Anda di halaman 1dari 4

Nama : Septiana Nurrahmawati

NIM : 4008220129
Kelas :C
Judul : Pengaruh Terapi Birth Ball dengan Durasi Persalinan Kala I Fase Aktif di
Puskesmas Cugenang

1. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas ibu hamil, ibu bersalin dan nifas masih merupakan

masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Seperti yang kita ketahui

bersama bahwa tolak ukur status kesehatan di suatu negara adalah Angka Kematian Ibu

(AKI). AKI mengindikasikan angka kematian ibu yang terjadi dalam setiap 100.000

kelahiran.

Pada tahun 2015 sebanyak 303.000 kematian ibu terjadi di seluruh dunia. Kematian

wanita usia subur di negara miskin diperkirakan sekitar 25−50% penyebabnya adalah

masalah kesehatan, persalinan, dan nifas (WHO, 2015). Di wilayah ASEAN diperkirakan

terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan

dan persalinan tahun 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2021

mencapai 305 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan di Jawa Barat Angka Kematian Ibu

(AKI) pada tahun 2020 periode bulan Januari-Juli sebesar 416 kasus, angka tersebut ada

penurunan dibanding 2019 yaitu 416 kasus (Dinkes Prov Jabar, 2020).

Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat,

dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang 3 menyebabkan mayoritas

kasus kematian ibu sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah pendarahan, infeksi,

tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman

(WHO, 2013). Salah satu komplikasi persalinan yang ikut menyumbang dalam angka

kematian ibu adalah partus lama.


Di Indonesia, partus lama dilaporkan sebagai penyebab 1-1,8% kematian ibu.

Menurut Departemen Kesehatan (2014) ibu yang bersalin dengan kasus partus lama yang

di rawat di RS di indonesia sebanyak 4,3 persen yaitu 12,176% dari 281.050 persalinan.

SDKI (2012) mencatat bahwa kejadian partus lama sebesar 38,25% dan merupakan salah

satu penyebab kematian maternal dan perinatal.

Faktor yang mempengaruhi persalinan menjadi lama yaitu kelainan presentasi,

kontraksi yang tidak adekuat, kelainan jalan lahir, kehamilan kembar, dan anemia.

Berbagai upaya fisiologis dilakukan untuk mencegah terjadinya partus lama diantaranya

yaitu dengan teknik napas dalam, yoga, senam hamil, rebozo dan tehnik birth ball (bola

kelahiran).

Birth ball merupakan bola terapi / alat terapi fisik yang dapat membantu

mempercepat kemajuan persalinan pada saat ibu inpartu kala I persalinan yang dapat

digunakan dalam berbagai posisi. (Kurniawati, 2017)

Bola yang digunakan dalam terapi birth ball menyerupai bola gym hanya berbeda

ukuran. Birth ball memiliki ukuran jauh lebih besar, kira-kira mencapai tinggi 65-75 cm

setelah dipompa. Birth ball dirancang khusus supaya tidak licin saat digunakan dilantai,

hal inilah yang membuat birth ball menjadi aman untuk digunakan oleh ibu hamil, bahkan

saat proses kelahiran, akan tetapi penggunaan birth ball akan lebih baik jika menggunakan

matras atau pengalas di bawahnya (Raidanti & Mujianti, 2021).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Batubara dan Ifwana yang berjudul Pengaruh

Pelaksanaan Birthing Ball terhadap Lamanya Persalinan Kala I pada Ibu Primigravida di

PMD Desita, S.SiT, Kabupaten Bireueun menyimpulkan bahwa dari 35 responden ibu

primigravida mayoritas melakukan terapi birth ball sebanyak 21 orang (60%) dengan lama

persalinana cepat sebanyak 18 orang (54,1%) dan lama persalinan lambat sebanyak 3

orang (8,6%). Yang tidak melaksanakan birth ball sebanyak 14 orang (40%) dengan lama
persalinan cepat sebanyak 4 orangt (11,4%) dan lama persalinan lambat sebanyak 10

orang (28,6%).

Pada Bulan Januari 2022 dari 54 ibu bersalin di Puskesmas Cugenang sebanyak 20

ibu (37,04 %) mengalami partus lama. Dari studi pendahuluan pada bulan Januari 2022 di

Puskesmas Cugenang dimana 10 orang ibu bersalin dilakukan terapi birth ball, didapatkan

hasil sebanyak 6 ibu (50 %) mengalami durasi persalinan yang cepat, 3 ibu (30%)

mengalami durasi persalinan normal dan 1 ibu (10%) mengalami durasi persalinan yang

lambat. Berdasarkan pada permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Birth Ball dengan Durasi Persalinan Kala I

Fase Aktif di Puskesmas Cugenang”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, didapatkan data dari 54 ibu bersalin di Puskesmas

Cugenang pada Bulan Januari tahun 2022 sebanyak 20 ibu (37,04 %) mengalami partus

lama dan dari studi pendahuluan terhadap 10 ibu bersalin yang dilakukan terapi birth ball,

sebanyak 6 ibu (50 %) mengalami durasi persalinan yang cepat, 3 ibu (30%) mengalami

durasi persalinan normal dan 1 ibu (10%) mengalami durasi persalinan yang lambat. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Birth Ball

terhadap Durasi Persalinan Kala I Fase Aktif di Puskesmas Cugenang.

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi birth ball

terhadap durasi persalinan kala I fase aktif di Puskesmas Cugenang tahun 2022.
b. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui durasi persalinan kala I fase aktif pada kelompok kontrol di

Puskesmas Cugenang tahun 2022.

b. Untuk mengetahui durasi persalinan kala I fase aktif pada kelompok intervensi di

Puskesmas Cugenang tahun 2022.

c. Untuk mengetahui pengaruh terapi birth ball terhadap durasi persalinan kala I fase

aktif di Puskesmas Cugenang tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai