DISUSUN OLEH:
RAHMAWATI NINGSIH (B832012006)
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan
dari dosen yang selalu membimbing saya, kepada ibu Mei Lestari Ika Widyati,
S.Kep.,Ns.,M.Kes saya mengucapkan terima kasih. Penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan baik dari segi materi maupun sistematika penulisannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari post patum
b. Mengetahui klasifikasi dari post partum
c. Mengetahui gejala klinis dari post partum
d. Mengetahui perubahan psikologis pada post partum
e. Mengetahui tanda bahaya dari post partum
f. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa post patum
g. Mengetahui penatalaksanaan pada post partum
BAB II
PEMBAHASAN
b) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang
sangat besar. Hemostasis pasca partum dicapai terutama akibat
kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agresi
trombosit dan pembentukan bekuan. Hormone oksigen yang dilepas
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengkompresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Selama 1
sampai 2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bias
berkurang menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan
oksitosin secara intravena atau intramuscular diberikan segera setelah
plasenta lahir.
c) After pain
Perasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten
d) Lochea
Pada post partum terdapat lochea yaitu cairan atau secret yang berasal
dari cavum uteri dan vagina. Macam-macam lochea :
1. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
2. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah
dan lender, terjadi hari ke 3-7 pasca persalinan
3. Lochea serosa : keluar cairan tidak berisi darah berwarna
kuning. Terjadi pada hari ke 7-14 hari pasca persalinan
4. Lochea alba : cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
5. Lochea furulenta
e) Serviks
1. Segera setelah melahirkan serviks melunak
2. 18 jam post partum serviks memendek denan konsistensi lebih
padat dan bentuk seperti semula
3. Hari 4-6 serviks bias dimasuki 2 jari
4. Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang
seperti celah, sering disebut mulut ikan
f) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
g) Perineum
Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerah maju.
Pada post natal hari ke 5 perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur daripada keadaan
sebelum melahirkan
h) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
- Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan
hormone prolactin setelah persalinan
- Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada
hari ke 2 ata ke 3 setelah persalinan
- Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi
i) Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah
yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan kadar hormone estrogen yang
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis, ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu
j) Sistem kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah
sel darah merah dan haemoglobin kembali normal pada hari ke 5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar
selama masa nifas namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan
demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah
dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
k) Sistem gastrointestinal
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan
kurangnya makanan berserat selama proses persalinan dan adanya rasa
takut dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka
perineum. Namun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan
adanya ambulasi dini dan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika
tidak, dapat diberikan supositoria biskodil per rektal untuk
melunakkan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post partum
l) Integument
Hiperpigmentasi diaerola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha
dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya
2.4 Perubahan Psikologis pada Post Partum
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress. Periode itu
dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Talking In Period
Terjadi pada hari ke 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
tergantung, focus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur
meningkat, nafsu makan meningkat.
2. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti untuk
membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu. Dari depan
kebelakang baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan ibu
untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau
besar
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali
sehari
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
e. Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu yaitu
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untyk merawat bayi dan diri
sendiri
3. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah
tangga biasa secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau
beristirahat selama bayi tidur
4. Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
d. Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40
hari pasca bersalin, minum kapsul vitamin A (200.000) unit,
agar memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
5. Senam nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang
memuai saat hamil. Latihan senam nifas diberikan mulai hari kedua
misalnya :
a. Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan ditaruh
diats dan menekan perut. Lakukan pernapasan dada dan
pernapasan perut
b. Dengan posisi yang sama angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot
seperti menahan miksi dan defakasi
d. Duduklah pada kursi perlahan bungkukkan badan sambil
tangan berusaha menyentuh tumit
2.8 Penatalaksanaan pada Post Partum
1. Tes diagnostic
Cek darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)
Urinalisis, kadar urin dan darah
2. Terapi
Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
Memberikan antibiotic bila ada indikasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerpurium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah
masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali kekeadaan normal sebelum hamil. Banyak sekali tanda bahaya dari
post partum yang bias terjadi pada ibu pasca persalianan mulai dari gejala
ringan hingga bias menyebabkan kematian. Maka dari itu dianjurkan agar
selalu memantau pasien-pasien pasca persalinan.
3.2 Saran
Kepada pasien post partum dan keluarga khususnya agar selalu
memeriksakan kondisi bayi dan kondisi ibu setelah melahirkan agar tidak
terjadi kondisi kritis dari adanya tanda bahaya post partum itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC
Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan : Jakarta EGC Judi Januadi
Endjun, 2002.
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I, Jakarta : Media Sudi Amus ASKEP
MATERNITAS, 2011.