Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pre eklamsia adalah kondisi pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah

lebih dari 140/90 mmHg, umumnya pre eklamsia terjadi di usia kehamilan lebih dari

20 minggu. Pre eklamsia sangat berbahaya bagi ibu, seperti otak, ginjal, paru-paru

dan jantung. Oleh karena itu, ibu hamil dengan pre eklamsia harus berhati-hati dalam

menjaga kondisi tubuhnya agar tidak membahayakan dirinya dan janin yang

dikandungnya karena mempengaruhi plasenta yang digunakan sebagai penyalur

asupan makanan bagi janin.(Irawati, 2016).

Sepuluh juta wanita mengalami preeklamsi setiap tahun didunia. diseluruh

dunia sekitar 76.000 wanita hamil yang meninggal setiap tahun oleh karena

preeklamsi dan gangguan hipertensi pada kehamilan lainnya, dan jumlah bayi yang

meninggal karena gangguan ini sekitar 500.000 per tahun. Preeklamsi dan

hubungannya dengan gangguan hipertensi dalam kehamilan mempengaruhi 5-8% dari

seluruh kelahiran di Amerika Serikat. Tingkat insiden untuk preeklamsi di Amerika

Serikat, Kanada, dan Eropa Barat berkisar 2-5%. Di Negara berkembang, prevelensi

preeklamsi dan eklamsi berkisar mulai dari 4% dari semua kehamilan sampai 18% di

beberapa bagian Afrika. Di Amerika Latin, preeklamsi merupakan penyebab pertama

dari kematian maternal.(WHO,2015)

Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian ibu (AKI) masih

sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau
2

persalinan. Diseluruh dunia setiap hari, dan sekitar 295.000 wanita meninggal selama

dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu (AKI) di Negara

berkembang mencapai 462/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Negara maju

sebesar 11/ 100.000 kelahiran hidup.

Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi(AKB)

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pendarahan hebat (kebanyakan berdarah

setelah persalinan) sekitar 25%, infeksi (biasanya setelah persalinan) 7%, komplikasi

dari persalinan, aborsi sekitar 13%, dan Hipertensi pada kehamilan (pre eklamsia)

sekitar 12%. (WHO,2020).

AKI tertinggi secara global sekitar 295.000 akibat penyebab yang terkait oleh

kehamilan dan persalinan, dengan resiko kematian ibu sebesar 211 kematian per

100.000 kelahiran hidup, LICS (Low-Income Countries) dan LMICS (Lower Middle-

Income Countries) menyumbang untuk 94% dengan 462 jiwa kematian ibu secara

global, beban tertinggi di Afrika Sub-Sahara dengan 196.000 jiwa diikuti oleh Asia

Tenggara dan Asia Selatan menyumbang hampir 1-5, dengan 58.000 jiwa kematian

ibu tahun 2017 (WHO, 2021).

Di Negara ASEAN menduduki peringkat tertinggi AKI ditahun 2017 yaitu

Myanmar (250/100.000) lalu diikuti tertinggi ke dua diLaos (185/100.000) dan diikuti

peringkat tertinggi ketiga di Indonesia (177/100.000), di Negara ASEAN AKI

terendah yaitu di singapura mencatat AKI terendah hanya 8 per 100.000 kelahiran

hidup kemudian disusul Malaysia (29/100.000), Brunai Darusalam

(31/100.000),Thailand (37/100.000), Vietnam (43/100.000) (WHO, 2021).


3

Hasil survei demografi kesehatan Indonesia di ketahui mortalitas maternal

tahun 2002 mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan penurunan

mortalitas maternal di tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 KH. Namun angka tersebut

masih jauh dari yang diharapkan untuk mencapai target. Rencana pembanguna jangka

menengah nasional tahun 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH dan target MDGs

(Millennium Development Goals) tahun 2015 yaitu 102/100.000 KH. Diperlukan

adanya upaya dan komitmen yang kuat serta terpadu untuk memenuhi target tersebut

(Kemenkes, 2018).

Pada tahun 2015 AKI mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup yang

disebabkan karena perdarahan mencapai 38,24% (111,2 per 100.000 kelahiran hidup),

pre eklamsia berat 26,47% (76,97 per 100.000 kelahiran hidup). akibat penyakit

bawaan 19,41 (56,44 per 100.000 kelahiran hidup), dan infeksi 5,88% (17,09 per

100.000 kelahiran hidup). Dari data di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah

kematian ibu maupun pergeseran urutan penyebab kematian akibat pre eklamsia

berat. Pada tahun 2012 berada diurutan ke-3 sebanyak 30,7 per 100.000 kelahiran

hidup (10%) menjadi urutan ke-2 yaitu sebanyak 76,97 per 100.000 kelahiran hidup

(26, 47%). Pre eklamsia berat dan komplikasinya (eklamsia) juga menjadi salah satu

penyebab utama kematian ibu. (Kemenkes RI, 2019).

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2019 provinsi tertinggi yang

mengalami hipertensi dalam kehamilan (pre eklamsi/eklamsi) adalah jawa barat

sekitar 218 kasus, di ikuti oleh jawa timur 162 kasus, dan provinsi jawa tengah 117

kasus, provinsi jambi menduduki nomor 17 dari 34 provinsi di Indonesia yang


4

mengalami hipertensi dalam kehamilan (pre eklamsi/eklamsi) yaitu sebanyak 14

kasus. Provinsi yang tidak mengalami hipertensi pada kehamilan (pre

eklamsi/eklamsi) adalah provinsi gorontalo.

Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2020 provinsi tertinggi yang

mengalami hipertensi dalam kehamilan (pre eklamsi/eklamsi) adalah jawa barat

sekitar 214 kasus, di ikuti oleh jawa timur 147 kasus, dan provinsi jawa tengah 127

kasus, provinsi jambi menduduki nomor 18 dari 34 provinsi di Indonesia yang

mengalami hipertensi dalam kehamilan (pre eklamsi/eklamsi) yaitu sebanyak 17

kasus. Provinsi terendah yang mengalami hipertensi pada kehamilan (pre

eklamsi/eklamsi) adalah provinsi Kalimantan utara.

Berdasarkan profil kesehatan Jambi tahun 2018 Angka kematian ibu (AKI)

adalah 46 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 66.106. jika di proyeksikan AKI di

provinsi jambi tahun 2018 sekitar 70 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian

ibu tertinggi didapatkan dikabupaten Bungo sebanyak (12 kasus) dan diikuti tertinggi

kedua yaitu Kabupaten Kerinci dan Merangin di dapatkan (5 kasus), kemudian

dilanjutkan Sarolangun, Tanjab timur dan Tanjab barat (4 kasus), kBatang hari dan

Tebo (3 kasus), Kota Jambi, Sungai penuh dan Muaro jambi didapatkan (2 kasus),

kematian ibu (profil kesehatan jambi,2018).

Berdasarkan profil kesehatan Jambi tahun 2019 Angka kematian ibu (AKI)

adalah 59 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 65.762. jika di proyeksikan AKI di

provinsi jambi tahun 2019 sekitar 90 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian

ibu tertinggi didapatkan dikabupaten Tebo sebanyak (10 kasus) dan diikuti tertinggi
5

kedua yaitu Kabupaten Bungo dan Merangin di dapatkan (9 kasus), kemudian

dilanjutkan Batang hari (7 kasus), kota Jambi (5 kasus), Kerici, Sarolangun dan

Muaro jambi (4 kasus), sedangkan kota Sungai penuh tidak terdapat kematian ibu

(profil kesehatan jambi,2019).

Berdasarkan profil kesehatan Jambi tahun 2020 Angka kematian ibu (AKI)

adalah 62 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 64.365. jika di proyeksikan AKI di

provinsi jambi tahun 2020 sekitar 96 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian

ibu tertinggi didapatkan dikabupaten Tebo sebanyak (11 kasus) dan diikuti tertinggi

kedua yaitu Kabupaten Kerinci di dapatkan (9 kasus), kemudian dilanjutkan

Kabupaten Bungo dan Batang hari (7 kasus), Tanjab timur (6 kasus), Merangin,

Sarolangun dan Muaro jambi (5 kasus), Tanjab barat dan Kota Jambi (3 kasus)

sedangkan kota Sungai penuh terdapat (1 kasus) kematian ibu (profil kesehatan

jambi,2020).

Berdasarkan profil kesehatan Bungo pada tahun 2021 angka kematian ibu

(AKI) maternal dikabupaten bungo mengalami kenaikan pada tahun 2020 yaitu 126

per 100.000 kelahiran hidup (9 dari 7.065 kelahiran hidup), sedangkan pada tahun

2019 yaitu 86 per 100.000 kelahiran hidup (6 dari 7.003 kelahiran hidup).

Di kabupaten Bungo terdapat 3 Rumah Sakit Umum yaitu RSUD.H. Hanafi

Muara Bungo RSU Permata Hati, dan RSU Jabal Rahma. RSUD H. Hanafi Muaro

Bungo.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26

Oktober 2021, kepada 10 orang ibu hamil, di dapatkan 7 orang ibu mengalami
6

hipertensi di kehamilan sebelumnya dengan 3 diantaranya 10 ibu memiliki umur >35

tahun, sedangkan 5 dari 10 orang ibu mempunyai riwayat pre-eklamsi dari

keluarganya.

Berdasarkan dari latar belakang di atas RSUD. H. Hanafi terlihat bahwa kasus

pre eklmsi mengalami peningkatan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre eklamsi di

ruangan bersalin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Hanafi Muaro Bungo.

1.1 Rumusan Masalah

Apa saja faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsi pada

ibu hamil di RSUD H. Hanafi Muaro Bungo Tahun 2021.

1.2 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang berhubungan kejadian pre

eklamsi pada ibu hamil di RSUD H. Hanafi Muaro Bungo Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Pre-Eklamsi pada ibu hamil di RSUD H.

Hanafi Muaro Bungo Tahun 2021

2. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Umur ibu hamil di RSUD H. hanafi

Muaro Bungo Tahun 2021.

3. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Riwayat Hipertensi sebelumnya ibu

hamil di RSUD H. Hanafi Muaro Bungo Tahun 2021.


7

4. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit DM ibu hamil di

RSUD H. Hanafi Muaro Bungo Tahun 2021.

5. Untuk mengetahui Hubungan Umur dengan kejadian Pre eklamsi pada ibu hamil

di RSUD H.Hanafi Tahun 2021.

6. Untuk mengetahui Hubungan Riwayat Hipertensi sebelumnya dengan kejadian

Pre eklamsi pada ibu hamil di RSUD H.Hanafi Tahun 2021.

7. Untuk mengetahui Hubungan Riwayat penyakit DM dengan kejadian Pre eklamsi

pada ibu hamil di RSUD H.Hanafi Tahun 2021.

1.3 Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Responen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan

mengenai pre eklamsi pada ibu hamil agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan

penatalaksanaan terhadap pre eklamsi pada ibu hamil.

1.4.2 Bagi RSUD H. Hanafie

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang kejadian pre

eklamsi pada ibu hamil sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan pencegahan

mengenai mengenai kasus pre eklamsi pada ibu hamil. Penelitian ini juga diharapkan

dapat menjadi acuan untuk melakukan pengkajian lanjutan yang berkesinambungan

dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu terutama gizi ibu hamil.

1.4.3 Bagi peneliti Selanjutnya

Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pre eklamsi pada ibu hamil

serta menjadi acuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya agar dapat
8

mengembangkan penelitian tentang pre eklmasi pada ibu hamil menjadi lebih

sempurna.

Anda mungkin juga menyukai