BAB I
PENDAHULUAN
Pre eklamsia adalah kondisi pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg, umumnya pre eklamsia terjadi di usia kehamilan lebih dari
20 minggu. Pre eklamsia sangat berbahaya bagi ibu, seperti otak, ginjal, paru-paru
dan jantung. Oleh karena itu, ibu hamil dengan pre eklamsia harus berhati-hati dalam
menjaga kondisi tubuhnya agar tidak membahayakan dirinya dan janin yang
dunia sekitar 76.000 wanita hamil yang meninggal setiap tahun oleh karena
preeklamsi dan gangguan hipertensi pada kehamilan lainnya, dan jumlah bayi yang
meninggal karena gangguan ini sekitar 500.000 per tahun. Preeklamsi dan
Serikat, Kanada, dan Eropa Barat berkisar 2-5%. Di Negara berkembang, prevelensi
preeklamsi dan eklamsi berkisar mulai dari 4% dari semua kehamilan sampai 18% di
Menurut World Health Organization (WHO) angka kematian ibu (AKI) masih
sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau
2
persalinan. Diseluruh dunia setiap hari, dan sekitar 295.000 wanita meninggal selama
dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu (AKI) di Negara
setelah persalinan) sekitar 25%, infeksi (biasanya setelah persalinan) 7%, komplikasi
dari persalinan, aborsi sekitar 13%, dan Hipertensi pada kehamilan (pre eklamsia)
AKI tertinggi secara global sekitar 295.000 akibat penyebab yang terkait oleh
kehamilan dan persalinan, dengan resiko kematian ibu sebesar 211 kematian per
100.000 kelahiran hidup, LICS (Low-Income Countries) dan LMICS (Lower Middle-
Income Countries) menyumbang untuk 94% dengan 462 jiwa kematian ibu secara
global, beban tertinggi di Afrika Sub-Sahara dengan 196.000 jiwa diikuti oleh Asia
Tenggara dan Asia Selatan menyumbang hampir 1-5, dengan 58.000 jiwa kematian
Myanmar (250/100.000) lalu diikuti tertinggi ke dua diLaos (185/100.000) dan diikuti
terendah yaitu di singapura mencatat AKI terendah hanya 8 per 100.000 kelahiran
tahun 2002 mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan penurunan
mortalitas maternal di tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 KH. Namun angka tersebut
masih jauh dari yang diharapkan untuk mencapai target. Rencana pembanguna jangka
adanya upaya dan komitmen yang kuat serta terpadu untuk memenuhi target tersebut
(Kemenkes, 2018).
Pada tahun 2015 AKI mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup yang
disebabkan karena perdarahan mencapai 38,24% (111,2 per 100.000 kelahiran hidup),
pre eklamsia berat 26,47% (76,97 per 100.000 kelahiran hidup). akibat penyakit
bawaan 19,41 (56,44 per 100.000 kelahiran hidup), dan infeksi 5,88% (17,09 per
100.000 kelahiran hidup). Dari data di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
kematian ibu maupun pergeseran urutan penyebab kematian akibat pre eklamsia
berat. Pada tahun 2012 berada diurutan ke-3 sebanyak 30,7 per 100.000 kelahiran
hidup (10%) menjadi urutan ke-2 yaitu sebanyak 76,97 per 100.000 kelahiran hidup
(26, 47%). Pre eklamsia berat dan komplikasinya (eklamsia) juga menjadi salah satu
sekitar 218 kasus, di ikuti oleh jawa timur 162 kasus, dan provinsi jawa tengah 117
sekitar 214 kasus, di ikuti oleh jawa timur 147 kasus, dan provinsi jawa tengah 127
Berdasarkan profil kesehatan Jambi tahun 2018 Angka kematian ibu (AKI)
adalah 46 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 66.106. jika di proyeksikan AKI di
provinsi jambi tahun 2018 sekitar 70 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian
ibu tertinggi didapatkan dikabupaten Bungo sebanyak (12 kasus) dan diikuti tertinggi
dilanjutkan Sarolangun, Tanjab timur dan Tanjab barat (4 kasus), kBatang hari dan
Tebo (3 kasus), Kota Jambi, Sungai penuh dan Muaro jambi didapatkan (2 kasus),
Berdasarkan profil kesehatan Jambi tahun 2019 Angka kematian ibu (AKI)
adalah 59 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 65.762. jika di proyeksikan AKI di
provinsi jambi tahun 2019 sekitar 90 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian
ibu tertinggi didapatkan dikabupaten Tebo sebanyak (10 kasus) dan diikuti tertinggi
5
dilanjutkan Batang hari (7 kasus), kota Jambi (5 kasus), Kerici, Sarolangun dan
Muaro jambi (4 kasus), sedangkan kota Sungai penuh tidak terdapat kematian ibu
Berdasarkan profil kesehatan Jambi tahun 2020 Angka kematian ibu (AKI)
adalah 62 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 64.365. jika di proyeksikan AKI di
provinsi jambi tahun 2020 sekitar 96 per 100.000 kelahiran hidup, jumlah kematian
ibu tertinggi didapatkan dikabupaten Tebo sebanyak (11 kasus) dan diikuti tertinggi
Kabupaten Bungo dan Batang hari (7 kasus), Tanjab timur (6 kasus), Merangin,
Sarolangun dan Muaro jambi (5 kasus), Tanjab barat dan Kota Jambi (3 kasus)
sedangkan kota Sungai penuh terdapat (1 kasus) kematian ibu (profil kesehatan
jambi,2020).
Berdasarkan profil kesehatan Bungo pada tahun 2021 angka kematian ibu
(AKI) maternal dikabupaten bungo mengalami kenaikan pada tahun 2020 yaitu 126
per 100.000 kelahiran hidup (9 dari 7.065 kelahiran hidup), sedangkan pada tahun
2019 yaitu 86 per 100.000 kelahiran hidup (6 dari 7.003 kelahiran hidup).
Muara Bungo RSU Permata Hati, dan RSU Jabal Rahma. RSUD H. Hanafi Muaro
Bungo.
Oktober 2021, kepada 10 orang ibu hamil, di dapatkan 7 orang ibu mengalami
6
keluarganya.
Berdasarkan dari latar belakang di atas RSUD. H. Hanafi terlihat bahwa kasus
pre eklmsi mengalami peningkatan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
ruangan bersalin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Hanafi Muaro Bungo.
Apa saja faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsi pada
eklamsi pada ibu hamil di RSUD H. Hanafi Muaro Bungo Tahun 2021.
5. Untuk mengetahui Hubungan Umur dengan kejadian Pre eklamsi pada ibu hamil
mengenai pre eklamsi pada ibu hamil agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang kejadian pre
eklamsi pada ibu hamil sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan pencegahan
mengenai mengenai kasus pre eklamsi pada ibu hamil. Penelitian ini juga diharapkan
Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pre eklamsi pada ibu hamil
serta menjadi acuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya agar dapat
8
mengembangkan penelitian tentang pre eklmasi pada ibu hamil menjadi lebih
sempurna.