Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP LAMA

PERSALINAN KALA II DI RUMAH BERSALIN RATNA


KOMALA BEKASI 2013

JURNAL

TETTY RINA ARITONANG


KHOTIMATUS SOLIHAH

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2013
ABSTRAK
Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Lama Persalinan Kala II di Rumah Bersalin Ratna
Komala Bekasi 2013.

Tetty Rina Aritonang, Khotimatus Solihah

Psikologis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi lama persalinan, terutama
tingkat kecemasan ibu selama proses persalinan. Respon psikologis kecemasan ibu inpartu akan
mensekresikan hormon katekolamin dan adrenalin yang secara fisiologis akan mengakibatkan
kompensasi vasokontriksi. Keadaan tersebut akan menghambat suplay darah ke uterus, sementara
uterus membutuhkan suplay darah yang banyak untuk kekuatan kontraksi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dukungan suami terhadap lama
persalinan kala II pada kelompok primipara dan multipara.
Metode penelitian yang digunakan adalah desain korelasi prediktif dengan pendekatan Cross
Sectional.Pemilihan sampel menggunakan tekhnik quota sampling.Adapun kuota yang ditentukan
peneliti adaah 30 responden.
Hasil penelitian menggunakan uji regresi linier sederhana dengan tingkat kemaknaan 95%, pada
kelompok primipara didapatkan P value(0,001)<0,05, dan pada kelompok multipara didapatkan P
value(0,03)<0,05.
Dapat disimpulkan ada pengaruh dukungan suami terhadap lama persalinan kala II.

Kata Kunci : Lama Persalinan, Dukungan Suami, Paritas


Daftar Acuan : 2005-2012
Jumlah Halaman : 76+xii

ABSTRACT
The Effect of Husband’s Support to Length of Second Stage Labor at Ratna Komala Labor
Home Bekasi 2013

Tetty Rina Aritonang, Khotimatus Solihah

Psychologycal is one of factors that determined length of labor, the mainly is anxiety level on
labor process. The psychologycal respone when mother had got anxiety will secreting adrenalin
and chatecholamines hormone that effect to compensation vasocontriction. That condition will
obstructing blood supply to uterus while the uterus need a much blood supply for contraction
power on labor process.
The purpose of this research to analyze the effect of husband’s support to length of second stage
labor for primiparous and multiparous.
The method of this research is correlation predictive with cross sectional design. The techniques
of sampling used quota sampling with 30 respondens.
The result of research used simple linier regression test with confidence interval 95% on
primiparous group got P Value (0,001)<0,05 and multiparous group got P Value (0,03)<0,05.
The conclusion is any effect of husband’s support to lenght of second stage labor.

Keyword : Length of Labor, Husband’s Support, Parity


References : 2005-2012
Number of Page : 76+xii
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan sebuah berkat lebih baik di bandingkan dengan daerah-
yang tidak ternilai dalam keluarga. Dalam daerah terpencil lain. (Ririh, 2012). Sementara
proses kehamilan, secara fisiologis janin akan di Jakarta, sebagai kota besar dan ibu kota
terus berkembang sesuai usia kehamilan. Dan negara, angka kematian ibu masih terhitung
hal ini, akan menjadikan sebuah kenikmatan tinggi yaitu sekitar 64 kasus kematian ibu pada
tersendiri bagi seorang ibu. Ketika janin telah tahun 2010. (Wahyuningsih, 2011).
tumbuh secara optimal dalam rahim ibu, maka Reproductive Health Library no. 5
secara fisiologis janin akan keluar dari dalam mengatakan bahwa setiap tahun terdapat 180
rahim ibu, dan proses ini dinamakan dengan sampai 200 juta perempuan menjadi hamil dan
persalinan. (Masriroh, 2012). 585.000 orang diantaranya meninggal akibat
Sebagai akhir dari perjuangan ibu salah satu komplikasi sehubungan dengan
selama kehamilan, proses persalinan banyak kehamilan dan persalinan. Latar belakang
yang di nanti oleh para ibu. Namun sayangnya, kematian maternal adalah perdarahan obstetrik
tidak semua ibu bisa menikmati proses (24,8%), infeksi (14,9%), eklampsia (12,9%),
persalinan secara normal. Berdasarkan partus tidak maju/distosia (6,9%), abortus yang
sumber-sumber obstetri, terdapat beberapa tidak aman (12,9%), dan sebab-sebab langsung
komplikasi atau penyulit dalam proses lain (7,9%). (Prawihardjo, 2011).
persalinan, yang salah satunya dari komplikasi Menurut laporan SDKI tahun 2007
tersebut adalah partus tak maju atau partus penyebab kematian ibu disebabkan oleh 28%
macet. Penyulit-penyulit demikian dapat kasus perdarahan, 24% eklamsia, 11% infeksi,
mengancam keselamatan nyawa ibu, dan jika 5% abortus, 5% partus lama atau macet, 3%
di akhiri dengan kematian, maka kejadian ini emboli obstetri, 8% komplikasi nifas, dan 11%
akan turut meningkatkan angka kematian ibu. faktor lain. Partus lama atau partus macet
(Prawihardjo, 2011). dapat disebabkan oleh kala 1 memanjang baik
Angka kematian ibu merupakan salah fase aktif maupun fase laten, kala II
satu indikator dalam menentukan derajat memanjang baik karena disfungsi uterus
kesehatan masyarakat.Di Indonesia angka ataupun distosia.
kematian ibu merupakan angka tertinggi Ditinjau dari faktor psikologis, salah
dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, satu penyebab partus tidak maju adalah
seperti Thailand 44 per 100.000 kelahiran keadaan psikis ibu.Psikis ibu dapat sangat
hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran mempengaruhi lama dan karakter
hidup, dan singapura 6 per 100.000 kelahiran persalinan.Seorang wanita yang sangat takut,
hidup.Berdasarkan SDKI 2007 Indonesia telah cemas, atau bahkan yang sangat bersemangat
berhasil menurunkan angka kematian ibu dari dapat menjadi tegang dan mengalami kesulitan
390 per 100.000 kelahiran hidup (1992) dalam mengatasi kontraksinya. Sehingga,
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup kemungkinan besar ibu dengan kondisi
(1997).Selanjutnya turun menjadi 228 per demikian akan megalami proses persalinan
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, yang lebih lama dan tidak nyaman. Salah satu
2008).Berdasarkan hasil pengakuan respon tubuh manusia terhadap kompensasi
pemerintah melalui Survey Demografi stress adalah mensekresikan hormon
Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian katekolamin, dimana secara langsung hal ini
ibu di Indonesia melonjak drastis.Saat ini hasil akan mengakibatkan disfungsi uterus. (Reeder,
survey SDKI tahun 2012 mengatakan bahwa 2011).
angka kematian ibu di Indonesia mencapai 349 Keadaan psikologi seorang wanita
per 100.000 kelahiran hidup.Ini melonjak yang sedang menjalani persalinan sangat
tinggi jika di bandingkan dengan hasil survey bervariasi, tergantung kepada kesiapan dan
tahun sebelumnya.(Fauzan, 2012). bimbingan antisipasi yang ibu terima selama
Angka kematian ibu tertinggi di menghadapi proses persalinan. Dukungan-
Indonesia yang tercatat di tahun 2012 adalah dukungan ini dapat di terima ibu baik dari
berasal dari pulau Jawa.Secara absolut, angka suami atau pasangan, keluarga, orang terdekat,
kematian ibu tertinggi di pulau Jawa adalah dan pemberi pelayanan kesehatan.(Varney,
Jawa Barat, kemudian Jawa Timur, dan di 2008). Dalam menanggapi hal-hal tersebut,
susul oleh Jawa Tengah. Data ini sangat maka pemerintah Indonesia membuat sebuah
mencengangkan, mengingat Jawa Barat kebijakan dalam pelayanan kesehatan maternal
mempunyai akses pelayanan kesehatan yang dan neonatal yaitu lima benang merah
persalinan. Ada lima aspek dasar dalam lima intervensi dukungan oleh keluarga
benang merah tersebut yaitu membuat menghabiskan waktu 167,9 menit untuk fase
keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan aktif kala 1 dan 34,9 menit untuk kala 2.
sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan Sedangkan pada kelompok yang tidak di
asuhan persalinan dan sistem rujukan. berikan intervensi dukungan dari keluarga
Asuhan sayang ibu dalam lima menghabiskan waktu jauh lebih lama, yaitu
benang merah persalinan mempunyai prinsip 247,7 menit untuk fase aktif kala 1, dan 55,3
saling menghargai budaya, kepercayaan, dan menit untuk kala 2. (Kashanian, 2010).
keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar Penelitian yang dilkukan oleh Putri
asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan dan tim (2009), dengan judul Pengaruh
suami dan keluarga selama proses persalinan Kehadiran Suami Terhadap Lama Persalinan
dan kelahiran bayi. Hal ini merujuk pada di BPS Ny.Y Kecamatan Cilimus Kabupaten
kebutuhan dasar selama persalinan di Kuningan. Berdasarkan hasil penelitian
antaranya yaitu kehadiran seorang tersebut, di simpulkan ada pengaruh kehadiran
pendamping. Setiap ibu yang akan melahirkan suami terhadap lama persalinan.Hal ini di
memerlukan dukungan emosional untuk buktikan dengan perbedaan yang signifikan
membantunya dalam melewati proses antara rata-rata lama persalinan kelompok
persalinan. (Maghfiroh, 2009). yang di dampingi suami dan yang tidak di
Banyak hasil penelitian menunjukkan dampingi suami. Untuk kelompok yang di
bahwa para ibu yang diperhatikan dan diberi dampingi suami rata-rata lama persalinan kala
dukungan selama persalinan dan kelahiran 1fase aktif sampai dengan kala 4 adalah
bayi, serta mengetahui dengan baik proses selama 212,15 menit, sedangkan untuk
persalinan dan asuhan yang akan mereka kelompok yang di dampingi bukan suami rata-
terima, mendapatkan rasa aman dan rata lama persalinanya adalah 354,55 menit.
penampilan yang lebih baik. Disebutkan juga Hasil studi pendahuluan yang telah
bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi dilakukan di Rumah Bersalin Ratna Komala
jumlah persalinan dengan tindakan seperti Bekasi, didapatkan data bahwa rata-rata pasien
ekstraksi vakum, cunam, dan seksio bersalin di klinik tersebut adalah sebanyak 25
cesarea.Selain itu, asuhan ini juga dapat sampai 30 pasien per bulan. Selama periode
membuat persalinan berlangsung lebih bulan september, 5 ibu bersalin di rujuk, salah
cepat.(Aprilia, 2011). satu penyebabnya adalah persalinan lama.
Penelitian terdahulu di lakukan di Kenyataannya kehadiran suami dalam
Iran yang berjudul Effect of Continous During persalinan masih dianggap janggal dalam
Labor on Duration of Labor and Rate of beberapa budaya di Indonesia. Di beberapa
Caesarean Delvery, oleh International Journal tempat pelayanan persalinan ada yang belum
of Gynecology and Obstetrics. Hasil penelitian memperbolehkan kehadiran suami dalam
menunjukan terdapat perbedaan berarti pada proses persalinan isterinya. (Maghfiroh, 2009).
lama persalinan. Kelompok yang di berikan
METODE

Desain penelitian dalam penelitian ini Prosedur Pengumpulan Data


adalah Desain Korelasi Prediktif dengan 1. Jenis Data
rancangan cross sectional. Desain korelasi Jenis data yang di gunakan dalam
prediktif di gunakan jika penelitian yang akan penelitian ini adalah jenis data primer dimana
di lakukan bertujuan mengetahui hubungan peneliti berhadapan langsung dengan
sebab akibat atau pengaruh (Putra, 2012). responden untuk mendapatkan data demografi
Rancangan cross sectional adalah jenis responden secara umum dan data dukungan
pengukuran yang menekankan waktu suami melalui lembar observasi dukungan
pengukuran atau observasi data variabel suami dalam persalinan kala II.
independen dan dependen hanya satu kali pada
satu saat. (Nursalam, 2008).Tujuan penelitin 2. Langkah Pengambilan Data
ini adalah untuk mengetahui hubungan sebab Setelah proposal penelitian sudah di
akibat atau pengaruh dukungan suami terhadap uji dan dinyatakan layak untuk melanjtkan ke
lama persalinan kala II. tahap penelitian, maka peneliti akan
mengajukan surat pengajuan penelitian kepada
bagian administrasi Rumah Bersalin Ratna
Komala dengan surat pengantar dari institusi
yang telah di lisensi. Ketika surat perijinan
sudah di terima, di ijinkan, dan di lisensi oleh b. Coding
Rumah Bersalin Ratna Komala, maka peneliti Merupakan kegiatan merubah data yang
akan memulai pengambilan data. berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk
Data akan di ambil dengan cara angka atau bilangan. Setiap data di berikan
primer dan sekunder, langkah pertama peneliti kode-kode tertentu agar memudahkan kegiatan
mengobservasi dukungan suami selama proses pengolahan data.
persalinan berlangsung, dan langkah Coding data dalam penelitin ini meliputi:
selanjutnya peneliti akan mulai menghitung dukungan suami (1= dukungan suami baik;
waktu persalinan mulai pembukaan lengkap 2=dukungan suami cukup; 3=dukungan suami
(10 cm), sampai bayi lahir lengkap, dan lama kurang), lama persalinan (1=normal; 2=lama),
waktu dalam satuan menit akan di dan karakteristik paritas (1=primipara;
dokumentasikan. Kedua langkah tersebut pada 2=multipara).
pelaksanaanya akan di implementasikan dalam c. Entry Data
waktu yang bersamaan Merupakan sebuah proses memasukkan data
ke dalam komputer untuk selanjutnya di
Pengolahan Data lakukan analisis data dengan menggunakan
Data dari hasil pengumpulan data akan di software statistik.
olah dengan menggunakan software statistik d. Cleaning
yang di gunakan dalam mengolah data Merupakan kegiatan pengecekan kembali data
univariat, bivariat, dan multivariat. Adapun yang sudah di masukkan apakah ada kesalahan
tahap-tahap dalam pengolahan data adalah atau tidak.
sebagai berikut: e. Tabulating
a. Editing Memasukan data-data hasil penelitian ke
Editing data di lakukan untuk memastikan dalam tabel sesuai kriteria.
bahwa data yang di peroleh sudah terisi
lengkap, tulisan sudah jelas terbaca, dan tidak
ada ke biasan dalam penafsiran data. HASIL

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Paritas di Rumah Bersalin
Ratna Komala Bekasi 12 Desember 2012-10 Januari 2013

Paritas N %
Primipara 8 26,7
Multipara 22 73,3
Total 30 100

Hasil analisa univariat menunjukan bahwa primipara dan 22 orang (73,3%) merupakan
karakteristik responden dilihat dari status multipara.
paritas adalah 8 orang (26,7%) merupakan

Tabel 2
Rata-Rata Dukungan Suami Dalam Persalinan Kala II Pada Primipara di Rumah Bersalin
Ratna Komala Bekasi 12 Desember 2012-10 Januari 2013

Jenis
Dukungan N % Mean
(%)
Dukungan
0 0
Baik
Dukungan
5 62,5 37,50
Sedang
Dukungan
3 37,5
Kurang
Total 8 100

Hasil analisa univariat menunjukan bahwa primipara adalah 5 orang (62,5%) mendapat
jenis dukungan suami yang diberikan pada dukungan sedang dari suami dan 3 orang
(37,5%) mendapat dukungan kurang dari primipara kurang mendapatkan dukungan
suami. Rata-rata ibu bersalin kala II dari suami ( 37,50%).

Tabel 3
Rata-Rata Dukungan Suami Dalam Persalinan Kala II Pada Multipara di Rumah Bersalin
Ratna Komala Bekasi 12 Desember 2012-10 Januari 2013

Jenis
Dukungan N % Mean
(%)
Dukungan
1 4,5
Baik
Dukungan
11 50 47,05
Sedang
Dukungan
10 45,5
Kurang
Total 22 100

Hasil analisa univariat menunjukan bahwa dari suami. Rata-rata ibu bersalin kala II
jenis dukungan suami yang di berikan pada multipara kurang mendapatkan dukungan dari
multipara adalah 1 orang (4,5%) mendapat suami (47,05%).
dukungan baik dari suami, 11 orang (50%)
mendapat dukungan sedang dari suami, dan 10
orang (45,5%) mendapat dukungan kurang
Tabel 4
Rata-Rata Lama Persalinan Kala II Pada Primipara di Rumah Bersalin Ratna Komala
Bekasi 12 Desember 2012-10 Januari 2013

Lama
Persalinan N % Mean
(menit)
<90 7 87,5
>90 1 12,5 48,13
Total 8 100

Hasil analisa univariat menunjukan bahwa orang (87,5%) dan >90 menit adalah sebanyak
lama persalinan kala II pada primipara yang 1 orang (12,5%). Rata-rata lama persalinan
menghabiskan waktu <90 menit adalah 7 kala II pada primipara adalah 48,13 menit.

Tabel 5
Rata-Rata Lama Persalinan Kala II Pada Multipara di Rumah Bersalin Ratna Komala
Bekasi 12 Desember 2012-10 Januari 2013

Lama
Persalinan N % Mean
(menit)
<30 22 100
>30 0 0 13,14
Total 22 100

Hasil analisa univariat menunjukan bahwa sebesar 100% (22 orang). Rata-rata lama
lama persalinan kala II pada multipara yang persalinan kala II pada multipara adalah
menghabiskan waktu <30 menit adalah 13,14
menit.
pada istrinya berkaitan erat dengan tingkat
PEMBAHASAN pengetahuan suami itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh dukungan suami 2. Lama persalinan
terhadap lama persalinan kala II fisiologis Berdasarkan hasil riset yang di
baik pada ibu primipara maupun m ultipara. lakukan oleh Kilpatrick S.J dan Laros R. K.
1. Dukungan suami Jr (1989) yang tercantum dalam Varney
Sebuah penelitian yang dilakukan (2008) dinyatakan bahwa hasil penelitian
oleh Hodnett (1994), Simpkin (1992), dan menunjukan adanya perbedaan lama
Hofmeyr et.all (1991) yang terlampir dalam persalinan yang dibutuhkan antar primipara
Marmi (2012) menunjukan hasil bahwa ibu dan multipara. Sampel penelitian dibagi
yang merasakan kehadiran orang ke dua kedalam dua kelompok besar yaitu
sebagai pendamping dalam persalinan akan kelompok dengan anastesi dan induksi serta
memberikan kenyamanan pada saat proses kelompok tanpa anastesi dan induksi. Pada
persalinan. Penelitian ini membuktikan kelompok primipara tanpa anastesi dan
kehadiran orang terdekat terutama suami induksi menghabiskan waktu kala 1 selama
pada saat proses persalinan dapat 8,1 jam dan kala II selama 54 menit,
menimbulkan efek positif terhadap sedangkan pada kelompok primipara dengan
persalinan yaitu dapat menurunkan rasa anastesi dan induksi menghabiskan waktu
sakit, pesalinan menjadi lebih singkat kala 1 selama 10,2 jam dan kala II selama 79
bahkan dapat mengurangi angka persalinan menit.
dengan operasi. Kelompok multipara tanpa anastesi
Berdasaran hasil observasi yang dan induksi menghabiskan waktu kala 1
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini, selama 5,7 jam dan kala II selama 19 menit,
baik pada kelompok primipara maupun sedangkan pada kelompok multipara dengan
multipara rata-rata dukungan yang diterima anatesi dan induksi menghabiskan waktu
oleh ibu bersalin dari suami adalah berada kala 1 selama 7,4 jam dan kala II selama 45
pada kategori dukungan kurang.Hal ini menit. Semua perbedaan rata-rata signifikan
berbanding terbalik dengan penelitian yang secara statistik pada taraf kepercayaan
dilakukan oleh Novita Sari (2010), dalam 0,0001.
penelitianya yang mengobservasi dukungan Hasil penelitian yang dilakukan
suami terhadap lama persalinan didapatkan oleh peneliti menunjukan hasil rata-rata
persentase dukungan suami yang diberikan lama persalinan kala II pada primipara
pada kelompok multiparitas ataupun adalah selama 48,13 menit sedangkan pada
primiparitas rata-rata adalah dukungan baik. multipara adalah selama 13,14 menit.
Fokus perhatian peneliti terhadap Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dukungan suami adalah pada kelompok telah terfiltrasi dengan berbagai kiteria
primipara, berdasarkan hasil observasi yang inklusi yang salah satunya adalah persalinan
dilakukan oleh peneliti rata-rata dukungan normal fisiologis tanpa bantuan alat ataupun
yang diterima oleh kelompok primipara zat seperti induksi oksitosin dan lain
lebih rendah (37,5%) dibandingkan dengan sebagainya.
rata-rata dukungan suami yang diterima oleh Jika dibandingkan denga hasil
kelompok multipara (47,05%). Hal tersebut penelitian Klipatrick dan Laros yang tertera
tidak sesuai dengan teori, jika ditinjau secara dalam Varney (2008), hasil analisa lama
teoritis, kelompok primipara justru lebih persalinan yang dilakukan oleh peneliti
membutuhkan dukungan yang lebih baik adalah sama, yaitu primipara membutuhkan
dari suami karena secara psikologis waktu persalinan kala II yang lebih lama
kecemasan primipara dalam menghadapi dibandingkan dengan multipara. Hasil
persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
multipara. dengan menggunakan analisa komparasi
Dalam penelitian ini, peneliti tidak Mann- Whitney U menunjukan ada
melakukan pengkajian pengetahuan suami perbedaan lama persalinan yang berarti pada
tentang dukungan persalinan terlebih dahulu, kelompok primipara dan multipara, pada
sehingga meninjau pada teori Notoatmodjo taraf kepercayaan 95% didapatkan P value
yang mengatakan bahwa pengetahuan (0,000)<0,05. Hasil analisa tersebut
menetukan sikap seseorang.Artinya, sikap menunjukan bahwa lama persalinan pada
suami dalam mendukung persalinan kala II primipara lebih lama dengan nilai Mean
Rank sebesar 26,13, sedangkan nilai Mean vulva dengan diameter 5-6 centimeter.
Rank pada multipara adalah sebesar 11,64. (Sulistyawati, 2010).
Berdasarkan definisi operasional
3. Pengaruh dukungan suami terhadap lama yang ditentukan oleh peneliti melalui
persalinan kala II. berbagai macam pertimbangan teoritis dan
Hasil analisa yang dilakukan oleh konseptual, diagnosa kala II ditegakkan
peneliti pada kelompok primipara ketika penolong persalinan menyepakati
didapatkan hasil bahwa kelompok primipara dilatasi servik maksimal 10 centimeter atau
yang mendapat dukungan baik dari suami dikenal dengan istilah pembukaan lengkap,
adalah 0%, dukungan sedang dari suami tanpa mengindahkan penurunan
adalah 62,5% dan dukungan kurang dari kepala.Konsep ini diperkuat oleh Varney
suami adalah 37,5%, dengan hasil (2008) yang mendefinisikan bahwa kala II
penghitungan rata-rata adalah 37,50% yang persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap
dikategorikan sebagai dukungan kurang. serviks dan diakhiri dengan kelahiran
Sedangkan untuk kelompok multipara yang bayi.Dalam konsep Varney, tidak ada
mendapat dukungan suami baik adalah ketentuan penurunan kepala untuk
4,5%, dukungan suami sedang adalah 50% mendiagnosa kala II persalinan.
dan dukungan suami kurang adalah 45,5%, Hasil ini sejalan dengan penelitian
dengan hasil penghitungan rata-rata adalah sebelumya yang dilakukan oleh Novita Sari
47,05% dan sama halnya dengan kelompok (2010) bahwa pada persalinan kala II 80%
primipara bahwa rata-rata dukungan yang responden primipara menghabiskan waktu
diterima adalah kategori dukungan suami kurang dari 90 menit dan 83,3% responden
kurang. multipra menghabiskan waktu kurang dari
Hasil analisa yang dilakukan oleh 30 menit. Namun jika dilihat dari segi
peneliti tentang lama persalinan pada dukungan, persentase dukungan suami yang
primipara menunjukan hasil bahwa diberikan sangat jauh berbeda, pada
sebanyak 87,5% ibu mengalami persalinan penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari
kala II dengan waktu kurang dari 90 menit (2010) persentase terbesar yaitu 73,3%
dan 12,5% ibu mengalami persalinan kala II dukungan suami adalah pada kategori
dengan waktu lebih dari 90 menit. Sehingga, dukungan baik pada primipara dan
rata-rata lama persalinan kala II pada persentase terbesar pada kelompok
kelompok primipara adalah 48,13 menit. multipara adalah sebesar 46,7% dengan
Sedangkan pada multipara 100% ibu kategori dukungan sedang.
mengalami persalinan kala II dengan waktu Hasil penelitian yang dilakukan
kurang dari 30 menit dengan rata-rata lama oleh peneliti, persentase dukungan terbesar
kala II adalah 13,14 menit. pada primipara adalah dukungan sedang
Sulistyawati (2010) menjelaskan 62,5% dan pada multipra juga adalah
bahwa proses kala II adalah proses dukungan sedang sebesar 50%. Hal ini bisa
pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan terjadi karena suami yang mendampingi ibu
lengkap sampai bayi lahir. Pada fase ini bersalin pada penelitian sebelumnya telah
kekuatan his uterus ditambah dengan dibekali pendidikan singkat terkait
kekuatan meneran pada ibu akan mendorong dukungan selama persalinan pada saat suami
bayi hingga lahir. Pada primigravida proses mengatar istrinya untuk mengikuti kelas
ini akan berlangsung selama 120 menit atau antenatal, sehingga pengetahuan suami
dua jam dan pada multigravida akan tentang dukungan selama persalinan kala II
berlangsug selama 60 menit atau satu jam. lebih baik yang secara teoritis suami juga
Dilihat dari hasil analisa yang akan mengaplikasikan sikap yang lebih baik
dilakukan oleh peneliti, rata-rata lama saat mendampingi istrinya bersalin.
persalinan kala II pada primipara maupun Sikap dukungan yang lebih baik
multipara tidak melebihi batas normal yang yang dimaksud adalah sikap yang sesuai
dijelaskan oleh Sulistyawati (2010).Bahkan, dengan lembar observasi yang disusun oleh
rata-rata lama persalinan tidak mencapai Danuatmadja (2008) dan Rose (2007) yaitu
setengah waktu yang dikatakan normal mendampingi istri dari awal persalinan,
dalam teori tersebut. Dalam teorinya, suami berada didekat ibu, memberikan
dikatakan bahwa diagnosa persalinan kala II makanan atau minuman, memberikan
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan sentuhan pada area perut atau punggung,
dalam untuk memastikan pembukaan sudah menuntun ibu untuk mengambil nafas saat
lengkap da kepala jain sudah tampak di kontraksi, menenangkan ibu saat kesakitan,
menyampaikan pesan ibu kepada penolong mengurangi stres psikologis ibu dan
persalinan, membantu memposisikan ibu meningkatkan rasa sejahtera bagi ibu, dapat
dengan nyaman, memberikan semangat saat mendorong proses fisiologis persalinan
ibu mengejan, dan suami mendampingi ibu sehingga terjadi kemajuan persalinan
sampai bayi lahir. (Marmi, 2012).
Berdasarkan analisa statistik yang 4. Perbedaan lama persalinan kala II antara
dilakukan oleh peneliti, dinyatakan ada primipra dan multipara
pengaruh dukungan suami terhadap lama Berdasarkan studi literatur dan
persalinan kala II pada primipara. Hal ini telaah jurnal yang peneliti lakukan, semua
dibuktikan dengan P value (0,001)< 0,05. menyatakan bahwa lama persalinan pada
Dengan nilai koefisien korelasi sebesar - primipara akan lebih lama dibandingkan
0,917, pengaruh ini bersifat negatif yang dengan multipara. Secara teoritis ada
sangat kuat. Adapun besar kontribusi beberapa hal yang menyebabkan kondisi
dukungan suami terhadap lama persalinan demikian.Keadaan fisiologis ibu maupun
kala II pada primipara adalah sebesar 84,2%, psikologis ibu mempunyai pengaruh besar
artinya 16,8% lama kala II pada primipara terhadap perbedaan ini.
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Pada primipara proses engagement
Sementara untuk kelompok multipara biasanya terjadi ketika awitan persalinan
adanya pengaruh dibuktikan dengan P value sejati dan tidak lebih lama daripada saat fase
(0,03)< 0,05. Pengaruh pada kelompok aktif kala I persalinan. Philpott dan Castle
primipara bersifat negatif lemah dengan nilai menemukan bahma primigravda yang
koefisien korelasi sebesar -0,473, dan besar berasal dari Rhodesia Afrika tidak
kontribusi yang lebih kecil yaitu 22,3% mengalami engagement sampai akhir kala I
yang artinya lama kala II pada multipara persalinan. Pada multipara, tidak adanya
78,7% dipengaruhi oleh faktor lain. engagement pada awitan kala II persalinan
Hasil penelitian ini juga sejalan adalah abnormal. Secara normal, bagian
dengan hasil penelitian sebelumnya.Dengan persentasi janin mulai turun selama kala I
menggunakan analisa bivariat Chi Square di persalinan dan menurut Friedman penurunan
dapatkan nlai P sebesar 0,000, sehingga akan mencapai titik maksimum pada saat
secara statistik dinyatakan ada hubungan dilatasi servik maksimal, dan akan terus
antara dukungan suami dengan lama kala II turun melewati kala II persalinan sampai
pada primipara.Begitupun dengan kelompok mencapai dasar perineum. Friedman
multipara, dengan nilai P sebesar 0,003 menetapkan bahwa kecepatan maksimum
dinyatakan ada hubungan antara dukungan rata-rata penurunan adalah 1,6 sentimeter
suami dengan lama persalinan kala II (Sari, per jam pada primipara dan 5,4 sentimeter
2010). Namun, penelitian sebelumnya tidak per jam pada multipara. Sehingga dapat
menggunakan koefisien korelasi dan uji diperhitungkan lama kala II rata-rata
pengaruh, sehingga tidak bisa dibandingkan menurut Friedman adalah 46 menit untuk
besar pengaruhnya . primipara dan 14 menit untuk multipara
Penelitian lain yang memperkuat (Varney, 2008).
penelitian ini telah dilakukan oleh Maryam Secara alamiah, dalam proses
Kashanian et.all (2010) yang menyebutkan persalinan terdapat periode tenang atau
bahwa pada kelompok ibu bersalin yang periode diam diantara kala I dan kala II, atau
mendapatkan dukungan secara terus dikenal dengan masa transisi. Kontraksi kuat
menerus lama kala II nya rata-rata adalah pada masa ini sudah berlalu, dan dilatasi
34,9 menit sedangkan yang tidak mendapat servik sudah maksimal. Tubuh seorang ibu
dukungan secara terus menerus lama kala II akan beristirahat sejenak sebelum memulai
nya rata-rata adalah 55,3 menit. usaha ekspulsi. Pada fase ini karakteristik
Berdasarkan berbagai sumber kontraksi lebih jarang dan tidak terlalu
pustaka dan hasil penelitian, terbukti bahwa intens. Pada fase ini, ibu primipara akan
dukungan suami berpengaruh terhadap lama menghabiskan waktu satu jam lebih lama
persalinan khususnya persalinan kala II. daripada multipara. Sehingga pada ibu
Kehadiran suami untuk memberikan primipara dan multipara akan memulai
dukungan adalah hal yang sangat penting usaha ekspulsi pada waktu yang berbeda.
bagi istri selama menjalani proses Keadaan seperti ini jelas mempengaruhi
persalinan, terutama pada ibu yang baru lama persalinan kala II pada primipara dan
menjalani proses persalinan untuk pertama multipara, sehingga secara estimatis
kali. Dengan menghindarkan atau primipara akan lebih lama melewati kala II
persalinan daripada multipara. (Varney, Berdasarkan studi literatur yang
2008). peneliti lakukan pada beberapa sumber,
Menjelang akhir kehamilan otot dikatakan bahwa tingkat kecemasan pada
yang mengelilingi ostium uteri internum primipara lebih tinggi dari multipara.
ditarik oleh segmen atas rahim yang Pernyataan ini didukung oleh hasil
menyebabkan servik menjadi pendek dan penelitian yang dilakukan oleh Arafah
menjadi bagian dari segmen bawah rahim. (2010) didapatkan hasil bahwa tingkat
Bentuk servik menghilang karena kanalis kecemasan ibu primipara menjelang
servikalis membesar dan bagian atas persalinan 53,3% berada pada kategori
membentuk ostium uteri eksterna sebagai tingkat kecemasan berat. Secara fisiologis
ujung dan berbentuk sempit. Pada primipara respon kecemasan pada ibu inpartu adalah
servik biasanya tidak akan berdilatasi hingga akan terjadi penurunan kadar glukosa
penipisan sempurna, sedangkan pada wanita sehingga dapat mempengaruhi sekresi
multipara penipisan dan dilatasi dapat terjadi epinephrin dan dapat menghambat aktivitas
secara bersamaan, sehingga penurunan myometrium, sehingga kemampuan
kepala akan terjadi lebih cepat dibandingkan kontraksi uterus untuk mendorong isi
dengan primipara. Selain oleh penarikan konsepsi menjadi menurun.
segmen atas rahim dilatasi servik juga Pemaparan teori-teori dan hasil
dipengaruhi oleh tekanan dari isi uterus penelitian tersebut sejalan dengan hasil
yaitu kepala dan kantong amnion. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
primigravida ostium uteri internum akan Dalam penelitian ini bedasarkan analisa
terbuka lebih dahulu, kemudian ostium komparasi dengan menggunakan uji statistik
eksterna pada saat persalinan kala II. Mann Whitney U dinyatakan ada perbedaan
Sedangkan pada multigravida ostium uteri lama persalinan kala II antara primipara dan
internum dan eksternum membuka secara multipara dengan Z hitung (-3,998) < Ztabel
bersamaan. Selain itu, pada proses (-2,755) ; P Value (0,000) < 0,05. Kelompok
engagement primipara akan lebih lama primipara menghabiskan waktu persalinan
karena otot-otot abdomen yang masih kala II lebih lama (Mean Rank=26,13)
tegang, sementara pada multipara otot-otot daripada kelompok multipara (Mean
abdomen cendrung lebih kendur sehingga Rank=11,64).
proses kontraksi untuk mendorong kepala Hasil penelitian lain yang
memasuki pintu atas panggul akan lebih membedakan lama persalinan adalah
cepat. (Marmi, 2012). penelitian yang tercantum dalam jurnal
Merujuk kepada beberapa teori humanitas oleh Hastuti (2009), hasil
yang telah dijelaskan, secara anatomi dan penelitian menunjukan bahwa dari hasil
fisiologi primipara berbeda dengan analisa komparasi dengan uji Mann Whitney
multipara.Secara umum otot-otot reproduksi U didapatkan P Value (0,004)<0,05 yang
pada wanita primipara jauh lebih kaku berarti ada perbedaan lama persalinan antara
daripada multipara. Kekakuan otot terebut ibu yang didampingi suami dan tidak
akan menghambat proses dilatasi, kontraksi didampingi suami pada kala II persalinan
dan penurunan kepala sehingga waktu yang primipara.
dibutuhkan untuk mengeluarkan bayi lebih Penelitian lain yang mendukung
lama. Selain dari segi fisiologis, perbedaan penelitian ini adalah pnelitian yang
lama kala II antara primipara dan multipara dilakukan oleh Utami (2010). Hasil analisa
juga di pengaruhi oleh faktor psikologis. dengan menggunakan uji t didapatkan P
Salah satu faktor psikologis yang Value(0,022)<0,05 yang artinya ada
dapat mempengaruhi kemajuan persalinan perbedaan lama persalinan antara kelompok
adalah pengalaman melahirkan bayi yang didampingi suami dan bukan
sebelumnya dan dukungan dari orang didampingi suami.
terdekat, terutama suami. Dalam hal ini, Beberapa teori dan hasil penelitian
dimaksudkan bahwa wanita yang pernah diatas menunjukan bahwa pentingnya peran
melahirkan sebelumnya atau multipara suami dalam mendukung persalinan istrinya.
memiliki kesiapan dan pengalaman lebih Dukungan fisik maupun emosional dari
dalam menghadapi proses persalinan, suami memang dibutuhkan oleh ibu dalam
sehingga komplikasi persalinan yang menghadapai proses persalinan. Upaya ini
diakibatkan oleh ketidaksiapan ibu atau telah terbukti dapat menurunkan durasi
ketakutan berlebih dapat diminimalisir persalinan bahkan menurunkan angka
(Marmi, 2012). kejadian persalinan dengan operasi.Namun
walau bagaimanapun, dukungan dari suami kesehatan, ibu, dan suami yang akan
hanya bagian dari faktor psikologis yang bedampak positif terhadap kelancaran
terasuk dalam faktor-faktor yang persalinan ibu.
mempengaruhi kelancaran 3. Bagi perkembangan riset keperawaan
persalinan.Disamping dukungan suami dan Mengingat banyaknya faktor yang
faktor psikologis masih banyak faktor-faktor mempengaruhi kelancaran persainan baik
lainya seperti faktor jalan lahir, faktor isi secara fisik maupun psikologis, diharapkan
kandungan, faktor kekuatan, faktor penolong untuk para peneliti keperawatan selanjutnya
dan faktor posisi yang juga dapat agar mampu menggali lebih dalam faktor-
menentukan lama persalinan.Oleh karena faktor tersebut serta menganalisa secara
itu, keseluruhan faktor-faktor tersebut pasti melalui penelitian keperawatan
hendaknya dapat dikendalikan demi sehingga perawat dapat menjalankan peran
kelancaran persalinan dan kesejahteraan ibu fungsinya secara optimal.
inpartu, sehingga angka kematian maternal
di Indonesia dapat ditekan seminimal SUMBER PUSTAKA
mungkin. 1. Bobak, L, et.al. Terjemaahan oleh
Wijayarini.MA & Anugerah.PI. 2005..
SIMPULAN Buku Ajar Keperawatan Maternitas
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Edisi 4. EGC: Jakarta.
dirumuskan kesimpulan ada pengaruh
dukungan suami terhadap lama persalinan 2. Childbirth Connection. 2012. Labor
kala II di Rumah Bersalin Ratna Komala Support. Available at
Bekasi dengan P Value 0,001 untuk http://www.childbirthconnection.org/art
kelompok primipara dan P Value 0,03untuk icle.asp?ck=10178 (4 September
kelompok multipara. Dengan demikian, 2012).
pada tingkat kemaknaan (convidence
interval) 95% (α=0,05) disimpulkn ada 3. Chunuan, S, et.al. 2009. Effect of the
pengaruh dukungan suami terhadap lama Presence of Family Members, During
persalinan kala II di Rumah Bersalin Ratna 4. the Firs Stage of Labor, on Childbirth
Komala Bekasi. Outcomes in a Provincial Hospital in
Songkhla Province, Thailand. Vol.13
SARAN No.1. Thai J Nur Res. P.16-27.
1. Bagi Rumah Bersalin Ratna Komala dan
institusi pelayanan kesehatan maternal dan 5. Hastuti, S, dkk. 2009. Pengaruh
neonatal Dukungan Suami Terhadap Lama
Untuk institusi yang memberikan Persalinan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 6. Kala II pada Ibu Primipara. Vol.VI
baik Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah No.2. Humanitas. P.123-135
bersalin, Klinik kandungan dan sebagainya 7. .
dengan hasil penelitian ini diharapkan untuk 8. Kashanian, M, et.al. 2010. Effect of
menambahkan program pada kelas antenatal Continous Support During Labor on
berupa pendidikan kesehatan terhadap ibu 9. Duration of Labor and Rate of
dan suami akan pentingnya dukungan Caesarean Delivery. 109 (2010).
persalinan selama proses persalinan. Selain International Journal of Gynecology and
itu pendidikan kesehatan mengenai masalah- Obstetrics. P.198-200.
masalah kehamilan berbahaya, tanda-tanda
persalinan juga penting diketahui. 10. Kliping Berita Kesehatan Pusat
2. Bagi STIKes Medistra Indonesia dan Komunikasi Publik Setjen Kementrian
perkembangan pendidikan ilmu keperawatan Kesehatan
Diharapkan agar institusi 11. RI. 2012. Jakarta
pendidikan ilmu keperawatan dapat
mengembangkan kurikulum untuk 12. Kompas. 2012. Angka Kematian Ibu
meningkatkan upaya preventif dalam upaya Tertinggi Justru di Jawa.Availabel at
penurunan angka kematian ibu yang salah 13. http://health.kompas.com/read/2012/09/
satunya dengan cara mengaplikasikan secara 04/06254357/Angka.Kematian.Ibu.Terti
nyata pemberian pendidikan kesehatan nggi.Justru.di.Jawa. (4 September
kepada ibu dan suami sehingga akan terjalin 2012).
kerja sama yang baik antara tenaga
14. Laporan Pendahuluan Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia 30. Prawihardjo, S. 2009. Buku Acuan
(SDKI). 2012. Nasional Pelayanan Kesehatan
15. Jakarta. 31. Maternal dan Neonatal. BP-SP :Jakarta.

16. Maghfiroh, P. 2009. Pengaruh 32. __________________. 2011. Ilmu


Kehadiran Suami Terhadap Lama Kebidanan. BP-SP :Jakarta.
Persalinan
17. di BPS Ny.Y Kecamatan Cilimus 33. Putra,SR. 2012. Panduan Riset
Kabupaten Kuningan. Kuningan: Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
STIKes Kuningan Garawangi. Jogjakarta:
34. D-Medika.
18. Manuaba,IBG, dkk. 2012. Ilmu
Kandungan,Penyakit Dalam, dan KB. 35. Reeder, M, et.al. t.t . Keperawatan
19. EGC:Jakarta Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, &
36. Keluarga Volume 2 Edisi 18.
20. Marmi. 2011. Intranatal Care . Pustaka Terjemaahan oleh Afiyanti,
Pelajar:Yogyakarta. Rachmawati, dkk. 2011. EGC:Jakarta.

21. Masriroh, S . 2012 . Keperawatan 37. Sari, NK. 2009. Dukungan Suami
Obstetri & Ginekologi. Terhadap Lama Persalinan Kala I dan
22. Imperium:Yogyakarta. II pada
38. Primigravida di RSUD Kota Surakarta.
23. Nathanael, Y. 2012. Mahir Universitas Sebelas Maret:Surakarta.
Menggunakan SPSS Secara
24. Otodidak. PT. Elex Media 39. SDKI, DEPKES. 2007. Angka
Komputindo:Jakarta. Kematian Ibu Bersalin. Jakarta:
DEPKES RI
25. Nursalam. 2008. Konsep dan 40. .
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu 41. Varney. 2008. Buku Ajar Asuhan
26. Keperawatan. Salemba Medika : Kebidana vol 2. EGC:Jakarta.
Jakarta.
42. ______. 2008. Buku Ajar Asuhan
27. Parents Indonesia. 2012. 9 Cara Kebidanan vol 1. EGC:Jakarta.
Menangkis Rasa Sakit Saat Melahirkan.
28. Availabel at 43. Western Journal of Nursing Research
(WJNR). 2013. Effects of Fathers’
29. Pedoman Audit Maternal Perinatal 44. Attendance to Labor and Delivery on
(AMP) Kementrian Kesehatan. 2010. the Experience of Childbirth in Turkey.
Jakarta. Availabel at).

Anda mungkin juga menyukai