Anda di halaman 1dari 6

7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala peringatan bahwa ibu atau anak

yang belum lahir mungkin berisiko (Syafrudin, 2019).

Setiap kehamilan memiliki peluang untuk mengalami kesulitan di beberapa titik

dalam perkembangannya. Pelayanan antenatal care harus diberikan secara rutin,

sesuai standar, dan terpadu untuk menjamin pelayanan antenatal yang berkualitas.

Komplikasi kehamilan disebabkan oleh perilaku ibu yang tidak konsisten saat

pemeriksaan kehamilan dan asupan gizi pada ibu (Wiknjosastro, 2019). Di

Indonesia, perdarahan menempati urutan kedua setelah infeksi eklampsia sebagai

penyebab utama kematian ibu. Faktor-faktor ini secara kolektif harus disalahkan Ibu

meninggal karena penyebab langsung pada sekitar 70% kasus. Mempertaruhkan

Wanita hamil yang memiliki penyakit seperti tuberkulosis, HIV/AIDS, atau anemia

memiliki risiko kematian ibu yang lebih tinggi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 500.000

wanita melahirkan setiap tahun dan meninggal dunia. Kematian ibu di Indonesia

tetap tinggi, dengan 190 kematian per 100.000 kelahiran hidup, menurut Survei

Kesehatan dan Demokrasi di Indonesia (2014). Jika dibandingkan dengan SDKI

2012-2012, angka ini atau 170 per 100.000 kelahiran hidup sedikit lebih rendah pada

tahun 2013. berdasarkan statistik kementerian, tahun 2020. Namun, ada 305

kematian ibu untuk setiap 100.000 kelahiran hidup. Pendarahan (28,19%), hipertensi

7
8

(23%), dan masalah sistem peredaran darah (4,94%) adalah beberapa

penyebabnya. 2020 (Kemenkes). Dinas kesehatan Provinsi Sulut tahun 2020

sebesar 359,1 per 100.000 kelahiran hidup menurut profil. Jika dibandingkan dengan

kematian ibu pada tahun 2019 yang sebesar 168,8 angka tersebut naik. Perawatan

prenatal secara teratur dapat mengantisipasi risiko sebelum terjadi sehingga

tindakan pencegahan dapat diambil. Angka kematian ibu diturunkan sebagian oleh

tenaga medis terampil yang membantu persalinan dan memantau kesehatan selama

kehamilan baik untuk skenario umum maupun darurat (Andra, 2019).

Tujuan antenatal care (ANC), pemeriksaan pranatal, adalah untuk

memastikan bahwa ibu hamil memiliki kesehatan mental dan fisik sebaik mungkin

sehingga mereka dapat mengelola persalinan, masa nifas, mempersiapkan

menyusui, dan kembali ke kesehatan reproduksi secara bertanggung jawab.

Tujuannya adalah untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal

dengan mengidentifikasi dan mengobati penyakit yang berhubungan dengan

kehamilan, persalinan, dan masa nifas sedini mungkin dalam kehamilan, selama

persalinan, dan selama masalah apa pun (Manuaba, 2020).

Pengetahuan ibu yang rendah dan frekuensi pemeriksaan ANC yang tidak

teratur menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Frekuensi kunjungan ANC dapat menunjukkan keteraturan. Hal ini ternyata menjadi

masalah karena tidak semua ibu hamil terutama ibu hamil normal memeriksakan

kehamilannya secara rutin sehingga mencegah deteksi dini kelainan. Wanita hamil

kurang termotivasi untuk menerima perawatan antenatal secara teratur dan tepat

waktu karena sejumlah alasan, antara lain sebagai berikut:

perawatan medis yang buruk, kurangnya tenaga terlatih, dan obat penyelamat hidup

pada ibu hamil (Sarwono, 2019), kurangnya pengetahuan tentang nutrisi, dukungan
9

keluarga, komunikasi terapeutik perawat, pengetahuan tentang perawatan antenatal,

kesibukan, tingkat ekonomi, dan kenyamanan untuk perawatan ibu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 500.000

wanita yang melahirkan setiap tahunnya meninggal dunia. Menurut Survei

Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (2014), negara Indonesia masih memiliki

angka kematian yang tinggi—190 per 100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan

dengan perkiraan SDKI 2012-2013, angka ini sedikit menurun—170 per 100.000

kelahiran hidup. Pada tahun 2020, kematian ibu terkait kehamilan, persalinan, dan

nifas kembali dicatat oleh Demokrasi dan Pusat Kesehatan Indonesia (SDKI), kali ini

dengan angka yang signifikan yaitu 228 hingga 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulut pada tahun 2020 menyebutkan sebesar 359,1

kelahiran hidup per 100.000 penduduk. Angka Dibandingkan dengan angka

kematian ibu sebesar 168,8 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019, angka

tersebut mengalami peningkatan (Kemenkes RI, 2020). Untuk tahun 2021, dinas

kesehatan kota Tomohon melaporkan 62 kasus kematian ibu (AKI) di kota tersebut

(Dinkes Kota Tomohon, 2021).

Di Puskesmas Budilatama, Kec, Asnawir Arifin dkk. (2015) melakukan

penelitian. Kab Gadung. Berdasarkan dukungan keluarga terhadap kecemasan ibu

hamil menghadapi proses persalinan, 32 responden di Kabupaten Buol Provinsi

Sulawesi Tengah melaporkan mendapat dukungan baik sebanyak 17 responden

(53,1%), sedangkan 15 responden menyatakan mendapat dukungan kurang baik

(46,9%). Tiga belas wanita hamil menanggapi dengan kecemasan ringan, tiga belas

dengan kecemasan sedang, dan enam dengan kecemasan tentang berat badan

mereka setelah penelitian.


10

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Tomohon mencapai 62 jiwa pada tahun

2021, menurut data Dinas Kesehatan Kota Tomohon (Dinas Kesehatan Kota

Tomoho, 2021). Cakupan pelayanan antenatal yang dapat dipantau melalui

pelayanan kunjungan baru ibu hamil setelah melahirkan dalam upaya perawatan diri

agar ibu sebelum melahirkan bayi tetap terjaga dan terjaga kesehatannya dapat

dilihat sebagai bukti pengobatan. bagi ibu hamil untuk mengurangi kecemasan ibu

(Kemenkes RI, 2020).

Ada 340 ibu yang akan diteliti berdasarkan observasi awal yang dilakukan

peneliti di Poliklinik Kebidanan RS Anugerah Tomohon dalam tiga bulan terakhir

tahun 2022. Mereka juga memperoleh data dari kunjungan ke ibu hamil. Apakah

Anda mengalami kecemasan ringan, sedang, atau berat? Berdasarkan hasil

wawancara dengan ibu hamil, 39 ibu hamil tidak mendapatkan dukungan keluarga

yang memadai, terbukti dengan tidak adanya anggota keluarga yang datang untuk

memeriksakan kehamilan. Selain itu, 69 ibu hamil dilaporkan mengalami kecemasan

akibat kurangnya motivasi dan keramahan perawat dalam komunikasi terapeutik,

sehingga 11 diantaranya tidak menerima.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Klinik Kebidanan RS Anugerah

Tomohon dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dan Komunikasi Perawat

Terapeutik dengan Kecemasan Ibu Hamil Sebelum Melahirkan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Pernyataan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh data bahwa ada Hubungan
Dukungan Keluarga dan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
Kecemasan Ibu hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik Kebidanan
RSUD Anugerah Tomohon.
11

1.2.2. Pertanyaan Masalah


1. Bagaimana dukungan keluarga Ibu hamil Menjelang Persalinan di Poli
Klinik Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon?
2. Bagaimana Komunikasi Teraupetik perawat Ibu hamil Menjelang
Persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon?
3. Bagaimana kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik
Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon?
4. Apakah ada hubungan Dukungan Keluarga dengan kecemasan Ibu
hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD Anugerah
Tomohon?
5. Apakah ada hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Kecemasan Ibu
hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD Anugerah
Tomohon?

1.3. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada kecemasan ibu hamil
Menjelang Persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon. Pada
penelitian ini terdapat beberapa variable yang dipilih yaitu dukungan keluaraga,
komukasi terapeutik dan kecemasan ibu hamil.

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga dan Komunikasi
Terapeutik Perawat dengan Kecemasan Ibu hamil Menjelang Persalinan
di Poli Klinik Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menjelang persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD Anugerah
Tomohon.
b. Mengidentifikasi Komunikasi Terapeutik perawat dengan kecemasan
Ibu hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD
Anugerah Tomohon
12

c. Mengidentifikasi Kecemasan ibu hamil menjelang Persalinan di Poli


Klinik Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon
d. Menganalisa Dukungan Keluarga dan Komunikasi Terapeutik Perawat
dengan Kecemasan Ibu hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik
Kebidanan RSUD Anugerah Tomohon.
e. Menganalisa Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Kecemasan
Ibu hamil Menjelang Persalinan di Poli Klinik Kebidanan RSUD
Anugerah Tomohon.

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoretis
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
institusi pendidikan terutama mahasiswa keperawatan sebagai bahan
bacaan dan peningkatan pengetahuan tentang Dukungan Keluarga
dan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kecemasan Ibu hamil
serta referensi perpustakaan.
2. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dalam
menentukan kebijakan yang berguna bagi peningkatan keperawatan
kegawatdaruratan khususnya yang berhubungan dengan dukungan
Keluarga, Komunikasi Teraupetik Perawat bagi mahasiswa
keperawatan.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam menentukan
kebijakan yang berguna bagi peningkatan keperawatan Antenatal
Care khususnya yang berhubungan dengan Dukungan Keluarga dan
Komunikasi Terapeutik bagi perawat RSUD Anugerah Tomohon.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan kajian teori
bagi peneliti lanjutan, dan dapat melakukan penelitian yang
berhubungan dengan dengan tentang Dukungan Keluarga dan
Komunikasi Terapeutik Perawat bagi mahasiswa keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai