Anda di halaman 1dari 25

TERAPI INHALASI

Oleh :
Dr. Inge Cahya Ramadhani, SpP

1
PENDAHULUAN
“inhaler” Penemuan teknik
inhalasi terus
berkembang  onset
kerja cepat, efek
Pertama kali sistemik minimal
digunakan th 1764
Pemilihan alat inhaler
oleh fisikawan
Inggris, penting dipahami
John Mudge

short-acting β2-adrenergic agonists (SABA)


long acting β2-adrenergic agonists (LABA),
antikolinergik, inhaled corticosteroids (ICS),
BRONKODILATOR
antiinflamasi nonsteroid (AINS),
antibiotik, mukolitik
2
Sifat partikel  memperkirakan jumlah partikel yang
terdeposisi  mengoptimalkan target pemberian terapi

Penghantaran obat melalui paru  rute potensial untuk


menghantarkan obat secara lokal ke paru dan juga secara
sistemik

Obat dapat diberikan dalam bentuk inhalasi bila memiliki


reseptor pada saluran pernapasan sehingga memberikan
efek terapeutik

TERAPI INHALASI
3
FARMAKOKINETIK OBAT INHALASI

Gambar 1. Farmakokinetik obat inhalasi


Derendorf H, Nave R, Drollmann A, Cerasoli F, Wurst W. Relevance of pharmacokinetics and
pharmacodynamics of inhaled corticosteroids to asthma. Eur Respir J. 2006;28:1042-50
4 .
ANATOMI JALAN NAPAS

• Dimulai dari trakea sampai bronkiolus


terminalis
ZONA • Tempat terjadinya proses ventilasi
• Membersihkan, melembabkan, dan
KONDUKSI menyamakan suhu udara pernapasan
dengan suhu tubuh

• Dimulai dari bronkiolus


ZONA respiratorius sampai ke
alveolus
RESPIRASI • Tempat terjadinya proses difusi

5
PRINSIP DASAR TERAPI INHALASI
Pemberian obat secara langsung pada
saluran napas dalam bentuk aerosol atau
serbuk

Obat dapat mencapai organ target dengan


menghasilkan partikel aerosol berukuran
optimal agar terdeposisi di paru, onset kerja
cepat, dosis obat kecil, efek samping minimal,
mudah digunakan, tercapai efek terapeutik

Pola deposisi aerosol tergantung ukuran


partikel, jarak tempuh partikel, cara dan pola
ventilasi, ukuran dan bentuk saluran napas,
kepadatan partikel, dan kelembaban relatif
6
Gambar 3. Deposisi partikel dalam saluran napas

Becket WS. Occupational respiratory disease. N Engl J Med. 2000;342(6): 406-13.


7
Mekanisme Deposisi Partikel di saluran Napas

Impaksi Sedimentasi Difusi


Aliran udara berubah Partikel jatuh pada
arah tiba-tiba  kecepatan konstan krn
Gerakan acak partikel
partikel tertahan di akibat aliran udara 
mukosa hidung, faring gravitasi dinding alveoli
ataupun percabangan  bronkiolus terminal
saluran napas besar &respiratorius < Ф 0.1 mm

ф > 5, Ф 2-5 µm Ф 0,2 – 2 µm


8
Gambar 4. Mekanisme deposisi partikel inhalasi pada saluran napas

Cloutier MM. Nonrespiratory functions of the lung. In: Respiratory Physiology.


Philadelphia: Mosby; 2007. p. 163-82.
9
Pressurized Metered
Dry Powder
Dose Inhaler (pMDI)
Inhalation (DPI)

JENIS-JENIS
ALAT TERAPI
INHALASI

Nebulizers Soft Mist Inhalers

10
Pressurized Metered Dose Inhaler
(pMDI)

Inhalasi dosis terukur yang disemprotkan dalam bentuk


gas kedalam mulut dan dihirup

Larutan atau suspensi dalam propelan

Memerlukan teknik tepat antara aktuasi dan mulut


menghirup obat

Penggunaan yang benar akan memberikan dosis obat


yang tepat ke jalan napas
11
Komponen pMDI  container,
propelan, drug formulation, metering
valve, dan aktuator

Container : bahan inert, stainless steel,


aluminium

Propelan  sistem 2 fase 


Chlorofluorocarbons (CFCs) ,
hydrofluoroalkanes (HFA-134a) atau
heptafluoropropane (HFA-227)

Obat bisa dalam bentuk suspensi


ataupun solusio

Metering valve  membentuk


ruangan ekspansi ketika formulasi
bertekanan dikeluarkan secara cepat
Gambar 5. Skema cara kerja pMDI
Aktuator  menentukan ukuran
Dean RH. Aerosol delivery devices in the partikel aerosol  mempengaruhi
treatment of asthma. Respir care. 12
2008;53(6):699-723 deposisi partikel di paru
Penggunaan MDI dengan alat bantu (spacer)
• Kesalahan terbanyak 
menghirup napas terlalu
cepat
• Spacer  menggunakan
inhaler tanpa
mengkoordinasikan saat
inhalasi, mengurangi
kecepatan partikel aerosol
dan diameter partikel
aerosol
• Jarak akan mengurangi
deposisi partikel di
orofaringeal dan Gambar 6. Spacer yang digunakan pada pMDI
meningkatkan deposisi
Dean RH. Aerosol delivery devices in the treatment
partikel di paru of asthma. Respir care. 2008;53(6):699-723
13
14
Dry Powder Inhalation
(DPI)

Alternatif pengganti MDI

Mengatasi kesulitan penggunaan MDI

Obat dihirup saat menarik napas, tidak diperlukan


koordinasi tangan dan tarikan napas

Tidak menggunakan propelan  harus menarik napas


kuat
15
DPI

Desain Dosis Desain Alat


• Single dose DPI  kapsul yang
• Generasi I : Single dose DPI 
mengandung satu dosis
diaktivasi oleh pernapasan
pengobatan
pasien
Co : handihaler
Co : spinhaler
• Multiple unit-dose DPI 
• Generasi II : multi-unit dose
mendispersikan dosis tunggal
DPI & multi-dose DPI
yang telah diukur dosisnya
Co : diskhaler
dalam blister obat, bisa 4 atau 8
dosis dalam satu disk
• Generasi III : alat DPI aktif 
Co : diskhaler
menggunakan gas bertekanan
yang digerakkan oleh motor
•Multiple-dose DPI  mengukur
untuk mendispersikan obat
dosis obat dari reservoir
Co : diskus 16
Co : twisthaler, diskus
Spinhaler, DPI generasi pertama

Diskhaler, DPI generasi kedua dan


bagian-bagiannya

Diskus, DPI generasi ketiga dan


cara penggunaannya
17
18
Nebulizers

Mengkonversi larutan dan suspensi kedalam


droplet kecil

Obat yang dilarutkan atau disuspensikan kedalam pelarut


polar dan diubah menjadi bentuk gas atau aerosol

Bukan produk portabel dan pemberiannya


membutuhkan waktu yang lama

Terutama ditujukan untuk anak-anak dan lansia yang


kesulitan menggunakan MDI atau DPI
19
Nebulizers

Pneumatik atau Breath Enhanced Dosimetric Jet


Jet Nebulizer Jet Nebulizer Nebulizers

Ultrasonic Vibrating mesh


Nebulizers nebulisers

20
Mampu membentuk aerosol Tidak mampu menebulasi :
semua cairan (solusio, suspensi, suspensi, cairan dengan viskositi
minyak) tinggi, cairan dengan tegangan
Suara mesin bising, ukuran permukaan tinggi  solusio
besar Suara mesin lebih rendah (tidak
Mudah dibawa bising)
Partikel aerosol lebih kecil
Ukuran besar 21
Perbedaan performa alat nebulisasi  tidak
signifikan secara klinis sebagai penghantar
bronkodilator

Inhalasi cairan isotonik atau hipertonik 


ekspektorasi sekresi jalan napas (belum
sepenuhnya diketahui)  peningkatan osmolaritas
jalan napas dan permeabilitas pembuluh darah
mukosa bronkus  induksi produksi lendir oleh
kelenjar submukosa

Larutan NaCl 3%  mengurangi udem submukosa


dan meningkatkan pengeluaran mukus

22
Soft Mist Inhalers

• Pengembangan terbaru dari


MDI dan DPI

• Mengatomisasi larutan obat


menggunakan energi mekanis
(tidak memerlukan propelan)
menghasilkan partikel halus
sehingga deposisi rendah di
daerah mulut dan
tenggorokan, dan deposisi
relatif di dalam paru
23
Terima
kasih...
24
Glycopyrronium bromide
• Novel Long-Acting Muscarinic Acetylcholine
• Receptor Antagonists
• Seebri® Breezhaler® 44 micrograms inhalation
powder, hard capsules
• Each capsule contains 63 micrograms of
glycopyrronium bromide equivalent to 50
micrograms of glycopyrronium.
• Each delivered dose (the dose that leaves the
mouthpiece of the inhaler) contains 55
micrograms of glycopyrronium bromide
equivalent to 44 micrograms of
glycopyrronium.
• 50 mcg of glycopyrronium bromide once
daily produced immediate and significant
improvement in exercise endurance from day
1
25

Anda mungkin juga menyukai