Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Kebidanan pada NY.

A usia 35 Tahun dengan Kehamilan


Kembar di Bpm Bidan Eka Budiarti S.ST Kota Bogor
Tahun 2020

Dinda Gricelda Sinuraya1, Meti Kusmiati2


1.2
Akademi Kebidanan Prima Husada Bogor
Jln. Brigjen H. saptadji No. 19 Cilendek Barat, Bogor Indonesia Telp. (0251) 8319922
Email : dindagricelda8@gmail.com

ABSTRAK

Angka Kehamilan Kembar pada tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %. Faktor umur, makin tua umur
makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan munurun lagi setelah berumur 4 tahun. Selain
dipengaruhi faktor umur, kehamilan gemelli juga dapat dipengaruhi oleh faktor paritas. Pada
primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) jadi 18,9 per 1000 persalinan. Tujuan: Tujuan
umum Laporan Kasus ini adalah untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan pada kasus Ny. A dengan
Kehamilan Gemeli melalui pendekatan Manajemen Kebidanan. Metode: Pada laporan tugas akhir ini
menggunakan metode wawancara, dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian
menggunakan SOAP. Subjek asuhan adalah ibu hamil Ny. A G2P1A0 umur 35 tahun dengan
kehamilan kembar. Cara pengambilan data dengan wawancara, observasi langsung dan studi dokumen
rekam medik. Analisa data dilakukan secara deskriptif berdasarkan 7 langkah varney dan SOAP .
Hasil : diagnose Ny. A umur 35 tahun G2P1A0 umur kehamilan 26 minggu dengan kehamilan gemelli
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan abdomen, pemeriksaan USG menunjukan adanya 2 janian dalam
Rahim ibu. Kesimpulan : tidak terdapatnya kesenjangan teori dengan lahan praktek karena
pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan teori.

Kata kunci : kehamilan gemelli, angka kejadian

ABSTRACT

The Twin Pregnancy Rate in 2009 in Indonesia was 33%. As age factor, the older the age, the higher
the incidence of multiple pregnancies and decreases again after 4 years of age. Besides being
influenced by age factors, Gemelli pregnancy can also be influenced by parity factors. In primiparous
it was 9.8 per 1000 and in multiparous it was 18.9 per 1000 deliveries. Purpose: The general
objective report of this Case is to apply midwifery care to Ny. A with Gemelli Pregnancy through a
Midwifery Management approach. Methods: interviews, direct observation with a case study
approach. The subject of care is a pregnant woman, Mrs. A G2P1A0 35 years old with multiple
pregnancies. Data collection was done by interviews, direct observation and study of medical record
documents. Data analysis was done descriptively based on 7 varney and SOAP steps. Result:
diagnosis of Mrs. A, 35 years old G2P1A0, 26 weeks gestation with Gemelli's pregnancy was
established based on abdominal examination, ultrasound examination showed that there were 2 balls
in the mother's uterus. Conclusion: there is no gap between theory and practice because the
examination is carried out in accordance with the theory.

Key words : Gemelli pregnancy, incidence rate

1
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

Pndahuluan

Menurut data World Health Organization Insiden kehamilan kembar tergolong


(WHO), angka kematian ibu di dunia pada kecil sehingga tidak cukup banyak data yang
tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran didapatkan. Menurut Badan Perhitungan
hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu (Statistika) Angka Kehamilan Kembar tahun
adalah 303.000 kematian dengan jumlah 2009 di Indonesia adalah 33 %. Faktor umur
tertinggi berada di negara berkembang yaitu makin tua umur makin tinggi angka kejadian
sebesar 302.000 kematian. Angka kematian kehamilan kembar dan munurun lagi setelah
ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi berumur 40 tahun. Selain dipengaruhi faktor
dibandingkan angka kematian ibu di negara umur, kehamilan gemelli juga dapat
maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup dipengaruhi oleh faktor paritas. Pada
sedangkan di negara maju hanya 12 per primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015[1]. (oktipara) baik jadi 18,9 per 1000 persalinan.
Keturunan keluarga tertentu akan cenderung
Menurut data yang diperoleh dari WHO
melahirkan anak kembar yang biasanya
tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan
diturunkan secara paternal, namun dapat pula
meninggal akibat persalinan. Sedangkan
secara maternal (Mochtar Rustam, 2012:260).
menurut penelitian Greulich (1930), pada 121
Menurut catatan medical record Rumah Sakit
juta persalinan didapat angka kejadian ganda,
Siti Fatimah Makasar tahun 2007, kejadian
yaitu 1 : 85, triplet 1 : 7.629, quadruplet 1 :
kehamilan dan persalinan kembar sebanyak 54
670.743, dan quintuplet 1 : 41.600.000[2].
orang dari 2995 orang, sedangkan pada tahun
AKI berdasarkan data yang diperoleh dari
2008 sebanyak 53 orang dari 2816 orang[2].
DKK Kota Semarang (2011) adalah sebanyak
AKI dan AKB di Indonesia masih
31 kasus dari 25.852 jumlah kelahiran hidup
tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN
atau sekitar 119,9 per 100.000 kelahiran
lainnya. Menurut data Survei Demografi
hidup. Cakupan K-4 ibu hamil adalah sebesar
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di
93%, deteksi resiko tinggi oleh tenaga
Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
kesehatan sebesar 20%, deteksi resiko tinggi
hidup, AKB 34 per 1.000. Menurut data
oleh masyarakat sebesar 10%, dan ibu hamil
Survei Demografi Kesehatan Indonesia
resiko tinggi ditangani 100%. Sebanyak 24
(SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi jika
kasus kematian ibu maternal adalah pada masa
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,
nifas, pada waktu persalinan sebanyak 0 kasus
yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup,
dan pada masa kehamilan sebanyak 7 kasus[2].
diketahui angka kematian ibu berkisar antara
2,5 – 14 per 100.000 kelahiran hidup dan
2
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

diketahui bahwa 285 orang kematian ibu memprihatinkan, karena fakta itu tertinggi di
merupakan akibat langsung dari komplikasi kawasan Asia Tenggara[4].
kehamilan, persalinan, dan nifas hanya sekitar Berdasarkan hasil penelitian diketahui
15% disebabkan oleh penyakit lain yang bahwa sebanyak 68 persalinan ibu yang
memburuk akibat kehamilan dan persalinan mengalami preeklampsia adalah 34 orang ibu
ibu. Untuk memenuhi target mengenai bersalin, yang mengalami gemeli yaitu 28
penurunan angka kematian ibu pada tahun (82,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa dari
2015 maka diperlukan kerja keras sehingga 34 ibu bersalin yang mengalami preeklampsia
perlu adanya antisipasi terhadap faktor risiko lebih banyak yang gemeli yaitu sebanyak 28
yang dapat menyebabkan kejadian ibu bersalin[4].
preeklampsia pada ibu (Hanifa, 2013). Angka
Angka Kematian Bayi (AKB) atau
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
Infant Mortality Rate (IMR) merupakan
indikator untuk melihat derajat kesehatan
indikator yang sangat sensitif terhadap upaya
perempuan. Angka kematian ibu juga
pelayanan kesehatan terutama yang
merupakan salah satu target yang telah
berhubungan dengan bayi baru lahir perinatal
ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan
dan neonatal. AKB menggambarkan besarnya
kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai
risiko kematian bayi (<1 tahun) dalam 1.000
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai
kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan
3⁄4 resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil
international AKB merupakan indicator yang
survey yang dilakukan AKI telah
menggunakan konsep rate, meskipun dalam
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
kenyataannya hanya ratio. Berdasarkan
namun demikian upaya untuk mewujudkan
publikasi BPS, AKB Provinsi Jawa Barat
target tujuan pembangunan millenium masih
sejak tahun 2007 sampai dengan 2012
membutuhkan komitmen dan usaha keras
cenderung mengalami penurunan. AKB
yang terus menerus[3].
berhasil diturunkan sebesar 9 poin (range 39 –
Sesuai hasil Demografi danKesehatan 30/1.000 kelahiran hidup). Untuk AKB
Indonesia (SDKI) 2012 persentasi kematian ditahun 2012, BPS melakukan publikasi
maternal dipengaruhi oleh beberapa faktor berdasarkan SDKI 2012, di mana Provinsi
penyebab, diantaranya perdarahan (34%), Jawa Barat mempunyai AKB sebesar 30/1.000
partus lama (25%), preeklampsia (20%), kelahiran hidup. Berdasarkan pencatatan dan
infeksi (15%), dan lain-lain (6%). AKI di pelaporan, di Provinsi Jawa Barat tahun 2017
Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per terdapat 3.077 bayi meninggal meningkat 5
100.000 ibu hamil atau melahirkan. Masih orang dibanding tahun 2016 yang tercatat
tingginya AKI melahirkan itu sangat 3.072 kematian bayi. Proporsi Kematian Bayi
3
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

pada tahun 2017 sebesar 3,4/1000 kelahiran sedangkan 2016 menurun menjadi 0,6 per
hidup, menurun 0,53 poin dibanding tahun 1000 kelahiran hidup[6].
2016 sebesar 3,93/1000 kelahiran hidup. Dari Dari grafik diatas menunjukkan bahwa
kematian bayi sebesar 3,4/1.000 kelahiran jumlah kematian bayi selama 5 tahun terakhir
hidup, terdapat angka kematian neonatal (bayi mengalami kenaikan dan penurunan, dapat
berumur 0-28 hari) sebesar 3,1/1.000 dilihat pada tahun 2012 jumlah kematian bayi
kelahiran hidup atau 84,63 % kematian bayi sebanyak 26 kasus yang tercatat, tetapi pada
berasal dari bayi usia 0-28 hari, dengan tahun 2013 meningkat menjadi 62 kasus,
demikian disarankan dalam penangan AKB namun 2014 terjadi penurunan kembali
lebih difokuskan pada Bayi Baru Lahir. Angka menjadi 10 sedangkan pada tahun 2015
Kematian Bayi sebesar 3,4/1000 kelahiran meningkat menjadi 65 kasus dan 2016
hidup, sudah melampaui target MDGs yang kembali menurun menjadi 53 kasus kematian
pada tahun 2015 harus sudah mencapai bayi dari jumlah 18.607 kelahiran hidup.
17/1.000 kelahiran hidup[5]. Jumlah Kematian bayi didapatkan setiap tahun
Angka Kematian Bayi (AKB) atau dari data laporan kematian yang didapatkan
Infant Mortality Rate (IMR) merupakan baik dari masyarakat maupun fasilitas
indikator yang sangat sensitif terhadap pelayanan kesehatan (Rumah Sakit dan
kualitas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas). Kematian bayi paling banyak
terutama yang berhubungan dengan perinatal, terjadi pada usia 0-28 hari sejumlah 43 kasus.
juga merupakan tolak ukur pembangunan Kematian pada bayi baru lahir berkaitan
sosial ekonomi masyarakat secara dengan proses kehamilan dan persalinan.
menyeluruh. Data kematian yang terjadi pada Penyebab kematian bayi baru lahir terbanyak
suatu wilayah dapat diperoleh melalui survei adalah BBLR sebanyak 19 kasus (44%)[6].
dan pelaporan, karena sebagian besar Indikator Angka Kematian Ibu Maternal atau
kematian terjadi di rumah, sedangkan data Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal
kematian di fasilitas kesehatan hanya Mortality Rate (MMR) menunjukan jumlah
memperlihatkan kasus rujukan. Data kematian kematian ibu karena kehamilan, persalinan
bayi di Kota Bogor berasal dari berbagai dan masa nifas pada 1000 kelahiran hidup
sumber diantaranya sensus penduduk, susenas, dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu.
survai demografi dan kesehatan. AKB AKI berguna untuk menggambarkan tingkat
dihitung dari jumlah kematian bayi dibawah kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
usia 1 tahun pada setiap kelahiran hidup. kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat
Tahun 2014 dan 2015, AKB Kota Bogor pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
sebesar 3,33 per 1000 kelahiran hidup, hamil, pelayanan kesehatan sewaktu ibu
4
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

melahirkan dan masa nifas. Penyebab badan 8kg, TB : 150cm, Lila : 26cm.
mendasar kematian ibu maternal adalah Pemeriksaan fisik dalam keadaan baik dan
tingkat pendidikan ibu, kesehatan lingkungan normal, abdomen tidak ada luka bekas oprasi
fisik maupun budaya, keadaan ekonomi Hasil pengkajian pada saat pemeriksaan
keluarga dan pola kerja rumah tangga[6]. abdomen didapat hasil TFU MC Donald :
26cm, Leopold I : 3 jari diatas pusat, teraba 1
Laporan Kasus
bokong dan 1 kepala. Leopold II : punggung
Metode yang digunakan dalam penelitian
kanan (puka) dan punggung kiri (puki).
ini adalah menggunakan metode wawancara,
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting
dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
(kepala) dan teraba bulat, lunak dan tidak
pendokumentasian menggunakan SOAP.
melenting (bokong). Leopold IV : kepala
Subjek asuhan adalah ibu hamil Ny. A G2P1A0
belum masuk PAP. Diperiksa DJJ (detak
umur 35 tahun dengan kehamilan kembar. Cara
jantung janin) dengan hasil puka 144x/menit
pengambilan data dengan wawancara, observasi
langsung dan studi dokumen rekam medik. dan puki 140x/menit dan teratur.

Ny. A G2P1A0 usia 35 tahun datang ke Hasil

BPM Bidan Eka pada tanggal 26 Agustus Hasil yang didapatkan pada kunjungan
2020 pukul 16.00 wib. Ini merupakan pertama yaitu keluhan yang dirasakan pasien
kehamilan yang ke dua, jarak dengan anak pada kunjungan pertama berupa nyeri bagian
pertama 10 tahun tidak pernah mengalami pinggang, dan mulai berat membawa perut.
keguguran, anak pertama lahir spontan, hidup Hasil pengkajian pada saat pemeriksaan
serta sehat. HPHT 27 Februari 2020 dan HPL abdomen didapat hasil TFU MC Donald :
4 Desember 2020 dan sekarang menginjak 26cm, Leopold I : 3 jari diatas pusat, teraba 1
usia kehamilan 26 minggu mengeluh nyeri bokong dan 1 kepala. Leopold II : punggung
bagian pinggang, dan mulai berat membawa kanan (puka) dan punggung kiri (puki).
perut. Ibu mengatakan berat badannya Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting
bertambah lebih cepat dari kehamilan (kepala) dan teraba bulat, lunak dan tidak
sebelumnya. melenting (bokong). Leopold IV : kepala

Selanjutnya dilakukan data objektif belum masuk PAP. Diperiksa DJJ (detak

dengan pemeriksaan umum baik, kesadaran jantung janin) dengan hasil puka 144x/menit

composmentis dan TTV berupa TD: dan puki 140x/menit dan teratur. Setelah

110/70mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi melakukan pemeriksaan abdomen didapat

20x/menit, suhu : 36,30C. pemeriksaan hasil satu janin dengan letak sungsang, hal ini

Antropometri dilakukan BB sekarang 60kg, ditegaskan masih dalam batas wajar dan

berat badan sebelumnya 52kg, kenaikan berat


5
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

dilakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi) dengan cara posisi dada dan lutut menempel
untuk menegakkan lagi hasil pemeriksaan. dilantai kemudian menggerakkan bahu dan
tangan kedepan kemudian lutut diam ditempat.
Dari hasil pemeriksaan bahwa janin
Agar tidak merasakan sakit ibu bisa
masih tetap dalam keadaan sungsang dan
meletakkan bantal di bagian dada. Atau bisa
menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan dan
melakukan cara lain yaitu dengan mengepel
penatalaksaan yang harus ibu lakukan
menggunakan tangan dan mengepel lantai
dirumah. Menganjurkan ibu untuk banyak
dengan cara sujud[7].
minum, 2 liter perhari agar pinggang ibu tidak
terlalu sakit. Meberikan KIE tentang cara Hasil yang didapatkan pada kunjungan
posisi sujud dengan kehamilan sungsang. pertama dan kedua belum adanya perubahan
Untuk melakukan posisi sujud selama 5-10 kondisi janin dimana pada pemeriksaan
menit dengan cara posisi dada dan lutut abdomen dan USG janin masih tetap dalam
menempel dilantai kemudian menggerakkan keadaan sungsang. Hal ini pada kunjungan
bahu dan tangan kedepan kemudian lutut diam pertama dan kedua belum berhasil dan
ditempat. Agar tidak merasakan sakit ibu bisa menganjurkan pasien untuk tetap melakukan
meletakkan bantal di bagian dada. Atau bisa yang dianjurkan bidan dan melakukan
melakukan cara lain yaitu dengan mengepel kolaborasi oleh dokter untuk Tindakan
menggunakan tangan dan mengepel lantai selanjutnya hingga memasuki fase persalinan
dengan cara sujud[7]. nanti.

Pada kunjungan ke dua pasien tidak Pembahasan


memiliki keluhan apapun dan hanya ingin Kehamilan kembar atau ganda yaitu suatu
meriksa kehamilannya saja. Kemudian proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari
dilakukan pemeriksaan abdomen di dapat TFU satu. Kehamilan ganda mempunyai arti yang
sesuai dengan usia kehamilannya namun cukup penting dalam bidang obsestri karena di
cukup besar karena ini kehamilan gemelli. samping merupakan fenomena yang menarik,
Didapatkan hasil masih tetap sama keadaan keadaan ini juga termasuk dalam kategori
janin dalam keadaan sungsang. Selanjutnya tinggi dalam kehamilan dan persalinan[8].
dilakukan Kembali pemeriksaan USG
Pada data subjektif didapatkan dari
(ultrasonografi) untuk melihat apakah janin
keluhan-keluhan ibu. Dimana pada kasus
masih tetap dalam keadaan sungsang atau
Ny.A mengatakan, ibu mengatakan nyeri
sudah Kembali normal seperti kehamilan pada
bagian pinggang, dan mulai berat membawa
umumnya. Meberikan KIE tentang cara posisi
perut. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua,
sujud dengan kehamilan sungsang. Untuk
kehamilan sebelumnya berjarak 10 tahun
melakukan posisi sujud selama 5-10 menit
6
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

dengan persalinan normal di bidan. Ibu presentasi bokong dan bahu, dan yang paling
mengatakan berat badannya bertambah lebih jarang keduanya presentasi bahu[8].
cepat dari kehamilan sebelumnya. Hal ini Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan
sesuai dengan teori yaitu untuk dapat fisik yang dilakukan terhadap Ny. A, penulis
menegakkan diagnosis kemungkinan hamil menegakan diagnose yaitu G2P1A0 hamil 26
kembar: besarnya peruthamil melebihi minggu dengan kehamilan gemelli sesuai
lamanya terlambat menstruasi, bertambahnya dengan teori Kehamilan kembar atau ganda
berat badan ibu hamil lebih besar[9]. yaitu suatu proses fertilisasi menghasilkan
janin lebih dari satu.
Pada data objektif dengan kasus ini Ny.
Penatalaksaan yang diberikan pada Ny. A
A dilakukan pemeriksaan fisik dengan
diberikan informasi hasil pemeriksaan pada
keadaan baik dan normal. Menurut Manuaba
ibu, hasil pemeriksaan dalam keadaan normal
(2014) besar Rahim bertambah lebih cepat
dan ibu mengerti dengan penjelasannya,
dari biasanya, dapat diraba banyak bagian-
menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan
bagian kecil janin, dapat diraba tiga bagian
tidak terlalu berat untuk melakukan pekerjaan
besar janin dan teraba dua ballottement[9].
rumah, ibu mengerti dan akan beristirahat.
Sedangkan hasil pengkajian pada saat
Menganjurkan ibu untuk banyak minum
pemeriksaan kehamilan TFU MCD 26cm (3
minimal 2 liter perhari agar pinggang ibu tidak
jari diatas pusat), teraba satu bokong dan satu
terlalu sakit, ibu mengerti dan akan rutin
kepala. Punggung kanan (puka) dan punggung
minum 2 liter perhari. Meberikan KIE tentang
kiri (puki).
cara posisi sujud dengan kehamilan sungsang.
Pada umumnya janin kembar tidak besar
dan memiliki cairan amnion lebih banyak dari Untuk melakukan posisi sujud selama 5-10
menit dengan cara posisi dada dan lutut
pada janin biasa, sehingga sering terjadi
menempel dilantai kemudian menggerakkan
perubahan presentasi dan posisi janin.
bahu dan tangan kedepan kemudian lutut diam
Demikian pula letak janin kedua dapat
ditempat. Agar tidak merasakan sakit ibu bisa
berubah setelah kelahiran bayi pertama,
meletakkan bantal di bagian dada. Atau bisa
misalnya dari letak lintang menjadi letak
melakukan cara lain yaitu dengan mengepel
sungsang[10].
menggunakan tangan dan mengepel lantai
Berbagai kombinasi letak serta presentasi
dengan cara sujud[7].
dapat terjadi. Yang paling sering ditemukan
ialah kedua janin dalam letak memanjang Kesimpulan
dengan presentasi kepala, kemudian menyusul Tidak terdapatnya kesenjangan teori
presentasi kepala dan bokong, keduanya dengan lahan praktek karena pemeriksaan
presentasi bokong, presentasi kepala dan bahu, yang dilakukan sesuai dengan teori.
7
Jurnal Ilmu Kebidanan AKBID Prima Husada

Gemeli dan Paritas Ibu dengan Kejadian


Preeklamsi Di Rud Arifin Achmad
Pekanbaru Tahun 2014,” Proc. 8th Bienn.
Conf. Int. Acad. Commer. Consum. Law,
vol. 1, hal. 43, 2014, doi:
Daftar Pustaka 10.1017/CBO9781107415324.004.
[5] Dinkes Kota Bogor, “Profil Kesehatan Kota
[1] R. Ulfah, “Hubungan Kadar Hemoglobin Bogor Tahun 2016,” Profil Kesehat. Kota
Sebelum Persalinan Dengan Lama Bogor Tahun 2016, hal. 43, 2016.
Persalinan Kala Ii Di Rsud Adnaan Wd [6] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
Kota Payakumbuh,” Fak. Kedokt. Univ. “Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
Andalas, hal. 1–6, 2017. Jawa Barat 2017,” Disk. Jabarprov, hal. 52,
[2] I. P. (2019). Hati, “Bab I Pendahuluan 2017, [Daring]. Tersedia pada:
'Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi http://diskes.jabarprov.go.id/dmdocuments/0
dengan Gemeli Di Rsud Kota Semarang",” 1b3018430a412a520e2b4a4b9d9864f.pdf.
J. Inf., vol. 10, hal. 1–16, 2009. [7] Irfan Rahmatullah, Menjalani Kehamilan &
[3] R. N. ZA, R. S. Renjani, dan R. Astuti, Persalinan yang Sehat. Jakarta, 2016.
“Pengaruh Umur, Kehamilan Ganda dan [8] Amru Sofian, Sinopsis Obstetri. Jakarta :
Gravida pada Kejadian Preeklampsia di EGC, 2011.
Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh [9] C. Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Tahun 2015,” J. Healthc. Technol. Med., Kandungan, dan KB. Jagarta : EGC, 2014.
vol. 2, no. 2, hal. 115, 2019, doi: [10] S. A. Bari, Pelayanan Kesehatan Maternal
10.33143/jhtm.v2i2.244. dan Neonatal. 2006.
[4] F. Ferretti et al., “Hubungan Kehamilan

Anda mungkin juga menyukai