Anda di halaman 1dari 37

MINI REVIEW SKILL

TERAPI NEBULISASI
HASNA’UWIDA NOTO WIJAYANI PEMBIMBING :
202110401011054 DR. H. TAUFIQUR RAHMAN, SP.A.

SMF Ilmu Kesehatan Anak


RS Muhammadiyah Lamongan
Profesi Dokter FK UMM
2022
PENDAHULUAN
TERAPI INHALASI :
nebuliser, metered dose inhaler (MDI) dan dry powder inhaler (DPI)

TERAPI NEBULISASI
 onset cepat
 kemanjuran yang terbukti
 profil keamanan yang baik
Penyakit dan Gejala Pernafasan >>  banyak digunakan pada penyakit pernapasan
1. Terapi Inhalasi
2. Jenis Terapi Inhalasi
3. Terapi Nebulisasi

TINJAUAN PUSTAKA
TERAPI INHALASI
 pemberian obat secara langsung ke sistem respirasi (saluran respiratori dan paru) melalui hirupan
dengan menggunakan alat tertentu.

 karakteristik fisik 
MMAD (0,5-5 µ)
PRINSIP DASAR  ukuran dan jumlah
TERAPI INHALASI
aerosol

 Anatomi

Suspensi partikel zat  geometri saluran


padat / cair  gas respiratori

 pola respiratori
TERAPI INHALASI
TERAPI INHALASI
JENIS TERAPI INHALASI
1. NEBULIZER
JENIS TERAPI INHALASI
1. NEBULIZER

Ultrasonic Nebulizer

Jet Nebulizer
Mesh Nebulizer
JENIS TERAPI INHALASI
1. NEBULIZER

CARA PENGGUNAAN :
 Siapkan alat nebuliser yang terdiri dari kompresor, selang,
alatnebuliser, dan interface berupa mouthpiece atau masker
 Salah satu ujung selang nebuliser dihubungkan dengan
kompresor, ujung yang lain dihubungkan dengan labu
 Siapkan dan masukkan obat ke dalam labu nebulizer
 Penghirupan aerosol yang dihasilkan dari nebuliser dapat
 Selama nebulisasi labu dijaga dalam posisi tegak, dan pasien dilakukan dengan menggunakan sungkup/masker atau
diminta menghirup dengan napas dalam bila memungkinkan dan
tidak berbicara. mouthpiece, tergantung usia anak.
 Lama pemberian nebulisasi tergantung dari jenis obat yang  Kompresor dihubungkan dengan sumber listrik dan dinyalakan.
dinebulisasikan.
 Setelah pemberian nebulisasi kortikosteroid atau antibiotic  Bila menggunakan udara atau oksigen biasanya dibutuhkan
sebaiknya berkumur menggunakan air.
aliran udara dengan kecepatan 6-8 l/menit
 Selang, labu, dan masker atau mouthpiece dibersihkan dan
dikeringkan, kemudian disimpan kembali pada tempatnya.
JENIS TERAPI INHALASI
1. NEBULIZER
JENIS TERAPI INHALASI
2. Metered Dose Inhaler (MDI)

pMDI tanpa Spacer

pMDI dengan
Spacer
JENIS TERAPI INHALASI
2. Metered Dose Inhaler (MDI)
JENIS TERAPI INHALASI
2. Metered Dose Inhaler (MDI)

CARA PENGGUNAAN MDI dengan spacer


 Kanister dikocok agar obat homogen, lalu tutup kanister dibuka.
 Siapkan MDI dalam posisi tegak, masukkan ke dalam spacer.
 Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
 Biarkan anak/bayi bernapas biasa melalui masker/ mouthpiece selama 20-30 detik atau 6-10 siklus
napas, sehingga semua obat di dalam spacer terhirup
 Bila memerlukan dosis kedua dan seterusnya, bisa diberikan setelah 30-60 detik dari pemberian
pertama, lakukan langkah yang sama mulai dari mengocok kanister dan seterusnya
 Setelah melakukan hirupan, jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang (tidak ditelan) untuk
menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut, sehingga mengurangi absorpsi sistemik.
JENIS TERAPI INHALASI
3. Dry Powder Inhaler (DPI)

Diskus

Turbuhaler

Swinghaler
JENIS TERAPI INHALASI
3. Dry Powder Inhaler (DPI)
JENIS TERAPI INHALASI
TERAPI NEBULISASI
 memberikan dosis terapeutik suatu obat melalui inhalasi / aerosol, yang dihasilkan dengan larutan obat atau suspensi
oleh nebulizer, melalui mulut, hidung atau saluran napas buatan (termasuk tabung endotrakeal dan trakeotomi) ke dalam
saluran respiratori dan paru-paru.

S (Relief airway spasm)


H (Humidify)
An (Anti peradangan)
P (Prevent)
E (Expectorant)

KORTIKOSTEROID INHALASI – BRONKODILATOR - AGEN MUKOLITIK


TERAPI NEBULISASI
1. Kortikosteroid Inhalasi

 Peningkatan yang lebih signifikan untuk gejala


pernapasan dan fungsi paru-paru dalam 1-2 jam
pertama setelah pemberian

 Efektif dapat mengontrol peradangan saluran


napas, menghambat hipersekresi mukosa, dan
mengurangi angka kematian

 Memiliki profil keamanan yang baik dan tingkat


kejadian efek samping yang lebih rendah
TERAPI NEBULISASI
1. Kortikosteroid Inhalasi
TERAPI NEBULISASI 2. Bronkodilator

Bronkodilator  agonis reseptor β2 selektif dan antagonis reseptor kolinergik.

short-acting
long-acting
TERAPI NEBULISASI 3. Agen Mukolitik

 Mengurangi viskositas sputum

 Meningkatkan gerak silia

 Meningkatkan kapasitas klirens


mukosiliar

 Menigkatkan pengeluaran mucus

 Efek antioksidan  mengurangi


kerusakan akibat stres oksidatif pada
penyakit pernapasan

 merusak dan menghambat


pembentukan membran biologis
bakteri
TERAPI NEBULISASI
4. Obat Lain
TERAPI NEBULISASI
4. Obat Lain
TERAPI NEBULISASI
Prosedur terapi
nebulisasi untuk
pertolongan
pertama pre-
rumah sakit :
TERAPI NEBULISASI
Acute attack of asthma
TERAPI NEBULISASI
Acute attack of asthma
TERAPI NEBULISASI
Acute attack of asthma
TERAPI NEBULISASI
Acute exacerbation of chronic obstructive pulmonary disease (AECOPD)
TERAPI NEBULISASI
Acute exacerbation of
chronic obstructive
pulmonary disease
(AECOPD)
TERAPI NEBULISASI
Acute laryngeal obstruction
TERAPI NEBULISASI
Acute laryngeal obstruction
TERAPI NEBULISASI
Acute laryngeal obstruction
TERAPI NEBULISASI
TERAPI NEBULISASI
KESIMPULAN
 Terapi inhalasi merupakan pemberian obat secara langsung ke sistem respirasi (saluran respiratori dan
paru) melalui hirupan dengan menggunakan alat tertentu. Saat ini terdapat 3 macam jenis alat terapi
inhalasi, yaitu dengan menggunakan nebuliser, metered dose inhaler (MDI) dan dry powder inhaler (DPI).
 Terapi nebulisasi bertujuan untuk memberikan dosis terapeutik suatu obat melalui inhalasi / aerosol,
yang dihasilkan dengan larutan obat atau suspensi oleh nebulizer, melalui mulut, hidung atau saluran
napas buatan (termasuk tabung endotrakeal dan trakeotomi) ke dalam saluran udara dan paru-paru.
Saat ini, obat yang umum digunakan untuk nebulisasi dan sudah disetujui oleh FDA termasuk
kortikosteroid inhalasi, bronkodilator, dan agen mukolitik. Obat ideal yang digunakan dalam perawatan
darurat harus memiliki onset kerja yang cepat, hubungan dosis-efek yang jelas, dan target terapi yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
 Alharbi AS, Yousef AA, Alharbi SA, Al-Shamrani A, Alqwaiee MM, Almeziny M, et al. (2021). Application of aerosol therapy in
respiratory diseases in children: A Saudi expert consensus. AnnThorac Med 2021;16:188-218.
 Garcia-Contreras L, Ibrahim M, Verma R. (2015). Inhalation drug delivery devices: technology update. Medical Devices:
Evidence and Research 2015 pp.131-139
 Gardenhire, D. S., Burnett, D., Strickland, S., & Myers, T. R. (2017). Aerosol Delivery Devices for Respiratory Therapists.
American Association for Respiratory Care: Irving, TX, USA, 61.
 IDAI. (2019). Rekomendasi Terapi Inhalasi pada Anak. Jakarta : UKK Respirologi PP IDAI, hal 1-34.
 Kaswandani N. (2015). Pitfalls Penggunaan Terapi Inhalasi Pada Kasus Respirologi Anak, dalam PKB XII IDAI Cabang DKI
Jakarta, pp. 21-31, [online], (Diunduh pada 26 Januari 2021), Tersedia dari: https://fk.ui.ac.id/wp-
content/uploads/2017/05/Buku-PKB-XII-IDAI-JAYA.pdf
 Supriyatno, B., & Nataprawira, H. M. D. (2016). Terapi inhalasi pada asma anak. Sari Pediatri, 4(2), 67-73.
 Zhao X. (2019). Expert Consensus On Nebulization Therapy In Pre-Hospital And In-Hospital Emergency Care. China: Ann
Transl Med. 2019 Sep; 7(18): 487. doi: 10.21037/atm.2019.09.44
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai