Anda di halaman 1dari 14

KEKUASAAN DAN POLITIK,KONFLIK

DAN PERUNDINGAN DALAM


BERORGANISASI

DOSEN PENGAMPU
Lilis Kholisah,S.Tr,Keb.MKM
 
DISUSUN OLEH
1) Nilam Kencana Sari
2) Partilah
3) Sinta Rahayu
PENGERTIAN KEKUASAAN

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh


seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan
tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang
diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk
memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku.
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain
untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang
memengaruhi.
Jenis-jenis Kekuasaan Berdasarkan Sumbernya

Sumber kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok


besar (Robbins dan Judge, 2007), yaitu:

1. Kekuasaan Formal (Formal Power) 


Adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi  individual
dalam suatu organisasi.
Kekuasaan ini dapat berasal dari:
a) Kemampuan untuk memaksa (coercive power)
b) Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)
c) Kekuatan formal (legitimate power)
NEXT…..

2. Kekuasaan Personal (Personal Power)


Adalah kekuasaan yang berasal dari   karakteristik unik
yang dimiliki seorang individu.
Kekuasaan ini dapat berasal dari :
a) Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power)
b) Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power)
Sifat Kekuasaan

1. Position Power
2. Personal Power

French & Raven mengatakan bahwa ada lima jenis


kekuasaan:
a) Kekuasaan memberi penghargaan.
b) Kekuasaan yang memaksa
c) Kekuasaan yang sah.
d) Kekuasaan memberi referensi.
e) Kekuasaan ahli Sumber kekuasaan bila dikaitkan
dengan kegunaan
DEFINISI POLITIK

 Politik dapat didefinisikan sebagai kegiatan dimana individu atau


kelompok terlibat sedemikian rupa guna memperoleh dan
menggunakan kekuasaan untuk mencapai kepentingannya sendiri.

 Politik dilihat sebagai proses organisasi yang alamiah demi


menyelesaikan perbedaan di antara kelompok kepentingan di dalam
organisasi. Politik adalah proses tawar-menawar dan negosiasi yang
digunakan untuk mengatasi konflik dan perbedaan pendapat.

 Politik adalah penggunaan power (kekuasaan) agar sesuatu


tercapai. Ketidakmenentuan dan konflik adalah alamiah dan tidak
terelakkan. Politik adalah mekanisme guna mencapai persetujuan.
Politik melibatkan diskusi-diskusi informal yang memungkinkan
orang mencapai kesepakatan dan membuat keputusan yang mungkin
bisa menyelesaikan masalah ataupun tidak.
Contoh Prilaku Politik

1) Menahan informasi utama dari pengambil keputusan.


2) Penyebaran desas desus.
3) Pembocoran informasi rahasia mengenai kegiatan
informasi ke media masa.
4) Mengeluh kepada penyelia, membangun
koalisi,melaksanan aturan secara berlebihan.
5) Perilaku politik tidak sah yang melanggar aturan yang
tersirat dari aturan permainan.
PENGERTIAN KONFLIK

 Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana


salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara
menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya.

 Konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses


interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara
dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap
pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun
pengaruh negatif.
Pandangan ini dibagi menjadi 3 bagian menurut Robbin yaitu :
a) Pandangan tradisional
b) Pandangan kepada hubungan manusia
c) Pandangan interaksionis
Sumber-Sumber Konflik Organisasi

1. Konflik ini bisa berasal dari dalam diri


2. Konflik yang bersumber dari luar.
3. Diferensiasi (Perbedaan dalam orientasi fungsional)
4. Hubungan Tugas
a) Kewenangan yang Tumpang Tindih
b) Saling ketergantungan tugas dalam kegiatan-kegiatan
kerja
c) Sistem Evaluasi yang tidak kompatibel sesuai
d) Sistem komunikasi dan informasi yang terganggu
5. Kelangkaan Sumber Daya
6. Perbedaan nilai-nilai atau presepsi
7. Kemandirian organisasional
Tahapan/ Fase Konflik

Louis R. Pondy ( dalam George & Jones, 1999:660 )


merumuskan lima episode konflik yang disebut “Pondys Model
of Organizational Conflict”.
Menurutnya, konflik berkembang melalui lima fase secara
berurutan, yaitu :
1) Tahap I, Konflik yang terpendam (Laten).
2) Tahap II, Konflik yang terpersepsi.
3) Tahap III, Konflik yang terasa
4) Tahap IV, Konflik yang termanifestasi.
5) Tahap V, Konflik sesudah penyelesaian.
PENGERTIAN PERUNDINGAN

Dalam buku Teach Yourself Negotiating, karangan Phil Baguley, dijelaskan


tentang definisi perundingan yaitu suatu cara untuk menetapkan keputusan yang
dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.

Sedangkan perundingan memiliki sejumlah karakteristik utama, yaitu:


a) Senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi
atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
b) Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang
terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
c) Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter);
d) Hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh maupun ekspresi wajah;
e) Perundingan biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang
belum terjadi dan kita inginkan terjadi
f) Ujung dari perundingan adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua
belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat
untuk tidak sepakat.
Langkah-langkah Perundingan

1) Persiapan
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi
negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan
rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan
negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah
persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita
capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur,
sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi.
2) Pembukaan
Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita
perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari
tujuan kita melakukan perundingan. Ada tiga sikap yang perlu
kita kembangkan dalam mengawali perundingan yaitu: pleasant
(menyenangkan), assertive (tegas, tidak plin-plan), dan firm
(teguh dalam pendirian).
Beberapa Tahapan Dalam Mengawali Sebuah Negosiasi:

1. Memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki


ruangan negosiasi;
2. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
3. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
4. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk
mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan
membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi
kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan
bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua
pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan
dasar untuk membangun rasa percaya.

Anda mungkin juga menyukai