veins
Kelompok I36
Pembimbing : dr. Romy Hari Pujianto, Sp.B
TATALAKSANA &
KOMPLIKASI 4
DIAGNOSIS BANDING 5
1
DEFINISI, FAKTOR RESIKO &
PATOFISOLOGI
Oleh : Shofie Shafira Khoirunnisa
Definisi
● Varises → vena normal yang mengalami dilatasi akibat pengaruh peningkatan tekanan vena
● Vena varikosa → vena superfisial yang mengalami dilatasi, pemanjangan dan berkelok – kelok
dengan fungsi katup yang abnormal
● Varises tungkai → suatu manifestasi dari insufisiensi vena dimana aliran darah dalam vena
mengalami retrograde atau aliran balik menuju tungkai yang kemudian mengalami kongesti
Faktor
Risiko Vestibulum
Riwayat
Riwayat Keluarga
congue
Keluarga
VeJ
ague
stein
son
biusluK
i iltaacm
euirsm
Jenis
m
Berdiri Lama
elacm
tiebOrubdl
onKelamin
VesB
ingue
Ve e
sBti gu
ebru
dUliur c
lann
o
simiLa iai
acm uhluasm
U
ona ibe
gu Usia stK
e Ve
Patofisiologi
2. Varises Retikuler
→ Varises yang menyerang cabang vena safena magna atau parva yang
umumnya kecil dan berkelok. Berdiameter 2-8 mm, warna biru kehijauan
3. Varises Kapiler
→ Varises kapiler vena subkutan yang tampak sebagai kelompok serabut
halus dari pembuluh darah berdiameter 0.1-1 mm warna merah atau sianotik
(jarang)
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors.2019 . Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (2). 4th ed.
Jakarta: Penerbit: EGC
Lurie, F., Passman, M., Meisner, M., Dalsing, M., Masuda, E., Welch, H., … Wakefield, T. (2020). CEAP classification system and reporting
standard, revision 2020. Journal of Vascular Surgery: Venous and Lymphatic Disorders. doi:10.1016/j.jvsv.2019.12.075
Sesuai dengan berat ringannya Gejala dan keluhan, Varises dibedakan menjadi 4
stadium :
1. Stadium I
→ Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah pada tungkai setelah
berdiri atau duduk lama. Gambaran pelebaran vena berwarna kebiruan tidak
jelas.
2. Stadium II
→ mulai tampak pelebaran vena, palpabel, dan menonjol
3. Stadium III
→ Varises tampak jelas, memanjang, berkelok kelok, pada paha atau tungkai
bawah, dapat disertai telangiektasis/ Spider vein
4. Stadium IV
→ terjadi kelainan kulit dan/ atau ulkus karena sindrom insufisiensi vena
menahun/ CVI
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors.2019 . Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (2). 4th ed.
Jakarta: Penerbit: EGC
Varises bisa terjadi tanpa gejala apapun, sebaliknya ada varises kecil yang memberikan bermacam-
macam gejala. Gejala varises antara lain:
❏ Rasa gatal pada ekstremitas yang akan bertambah bila berdiri lama dan berkurang bila
ekstremitas ditinggikan.
❏ Perdarahan dapat terjadi kalau kulit diatas varises superfisial menjadi sangat tipis, biasanya
disertai trauma ringan.
❏ Rasa sakit dan berat saat berjalan
❏ Keluhan dari segi kosmetika tidak enak dilihat.
Raetz J, Wilson M, Collins K. Varicose Veins: Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019 Jun 1;99(11):682-
688. PMID: 31150188.
3
PEMERIKSAAN FISIK &
PENUNJANG
Oleh : Syifa Azzahra Haris
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
- Ankle venous flare
- Telangiectasias (dilated interdermal venules <1 mm)
- Reticular veins (non-palpable subdermal veins 1–3 mm)
- Varicose veins (>3 mm)
- Oedema
- Skin pigmentation
- Venous ulcers
PEMERIKSAAN FISIK
2. Palpasi
Daerah vena yang berkelok perlu diraba untuk menilai ketegangan varises
dan besarnya pelebaran vena.
3. Perkusi
Perkusi dilakukan pada bagian vena distal dan dirasakan ada atau tidak
gelombang yang menjalar sepanjang vena di bagian proksimal
PEMERIKSAAN FISIK
4. Pemeriksaan khusus
- Tes Trendelenburg
A. Tungkai dalam keadaan istirahat ; daerah varises
tidak kelihatan
B. Fase I : tungkai diangkat sehingga vena kosong;
kemudian tungkai diikat dengan tourniquet karet di
distal lipat paha, atau vena di sana ditekan untuk
menutup hubungan safenofemoral
C. Fase II : tungkai diturunkan, atau penderita diminta
berdiri sementara tekanan di lipat paha
dipertahankan. Vena safena magna tidak terisi darah
jika katup v. komunikans dan vena profunda utuh
(kompeten).
D. Fase III : tourniquet karet atau tekanan dilepaskan.
Tidak tampaknya varises membuktikan bahwa
katup safenofemoral (v. safena magna) dan katup
popliteofemoral (v. safena parva) utuh
PEMERIKSAAN FISIK
4. Pemeriksaan khusus
- Tes Trendelenburg
A. Tungkai dalam keadaan istirahat; varises daerah v.
safena magna
B. Fase I : sama dengan B (kaki dalam keadaan
terangkat dan dikosongkan kemudian lipat paha
diikat atau ditekan pada persilangan safenofemoral
C. Sama dengan C
D. Fase III : tourniquet karet atau tekanan dilepaskan
Vena safena magna segera terisi mulai dari atas
karena darah cepat mengalir balik dari perut ke
tungkai melalui persilangan safenofemoral dan
menyebabkan terjadinya varises pada v.safena
magna dan/atau v.safena parva karena katup
mengalami insufisien
PEMERIKSAAN FISIK
4. Pemeriksaan khusus
- Tes Perthes
A. Keadaan varises v. safena magna karena
insufisiensi v. komunikans dan katup
safenofemoral
B. Vena tungkai dikosongkan; kemudian
lipat paha diikat atau hubungan
safenofemoral ditekan
C. Pada sikap berdiri v. safena magna agak
cepat terisi, ini menunjukkan insufisiensi
katup v. komunikans
D. Setelah tourniquet karet dilepas, lipat
paha v. safena magna seluruhnya terisi
karena insufisiensi katup safenofemoral
PEMERIKSAAN FISIK
4. Pemeriksaan khusus
- Tes Perthes
A. Keadaan varises tungkai bawah di
daerah v. safena parva maupun v. safena
magna bagian distal
B. Tungkai bawah diikat tourniquet tepat di
distal sendi lutut setelah tungkai
diangkat
C. Tungkai diturunkan; tidak tampak
varises
D. Setelah bebat dilepas terjadi varises di
daerah v. safena parva maupun v. safena
magna distal. Ini membuktikan
insufisiensi katup safenopopliteal di
fossa poplitea
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Duplex Ultrasonography (USG Duplex)
Dapat menilai fungsi anatomi dan fisiologi sistem vena pada ekstremitas bawah.
Pemeriksaan ini dapat menentukan lokasi titik refluks dan menentukan besarnya
diameter vena
2. Pletysmography
Pemeriksaan noninvasif yang dapat mengukur beberapa mekanisme patofisiologi
CVI, yang meliputi refluks, obstruksi dan disfungsi muscle pump
3. Venografi kontras
Venografi dilakukan dengan menyuntikan media kontras ke dalam sistem vena
untuk mengidentifikasi lokasi yang tepat dari obstruksi bila dicurigai adanya
kelainan vena
4
TATALAKSANA &
KOMPLIKASI
Oleh : Mutia Nur Salsabila
TATALAKSANA
Penatalaksanaan vena varicosum :
1) Terapi konservatif
● Eksterna kompresi : sebagai terapi lini 1
CEAP kelas 2-3 : 20-30 mmHg
CEAP 4-6 30-40 mmHg
Ulkus rekuren 40-50 mmHg
Dengan knee length stocking
● Modifikasi gaya hidup
● Elevasi kaki
● Penurunan BB
● Phebotonics : tujuannya untuk
meningkatkan tonus vena , memperbaiki
dan meningkatkan permeabilitas kapiler dan
menurunkan viskositas darah
Contoh : Micronized purified flavonoid
fraction (MPFF) dengan dosis 2 tablet
MPFF 500 mg perhari
1) Terapi intervensi
TATALAKSANA
Penatalaksanaan vena varicosum :
1) Terapi konservatif
2) Terapi intervensi
- Thermal ablation
- Endovenous sclerotherapy
- Surgery
Thermal Ablation
External Laser thermal ablation
Indikasi : telangiectasis, lini 1 untuk pasien
hamil
Mekanisme : Hb akan menyerak sinar laser
dan memicu terjadinya termokoagulasi
Infeksi kronis
Renal & cardiac disease
TBC, Siphilis
DAFTAR PUSTAKA
1. Youn, Y. J., & Lee, J. (2019). Chronic venous insufficiency and varicose veins of the lower extremities. The Korean Journal
of Internal Medicine, 34(2), 269–283. doi:10.3904/kjim.2018.230
Terima Kasih