Anda di halaman 1dari 9

Penurunan Nyeri Dismenorea Primer melalui Kompres Hangat pada

Remaja

Murtiningsih, Lina Karlina


STIKes Ahmad yani
Email: murty_68@yahoo.com

Abstrak

Angka kejadian dismenorea primer pada remaja wanita usia 14–19 tahun di Indonesia sekitar 54, 89 %. Di SMA
Negeri I Cimahi pada tahun 2014, jumlah siswi kelas XI 167 orang, sebanyak 161 orang (96,4%) siswi mengalami
dismenorea. Dampak dismenorea berat menyebabkan (27,7%) siswi tidak dapat mengikuti proses pembelajaran,
tidak masuk sekolah, dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Beratnya dismenorea dibutuhkan penanganan non
farmakologi yang cukup terjangkau, hemat dan efisien, salah satunya menggunakan kompres hangat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap dismenorea primer pada remaja. Metode penelitian
yang digunakan adalah quasy experiment dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Populasi penelitian
remaja kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi tahun 2014 yang mengalami dismenorea sebanyak 83 orang. Sebanyak
18 responden diambil sebagai sampel melalui teknik simple random sampling. Untuk mengukur skala nyeri
digunakan Verbal Descriptor Scale (VDS), tingkat nyeri diukur sebelum dan setelah kompres hangat dengan suhu
air 46°C selama 20 menit. Data analisis dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat nyeri
dismenorea sebelum kompres 6.5 dengan standar deviasi 1.654 dan setelah kompres hangat 4.22 dengan standar
deviasi 1.665. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan pada tingkat sebelum dan sesudah kompres
hangat pada remaja. Disarankan bagi pihak puskesmas dan sekolah untuk meningkatkan frekuensi penyuluhan
tentang penanganan nyeri dismenorea pada remaja dengan metode non farmakologi yang murah, mudah, efektif
dan efisien menggunakan kompres hangat dan agar sekolah memfasilitasi peralatan untuk kompres hangat.

Kata kunci: Dismenorea, kompres, nyeri, remaja, skala.

Effect of Warm Compress on Decreasing Primary Dysmenorrhea Pain


in Adolescents

Abstract
In Indonesia, primary dysmenorrhea occurs in 54.89% of adolescent girls age 14-19 years old. At SMA Negeri
1 Cimahi (Cimahi 1 High School) in 2014, 161 in 167 (96.4%) second-grade female students had dysmenorrhea.
Severe dysmenorrhea interrupted daily activities of 27.7% of students and caused them to be distracted in class
and miss school. Severe dysmenorrhea requires affordable, cheaper and efficient nonpharmacological treatment,
such as warm compress. The research aimed to identify the effect of warm compress in adolescents with primary
dysmenorrhea. The study used Quasy experiment method with one group pretest-posttest design. Out of 83 second-
grade female students at SMA Negeri I Cimahi Year 2014, 18 respondents were selected using simple random
technique sampling. Pain score was measured using Verbal Descriptor Scale (VDS) before and after students were
given warm compress for 20 minutes with water temperature of 46°C. The statistical analysis used Wilcoxon
formula. The results showed that the pain level before given warm compress was 6.5 with deviation standard
of 1.654, and after given warm compress was 4.22 with deviation standard of 1.665. The statistical analysis
showed that warm compress affected dysmenorrhea with a p-value of 0.000 (<α=0.05 ). It was concluded that
warm compress is able to influence dysmenorrhea pain level in adolescents. It was suggested to the community
health center and to the school that they should conduct more health educations sessions about management
of dysmenorrhea in adolescents, particularly about nonpharmacological technique of warm compress which is
cheap, easy, effective and efficient. The school health clinic was also suggested to start providing warm compress.

Key words: Adolescent, compress, dysmenorrhea, pain, scale.

88 Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

Pendahuluan bersepeda dan senam aerobik, akupresure,


mandi dengan air hangat, kompres dengan
Dismenorea merupakan nyeri selama atau kantong air panas (buli-buli) / hangat pada
segera sebelum menstruasi menjadi salah satu bagian yang terasa nyeri (Kozier & Erb’s,
masalah ginekologik yang paling umum terjadi 2009 & Bobak, 2005). Kompres hangat
pada wanita dari segala usia (Lowdermilk, dengan buli-buli panas menyebabkan
2010). Dismenorea primer terjadi pada konduksi, dimana terjadi pemindahan panas
6-12 bulan setelah menarche, disebabkan dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga terjadi
tingginya kadar prostaglandin (PGs) yang pelebaran pembuluh darah dan penurunan
direlease dari secretory endometrium ketegangan otot sehingga nyeri dismenorea
sehingga menimbulkan kontraksi uterus yang dirasakan akan berkurang atau hilang
yang menyakitkan. Dismenorea sekunder (Potter & Perry, 2006). Berdasarkan dari hasil
merupakan nyeri menstruasi yang disebabkan penelitian sebelumnya pada 30 responden di
oleh patologi pada pelvik atau uterus, dapat STIKES RS Baptis Kediri, didapatkan 16
terjadi setiap waktu setelah menarche responden (53,3%) mengalami nyeri berat
(Bajrai, et al., 2010). Hasil penelitian dan 14 responden (46,7%) mengalami nyeri
Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan sedang sebelum diberikan kompres hangat,
Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di Indonesia sesudah kompres hangat 19 responden
tahun 2009 angka kejadian dismenorea (63,3%) mengalami intensitas nyeri ringan
primer 72,89% dan dismenorea sekunder dan 11 responden (36,7%) nyeri sedang
27,11%. Angka kejadian dismenorea sekitar (Wahyuningsih, 2013).
45-95% dikalangan wanita usia produktif Masih banyak remaja di SMA Negeri
(Proverawati & Misaroh, 2009). 1 Cimahi yang menangani dismenorea
Prevalensi dismenorea di Indonesia tahun dengan mengonsumsi obat, minuman
2008 sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% kunyit, minum air hangat dan sebagian
dismenorea primer dan 9,36% dismenorea dari mereka tidak pernah menggunakan
sekunder (Proverawati & Misaroh, 2009). apapun untuk mengurangi dismenorea.
Hasil penelitian Mahmudiono pada tahun Salah satu penanganan dismenorea
2011, angka kejadian dismenorea primer pada dengan nonfarmakologis yaitu kompres
remaja wanita usia 14–19 tahun di Indonesia hangat. Kompres hangat dilakukan dengan
sekitar 54, 89 %. menggunakan buli-buli berisi air panas 46°C
Dismenorea sangat berdampak pada yang dibungkus kain akan mengoptimalkan
remaja usia sekolah karena menyebabkan proses konduksi, dimana terjadi pemindahan
terganggunya aktivitas sehari-hari. Jika panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga
seorang siswi mengalami dismenorea, akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah
aktivitas belajar mereka di sekolah terganggu dan akan terjadi penurunan ketegangan otot
dan tak jarang hal ini membuat mereka sehingga nyeri dismenorea yang dirasakan
tidak masuk sekolah. Selain itu kualitas akan berkurang atau hilang. Kompres hangat
hidup remaja menurun. Seorang siswi mudah dilakukan, ekonomis, terjangkau dan
yang mengalami dismenorea tidak dapat lebih efektif.
berkonsentrasi belajar dan motivasi belajar SMA Negeri 1 Cimahi merupakan SMA
akan menurun karena dismenorea yang dengan siswi yang mengalami dismenorea
dirasakan pada saat proses belajar mengajar cukup banyak. Responden pada penelitian
(Ningsih, 2011). Dismenorea pada remaja ini siswi kelas XI, dimana siswinya sudah
harus dapat ditangani dengan tindakan yang beradaptasi lebih lama daripada siswi baru
tepat untuk menghindari dampak negatif kelas X, dan bukan siswi kelas XII yang
yang akan timbul. sedang persiapan UN karena dikawatirkan
Dismenorea dapat dikurangi secara mengalami stres yang dapat memengaruhi
farmakologis dan non farmakologis. Secara nyeri dismenorea. Berdasarkan hasil
nonfarmakologis diantaranya istirahat yang pengambilan data tanggal 25 Januari 2014
cukup, mengonsumsi minuman hangat pada 167 siswi kelas XI didapatkan siswi yang
berkalsium tinggi, relaksasi dalam atau yoga, mengalami dismenorea 161 orang (96,41%),
melakukan aktivitas fisik seperti olah raga, dengan klasifikasi dismenorea ringan 78

Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015 89


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

orang (48,4%), dismenorea sedang 65 orang dismenorea sedang dan berat, terjadi
(40,4%), dismenorea berat terkontrol 14 orang pada saat 24 jam saat menstruasi tiba,
(8,7%) dan dismenorea berat tidak terkontrol tidak menderita dismenorea yang tidak
4 orang (2,48%). Dampak dari dismenorea terkontrol, tidak sedang dalam pengobatan,
tersebut menyebabkan (27,7%) dari mereka dan siklus menstruasi regular setiap bulan.
tidak dapat mengikuti proses pembelajaran Setelah diberikan informed consent pada
dan tak jarang mereka meminta ijin untuk 18 responden, peneliti memberitahukan
tidak masuk sekolah, sehingga dampak agar pada saat penelitian responden tidak
tersebut dapat mengganggu kegiatan sehari- mengonsumsi obat-obatan. Pada saat
hari. Hasil wawancara pada sebagian siswi responden mengalami dismenorea hari
yang mengalami dismenorea didapatkan pertama, responden memberitahukan kepada
bahwa mereka melakukan cara untuk peneliti dengan cara mengirim pesan melalui
mengurangi nyeri dengan mengonsumsi telepon atau telepon langsung. Kemudian
obat, minuman kunyit, minum air hangat dan peneliti datang ke sekolah responden untuk
tidur. Apabila dismenorea terjadi di sekolah memberikan intervensi kompres hangat
mereka istirahat di ruang UKS atau minum di ruang UKS. Intervensi diberikan secara
obat sesuai kebiasaan masing-masing siswi. perorangan dan dilakukan sesuai waktu dan
Menurut mereka yang mengalami dismenorea tempat yang telah disepakati.
berat, nyeri tidak teratasi hanya dengan Sebelum diberikan intervensi, responden
mengonsumsi kunyit. Berdasarkan fenomena dipersilahkan untuk mengisi kuesioner skala
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah nyeri, kemudian dilakukan kompres hangat
untuk mengetahui pengaruh kompres hangat menggunakan buli-buli karet dibungkus
terhadap dismenorea primer pada remaja kantong kain bersih dengan ukuran 26cm x
kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi. 18 cm, diisi air panas 500 ml dengan suhu air
46°C diukur menggunakan termometer air,
diletakkan di area abdomen bawah selama 20
Metode Penelitian menit, dengan posisi responden semi fowler.
Setelah diberikan intervensi kemudian
Rancangan penelitian ini menggunakan quasi peneliti langsung membereskan peralatan
eksperimen tanpa ada kelompok kontrol, yaitu selama 2 menit dan peneliti memberikan
One Group PreTest – Post test design (Grove, kembali kuesioner skala nyeri untuk diisi
Burns & Gray, 2013). Penelitian dilakukan kembali oleh responden. Instrumen penelitian
dengan cara memberikan pretest sebelum yang digunakan adalah lembar check list
intervensi dan posttest setelah intervensi. intensitas nyeri yaitu skala pendeskripsi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui verbal (Verbal Descriptor Scale/VDS);
pengaruh kompres hangat dalam mengurangi merupakan sebuah garis terdiri angka 0
skala nyeri dismenorea primer pada siswi sampai 10, “0 merupakan tidak nyeri’’, “1–3
kelas XI di SMA Negeri 1 Cimahi. nyeri ringan”, “4–6 nyeri sedang “, “7–9
Variabel independen pada penelitian nyeri berat terkontrol” dan “10 nyeri berat
ini adalah kompres hangat. Variabel tidak terkontrol”.
dependennya adalah nyeri saat menstruasi Analisis data dilakukan peneliti untuk
sebelum dilakukan kompres hangat dan nyeri menjawab tujuan yang ingin dicapai dalam
menstruasi setelah dilakukan kompres hangat. penelitian ini, yaitu analisis univariat dan
Populasi penelitian adalah siswi kelas 2 SMA bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui
Negeri 1 Cimahi yang berjumlah 83 orang, rata-rata skala nyeri dismenorea sebelum
jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus kompres hangat, dan rata-rata skala nyeri
Dahlan (2012), didapatkan sampel sejumlah dismenorea setelah kompres hangat. Analisis
18 orang siswi yang mengalami dismenorea. bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Sampel diambil dengan teknik Simple kompres hangat terhadap dismenorea primer
Random Sampling dengan cara mengundi pada remaja, analisis yang digunakan uji
anggota populasi. nonparametrik dengan menggunakan uji
Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan Wilcoxon.
sebagai berikut; remaja putri mengalami Etika penelitian dilakukan dangan cara

90 Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

peneliti memberikan penjelasan kepada pengumpulan data. Kerahasian informasi


responden tentang maksud dan tujuan responden akan dijamin oleh peneliti, hanya
penelitian, apabila setuju responden data yang diperlukan saja yang akan disajikan
menandatangani informed consent, kemudian atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
dilakukan pengukuran skala nyeri dismenorea
dan intervensi pemberian kompres hangat.
Responden mempunyai hak otonomi untuk Hasil Penelitian
berpartisapasi dalam penelitian ini atau
tidak. Peneliti membebaskan responden yang Hasil dari pengolahan data ini disajikan dalam
tidak siap dijadikan subjek penelitian untuk bentuk tabel yang terdiri dari hasil analisis
mengundurkan diri kapanpun tanpa adanya univariat untuk mengetahui rata-rata nyeri
dampak pada responden. Untuk menjaga dismenorea sebelum dan setelah diberikan
privacy intervensi dilakukan ditempat kompres hangat dan analisis bivariat untuk
tertutup yaitu di ruang UKS dengan fasilitas mengetahui adanya pengaruh dari variabel
tempat tidur, selimut dan sampiran. independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan dengan
memerhatikan kenyamanan responden 1. Rata-rata dismenorea sebelum diberikan
dan tidak melakukan tindakan yang kompres hangat
membahayakan responden. Selain itu peneliti Tabel 1 Distribusi rata-rata dismenorea
meminimalisir risiko dari tindakan yang primer sebelum dilakukan kompres hangat
diberikan dengan memerhatikan kondisi pada remaja kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi
kulit responden sebelum diberikan terapi Tahun 2014
seperti kemerahan, bengkak, adanya luka Tabel 1 memperlihatkan bahwa nilai rata-
dan adanya alergi terhadap buli-buli air rata nyeri dismenorea sebelum dilakukan
panas untuk menghindari cedera. Penelitian kompres hangat adalah 6.50. Pada pre-test
ini tidak akan membahayakan responden diketahui hasil skor terendah adalah 4 dan
karena tindakan ini merupakan tindakan non hasil skor tertinggi adalah 9 dengan standard
farmakologi dan tidak ada efek samping. deviation 1.654 dan median 7.00.
Kenyamanan responden baik fisik, emosi dan
lingkungan tetap dipertahankan. 2. Rata-rata Nyeri Dismenorea Setelah
Peneliti juga tidak membeda-bedakan Dilakukan Kompres Hangat
perlakuan terhadap responden. Responden Tabel 2 Distribusi rata-rata dismenorea
diperlakukan sama dengan responden yang primer setelah dilakukan kompres hangat
lain sesuai dengan standar operasional pada remaja pada remaja kelas XI SMA
prosedur (SOP). Peneliti menjaga kerahasiaan Negeri 1 Cimahi Tahun 2014
responden dengan tidak mencantumkan Tabel 2 tersebut memperlihatkan nilai
namanya (anonymity) pada lembar rata-rata tingkat nyeri dismenorea sesudah

Tabel 1 Distribusi Rata-Rata Dismenorea Primer Sebelum dilakukan Kompres Hangat


pada Remaja Kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi Tahun 2014
Variabel Pengukuran Mean SD (Median) 95%
Minimal –maksimal CI
Nyeri Pre test 6.5 1.654 (7.00) 5.68-7.32
4–9

Tabel 2 Distribusi Rata-Rata Dismenorea Primer Setelah dilakukan Kompres Hangat pada
Remaja Kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi Tahun 2014
Variabel Pengukuran Mean SD (Median) 95%
Minimal – CI
maksimal
Nyeri Post test 4.22 1.665 (4.50) 3.39-5.05

Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015 91


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

Tabel 3 Pengaruh Kompres Hangat terhadap Dismenorea Primer pada Remaja Kelas XI SMA
Negeri 1 Cimahi Tahun 2014
Variabel Pengukuran N (Median) Rata-Rata ± P
SD
Minimal –maksimal Value
Nyeri Pre test 18 7.00 (4-9) 6.50±1.654
Post test 18 4.50 (1-7) 4.22±1.665 0.000

dilakukan kompres hangat 4.22. Pada post- mengharuskan mereka untuk berbaring di
test diketahui hasil skor terendah adalah 1 dan UKS. Data tersebut menunjukkan responden
hasil skor tertinggi adalah 7 dengan standard yang mengalami nyeri (dari skala 4–9) yang
deviation 1.665 dan median 4.50. dideskriptifkan dismenorea sedang sampai
berat seluruhnya mengatakan ketika mereka
3.Pengaruh Kompres Hangat Terhadap sedang mengalami dismenorea mereka tidak
Dismenorea Primer mengonsumsi obat atau menggunakan hal
Tabel 3 Pengaruh kompres hangat terhadap yang lainnya untuk mengurangi nyeri. Alasan
dismenorea primer pada remaja kelas XI mereka tidak menggunakan obat-obatan
SMA Negeri 1 Cimahi Tahun 2014 karena mereka takut menimbulkan dampak
Tabel 3 tersebut memperlihatkan bahwa ketergantungan terhadap obat-obatan. Sesuai
hasil uji Wilcoxon didapatkan p-value 0.000 yang disampaikan oleh Kozier & Erb’s, (2009),
(<α=0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. bahwa penanganan secara farmakologi yaitu
Hal ini dapat disimpulkan bahwa kompres penggunaan obat-obatan akan menyebabkan
hangat berpengaruh dalam menurunkan ketergantungan dan memiliki kontraindikasi
tingkat nyeri dismenorea primer pada remaja yaitu hipersensitivitas, ulkus peptik (tukak
kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi tahun 2014. lambung), perdarahan atau perforasi
gastrointestinal, insufisiensi ginjal, dan risiko
tinggi perdarahan. Adapun penanganan
Pembahasan dismenorea secara non farmakologi yaitu
dengan kompres hangat, dinyatakan cukup
1. Rata-rata dismenorea sebelum dilakukan efektif, hemat dan terjangkau serta tidak akan
kompres hangat menimbulkan efek samping.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat
data bahwa nyeri dismenorea sebelum nyeri dismenorea responden bervariasi
dilakukan kompres hangat nilai terendah karena nyeri yang dirasakan individu satu
adalah 4, nilai tertinggi adalah 9 dan nilai dengan yang lainnya tidak sama, dari
yang sering muncul adalah 8. Hasil tersebut tingkat dismenorea sedang sampai berat.
sesuai dengan penelitian Oktaviana (2012) Sesuai yang disampaikan (Tamsuri, 2007),
di Asrama Kebidanan Tanjungkarang tahun bahwa perbedaan nyeri ini dipengaruhi oleh
2012 didapatkan data bahwa rata-rata nyeri beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin,
dismenorea sebelum dilakukan kompres kultur/budaya, dukungan keluarga/sosial, dan
hangat didapatkan nilai terendah adalah 3 koping. Kondisi tubuh seseorang yang tidak
(ringan), nilai tertinggi adalah 8 dan nilai akan sama satu dengan yang lainnya yang
yang sering muncul adalah 6 hasil dari skala disebabkan oleh perbedaan kadar endorphin.
1–10. Endorphin berfungsi mengatur berbagai
Sesuai data yang didapatkan dari responden fungsi fisiologi transmisi nyeri, emosi,
rata-rata responden yang mengalami nyeri kontrol nafsu makan dan sekresi hormon.
(skala 7–9) yang dideskriptifkan dismenorea Perbedaan kadar endorphin yang tinggi akan
berat hampir seluruhnya meninggalkan sedikit merasakan nyeri dan kadar endorphin
proses pembelajaran karena tidak kuat yang sedikit akan merasakan nyeri yang
menahan nyeri, pusing, lemas yang berlebih (Harry, 2007).

92 Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

Sesuai yang disampaikan oleh dismenorea tersebut dapat dikatakan bahwa


(Proverawati & Misaroh, 2009), bahwa dismenorea merupakan salah satu problema
setiap remaja mempunyai pengalaman nyeri dalam kehidupan remaja, yang memaksa
dismenorea yang berbeda-beda, dimana hal mereka untuk menggunakan berbagai cara
itu muncul rasa tidak nyaman, letih dan sakit untuk mencegah terjadinya nyeri dismenorea.
yang dapat mengganggu aktivitas sehari- 2. Rata-rata nyeri dismenorea sesudah
hari. Setiap menstruasi menyebabkan rasa dilakukan kompres hangat
nyeri terutama pada awal menstruasi, namun Berdasarkan hasil penelitian sesudah
dengan kadar nyeri berbeda-beda dengan diberikan kompres hangat didapatkan paling
tingkat keparahan, yaitu ringan, sedang dan banyak responden dengan nyeri (skala 1-3)
berat. yang dideskriptifkan dismenorea ringan.
Usia remaja banyak yang mengalami Dapat diartikan bahwa kompres hangat dapat
dismenorea yaitu sekitar 60-80% karena menurunkan nyeri dismenorea, responden
mereka sedang mengalami tahap pertumbuhan sebagian besar mengalami penurunan 2 skala
dan perkembangan fisik. Menurut (Harry, nyeri. Penurunan nyeri responden ini karena
2007), dismenorea dapat berlebihan jika kompres hangat dapat memberikan rasa
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik hangat kepada responden untuk mengurangi
seperti stres, syok, kurang darah, dan kondisi nyeri, penurunan nyeri terjadi karena adanya
tubuh yang menurun. perpindahan panas secara konduksi dari buli-
Hal ini sesuai dengan penelitian yang buli yang diletakkan di perut bagian bawah
dilakukan Sophia (2013) didapatkan bahwa ke dalam perut yang melancarkan peredaran
berdasarkan kelompok umur, responden darah, menurunkan ketegangan otot dan
tertinggi yang mengalami dismenorea membuat nyaman/rileks pada responden.
terdapat pada kelompok umur 15 – 17 tahun Hasil tersebut didukung oleh penelitian
(83,00%) dan yang terendah adalah pada Oktaviana (2012) di Asrama Kebidanan
kelompok umur ≤ 14 tahun (8,20%). Hal ini Tanjungkarang tahun 2012 bahwa rata-rata
dapat terjadi karena pada umumnya siswi nyeri dismenorea sesudah dilakukan kompres
SMA yang berada pada usia 14-18 tahun hangat dari skala 1–10 terdapat nilai terendah
karena pada usia remaja terjadi perkembangan adalah skala nyeri 2 (ringan) dan tertinggi
organ-organ reproduksi dan perubahan adalah skala nyeri 6 (sedang) dan nilai yang
hormonal yang signifikan. Hal yang paling sering muncul adalah skala nyeri 5 yaitu
utama yang menyebabkan dismenorea primer tingkat nyeri dismenorea sedang. Data yang
adalah adanya hubungan hormon estrogen, didapatkan dari 5 orang (27,7%) responden
progesteron, dan prostaglandin F2 α yang yang mengalami dismenorea berat (skala
menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika 7–9) dengan karakteristik secara objektif
jumlah prostaglandin F2 α berlebih akan tidak dapat mengikuti perintah, meringis
dilepaskan dalam peredaran darah, maka kesakitan, berbaring sambil membungkuk.
selain dismenorea, dijumpai pula efek umum Setelah diberikan kompres hangat mereka
seperti diare, mual, dan muntah (Guyton & dapat mendeskripsikan nyerinya berkurang
Hall, 2007). dan merasa nyaman kemudian mereka
Penelitian ini dapat menjelaskan bahwa langsung kembali ke kelas untuk melanjutkan
dismenorea pada remaja terjadi karena remaja proses pembelajaran. Intervensi kompres
mempunyai ambang nyeri yang rendah, hangat yang diberikan ini mampu mengurangi
sehingga sedikit rasa nyeri mereka dapat nyeri responden menjadi nyeri ringan (skala
merasakan kesakitan, remaja yang mudah 1–3) sampai sedang sehingga mereka dapat
mengalami stres, contohnya dalam pelajaran melanjutkan aktivitas sehari-hari.
atau saat menghadapi ulangan. Meskipun Fakta dilapangan dari 18 responden yang
dismenorea bukan masalah fisik dan psikis, mengalami dismenorea dengan skala nyeri
namun dismenorea dengan tingkatan nyerinya 4–6 dan 7–9 setelah dilakukan kompres
sering menimbulkan bahaya. Kondisi seperti hangat seluruh responden mengatakan ada
ini membawa remaja pada situasi yang penurunan nyeri. Dari yang mengalami
tidak menyenangkan. Melihat dampak dari dismenorea 7–9 menjadi 4–6 dan dari 4–6

Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015 93


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

menjadi 1–3. Pemberian kompres hangat hangat. Sesuai yang disampaikan oleh
dilakukan dengan perlakuan yang sama dan (Barbara, 2003 & Kozier & Erb’s, 2009),
sesuai prosedur dengan menggunakan buli- bahwa panas juga meningkatkan pengiriman
buli dan air panas, perpindahan panas akibat nutrisi dan kebutuhan oksigen ke daerah
paparan langsung dari buli-buli ke perut yang diberikan kompres dan kongesti vena
bagian bawah. menurun, meningkatkan suplai darah ke area-
Sesuai yang disampaikan oleh (Kozier & area tubuh, penggunaan kompres air hangat
Erb’s, 2009), bahwa penggunaan kompres dapat membuat sirkulasi darah lancar, dan
hangat membuat sirkulasi dan vaskularisasi vaskularisasi lancar yang membuat relaksasi
darah lancar, dengan cara menggunakan buli- pada otot menghilangkan ketegangan otot
buli panas yang di bungkus dengan kantong. dan kekakuan sendi.
Cara pemindahannya secara konduksi Hal yang paling utama yang menyebabkan
dimana terjadi pemindahan panas dari buli- dismenorea primer ada hubungannya dengan
buli ke dalam perut bagian bawah sehingga faktor endokrin yaitu hormon estrogen,
terjadi vasodilatasi yang membuat relaksasi progesterone dan prostaglandin. Saat satu
pada otot. Kompres panas dengan suhu 46°C hari menjelang ovulasi hormon estrogen
mengakibatkan terjadinya vasodilatasi di akan turun, dan hormon progesteron akan
daerah simphisis pubis yang bisa membuka meningkat. Teori tersebut berhubungan
aliran darah membuat sirkulasi darah lancar dengan pengaruh kompres hangat terhadap
kembali sehingga terjadi relaksasi pada otot dismenorea primer, karena mekanisme
mengakibatkan kontraksi otot menurun dan terjadinya penurunan nyeri akibat dilakukan
nyeri berkurang. kompres hangat karena panas menyebabkan
vasodilatasi. Selain itu ketika kompres
3. Pengaruh kompres hangat terhadap nyeri diberikan juga akan merangsang serat saraf
dismenorea primer pada remaja kelas XI yang menutup gerbang karena adanya sensasi
SMA Negeri 1 Cimahi tahun 2014 hangat sehingga transmisi implus nyeri ke
Hasil penelitian menunjukkan terdapat medula spinalis dan otak dapat dihambat.
penurunan tingkat nyeri dismenorea sebelum Sesuai yang disampaikan oleh (Potter
dan sesudah diberikan kompres hangat. & Perry, 2006), panas juga merangsang
Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang serat saraf yang menutup gerbang sehingga
signifikan dari kompres hangat dalam transmisi implus nyeri ke medula spinalis
menurunkan nyeri dismenorea pada remaja dan otak dapat dihambat. Penurunan nyeri
kelas XI SMA Negeri 1 Cimahi tahun 2014. dengan transmisi yang dipengaruhi oleh teori
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil gate control yaitu apabila terdapat impuls
penelitian sebelumnya Wahyuningsih (2012) yang ditransmisikan oleh serabut berdiameter
di STIKES R.S. Baptis Kediri Sesudah besar karena adanya stimulasi kulit,
dilakukan uji statistik dengan uji Wilcoxon sentuhan, getaran, hangat dan dingin serta
Signed Ranks Test didapatkan hasil intensitas sentuhan halus, impuls ini akan menghambat
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan impuls dari serabut berdiameter kecil di
kompres hangat ρ = 0,00. Karena α < 0,05 area SG (Substansia Gelatinosa) sehingga
maka Ha diterima dan H0 ditolak, hal ini sensasi yang dibawa oleh serabut kecil akan
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan berkurang atau bahkan tidak dihantarkan ke
sebelum dan sesudah dilakukan kompres otak oleh SG, karenanya tubuh tidak dapat
hangat. merasakan nyeri.
Penelitian ini senada dengan penelitian Menurut Potter dan Perry, (2006),
yang telah dilakukan oleh Ayu (2010) mekanisme terjadinya penurunan nyeri akibat
diperoleh penurunan rata-rata nyeri kelompok dilakukan kompres hangat karena ketika panas
kompres hangat sebesar 2 derajat skala VAS diterima reseptor, impuls akan diteruskan
dengan nilai p value 0,001 (< 0,005). Karena menuju hipotalamus posterior akan terjadi
P value < 0,05 sehingga H0 ditolak hal ini reaksi reflek penghambatan simpatis yang
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan akan membuat pembuluh darah berdilatasi
sebelum dan sesudah dilakukan kompres sehingga membantu meningkatkan aliran

94 Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

darah ke bagian perut bawah yang mengalami ke-6. Jakarta: EGC.


nyeri/dismenorea, panas meredakan nyeri
dengan menyingkirkan produk-produk Bobak. (2005). Keperawatan maternitas.
imflamasi seperti bradikinin, histamin dan Jakarta: EGC.
prostaglandin yang menimbulkan rasa nyeri
lokal. Dahlan. S. (2012). Langkah-langkah
Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Sagung
Simpulan Seto.
Hasil penelitian didapatkan rata-rata skala Guyton & Hall. (2008). Buku Ajar Fisiologi
nyeri dismenorea sebelum kompres 6.5, Kedokteran. edisi ke-11. Jakarta: EGC.
skala nyeri tertinggi 9, terendah 4 dengan
standard deviation 1.654. Sedangkan rata- Grove, S.K., Burn, N. & Gray, J.R. (2013).
rata skala nyeri dismenorea setelah kompres The Practice of Nursing Research: Appraisal,
hangat 4.22, skala nyeri tertinggi 7, terendah Synthesis, and Generation of Evidence,
1 dengan standard deviation 1.665. Hasil uji 7th edition. St.Louis Missouri: Elsevier
statistik didapatkan nilai p=0.000, maka dapat Sounders.
disimpulkan pada α=0.05 ada perbedaan
yang signifikan antara skala nyeri dismenorea Harry. (2006). Mekanisme Endhorphin
sebelum dengan sesudah kompres hangat, Dalam Tubuh tersedia pada http//klikharry.
yang berarti terdapat pengaruh kompres files.wordpress.com. (Diperoleh 20 Maret
hangat terhadap nyeri dismenorea primer 2014).
pada remaja.
Berdasarkan hasil penelitian peneliti Kozier & Erb’s. (2009). Buku Ajar Praktik
memberikan saran kepada pihak puskesmas Keperawatan Klinis edisi ke-5. Jakarta: EGC.
dan sekolah agar rutin melakukan penyuluhan
pada remaja putri yang mengalami Lowdermilk. (2010). Maternity nursing 8th
dismenorea untuk mencoba menangani edition. Canada: Mosby.
dismenorea tanpa menggunakan obat-obatan,
tetapi menggunakan tehnik yang mudah, Mahmudiono, T. (2011). Fiber, PUFA and
murah, efektif dan efesien yaitu kompres Calcium Intake is Associated With The Degree
hangat yang terbukti dapat mengurangi nyeri of Primary Dysmenorrhea in Adolescent Girl
dismenorea. Pihak sekolah terutama UKS Surabaya, Indonesia. Journal Obstetrics &
diharapkan memfasilitasi peralatan untuk Gynecology.
melakukan kompres hangat tersebut.
Ningsih. (2011). Efektivitas Paket Pereda
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja
Daftar Pustaka Dengan Dismenorea di SMAN Kecamatan
Curup. Tersedia di http://lontar.ui.ac.
Ayu. (2010). Pengaruh Kompres Hangat id.(Diperoleh 19 maret 2014).
Terhadap Dismenorea Primer Pada
Mahasiswi semester VIII S1 Keperawatan Oktaviana, A., & Imron, R. (2012).
di Universitas Muhammadiyah Semarang. Menurunkan Nyeri Dismenorea Dengan
Tersedia digilib.unimus.ac.id. (Diperoleh 20 Kompres Hangat. Jurnal Keperawatan, 8 (2),
Maret 2014). 137–141.
Bajrai, A.A. et al. (2010). Gynaecological Potter & Perry. (2006). Buku Ajar
nursing. Shah Alam: Oxford University Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
Press. dan Praktik edisi ke-1 volume ke-2. Jakarta:
EGC.
Barbara. R. (2003). Asisten Keperawatan
Suatu Proses Pendekatan Keperawatan edisi Proverawati & Misaroh. (2009). Menarch.

Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015 95


Murtiningsih: Penurunan Nyeri Dismenore Primer melalui Kompres Hangat

Yogyakarta: Nuha Medika. penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC.


Sophia, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Wahyuningsih, A (2012). Efektifvtas kompres
Berhubungan Dengan Dismenorea Pada hangat dalam menurunkan intensitas nyeri
Siswi SMK Negeri 10 Medan tahun 2013. dysmenorrhea pada mahasiswi stikes rs.
Tersedia pada http://jurnal/usu.ac.id. baptis kediri. Tersedia pada http://repository.
(Diperoleh 29 Maret 2014). usu.ac.id/bitstream/123456789/16724/4/
Chapter%20II.pdf (Diperoleh tanggal 21
Tamsuri, A (2006). Konsep dan januari 2014).

96 Volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai