Anda di halaman 1dari 13

Mengelola Konflik Kekuasaan

dan Politik dalam Organisasi


Kekuasaan

 Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh


seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan
tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan
yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok
untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain
sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)
atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak
lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak
yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Definisi Kekuasaan Dalam Organisasi

 Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “...


kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan
dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan
mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam
penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan
bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan
bisa melakukan persaingan dengan orang lain.
 Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah
karakteristik. Karakteristik tersebut mengelaborasi kekuasaan
selaku alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga
pengikut) gunakan dalam hubungan interpersonalnya
Karakter kekuasaan menurut Fairholm

1. Kekuasaan bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan sekadar tindakan


acak;
2. Kekuasaan adalah alat (instrumen), ia adalah alat guna mencapai tujuan;
3. Kekuasaan bersifat terbatas, ia diukur dan diperbandingkan di aneka situasi atau
dideteksi kemunculannya;
4.Kekuasaan melibatkan kebergantungan, terdapat kebebasan atau faktor
kebergantungan-ketidakbergantungan yang melekat pada penggunaan kekuasaan.
5. Kekuasaan adalah gagasan bertindak, ia bersifat samar dan tidak selalu dimiliki;
6.Kekuasaan ditentukan dalam istilah hasil, hasil menentukan kekuasaan yang kita
miliki;
7. Kekuasaan bersifat situasional, taktik kekuasaan tertentu efektif di suatu hubungan
tertentu, bukan seluruh hubungan; dan
8.Kekuasaan didasarkan pada oposisi atau perbedaan, partai harus berbeda sebelum
mereka bisa menggunakan kekuasaan-nya.
Politik

Politik berasal dari Bahasa Yunani “politeia” yang erarti kiat


memimpin kota (polis).Secara prinsip, politik merupakan
upaya untuk ikut berperan serta dalam mengurus dan
mengendalikan urusan masyarakat. Menurut Arsitoteles,
politik adalah usaha warga negara
dalam mencapai kebaikan bersama atau kepentingan umum.

Greenberg dan Baron (2000)


Politik keorganisasian adalah serangkaian tindakan yang
secara formal tidak diterima dalam suatu organisasi dengan
cara mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan individu
Faktor yang mendorong kegiatan
politik dalam organisasi

(1) Personalitas Individu;


(2) Ketidakmenentuan;
(3) Ukuran Organisasi;
(4) Level Hirarki;
(5) Heterogenitas Anggota; dan
(6) Pentingnya Keputusan
Taktik memainkan politik dalam
organisasi

(1) Meningkatkan ketidakmampuan mengganti;


(2) Dekat dengan manajer yang berkuasa;
(3) Membangun koalisi;
(4) Mempengaruhi proses pengambilan keputusan;
(5) Menyalahkan atau menyerang pihak lain;
(6) Memanipulasi informasi;
(7) Menciptakan dan menjaga image yang baik.
KONFLIK

Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan.


Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut
dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota
organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru
sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai
pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang

Menurut Killman dan Thomas (1978)


konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-
tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam
hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut
dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
3 Pandangan konflik menurut Robbin

 1.   Pandangan tradisional
 2.   Pandangan kepada hubungan manusia
 3.   Pandangan interaksionis
Faktor Penyebab Konflik

1. Perbedaan Individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan


perasaan;
2. Perbedaan latar belakang Kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda pula. seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya;
3. Perbedaan Kepentingan antara individu atau kelompok,
diantaranya menyangkut bidang ekonomi, politik, dan sosial; dan
4. Perubahan-Perubahan Nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Strategi Mengatasi Konflik

1. Contending (bertanding) yaitu mencoba menerapkan solusi yang lebih


disukai salah satu pihak atau pihak lain;
2. Yielding (mengalah) yaitu menurunkan aspirasi sendiri dan bersedia
menerima kurang dari apa yang sebetulnya diinginkan;
3. Problem Solving (pemecahan masalah) yaitu mencari alternatif yang
memuaskan aspirasi kedua belah pihak;
4. With Drawing (menarik diri) yaitu memilih meninggalkan situasi konflik
baik secara fisik maupun psikologis. With drawing melibatkan
pengabaian terhadap kontroversi.
5. Inaction (diam) tidak melakukan apapun, dimana masing-masing pihak
saling menunggu langkah berikut dari pihak lain, entah sampai kapan.
Pengelolaan Konflik

1. Disiplin
2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan
3. Komunikasi
4. Mendengarkan secara aktif
5. Teknik atau Keahlian untuk Mengelola Konflik
6 tipe pengelolaan konflik
(Dawn M. Baskerville)

1. Avoiding
2. Accomodating
3. Compromising
4. Competing
5. Collaborating
6. Conglomeration (mixtured type): 

Anda mungkin juga menyukai