Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP POST PARTUM

DISUSUN OLEH:
RAHMAWATI NINGSIH (B832012006)

PRODI S1 KEPERAWATAN (NON REGULER)


STIKES NAZHATUT THULLAB SAMPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan
dari dosen yang selalu membimbing saya, kepada ibu Mei Lestari Ika Widyati,
S.Kep.,Ns.,M.Kes saya mengucapkan terima kasih. Penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan baik dari segi materi maupun sistematika penulisannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Sampang, 11 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i


......................................................................................................
......................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Post Partum..................................................................3
2.2 Klasifikasi Post Partum..................................................................3
2.3 Gejala Klinis dari Post Partum.......................................................4
2.4 Perubahan Psikologis Masa Post Partum ......................................8
2.5 Tanda Bahaya Post Partum............................................................8
2.6 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas......................................10
2.7 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Ibu Post Partum...............11
2.8 Penatalaksanaan Post Partum.........................................................12
BAB III Penutup
3.1 Simpulan .......................................................................................14
3.2 Saran .............................................................................................14
Daftar Pustaka ..................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Masa nifas adalah
masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama kurang lebih 6 minggu.
Di negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa
yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Diperkirakan bahwa 60 %
kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50 % diantaranya terjadi dalam
selang waktu 24 jam pertama. Dari laporan WHO di Indonesia merupakan
salah satuangka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran
hidup, bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan dan plasenta dikeluarkan
adalah masa-masa perhatian dimana seorang ibu perlu benra-benar dipantau
keadaannya karena bisa terjadi masalah seperti adanya perdarahan dan juga
infeksi ditempat bekas jahitan akibat proses kelahiran.
1.2 Rumusan masalah
a. Jelaskan pengertian dari post partum ?
b. Bagaimana klasifikasi dari post partum ?
c. Bagaimana gejala klinis dari post partum ?
d. Bagaimana perubahan psikologis pada post partum ?
e. Apa saja tanda bahaya dari post partum ?
f. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan pada masa post partum ?
g. Bagaimana penatalaksanaan pada post partum ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari post patum
b. Mengetahui klasifikasi dari post partum
c. Mengetahui gejala klinis dari post partum
d. Mengetahui perubahan psikologis pada post partum
e. Mengetahui tanda bahaya dari post partum
f. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa post patum
g. Mengetahui penatalaksanaan pada post partum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Post Partum


Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerpurium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah
masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali kekeadaan normal sebelum hamil.
Nifas (puerpurium) adalah masa mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Pada masa puerpurium atau masa nifas
mulai setelah putus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pre hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6-8 minggu.
2.2 Klasifikasi dari Post Partum
a. Masa post partum dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1. Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja selama 40 hari.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat
sempurna terutama bila selama kehamilan atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi.
2.3 Gejala Klinis dari Post Partum
Pada masa puerpurium atau nifas tampak perubahan dari organ yaitu :
a) Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta.
Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman sehingga
pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindari
dari perdarahan post partum. Pada involusi uteri jaringan ikat dan
jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan
mengecil sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula
dengan berat 50-60 gram. Proses proteolitik adalah pemecahan protein
yang akan dikeluarkan melalui urin. Dengan penimbunan air saat
hamil akan terjadi pengeluaran urin setelah persalinan, sehingga hasil
pemecahan protein dapat dikeluarkan. Adapun tinggi fundus uteri
(TFU) post partum menurut masa involusi :
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta ± 2 cm dibawah umbilicus ± 1000 gram
lahir dengan bagian fundus
bersandar pada
promontorium sakralis
1 minggu Pertengahan antara umbilicus 500 gram
dan simfisis pubis
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

b) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang
sangat besar. Hemostasis pasca partum dicapai terutama akibat
kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agresi
trombosit dan pembentukan bekuan. Hormone oksigen yang dilepas
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengkompresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Selama 1
sampai 2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bias
berkurang menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan
oksitosin secara intravena atau intramuscular diberikan segera setelah
plasenta lahir.
c) After pain
Perasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten
d) Lochea
Pada post partum terdapat lochea yaitu cairan atau secret yang berasal
dari cavum uteri dan vagina. Macam-macam lochea :
1. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
terjadi selama 2 hari pasca persalinan
2. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah
dan lender, terjadi hari ke 3-7 pasca persalinan
3. Lochea serosa : keluar cairan tidak berisi darah berwarna
kuning. Terjadi pada hari ke 7-14 hari pasca persalinan
4. Lochea alba : cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
5. Lochea furulenta
e) Serviks
1. Segera setelah melahirkan serviks melunak
2. 18 jam post partum serviks memendek denan konsistensi lebih
padat dan bentuk seperti semula
3. Hari 4-6 serviks bias dimasuki 2 jari
4. Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang
seperti celah, sering disebut mulut ikan
f) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
g) Perineum
Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerah maju.
Pada post natal hari ke 5 perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur daripada keadaan
sebelum melahirkan
h) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
- Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan
hormone prolactin setelah persalinan
- Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada
hari ke 2 ata ke 3 setelah persalinan
- Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi
i) Sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah
yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan kadar hormone estrogen yang
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis, ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam tempo 6 minggu

j) Sistem kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah
sel darah merah dan haemoglobin kembali normal pada hari ke 5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar
selama masa nifas namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan
demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah
dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
k) Sistem gastrointestinal
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan
kurangnya makanan berserat selama proses persalinan dan adanya rasa
takut dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka
perineum. Namun kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan
adanya ambulasi dini dan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika
tidak, dapat diberikan supositoria biskodil per rektal untuk
melunakkan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post partum
l) Integument
Hiperpigmentasi diaerola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha
dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya
2.4 Perubahan Psikologis pada Post Partum
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress. Periode itu
dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Talking In Period
Terjadi pada hari ke 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
tergantung, focus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat
pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur
meningkat, nafsu makan meningkat.

2) Talking Hold Period


Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi
pada kemampuannyamenerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap
perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitive, sehingga
membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi
kritikan yang dialami ibu
3) Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau
merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai
ibu
2.5 Tanda Bahaya dari Post Partum
1) Perdarahan per vagina
Perdarahan > 500 cc pasca persalinan dalam 24 jam
a. Setelah anak dan plasenta lahir
b. Perkiraan perdarahan kadang bercampur amnion, urin dan
darah
c. Akibat kehilangan darah bervariasi
d. Perdarahan dapat terjadi lambat, waspada terhadap shock
2) Infeksi nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman kedalam alat-
alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Faktor predisposisinya
antara lain :
a. Partus lama
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya sisa plasenta selaput ketuban dan bekuan darah
d. Perdarahan antepartum dan post partum
e. Anemia
f. Ibu hamil dengan infeksi (endogen)
g. Manipulasi penolong (eksogen)
h. Infeksi nosocomial
i. Bakteri coli
3) Demam nifas / febris purpuralis
Kenaikan suhu lebih dari 38’C selama 2 hari – 10 hari pertama post
partum. Faktor predisposisinya :
a. Pertolongan persalinan kurang steril
b. Partus lama
c. Malnutrisi
d. Anemia
4) Rasa sakit waktu berkemih, gejala :
a. Kencing sakit
b. Nyeri tekan diatas simpisis
5) Mastitis (peradangan pada payudara), gejalanya :
a. Suhu tubuh > 38’C
b. Terjadi minggu pertama post partum
c. Nyeri tekan pada payudara
6) Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah,
gejalanya :
a. Edema pada bagian paha atas dan tungkai
b. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha dan pada betis
c. Tampak benalungan pembuluh darah
d. Suhu badan meningkat dan menggigil
2.6 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
1. Kunjungan ke 1 (6-8 jam persalinan), tujuannya :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan
merujuk apabila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
d. Pemberian asi awal
2. Kunjungan ke 2 ( 6 hari setelah persalinan), tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
d. Memastikan ibu menyusui degan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari
3. Kunjungan ke 3 ( 2 minggu setelah persalinan), tujuannya : sama
seperti hari ke enam setelah persalinan
4. Kunjungan ke 4 ( 6 minggu setelah persalinan), tujuannya :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia dan
bayi alami
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
2.7 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan pada Masa Post Partum
1. Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas
untuk melakukan mobilisasi dini (early mobilization) hal ini
mempunyai keuntungan yaitu :
a. Memperlancar pengeluaran lochea
b. Mempercepat involusi
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolism

2. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti untuk
membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu. Dari depan
kebelakang baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan ibu
untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau
besar
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali
sehari
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
e. Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu yaitu
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untyk merawat bayi dan diri
sendiri
3. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah
tangga biasa secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau
beristirahat selama bayi tidur
4. Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
d. Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40
hari pasca bersalin, minum kapsul vitamin A (200.000) unit,
agar memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
5. Senam nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang
memuai saat hamil. Latihan senam nifas diberikan mulai hari kedua
misalnya :
a. Ibu telentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan ditaruh
diats dan menekan perut. Lakukan pernapasan dada dan
pernapasan perut
b. Dengan posisi yang sama angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu kencangkan otot
seperti menahan miksi dan defakasi
d. Duduklah pada kursi perlahan bungkukkan badan sambil
tangan berusaha menyentuh tumit
2.8 Penatalaksanaan pada Post Partum
1. Tes diagnostic
 Cek darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)
 Urinalisis, kadar urin dan darah
2. Terapi
 Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
 Memberikan antibiotic bila ada indikasi

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerpurium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah
masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali kekeadaan normal sebelum hamil. Banyak sekali tanda bahaya dari
post partum yang bias terjadi pada ibu pasca persalianan mulai dari gejala
ringan hingga bias menyebabkan kematian. Maka dari itu dianjurkan agar
selalu memantau pasien-pasien pasca persalinan.
3.2 Saran
Kepada pasien post partum dan keluarga khususnya agar selalu
memeriksakan kondisi bayi dan kondisi ibu setelah melahirkan agar tidak
terjadi kondisi kritis dari adanya tanda bahaya post partum itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta

Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan : Jakarta EGC Judi Januadi
Endjun, 2002.

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid I, Jakarta : Media Sudi Amus ASKEP
MATERNITAS, 2011.

Anda mungkin juga menyukai