Anda di halaman 1dari 32

Sistem Penghantaran Obat

Pulmonal

PENYAJI :
DINA ANITASARI
FREDY NASEL
RIAH TRISNAWATI
Outline

1 Pendahuluan

2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan

3 Kelebihan Sistem Penghantaran secara Pulmonal

4 Keterbatasan Sistem Penghantaran secara Pulmonal

5 Bentuk Sediaan Sistem Penghantaran Obat Secara Pulmonal


– MDI, DPI, Nebulizer

Mekanisme penghantaran obat pada sistem penghantaran


6 Pulmonal – Deposisi, metabolisme, bersihan, absorpsi
Pendahuluan

Rute pulmonal telah digunakan untuk pengobatan


berbagai penyakit pernapasan sejak ribuan tahun
yang lalu.
India (4000 tahun yang lalu) penderita batuk
menghirup daun Atropa belladona
(Awal abad 19) ditemukan metode nebulisasi cairan
(1920-an) adrenalin sebagai larutan nebulisasi
(1945) penggunaan penisilin untuk infeksi paru-paru
(1950-an) diperkenalkan penggunaan steroid untuk
pengobatan asma
Pendahuluan

Penghantaran obat pulmonal digunakan terutama


untuk pengobatan saluran pernapasan, untuk
menghantarkan obat yang beraksi secara lokal
Paru-paru juga dapat digunakan sebagai rute untuk
penghantaran obat ke dalam sirkulasi sistemik
Teknologi pulmonal menyediakan alternatif
penghantaran yang eksklusif dan inventif selain
injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan, atau
penghantaran per oral
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Kelebihan Sistem Penghantaran secara Pulmonal

Merupakan metode non invasif dari penghantaran obat


menuju pembuluh darah untuk obat-obat yang selama ini
hanya bisa dihantarkan melalui rute injeksi, misalnya
berbagai protein dan peptida termasuk insulin untuk
pengobatan diabetes dan interferon untuk pengobatan
multiple schlerosis.
Merupakan sistem penghantaran yang sangat efisien untuk
pengobatan yang ditergetkan pada paru-paru seperti untuk
penyakit asma, emfisema, khronik bronkhitis dan lain-lain.
Onset kerja obat yang sangat cepat, yang sebanding dengan
pemberian secara intra vena, dan lebih cepat jika
dibandingkan rute oral maupun subkutan.
Kelebihan Sistem Penghantaran secara Pulmonal

Menghindari berbagai masalah yang ditimbulkan


saat obat melewati saluran cerna, seperti kelarutan
yang kurang baik, ketersediaan hayati yang rendah,
iritasi lambung, metabolit yang tidak diinginkan,
interaksi dengan makanan, dan variasi dosis.
Dosis pemberian dapat dibuat lebih rendah
dibanding pemberian oral.
Efek samping yang ditimbulkan kecil karena bagian
tubuh yang terpapar obat sangat terlokalisasi.
Keterbatasan Sistem Penghantaran secara Pulmonal

Penggunaan alat-alat MDI, DPI maupun nebulizer


membutuhkan ketrampilan khusus untuk mendapatkan
efisiensi dan dosis yang tepat, maka dalam hal pemberian
resep obat-obatan dengan rute ini wajib diikuti dengan
edukasi yang cukup kepada pasien atau keluarga pasien.
Absorpsi obat menjadi terbatas karena adanya
penghalang (physical barier) dari lapisan mukus.
Kurang tepatnya dosis ketika dilakukan pemberian
berulang.
Hal ini dikarenakan adanya degerasi penyakit, masalah
dari peralatan, dan ketidakstabilan dalam formulasi
Bentuk Sediaan Sistem Penghantaran Obat Secara
Pulmonal

Metered Dose Inhalers


Dry Powder Inhalers
Nebulizer
Metered Dose Inhalers (MDI)

• Menghasilkan ukuran partikel <5 μm

• Obat dicampur ke dalam kanister dengan


propelan, dan campuran yang dihasilkan akan
dikeluarkan dalam jumlah yang terukur secara
tepat karena aktuasi dari perangkat

• Kontainer (10 ml) dalam MDI harus bersifat inert


secara kimia, dari ekstrusi aluminium secara
fabrikasi, dapat menahan tekanan internal >400
kPa

• Metering valve untuk melepaskan produk


dengan volume tetap selama adanya aktuasi,
kisaran 25 sampai 100 μ1
Metered Dose Inhalers (MDI)

• Propelan : campuran senyawa klorofluorokarbon (CFC)  toksisitas yang


rendah terhadap paru-paru, stabilitas kimia yang tinggi serta kompatibilitas
dengan bahan pengemas

• Triklorofluorometana (CFC 11), Diklorofluorometana (CFC 12), 1,2-


diklorotetrafluorometana (CFC 14), HFA-134

• Campuran propelan menghasilkan tekanan udara yang tinggi (350-450 kPa)


pada temperatur ruang. Karena alat disegel maka hanya sedikit fraksi
propelan yang berada dalam bentuk gas. Depresi dari aktuator akan
membuka katup dan sejumlah volume yang terukur akan keluar melalui
lubang akibat tekanan internal wadah. Penurunan tekanan udara yang sangat
cepat di atmosfer akan memicu evaporasi propelan dengan segera. Peristiwa
menguapnya propelan akan menghasilkan panas sementara yang dapat
menyebabkan atomisasi dari zat aktif. Energi tersebut akan mengubah cairan
menjadi tetesan dan bergerak dengan kecepatan kira-kira 30 m/det
Metered Dose Inhalers (MDI)

• MDI mengharuskan pasien belajar


bagaimana mengatur ekshalasi dan
inhalasi dengan aktuasi dari perangkat
• Dapat diatasi dengan menggunakan
spacer
• Kelebihan dan keterbatasan MDI :

Kelebihan Keterbatasan
Dapat digunakan untuk obat dengan dosis Sulit dalam penggunaan dan membutuhkan
ganda (hingga 200 kali) teknik inhalasi khusus
Relatif tidak mahal Menggunakan CFC yang merusak ozon
Menjaga obat dari degradasi lingkungan Deposisi oral cukup tinggi
Memberikan keterulangan dosis yang baik Dosis maksimum hanya 5 mg
Tidak dapat digunakan untuk semua jenis
obat
Dry Powder Inhalers (DPI)

• Menghantarkan zat aktif berupa serbuk kering


ukuran sekitar 1-6 µm

• DPI dapat dibedakan menjadi sistem aktif dan


pasif :

a. Sistem pasif : Inspirasi dari pasien


merupakan sumber utama energi untuk
aerosolisasi serbuk obat

b. Sistem aktif : aerosolisasi independen


terhadap inspirasi, menggunakan sumber
energi eksternal misalnya kompresi udara,
getaran listrik, atau mechanical impeller
Dry Powder Inhalers (DPI)

• DPI dapat dibedakan berdasarkan dosis penggunaan:

a. Inhaler dosis tunggal (Unit-Dose Devices)


Inhaler dengan satu kapsul berisi serbuk yang ditempatkan di
bagian holder alat. Kapsul akan terbuka apabila alat dihirup
kemudian serbuk di dalamnya dapat masuk ke saluran napas

b. Inhaler dosis ganda (Multi-Dose Device)


Inhaler ini menggunakan lempeng sirkular (circular disk) yang
mengandung empat atau delapan dosis serbuk pada satu
lempeng tunggal. Dosis ini dipertahankan dalam reservoir
blister aluminium terpisah sampai sesaat sebelum inspirasi.
Dry Powder Inhalers (DPI)

• Berdasarkan jenis formulasi, DPI dibedakan menjadi 2 jenis :

a. Sistem pembawa (carrier-based system)


Menghantarkan obat dengan dosis tinggi hingga mencapai
ratusan mikro (albuterol sulfat menjadi 400 µg ; formoterol
hanya ≤12 µg).
Prinsip : mencampurkan obat termikronisasi dengan pembawa
seperti laktosa. Obat menempel pada partikel yang lebih besar
sehingga diperoleh campuran yang seragam dan memiliki aliran
yang baik

b. Sistem aglomerasi
Terdiri dari obat murni atau campuran obat dengan eksipien dengan
ukuran sangat halus. Obat dihantarkan dengan mekanisme
deaglomerasi dan aerosolisasi
Dry Powder Inhalers (DPI)

• Obat dapat dihantarkan dari DPI


dengan cara mengalirkan udara pada
serbuk obat.

• Dispersi partikel pada udara


pernapasan bergantung pada
turbulensi udara yang diciptakan pada
wadah obat.

• Turbulensi pada wadah menyebabkan


agregat dari obat-pembawa atau
aglomerat-obat pecah menjadi partikel
yang lebih kecil sehingga dapat dibawa
ke saluran napas yang lebih rendah
dan juga untuk memisahkan obat dari
pembawanya
Dry Powder Inhalers (DPI)

• Kelebihan dan keterbatasan DPI :

Kelebihan Keterbatasan
Mudah digunakan dan dibawa Membutuhkan inspirasi udara yang cukup
kuat
Tidak menggunakan propellan Dapat merangsang refleks batuk
Stabilitas produk dan formulasi lebih baik Kelembapan dapat menyebabkan agregasi
serbuk dan melunakkan kapsul
Potensi untuk menghantarkan suatu massa Dosis menjadi tidak sesuai apabila pasien
obat yang rendah atau tinggi per hirupan menghembuskan napas
Kerentanan yang rendah terhadap
pertumbuhan mikroba
Dapat diterapkan pada obat yang larut dan
tidak larut air
Nebulizer

• Perangkat untuk mengubah larutan atau


suspensi termikronisasi dari suatu obat menjadi
aerosol untuk inhalasi

• Nebulizer yang ideal diharapkan memenuhi


kriteria berikut :

a. Volume residu yang minimal (<0,5 ml)


b. Aerosol dihantarkan hanya ketika inhalasi
c. Tidak ada aerosol yang dilepaskan ke
lingkungan
d. Aerosol dihantarkan dengan distribusi ukuran
yang sesuai untuk deposisi paru-paru atau
trakeobronkial
e. Perangkat kecil dan mudah dibawa
f. Cepat dan mudah di dalam penggunaannya
g. Dapat memonitor kepatuhan pasien
Nebulizer

• Terdapat dua tipe dasar nebulizer :

a. Jet nebulizer
Jet nebulizer bekerja dengan prinsip Bernoulli dimana gas (udara atau
oksigen) yang terkompresi melewati celah sempit inlet membentuk area
bertekanan rendah pada outlet. Hal ini menyebabkan larutan obat berubah
menjadi droplet dalam aliran gas

b. Ultrasonic nebulizer
Ultrasonic nebulizer menggunakan getaran dari kristal piezoelektrik pada
frekuensi tinggi (biasanya 1-3 MHz) untuk menghasilkan sumber tetesan/
droplet di ruang nebulizer; semakin tinggi frekuensi, semakin kecil tetesan
yang dihasilkan.
Nebulizer

• Kelebihan dan keterbatasan Nebulizer :

Kelebihan Keterbatasan
Tidak memerlukan teknik khusus atau Waktu inhalasi yang cukup lama dan
kemampuan koordinasi kurang efisien
Dapat mengaerosolisasi banyak jenis Rendahnya pengontrolan dosis (rata-rata
larutan obat hanya 10% dari dosis obat yang
ditempatkan dalam nebulizer yang dapat
terdeposisi ke dalam paru-paru)
Dapat digunakan untuk penghantaran obat Peralatan yang sulit dibawa dan
dosis besar membutuhkan listrik dan gas
Dapat digunakan untuk pasien anak-anak, Isinya mudah terkontaminasi
orang tua, pasien disabilitas dan pasien
yang tidak dapat menggunakan jenis
inhalasi lain
Kompresor yang digunakan relatif mahal
Mekanisme penghantaran obat pada sistem penghantaran
Pulmonal

Deposisi
Disolusi
Metabolisme
Bersihan
Absorpsi
Mekanisme penghantaran obat pada sistem penghantaran Pulmonal
Deposisi

Sedimentasi gravitasi : proses deposisi obat karena


adanya aktifitas dari gaya gravitasi

Impaction : Proses deposisi obat yang terjadi karena


adanya perubahan tekanan aliran udara

Difusi : Proses deposisi obat yang terjadi akibat


adanya gerakan Brownian
Deposisi
Faktor – faktor yang mempengaruhi deposisi obat

Cara inhalasi
 Deposisi melalui tenggorokan dan mulut akan meningkatkan
ketidaseragaman dalam jumlah dosis yang diterima oleh pasien
dan kemampuan menghirup juga akan meningkatkan efikasi dari
proses deposisi.
Deposisi Oropharyngeal
 Variasi pada diameter dan panjang individual dapat menyebabkan
perbedaan volumetrik dan struktur pada setiap pasien.
 Perbedaan secara struktural dengan variasi pada pernafasan akan
membuat volume tidal berada pada range 460 hingga 900 mL
pada dewasa yang mampu menghasilkan perbedaan dua kali pada
proses deposisi.
Disolusi

Obat yang dihantarkan melalui sistem pengantaran


pulmonal mengalami disolusi sebelum proses
absorbsi maupun metabolisme
Sifat fisikokimia dari zat yang digunakan dalam
sistem penghantaran pulmonal akan mempengaruhi
proses disolusi
Bersihan Mukosiliari dan Batuk

Sekresi dan pengeluaran zat asing yang terdeposisi


pada aliran udara
Sel silia pada epitelium mentranspor mukus
bersama dengan obat yang terdeposisi
Bersihan oleh Makrofag Alveolar

Pemecahan obat yang terdeposisi pada area alveolar


akan cenderung difagosit oleh makrofag alveolar
Pembuangan partikel melalui transpor sepanjang
permukaan alveolar menuju escalator mukosiliari
atau translokasi menuju limfe trakeabronkial atau
melalui degradasi enzim internal.
Fagositosis muncul secara optimal untuk partikel
dengan ukuran 1,5 – 3 micrometer
Metabolisme

Tubuh memiliki enzim yang bekerja


mentedoksifikasi seperti golongan enzim
cytochrome P450 yang kosentrasinya sangat tinggi
pada hepatosit dan enterosit namun juga ditemukan
pada paru – paru
Ekspresi kadar enzim di pulmonal secara umum
lebih rendah dan pola enzim metabolisme obatnya
akan berbeda
Metabolisme kadang dapat memberikan keuntungan
pada pengunaan beberapa obat.
Absorpsi obat Pulmonal

Karakteristik absorpsi yang optimal pada pulmonal


tergantung pada bagian dimana obat beraksi.
Sifat fisikokimia mempengaruhi absopsi obat di
pulmonal
Hidrofil dengan berat molekul rendah akan
terabsorpsi kurang dari 1 menit
Tidak larut hingga hidrofob tinggi akan terabsorpsi
hingga 1 minggu.
Absorpsi obat Pulmonal

Difusi pasif
Transporter obat
Transpor Vesicle-Mediated

Anda mungkin juga menyukai