)
Fe2+ Ion ferro Ion besi(II)
Fe3+ Ion ferri Ion besi(III)
Mn2+ Ion mangano Ion mangan(II)
Mn3+ Ion mangani Ion mangan(III)
Pb2+ ion plumbo Ion timbal(II)
Pb4+ ion plumbi Ion timbal(IV)
Sn2+ ion stanno Ion timah(II)
Sn4+ ion stanni Ion timah(IV)
c) Polyatomic kation
NH4+ ion ammonium
PH4+ ion fosfonium
2. PENAMAAN ANION
a) Anion mono atomic diberi nama diambil dari nama unsur dan diberi akhiran-ida.
Nama tradisional dan nama sistimatiknya sama
• Halogen dapat membentuk 4 macam okso anion. Oxo anion dengan jumlah oksigen terbanyak diberi awalan per- , sedangkan okso anion dengan jumlah oksigen paling sedikit diberi awalan
hipo- .
Nama
Senyawa Ion Traditional Systematic
Fe(NO3)2 Ferro nitrat Besi(II) nitrat
Fe2(SO3)3 Ferri sulfit Besi(III) sulfit
Cu(HCO3)2 Cupri bikarbonat Tembaga(II) bikarbonat
Senyawa kovalen yang paling sederhana adalah senyawa kovalen biner, yaitu senyawa yang terbentuk dari 2 unsur nonlogam.
Senyawa ini diberi nama dengan menganggap seolah-olah salah satu unsurnya lebih seperti kation dibanding unsur yang satunya dengan urutan sebagai berikut:.
Elements: B Si C Sb As P N H Te Se S I Br Cl O F
Group: 13 14 15 1 16 17 16 17
CONTOH:
Senyawa yang tersusun dari 3 unsur F dengan 1 unsur N dituliskan dengan lambang NF 3 bukan F3N. Air dilambangkan dengan H2O bukan OH2
Penamaan senyawa kovalen biner menggunakan aturan sbb:
• Unsur pertama disebutkan terlebih dahulu, menggunakan nama unsurnya
• Unsur kedua diberi nama seolah-olah sebagai anionnya (diberi akhiran-ida)
• Awalan (mono, di, tri, tetra,penta, heksa) digunakan untuk menyatakan banyaknya unsur pada senyawa tersebut. Huruf terakhir “o” atau “a” sering dihilangkan jika unsur berikutnya dimulai
dengan huruf vocal.
Example : N2O4 dinamakan dinitrogen tetroksida, bukan dinitrogen tetraoksida
Awalan “mono” tidak pernah digunakan untuk nama unsur yang pertama.
Example CO disebut karbon monoksida, bukan monokarbon monoksida
2. ASAM
Asam adalah zat yang di dalam air menghasilkan satu atau lebih ion H+ dan anion
Dissolve in water
HCl(g) H+(aq) + Cl- (aq)
Ion H+ yang dihasilkan bereaksi dengan air menghasilkan ion hidronium, H3O+
H+(aq) + H2O(l) H3O+(aq) .
Asam Monoprotik dan Asam Poliprotik
Jika suatu asam dapat menghasilkan hanya 1 ion H+ disebut asam monoprotik Contoh : HCℓ, HNO3, and HCℓO4.
Jika suatu asam dapat menghasilkan 2 ion H+ disebut asam diprotic Contoh: H2SO4 and H2CO3.
Jika suatu asam dapat menghasilkan 3 ion H+ disebut asam triprotik Contoh: H3PO4
Secara umum, asam yang dapat menghasilkan lebih dari 1 ion H+ disebut asam politropik.
PENAMAAN ASAM
Nama asam dengan cara memberi awalan “asam” lalu diikuti nama anionnya
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dibedakan menjadi 2, yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantakan
arus listrik, karena dalam lautan elektrolit, larutan tersebut terurai menjadi ion atau mengalami ionisasi, dimana ion-ion tersebut bebas bergerak.Yang termasuk larutan elektrolit adalah larutan dari
senyawa ion dan larutan dari senyawa kovalen polar yang mengandung ion.
Sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak mengalami ionisasi. Untuk membedakan larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan
larutan nonelektrolit digunakan alat uji elektrolit.
Kesimpulan:
Berdasarkan kemampuan menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi 2 yaitu laruan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
1. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, yaitu larutan dari senyaw kovalen nonpolar (misalnya minyak, eter) dan senyawa kovalen polar yang tidak mengandung ion
(misalnya larutan gula C12H22O11; larutan urea, CO(NH2)2; larutan glukosa C6H12O6; alkohol C2H5OH; ).
2. Sedangkan larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion yang bisa bergerak bebas, yaitu larutan dari senyawa ion atau garam dan senyawa kovalen polar yang
mengandung ion ( misalnya asam dan basa).
3. Berdasarkan derajat ionisasi (α) yaitu perbandingan banyaknya zat yang terurai menjadi ion terhadap zat mula-mula, larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat
maka seluruhnya atau hampir seluruhnya zat terurai menjadi ion. Sedangka elektrolit lemah hanya sebagian kecil zat terurai menghasilkan ion.
a. Elektrolit kuat, adalah zat elektrolit yang terurai sempurna dalam air. Daya hantar listriknya relatif baik walaupun konsentrasinya relatif kecil. Tergolong elektrolit kuat yaitu:
1) Asam-asam kuat, seperti : HCl, HBr,HI, HClO3, H2SO4, HNO3, dsb.
2) Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2, dsb
3) Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dsb
b. Elektrolit lemah, adalah zat elektrolit yang terurai sebagian membentuk ion-ionnya dalam pelarut air.
Contoh :
1). Asam-asam lemah, seperti: CH3COOH(cuka), HCN,HF, H2CO3, H2S, dan lain-lain
2). Basa-basa lemah seperti: NH4OH atau NH3 (ammonia), Ni(OH)2, Be(OH)2, Mg(OH)2, dan lain-lain
3). Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2, dan lain-lain