Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam
kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh
karenanya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai salah satu penilaian dari tugas kelompok perkuliahan
Biofarmasetika yang berjudul Inhalasi. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis yakin di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan dari penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Atas perhatiannya, penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
5.
6.
pemberian obat
melalui inhalasi ?
Bagaimanakah pelaksanaan pemberian obat melalui inhalasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
pernafasan memerlukan obat inhalasi yang berbeda. Sebagai contoh, klien dengan
asma biasanya menerima obat antiimfamasi karena asma merupakan penyakit
imflamasi sementara klien dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) menerima
brokoladilator karena biasanya mereka memiliki masalah dengan bronkokostriks.
Beberapa inhaler mengandung kombinasi dari obat darurat. Dan perbaikan.
Karena lien bergantung pada obat inhalasi untuk mengontrol penyakitnya, maka
mereka
perlu
mengetahui
mengenai
obat
tersebut
dan
bagaimana
cara
terapi
yang
inhalasi
sangat
membutuhkan
bermanfaat
pengobatan
pada
segera
keadaan
dan
untuk
dapat
anak-anak.Ashma
adalah
suatu
gangguan
pada
saluran
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3. Nebulizer
Alat nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal
dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik sehingga
Keuntungan
terapi
inhalasi
menggunakan
nebulizer
4.
5.
6.
dengan baik.
7. duduk dalam posisi tegak baik dalam pangkuan atau kursi.
8.
apabila menggunakan masker, letakkan dalam posisi yang
9.
berkurang
secara
spesifik.
Medikasi
nebulizer
cardiac
rate
dan
menimbulkan
disritmia.
dari
oral.
Rute
intranasal
nampaknya
ideal
karena
obat.
Penemuan
mereka
didemonstrasikan
sebagai
Antibiotik
Sulfasetamide
Vasokontriktor
Germisid
Antiseptik
larutan
sulfat
dalam
propilen
glikol
tak
perlu
dibuat
dengan
kombinasi
Nipagin
(0.026%)
Nipasol
(0.014%).
Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :
1. Sebaiknya digunakan pelarut air
2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem
fungsi rambut getar epitel
3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut
stabil hendaknya ditambahkan dapar (buffer)
4. Usahakan agar larutan isotoni
5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat
diusahakan penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya
agar mendekati secret lendir hidung
6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi
alkali
7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung
yang mengandung menthol, karena dapat menyebabkan karam
(kejang) pada jalan pernafasan
8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien
9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan
bakteri selama dan pada saat obat diteteskan.
Dapar fosfat untuk obat tetes hidung (pH 6,5) dapat digunakan
dan dibuat seperti tersebut dibawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bentuk
uap
kepada
si
sakit
langsung
melalui
alat
Dose
Inhaler
(MDI)
Tanpa
Spacer,
Dry
Powder
2.
3.
4.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA