Anda di halaman 1dari 10

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.

S umur 32 tahun di Wilayah


Kerja Puskesmas Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

Devi Sita Wahyuningtyas

Mahasiswa Kbidanan Jurusan DIII Kebidanan Blora ; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Ahmad Yani ; PO BOX II ; Blora

Abstract

Proses kehamilan, persalinan dan nifas adalah proses fisiologis. Pada dasarnya dalam proses
ini tidak sedikit ibu dan bayi mengalami problem kesehatan yang dapat meningkatkan jumlah
mobiditas dan mortalitas ibu dan bayi. AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
data yang diperoleh dari SDKI 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, ibu meninggal pada
masa kehamilan dan persalinan.
Penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan
pendekatan proses kebidanan 5 langkah varney.
Hasil penelitian ini diperoleh diagnosa G2P1A0 usia kehamilan 38+6 minggu fisiologis, dengan
keluhan sering BAK dan nyeri pada pinggang bawah, dengan persalinan fisiologis yang diikuti
masa nifas, selama masa nifas dan bayi baru lahir serta neonatus tidak ada keluhan. Penulis
melakukan penatalaksanaan sesuai dengan keluhan.
Pada kehamilan didapatkan kesenjangan yaitu pada pemberian vaksin TT tidak lengkap dan
tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Waktu pemeriksaan kadar Hb dilakukan tidak tepat.
Pada asuhan ibu bersalin dalam penggunaan APD tidak menggunakan penutup kepala dan
kacamata. Pada asuhan ibu nifas dan KB tidak ditemukan kesenjangan. Asuhan pada bayi baru
lahir tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
Kesimpulan dari asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu penulis mampu memberikan asuhan
yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat mengatasi masalah. Asuhan yang diberikan
pada ibu meliputi asuhan kehamilan, bersalin, nifas dan keluarga berencana serta bayi baru lahir
dan neonatus

Kata kunci: Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, KB

Abstrak

Pregnancy, delivery and post-partum is a physiological process. Basically in this process is a


little mom and baby having health problems that can increase the morbidity and mortality of
mothers and babies. MMR and IMR in Indonesia is still high when compared to other ASEAN
countries. Indonesia Demographic and Health Survey in 2012, the maternal mortality rate in
Indonesia is still high at 359/100,000 live births. While the obtained from the Demographic and
Health Survey 2007 of 228/100,000 live births, mothers die during pregnancy and childbirth .
The preparation of this final project is done in the form of a case study using for 7 -step process
approach obstetrics varney .
The results of this study obtained G2P1A0 diagnosis of gestational age 38+6 weeks physiological,
with complaints of frequent urinating and pain in the lower back, followed by physiological
childbirth during childbirth, during the puerperium and newborns and neonates no complaints.
The author conducted in accordance with the management of complaints.
In pregnancy gap is obtained at the TT vaccine is not complete and not in accordance with the
schedule specified. The examination time of Hb concentration is not correct. In maternal care in the
use of APD do not use head coverings and glasses. In the care of postpartum mother and family
planning there was no gap. Newborn care found no gap between theory and practice.
The conclusion of the care provided in Ny . S is the author is able to provide care in accordance
with the needs of mothers so that they can fix the problem . Care provided to the mother include
care of pregnancy, childbirth, postpartum and family planning as well as newborns and neonates

Keywords: Midwifery Care Pregnancy, Childbirth, Postpartum, Newborn Baby, Family Planing
1. Pendahuluan kasus. Dengan demikian Angka kematian
ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami
Mortalitas dan mortadibitas pada wanita
penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran
hamil, bersalin, nifas masih menjadi masalah
hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per
besar di negara berkembang. Kematian
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016
wanita usia subur di negara berkembang di
(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2016).
sebabkan oleh kehamilan, persalinan dan
Kabupaten Blora pada tahun 2015
nifas. Kematian saat melahirkan menjadi
jumlah Angka Kematian Ibu mengalami
faktor utama mortalitas wanita muda pada
peningkatan 3 kasus dari tahun sebelumnya
masa puncak produktifitasnya
yaitu 12 kasus di tahun 2014. Penyebab
(Prawirohardjo, 2014 ).
kematian ibu terbanyak pada tahun 2014
Angka kematian ibu di negara-negara
adalah Eklamsia dan pada tahun 2015
berkembang pada tahun 2015 adalah 239 per
adalah penyakit penyerta seperti Jantung,
100.000 kelahiran hidup dan 12 per 100.000
TBC, Asma, Kanker & komplikasinya.
kelahiran hidup di negara maju. Ada
Namun demikian penyebab langsung
perbedaan besar antar negara, tetapi juga di
kematian ibu tahun 2015 cukup tinggi yaitu
dalam negara (Faktor ekonomi dan
preeklamsia atau eklamsia ada 6 kasus,
demografi). Risiko kematian ibu tertinggi
perdarahan 1 kasus, dan penyebab tidak
terjadi pada remaja putri di bawah 15 tahun
langsung atau non obstetrik ada 8 kasus
dan komplikasi pada kehamilan dan
(Dinkes Blora, 2015).
persalinan merupakan penyebab utama
Penyebab utama kematian ibu yaitu
kematian di kalangan remaja perempuan di
perdarahan sebesar 21,14%, hipertensi
negara berkembang. Hampir semua kematian
sebesar 26,34%, infeksi sebesar 32,76%,
ibu (99%) terjadi di negara berkembang
gangguan sistem peredaran darah sebesar
(WHO, 2016).
9,27%, dan penyakit Iainnya sebesar 40,49 %.
Pemerintah Indonesia melanjutkan
Penyebab utama kematian ibu sebagian
program MDGs dengan program baru yaitu
besar karena penyakit lainnya seperti
Sustainable Development Goals (SDGs) yang
komplikaasi pada kehamilan, persalinan
akan dilakukan pada siklus kehidupan
dan nifas yang merupakan salah satu
mulai dari maternal, bayi, balita, anak usia
penyebab kematian ibu. Komplikasi
sekolah, remaja, kelompok usia kerja dan
kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil,
lansia. SDGs diharapkan dapat mengurangi
ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam
AKI di Indonesia pada tahun 2030 AKI
kandungan, baik langsung maupun tidak
dapat mengalami penurunan di bawah
langsung, termasuk penyakit menular dan
70/100.000 kelahiran hidup (Kementerian
tidak menular yang dapat mengancam jiwa
Kesehatan RI, 2015). Menurut dataSDKI,
ibu dan atau janin ( Kemenkes RI, 2015).
Angka Kematian Ibu sudah mengalami
Kesehatan ibu dan kesehatan bayi
penurunan pada periode tahun 1994 - 2007
baru lahir terkait erat. Angka Kematian Bayi
yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per
di negara berkembang mengalami
100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar
penurunan, diperkirakan sekitar 2,7 juta
334 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002
bayi yang baru lahir meninggal pada tahun
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup,
2015 dan 2,6 juta bayi baru lahir meninggal
tahun 2007 sebesar 228 per 100.000
pada tahun 2016. Sangat penting bahwa
kelahiran hidup namun pada tahun 2012,
semua kelahiran dihadiri oleh profesional
Angka Kematian Ibu meningkat kembali
kesehatan yang terampil, karena
menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
pengelolaan dan perawatan yang tepat
hidup. Berdasarkan data SUPAS 2015, AKI
waktu dapat membuat perbedaan antara
menunjukan penurunan yaitu AKI 305/
hidup dan mati baik untuk ibu maupun
100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga,
bayi (WHO, 2015).
2016).
Sustainable Development Goals (SDGs)
Jumlah kasus kematian ibu di
2015-2030 berkomitmen untuk menurunkan
Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebanyak
Angka Kematian Bayi (AKB). SDGs
602 kasus, mengalami penurunan
mempunyai 17 tujuan dan 169 target, tujuan
dibandingkan dengan jumlah kasus
pertama, kedua dan ketiga berhubungan
kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619
dengan kesehatan. Sedangkan tujuan yang
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
berhubungan dengan penurunan AKB di PKD Bogowanti sudah memenuhi target.
adalah tujuan yang ketiga yaitu dengan Sebesar 20% dari kehamilan
target penurunan AKB 12 per 1.000 KH. diprediksi akan mengalami komplikasi.
Menurut data SDKI, Angka Kematian Bayi Komplikasi yang tidak tertangani dapat
mengalami penurunan dan pada SDKI 2012 menyebabkan kematian, namun demikian
menunjukan angka 32/1.000 KH. sebagian besar komplikasi dapat dicegah
Berdasarkan data SUPAS 2015 AKB dan ditangani bila ibu segera mencari
menunjukan penurunan yaitu AKB 22,23/ pertolongan ke tenaga kesehatan; tenaga
1000 KH (SDKI, 2012). kesehatan melakukan prosedur penanganan
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa yang sesuai, antara lain penggunaan
Tengah tahun 2014 – 2015 terjadi penurunan partograf untuk memantau perkembangan
tetapi tidak signifikan. AKB pada tahun persalinan, dan pelaksanaan manajemen
2014 yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup , aktif kala III (MAK III) untuk mencegah
dan Angka Kematian Bayi tahun 2015 perdarahan pasca-salin; tenaga kesehatan
sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. mampu melakukan identifikasi dini
Sedangkan AKB tahun 2016 sebesar 99,9 komplikasi; apabila komplikasi terjadi,
per 1.000 kelahiran hidup, sama dengan tenaga kesehatan dapat memberikan
AKB tahun 2015 (Dinkes Provinsi Jawa pertolongan pertama dan melakukan
Tengah, 2016) tindakan stabilisasi pasien sebelum
Kematian neonatal di Kabupaten melakukan rujukan; proses rujukan efektif;
Blora tahun 2014 sejumlah 164 kasus dan pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna
tahun 2015 menurun menjadi 121 kasus. (Kemenkes RI, 2015).
Angka Kematian bayi jika dilihat per 1000 Intervensi yang dilakukan untuk
kelahiran hidup, pada tahun 2014 sebesar menurunkan angka kematian dan kesakitan
16,84/1000 KH dan pada tahun 2015 sebesar ibu dan neonatal yaitu melalui peningkatan
14,07/1000 KH. Hal ini sudah memenuhi pelayanan antenatal yang mampu
target dari target Nasional sebesar 23 / 1000 mendeteksi dan menangani kasus risiko
KH (Dinkes Blora, 2015). tinggi secara memadai; pertolongan
Data cakupan PWS KIA di PKD persalinan yang bersih dan aman oleh
Bogowanti Kecamatan Ngawen tahun 2017 tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
sudah mencapai target yaitu 100% cakupan persalinan dan kelahiran; serta pelayanan
K4 93,33% dimana target yang harus emergensi obstetrik dan neonatal dasar
dicapai adalah 96%. Capaian K4 di PKD (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang
Bogowanti masih dibawah target. Hal ini dapat dijangkau secara tepat waktu oleh
dikarenakan kurangnya kesadaran ibu masyarakat yang membutuhkan (Kemenkes
hamil terhadap kunjungan antenatal care. RI, 2015).
Cakupan pertolongan persalinan kesehatan Beberapa program dalam penurunan
mencapai 100%, sedangkan target yang AKI dan AKB di Indonesia telah dilakukan,
ditetapkan adalah 96% dan cakupan salah satunya Program Perencanaan
kunjungan nifas (KF 3) adalah 98,63% sudah Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
mencapai dari target yaitu 97%. (P4K). Program tersebut menitikberatkan
Target KN 1 di PKD Bogowanti kepedulian dan peran keluarga dan
adalah 92% sedangkan capaiannya sudah masyarakat dalam melakukan upaya
100% sehingga sudah memenuhi target dan deteksi dini, menghindari risiko kesehatan
target KNL di PKD Bogowanti adalah 97% pada ibu hamil, serta menyediakan akses
sedangkan capaianya sudah 100%. Sehingga dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri
sudah memenuhi target. Hal ini dan neonatal dasar di tingkat
dikarenakan adanya kesadaran masyarakat Puskesmas/PONED (Kemenkes RI, 2015).
tentang pentingnya kunjungan neonatal. Sebagai ujung tombak tenaga
Target cakupan KB aktif di wilayah PKD kesehatan bidan dapat memberikan
Bogowanti adalah 82%, hasil capaian pelayanan kesehatan terutama pelayanan
peserta KB aktif di PKD Bogowanti adalah KIA, memudahkan akses pelayanan,
100%. Hal ini menandakan adanya promosi dan konseling pada ibu dan anak,
kesadaran masyarakat tentang penggunaan dan melakukan deteksi dini pada ibu dan
alat kontrasepsi sehingga cakupan KB aktif bayi resti sehingga dapat mengurangi AKl
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
dan AKB di Indonesia (BKKBN, 2013). umur 32 tahun mulai dari hamil, bersalin,
Tingginya jumlah AKI dan AKB di nifas, KB dan bayi baru lahir meliputi
Indonesia sebenarnya dapat dicegah anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
dengan beberapa program preventifc yang penunjang, studi kasus dan telaah dokumen.
tepat, seperti program Antenatal Care Anamnesa dilakukan dengan pengkajian
(ANC). Sesuai standar asuhan kehamilan, melalui wawancara langsung dengan Ny. S
ibu hamil harus melakukan kunjungan maupun keluarga, dilakukan untuk
Antenatal Care (ANC) minimal 4 kali mendapatkan informasi atau data subyektif.
selama kehamilan. Kunjungan pada Pemeriksaan fisik dilakukan dengan
trimester I sebanyak 1 kali, trimester II melakukan pemeriksaan pada Ny. S mulai
sebanyak 1 kali dan pada trimester lll dari keadaan umum serta pemeriksaan dari
sebanyak 2 kali (Sulistyowati, 2011). ujung kepala sampai kaki (head to toe).
Layanan melalui model pelayanan Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan
berkelanjutan pada perempuan sepanjang tambahan yang disesuaikan dengan
masa kehamilan, kelahiran serta masa nifas, kebutuhan klien. Studi kasus merupakan
biasa disebut dengan Continuity of Care pendekatan yang dilakukan pada klien dan
dalam pelayanan kebidanan. Continuity of keluarga. Telaah dokumen diambil dari buku
Care dilakukan karena semua perempuan KIA, kohort, register dan rekam medis ibu.
berisiko terjadinya komplikasi selama masa
prenatal, natal dan post natal. Pelayanan 3. Hasil dan Pembahasan
kebidananan secara continuity of care
Pada bab ini penulis membahas tentang
berkontribusi pada peningkatan kualitas
perbandingan antara teori dengan kenyataan
dan keselamatan pada saat partus.
dilahan pada asuhan kebidanan
Perempuan yang mendapatkan pelayanan
komprehensif pada Ny. S umur 32 tahun di
tersebut lebih cenderung menerima
PKD Bogowanti, Kecamatan Ngawen,
pelayanan yang efektif, pengalaman yang
Kabupaten Blora, dimulai dari asuhan
lebih efisien, hasil klinis yang lebih bermutu
kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, KB
dan beberapa bukti dapat meningkatkan
dan bayi baru lahir. Adapun uraiannya
akses pelayanan yang sulit dicapai serta
adalah sebagai berikut.
koordinasi yang lebih bermanfaat.
Pada data subyektif ditemukan keluhan
Continuity of Care sangat penting bagi
yang dirasakan Ny.S yaitu merasakan sering
perempuan karena memberi kontribusi rasa
kencing. Hal ini sesuai dengan pendapat
aman dan nyaman bagi mereka selama
Kusmiyati, dkk (2010) bahwa keluhan
kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut
tersebut sering terjadi pada kehamilan
penelitian Ningsih (2017) menunjukkan
trimester 3, keluhan sering BAK dikarenakan
bahwa Continuity of Care dapat menambah
pada akhir kehamilan kepala janin mulai
pengetahuan tentang lingkup praktik
turun ke pintu panggul sehingga akan
kebidanan secara komprehensif, dan dapat
menyebabkan kandung kemih tertekan dan
meningkatkan mutu layanan kebidanan
menjadi sering kencing.
untuk menciptakan pengalaman kehamilan,
Dalam melakukan suntik TT (Tetanus
persalinan dan nifas yang positif.
Toksoid) bagi ibu hamil pasien telah
Berdasarkan latar belakang diatas
diberikan suntik TT2 terakhir kali saat
penulis tertarik melakukan studi kasus
kehamilan yang pertama sekitar 8,5 tahun
asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil,
yang lalu sehingga dilanjutkan dengan TT3
bersalin, nifas, KB dan Bayi Baru Lahir
yang diberikan pada trimester II saat
secara komprehensif di wilayah kerja
kehamilan kedua ibu. Menurut kemenkes RI
Puskesmas Ngawen Kecamatan Ngawen
(2013) imunisasi TT1 merupakan langkah
Kabupaten Blora.
awal pembentukan kekebalan tubuh
terhadap penyakit tetanus, TT2 dapat
2. Metode diberikan 4 minggu setelah TT1 dengan lama
Metode pengambilan data yaitu cara perlindungan selama 3 tahun , TT3 dapat
yang dilakukan untuk mengumpulkan data diberikan 6 bulan setelah TT2 dengan lama
dalam penyusunan laporan tugas akhir perlindungan selama 5 tahun. Didalam kasus
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S ini terdapat kesenjangan dalam kelengkapan
suntik TT. Menurut penelitian Sokhiyatun,
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
Luluk dan Arinda (2016) mengatakan tentang anemia maka ibu hamil semakin patuh untuk
hubungan karakteristik ibu hamil dengan mengkonsumsi tablet besi.
kelengkapan imunisasi TT di wilayah kerja Data obyektif yang ditemukan pada kala
puskesmas tahunan jepara disimpulkan III persalinan setelah bayi lahir terdapat
bahwa sebagian besar karakteristik ibu hamil tanda uterus keras, terdapat semburan darah
berhubungan dengan kelengkapan imunisasi tiba-tiba, uterus setinggi pusat dan tali pusat
TT. Apabila imunisasi tidak diberikan dengan memanjang. Hal ini sesuai dengan teori
tepat dan lengkap dikhawatirkan terkena Sumarah, Yani dan Nining (2009), tanda –
tetanus neonatorum yang merupakan tanda pelepasan plasenta meliputi adanya
penyebab utama kematian bayi di negara perubahan bentuk uterus, semburan darah
berkembang. yang tiba-tiba, tali pusat memanjang dan
Pada kala II ibu membutuhkan waktu perubahan posisi uterus.
mengejan sekitar 10 menit sampai bayi lahir. Analisa dituliskan sesuai dengan
Menurut Prawirohardjo (2009), bahwa waktu keadaan ibu dan dari hasil pemeriksaan yang
kala 2 yang dibutuhkan pada multigravida telah dilakukan. Berdasarkan data yang
adalah maksimal 1 jam Hal ini sesuai dengan didapatkan maka penulis menegakkan
penelitian yang dilakukan oleh Mail (2011), diagnosa yang pertama Ny. S G2P1A0 umur 32
faktor yang berhubungan dengan lama kala II tahun hamil 38+6 minggu, janin tunggal,
yaitu umur. Pada ibu hamil yang berusia hidup, intrauterine, letak membujur, preskep,
20-35 tahun mendapatkan keuntungan baik puki, U. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari segi power untuk his maupun psikis, Sulistyawati (2011), bahwa diagnosis
sehingga pada usia ini lebih banyak yang kebidanan kehamilan di analisa berdasarkan
mengalami persalinan kala II dengan normal. paritas, usia kehamilan ditentukan dan
Pada data obyektif pemeriksaan Hb keadaan janin.
dilakukan minimal dua kali selama Penatalaksanaan yang diberikan yaitu
kehamilan yaitu pada trimester I dan memberitahu ibu untuk makan dan minum
trimester ke III, dengan pertimbangan bahwa agar tetap kuat saat mengejan. Menganjurkan
setiap ibu hamil mengalami anemia maka ibu untuk BAK jika ingin, karena jika ditahan
dilakukan pemberian tablet Fe sebanyak 90 akan mengganggu proses penurunan janin.
tablet (Proverawati, 2009). Hal ini tidak sesuai Menganjurkan ibu untuk miring kiri, supaya
dengan praktik, ibu melakukan pemeriksaan janin cepat turun dan tetap memperoleh
Hb saat trimester II dikarenakan pemeriksaan oksigen. Menberikan dukungan kepada ibu
laborat tidak dapat dilakukan di PKD yang akan melahirkan dan memberitahu
sehingga ibu dianjurkan periksa ke keluarga ibu untuk memberi dukungan
puskesmas saat pemeriksaan kehamilan kepada ibu yang akan melahirkan. Asuhan
berikutnya pada usia kehamilan 16 minggu. yang diberikan sesuai dengan penelitian yang
Ibu patuh dalam mengkonsumsi tablet dilakukan oleh Tabuwun, Sandra dan Jenny
besi selama hamil, ibu telah mengkonsumsi (2014), menunjukkan ada hubungan antara
tablet besi sebanyak 120 tablet tetapi dalam pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan
mengkonsumsi tablet kurang tepat terkadang lamanya persalinan. Asuhan sayang ibu yang
diminum berbarengan dengan teh atau susu. mendasar atau menjadi prinsip pemberian
Hal ini di buktikan dengan hasil cek HB ibu asuhan dalam proses persalinan meliputi
normal tetapi mengalami penurunan pemberian dukungan emosional, pemberian
pemeriksaan pertama 12,0 gram/dl cairan dan nutrisi.
pemeriksaan terakhir 11,8 gram/dl. Kasus ini Lama persalinan kala I selama 7 jam dari
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh fase laten dan fase aktif, sedangkan menurut
Iswanto, Ichsan dan Ermawati (2012) bahwa Sondakh (2013), bahwa pada primigravida
pengetahuan ibu hamil tentang anemia kala I berlangsung ± 12 jam dan multigravida
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi berlangsung ± 8 jam, pada kala 1 berlangsung
sudah cukup baik. Pemberian tablet besi pada selama ± 8 jam dan pada multigravida terjadi
ibu hamil untuk mencegah anemia selama pembukaan serviks dan penipisan serviks
kehamilan, karena ibu hamil yang mengalami terjadi bersama-sama. Dengan dukungan
anemia sebagian besar disebabkan oleh emosional yang diberikan dari keluarga lama
kekurangan zat besi. Disimpulkan bahwa persalinan lebih pendek daripada ibu yang
semakin baik pengetahuan ibu tentang kurang mendapat dukungan emosional oleh
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
keluarga. Sesuai dengan penelitian yang sebelum dilakukan mobilisasi dini ibu nifas
dilakukan oleh Missiyati, Titik dan Asih belum mengalami penurunan TFU. Setelah
(2015), menunjukkan bahwa responden dilakukan mobilisasi dini ibu nifas
merasa nyaman dalam persalinan karena mengalami penurunan TFU secara bertahap.
ditunggui oleh suami dan pihak keluarga. Karena mobilisasi dini dapat melancarkan
Keluarga dapat menghibur dan memberikan pengeluaran darah dan sisa plasenta
motivasi sehingga mengurangi kecemasan sehingga dapat mempercepat penurunan
selama persalinan yang dialami oleh TFU.
responden. Penatalaksanaan yang diberikan penulis
Pada kala II dalam menolong persalinan pada masa nifas 6 hari yaitu Menganjurkan
bidan dalam menggunakan APD (alat ibu untuk mengonsumsi sayur daun katup
perlindungan diri) tidak sesuai dengan teori atau ekstraknya untuk melancarkan ASInya
yang telah di tentukan, bidan hanya dan menganjurkan untuk tetap mengonsumsi
menggunakan sarung tangan steril, celemek, makanan yang bergizi terutama maknan
masker dan sepatu boot, namun tidak yang mengandung vitamin A sesuai dengan
menggunakan APD lainnya seperti kacamata penelitian yang dilakukan oleh Chahyanto
google dan penutup kepala dikarenakan dan Roosita (2013) bahwa asupan vitamin A
tidak tersedia. Sesuai teori yang dijelaskan berkaitan dengan produksi ASI (Air Susu Ibu)
JNPK-KR (2008) pencegahan infeksi sangatlah pada ibu nifas. Semakin tinggi konsumsi
penting dalam menurunkan kesakitan dan pangan sumber vitamin A, maka produksi
kematian ibu serta bayi baru lahir. Upaya ASI juga juga akan semakin tercukupi.
melaksanakan prosedur pencegahan infeksi Dalam memenuhi nutrisi pada ibu nifas
secara baik dan benar juga dapat melindungi dan menyusui, pasien juga diberikan
penolong persalinan terhadap resiko pendidikan kesehatan tentang Fe dan
persalinan. Tetapi hal ini tidak memberikan tablet Fe 1x1 60 mg sebanyak 40
mempengrauhi proses persalinan ibu. tablet. Hal ini sesuai dengan teori Siwi dan
Pada kala III dilakukan IMD selama 1 Endang (2015), bahwa tablet zat besi harus
jam penuh. Hal ini sesuai dengan Sondakh diminum untuk menambah zat gizi
(2013), dilakukannya IMD minimal 1 jam, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.
memiliki banyak manfaat antara lain: Asuhan masa nifas 14 hari, setelah
memperoleh kehangatan dari dekapan ibu, mendapatkan pendkes tentang
ibu dan bayi merasa lebih tenang, macam-macam KB yang cocok untuk
terjalinannya ikatan kasih sayang antara ibu menyusui, ibu berencana memilih KB non
dan bayi, bayi memperoleh ASI yang pertama hormonal yaitu MAL karena tidak
kali keluar yaitu kolostrum, mencegah infeksi mempengaruhi produksi ASI. Kasus ini
dan bayi memperoleh kesempatan menyusui sesuai dengan penelitian Endah
secara dini. Purwaningsih (2015) menunjukkan ada
Penatalaksanaan kala IV pada ibu adalah hubungan frekuensi menyusui dengan
tekanan darah, nadi, suhu, TFU, kontraksi keberhasilan metode MAL. Didapatkan dari
uterus, kandung kemih dan perdarahan hasil penelitian ini dapat menambah
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan pengetahuan tentang frekuensi menyusui
setiap 30 menit pada 2 jam ke dua. dengan keberhasilan metode MAL. Saran
Pemeriksaan ini sesuai dengan teori kepada tenaga kesehatan khususnya bidan
Sulistyawati (2012), setelah plasenta lahir perlu mengadakan penyuluhan setiap ibu
diberikan asuhan diantaranya, evaluasi TFU, untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif
perkiraan darah, pemeriksaan perineum, sebagai upaya mencegah kehamilan selama
sedangkan selama 1 jam pertama setelah masa menyusui.
persalinan, tanda-tanda vital ibu, uterus, Pada asuhan bayi baru lahir, penulis
lochea, perineum dan kandung kemih. hanya melakukan penilaian sepintas setelah
Asuhan lain yang diberikan pada ibu bayi lahir yaitu menilai apakah bayi
nifas 6 jam adalah mengajarkan ibu untuk menangis kuat, bayi bergerak aktif, warna
melakukan ambulasi dini untuk kulit kemerahan, tidak dengan menggunakan
mempercepat proses penyembuhan organ penilaian APGAR skor. Menurut teori
dalam. Hal ini sesuai dengan penelitian yang Kementrian Kesehatan Indonesia (2010)
dilakukan oleh Prihatin (2014), bahwa bahwa penilaian sepintas adalah secara cepat
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
menilai keadaan bayi (menangis kuat, bayi hingga bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan). makanan maupun minuman tambahan apapun,
Menggunakan penilaian sepintas terbukti memantau berat badan dan perawatan bayi
masih dapat menilai bayi dengan baik, karena sehari-hari.
pada penilaian sepintas sama dengan
penilaian APGAR skor. 4. Simpulan dan Saran
Sedangkan pada pemberian vitamin K1
a. Kesimpulan
dilakukan 1 jam setelah bayi lahir di sepertiga
1) Penulis mampu memberikan asuhan
paha kiri bagian luar, menurut Kementrian
kebidanan kehamilan pada Ny. S usia
Kesehatan RI (2011) bahwa pemberian
32 tahun secara komprehensif mulai
vitamin K1 disuntikkan pada paha kiri bagian
kunjungan pertama sampai kunjungan
anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal,
kedua. Selama hamil Ny. S mengalami
dan diberikan mulai 1 sampai 2 jam setelah
berbagai keluhan seperti sering
bayi lahir. Asuhan yang diberikan sesuai
kencing (BAK), pegal pada punggung
dengan teori.
dan perut kenceng. Penatalakasanaan
Asuhan lain pada bayi usia 1 jam
yang diberikan pada Ny. S telah efektif,
melakukan rawat gabung ibu dengan bayi.
karena mampu mengatasi keluhan
Asuhan yang diberikan sesuai dengan
yang muncul.
penelitian yang dilakukan oleh Lusje,
2) Penulis mampu memberikan asuhan
Mandan, Kusmiyati (2014) pada masa nifas
kebidanan persalinan pada Ny. S usia
ibu dan bayi segera dilakukan rawat gabung
32 tahun secara komprehensif. Penulis
agar produksi ASI (Air Susu Ibu) menjadi
melakukan pemantauan secara
lancar. Hal ini dapat terjadi karena
menyeluruh mulai dari kala I, II, III
meningkatnya hormon, rasa emosional ibu
dan IV, sehingga persalinan Ny. S
dan bayi, dan dapat meningkatnya frekuensi
berlangsung normal dan tidak ada
hisapan bayi. Semakin sering bayi menghisap
penyulit.
maka akan memperbanyak produksi ASI (Air
3) Penulis mampu memberikan asuhan
Susu Ibu).
kebidanan masa nifas pada Ny. S usia
Penatalaksanaan yang pertama pada
32 tahun secara komprehensif. Penulis
BBL 6 jam imunisasi hepatitis B 0,5 ml di
melakukan kunjungan sebanyak 3 kali.
paha luar sebelah kanan 1 jam setelah
Penulis memberikan penatalaksanaan
pemberian vitamin K1. Hal ini sesuai dengan
sesuai dengan waktu kunjungan yang
teori Kemenkes RI (2012), bahwa imunisasi
dilakukan, sehingga masa nifas Ny. S
hepatitis B 0,5 ml intramuskular di paha
berjalan normal dan tidak terdapat
kanan anterolateral 1-2 jam setelah pemberian
penyulit.
vitamin K1.
4) Penulis mampu memberikan asuhan
Pada asuhan BBL 6 hari adalah
kebidanan bayi baru lahir dan
Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
neonatus, yaitu pada bayi Ny. S secara
tentang perawatan tali pusat yaitu dengan
komprehensif. Penulis melakukan
membungkusnya dengan kasa steril tanpa
penatalaksanaan sesuai dengan
memberikan cairan atau obat apapun, tali
kunjungan bayi.
pusat pupus saat bayi berusia 5 hari. Hal ini
5) Penulis menemukan kesenjangan
sesuai berdasarkan penelitian oleh Rejeki dan
antara teori dengan praktik yaitu
Husain (2012), bahwa perbedaan lama tali
pemberian vaksin TT yang tidak sesuai.
pusat dalam hal perawatan tali pusat antara
penggunaan APD yang kurang
menggunakan kasa steril dengan kasa alkohol.
lengkap tidak menggunakan penutup
Bahwa tali pusat yang menggunakan tali pusat
kepala dan kacamata. Pemeriksaan Hb
yang menggunakan kasa steril cenderung lebih
tidak sesuai waktu yang seharusnya
cepat pupus.
dilakukan pada TM I dan TM III.
Selanjutnya asuhan BBL 14 hari bayi
b. Saran
diberikan pendidikan kesehatan tentang ASI
1) Bagi Klien
eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan
Pasien diharapkan lebih memiliki
apapun. Asuhan yang diberikan sesuai dengan
kesadaran untuk selalu memeriksakan
teori menurut Marmi dan Kukuh (2012), yaitu
keadaan kehamilannya secara teratur
pemberian konseling tentang ASI eksklusif
sehingga akan merasa lebih yakin dan
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
nyaman karena mendapatkan DIII Kebidanan Blora Poltekkes Kemenkes
gambaran tentang pentingnya Semarang.
pengawasan pada saat hamil, bersalin, f. Orang tua yang selalu memberikan kasih
nifas dan BBL dengan melakukan sayang tanpa batas dan dukungan serta doa
pemeriksaan rutin di pelayanan yang selalu dipanjatkan.
kesehatan. g. Teman-teman seperjuangan Prodi DIII
2) Bagi Tenaga Kesehatan Kebidanan Blora Poltekkes Kemenkes
Tenaga kesehatan sebaiknya Semarang.
menambah wawasan dengan
pengetahuan baru dan evidence based 6. Daftar Pustaka
practice dalam dunia kebidanan, serta
Ambarwati ER dan Diah W. Asuhan
menerapkan semua evidence based
Kebidanan Nifas.Yogyakarta: Mitra
practice.
Medika; 2008.
3) Bagi Institusi Pendidikan
Andriani, DK. Hubungan Antara Metode
Institusi pendidikan dapat lebih
Persalinan Normal dengan Gangguan
meningkatkan kualitas mahasiswa
Buang Air Besar pada Masa Nifas di BPM
dengan menjadikan laporan tugas
Ratijah Teluk Wetan Kecamatan Welahan
akhir ini sebagai bahan refrensi tentang
Kabupaten Jepara. Volume 6. No. 2 Edisi
asuhan kebidanan komprehensif.
Juli 2015.
4) Bagi Penulis
Anggraini,Y.Asuhan kebidanan masa nifas.
Penulis diharapkan dapat
Yogyakarta: Pustaka rihama; 2010.
meningkatkan pengetahuan dan
Badan Pusat Statistik. Survei Demografi dan
ketrampilan dalam melakukan asuhan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta:
kebidanan secara komprehensif
Badan Pusat Statistik; 2013.
terhadap klien.
Bahiyatun. Buku ajar asuhan kebidanan nifas
5) Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
normal. Jakarta: EGC; 2009.
Tempat pelayanan kesehatan dalam
Chahyanto BA dan Roosita K. Kaitan Asupan
memberikan asuhan kebidanan
Vitamin A Dengan Produksi Air Susu Ibu
sebaiknya sesuai dengan standar
(ASI) Pada Ibu Nifas. ISSN: 1978-1059.
pelayanan terutama dalam
Volume 8. No. 2 Juli 2013.
perlengkapan pertolongan persalinan
Diani LPP dan Susilawati LKPA. Pengaruh
yaitu menggunakan APD secara
Dukungan Suami Terhadap Istri Yang
lengkap, memberikan asuhan
Mengalami Kecemasan Pada Kehamilan
imunisasi TT yang sesuai dan tepat
Trimester Ketiga Di Kabupaten Gianyar.
serta pemeriksaan Hb seharusnya
Jurnal Psikologi Udayana. ISSN: 2354-5607.
dilakukan pada kehamilan TM I dan
Volume 1. No.1 Januari 2011.
TM III, sehingga dapat dilakukan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil
deteksi dini dengan maksimal,
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2016.
pelayanan akan lebih optimal dan
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
dapat meningkatkan kepuasan klien.
Tengah; 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Profil
5. Ucapan Terima Kasih
Kabupaten Blora 2015. Semarang: Dinas
Penulis menyampaikan terima kasih yang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2015
sebesar-besarnya kepada: Direktorat Kesehatan Keluarga. Laporan
a. Warijan, S Pd, A.Kep, M.Kes, Direktur Tahunan. TA; 2016.
Poltekkes Kemenkes Semarang. Hani U, Marjati KJ, Yulifah R. Asuhan
b. Sri Rahayu, S.Kp, Ns., S.Tr. Keb, M.Kes, Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.
Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta: Salemba Medika; 2011.
Kemenkes Semarang. Hidayat, AL. Metode penelitian kebidanan dan
c. Krisdiana Wijayanti, M.Mid, Ketua Program teknik analisis data. Jakarta: Salemba
Studi DIII Kebidanan Blora. medika; 2007.
d. Aulia Fatmayanti, S.ST, M.Kes, Dosen Irawati D dan Yuliani F. Pengaruh Faktor
Pembimbing Institusi. Psikologis Dan Cara Persalinan Terhadap
e. Seluruh Dosen dan staf karyawan Prodi Terjadinya Postpartum Blues Pada Ibu
Nifas Di Ruang Nifas RSUD Bosoeni
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
Mojokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Missiyati SM, Titik W dan Asih DA. Hubungan
Politeknik Kesehatan Majapahit. ISSN: Dukungan Emosional Keluarga dengan
2085 – 0204. Volume. 6 No. 1 Pebruari Lama Persalinan Kala I Fase Aktif.
2014. Volume. VII. No. 01 Edisi Juni 2015.
Iswanto B, Ichsan B dan Ermawati S. www.journal.stikeseub.ac.id
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Prawirohardjo, S. Ilmu kebidanan. Jakarta :
Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Bina Pustaka; 2014.
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Prihatini, SD. Pengaruh Mobilisasi Dini
Puskesmas Karangdowo, Klaten. Jurnal Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Kesehatan. ISSN: 1979-7621. Volume 5. No. pada Ibu Nifas di Paviliun Melati RSUD
2 Desember 2012. Jombang. ISSN: 2087-3271. Volume 4. No.
Jannah, N. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 2 Edisi September 2014.
Kehamilan. Yogyakarta: C.V ANDI Proverawati A, dan Asfuah S. Buku ajar gizi
OFFSET; 2012 untuk kebidanan. Yogyakarta: Nuha
. Asuhan kebidanan ibu Medika; 2009.
nifas.Yogyakana: Ar_Ruzz media; 2012. Purwaningsih E, Sumarmi dan Deffy LHS.
JNPK-KR. Asuhan persalinan normal dan Hubungan Frekuensi Menyusui dengan
inisiasi menyusui dini; 2016. Keberhasilan Metode MAL di Kelurahan
Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ringin Putih Karangdowo Klaten. Volume
Neonatal Esensial. Jakarta: Bina Kesehatan 5. No. 10 Edisi Juni 2015.
anak. 2010. Rahmawati I dan Norazizah Y. Survey
. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Penambahan Berat Badan Pada Akseptor
di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. KB Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Mayong
Jakarta: Bina Kesehatan Ibu. 2013. I Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara.
. Profil kesehatan Indonesia. 2015. Jurnal Kesehatan dan Budaya “Hikmah”
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik AKBID Islam Al-Hikmah Jepara. ISSN:
Indonesia; 2015 1907 – 1396 Vol.07 No.02 Edisi November
Kurniati CH, Wulan IS, Hikmawati I. Analisis 2014.
Pengetahuan Dan Tindakan Senam Kegel Redjeki DSS dan Husin. Perbedaan Pupus Tali
Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pusat Dalam Hal Perawatan Tali Pusat
Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Antara Penggunaan Kasa Steril Dengan
Puskkesmas Purwokerto Selatan. ISSN: Kasa Alkohol 70% Di BPS HJ. Maria Olfah
1693-3591. Volume 11. No. 1 Juli 2014. Tahun 2012. Program studi ilmu
Kusmiyati Y, Heni PW dan Sujiyatini. keperawatan STIKES Sari Muila
Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Banjarmasin. ISSN: 2086-3454. Volume. 11.
Fitramaya; 2010. No. 11 edisi 7 Juli 2013.
Lusje K, Mandan J, Kusmiyati. Hubungan Roumauli, S. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1:
Rawat Gabung Dengan Kelancaran Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
Normal Di Iriana D Bawah BLU rsup Prof. Rukiyah AY, Lia Yulianti. Asuhan neonatus
Dr. R. D.Kandou Manado. ISSN: 2339-1731. bayi dan anak balita. Jakarta: TIM; 2013.
Volume 2. No. 1 Januari-Juni 2014. Rustikayanti RN, Ira K, Yanti H. Perubahan
Mail, E. Faktor-faktor yang berhubungan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester III.
dengan lama kala II Di BPS Sri Wahyuni, STIKes Dharma Husada Bandung tahun
Amd.Keb. Desa Melirang Bungah Gresik. 2016. Volume. 2. No. 1 Edisi Oktober 2016.
Volume 3. No. 2 Edisi November 2011. Saebani, BA. Metode penelitian. Bandung:
Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Pustaka setia; 2008.
Kandungan, dan KB. Jakarta: Penerbit Saifuddin, AB. Buku panduan Praktik
Buku Kedokteran EGC; 2010. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Marmi. Intranatal care asuhan kebidanan pada Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
persaIinan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar: Sokhiyatun, Luluk H dan Arinda S. Hubungan
2012. Karakteristik Ibu Hamil dengan
Marmi dan Kukuh R. Asuhan neonatus bayi Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid
dan balita. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; di Wilayah Kerja Puskesmas Tahunan
2012. Jepara. Akademik Kebidanan Islam al
*) Devi Sita Wahyuningtyas
E-mail: devisita80@yahoo.com
Hikmah Jepara. ISSN 2301-8372. Volume 5. Walyani SE, Purwoastuti E. Asuhan Kebidanan
No. 1. Tahun 2016 Masa Nifas & Menyusui. Yogyakarta:
Sondakh, J. Asuhan kebidanan persalinan dan PT.Pustaka Baru; 2015.
bayi baru Iahir. Jakarta: Erlangga; 2013. . Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT.Pustaka
Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Baru; 2015.
Sulistiyanti A dan Andarwati A. Tingkat Walyani, SE. Perawatan Kehamilan &
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Menyusui Anak Pertama. Yogyakarta:
Tentang Nutrisi Selama Kehamilan Di PT.Pustaka Baru; 2015.
Bidan Praktik Mandiri Srihatun Pacitan. Wasis. Pedoman riset praktis untuk profesi
Info Kesehatan. ISSN: 2086-26-28. Volume keperawatan. Jakarta:`EGC; 2008.
3. No. 3 November 2013. WHO. Maternal Mortality. New York: United
SuIistyowati, A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nations; 2016.
KehamiIan.Jakarta: Salamba Medika; 2012. Yanti. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan .
.Asuhan Kebidanan Pada Masa Yogyakarta: Pustaka rihama; 2009.
Nifas.Jakarta: Salamba Medika; 2009. Yuliani, F. Teknik Menyusui Yang Benar
Sulistyawati A, Nugraheni E. Asuhan Pada Ibu Menyusui Di BPS Umi
Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Muntadiroh S.ST.MKES. Jurnal Ilmiah
Salemba Medika; 2010. Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit.
Sumarah, Yani W dan Nining W. Perawatan ISSN: 2085 – 0204. Volume. 6 No. 1
Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fatramaya. 2009. Pebruari 2014
Tambuwun, Herly Kartini, Sandra Tombokan, Zulfan DW, Hasifah, dan Magdalena.
Jenny Mandang. Hubungan Pelaksanaan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Pemberian Laktasi Pada Bayi Baru Lahir
Persalinan. Vol 2 No 1 Januari-Juni 2014, Di Wilayah Puskesmas Lau Barandasi
ISSN 2339-1731. Maros. Jurnal Kesehatan Diagnosis. ISSN:
Wahyuni dan Ni’mah L. Manfaat Senam Hamil 2302-1721. Volume 4. No. 4 Tahun 2014.
Untuk Meningkatkan Durasi Tidur Ibu
Hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
ISSN: 1858-1196. Januari 2013.

*) Devi Sita Wahyuningtyas


E-mail: devisita80@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai