PENDAHULUAN
Terapi inhalasi merupakan suatu jenis terapi yang diberikan melalui saluran nafas yang
bertujuan untuk mengatasi gangguan atau penyakit pada paruparu. Tujuan dari terapi inhalasi ini
adalah untuk menyalurkan obat langsung ke target organ yaitu paru-paru, tanpa harus melalui jalur
sistemik terlebih dahulu. Dalam terapi inhalasi, pada prinsipnya sediaan obat yang diberikan
dibentuk menjadi partikel-partikel aerosol terlebih dahulu dengan penggunaan generator aerosol.
Obat aerosol juga dapat digunakan langsung dari inhaler, yaitu sediaan obat berupa tabung semprot
yang dapat menyemprotkan obat aerosol langsung ke saluran pernapasan. Terapi aerosol biasanya
digunakan untuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, terapi ini juga dapat digunakan
untuk mengobati penyakit lain pada paru-paru dan saluran pernapasan, seperti bronkitis kronis,
asma, dan emfisema.
PRINSIP AEROSOL
Aerosol merupakan suspensi partikel-partikel zat padat atau cairan di dalam gas. Ukuran
partikel aerosol yang dikeluarkan oleh alat inhalasi adalah penting, karena berkaitan dengan
sampainya obat yang terinhalasi ke target aksi di dalam paru-paru. Ukuran partikel obat antara 2-5
mikron terbukti memiliki potensi terbesar untuk terdeposisi ke seluruh cabang bronkus. Partikel obat
berukuran <2 mikron terdeposisi dalam saluran nafas bronkiolus terminal dan alveolus dengan cara
sedimentasi. Sementara partikel >5 mikron cenderung terdeposisi pada saluran nafas yang lebih
proksimal atau orofaring, yang tidak akan menghasilkan efek klinis dan menimbulkan peningkatan
potensi obat akan tertelan, dan dapat menimbulkan efek samping melalui penyerapan saluran
cerna.
Deposisi obat aerosol di dalam saluran nafas terjadi karena adanya turbulensi dan daya
bentur (inertial impaction) yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, cara inhalasi, sifat
fisik aerosol, ukuran partikel, dan keadaan saluran nafas penderita. Keunggulan utama terapi aerosol
adalah mampu mengantarkan obat secara langsung menuju ke saluran pernapasan dalam waktu
cepat, sehingga efek obat dapat segera bekerja setelah terapi diberikan.
JENIS OBAT
Ada beberapa jenis obat yang sering dipakai sebagai terapi inhalasi, yaitu bronkodilator
untuk melebarkan dan melegakan saluran pernapasan, kortikosteroid untuk mengatasi peradangan,
antikolinergik untuk membantu relaksasi otot pernapasan, Agonis adrenergik inhalasi untuk
meredakan dengan cepat keluhan bronkospasme, wheezing dan obstruksi aliran udara, mukolitik
untuk mengencerkan dahak, proteolitik untuk menghancurkan protein padasputum yang purulen
Referensi :
Rasmawati, Ni Luh Made, dan Tjahya Aryasa EM. 2017. Terapi Inhalasi. Makalah. Universitas
Udayana
Supriyatno, bambang, dan Heda. ,,Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002: 67 - 73