Anda di halaman 1dari 12

KONSEP MANAJEMEN KONFLIK

NAMA:Maria Dominika Miralasia Fabir


KELAS :A/II
NIM:PO5303212210262
A. PENGERTIAN MANAJEMEN KONFLIK

Manajemen konflik berasal dari dua kata, yakni manajemen dan konflik. Istilah manajemen berasal
dari bahasa Italia ‘Maneggiare’ yang berarti melatih kuda-kuda, atau secara harfiah ‘to handle’ yang
artinya mengendalikan. Sementara itu, menurut kamus Inggris Indonesia, ‘management’ artinya
pengolahan dan istilah ‘manager’ berarti tindakan membimbing atau memimpin.
Pengertian Manajemen Konflik Menurut Para Ahli
1.Howard Ross (1933)
Menurut Ross, pengertian manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku
atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah
(dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.Suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi
termasuk perilaku para pelaku dan bagaimana mereka memengaruhi kepentingan dan penafsiran
terhadap konflik.
Lanjutann..
2.Minnery (1980)
Minnery mengungkapkan arti dan pengertian manajemen konflik merupakan proses, sama
halnya dengan perencanaan yang merupakan proses.Menurutnya, proses manajemen
konflik perencanaan merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa
pendekatan model manajemen konflik perencanaan terus mengalami penyempurnaan
sampai mencapai model ideal.
3.Johnson dan Johnson (dalam Farida: 1996)
Menurut Johnson dan Johnson dalam Farida, seseorang yang terlibat konflik maka untuk
menghadapinya seringkali digunakan religiusitas dasar manajemen konflik yakni
withdrawing (menghindari), forcing (memaksa), smoothing (melunak, compromising
(kompromi), dan confronting (konfrontasi).
Lanjut.

4. Farida (1996)
Sementara itu, Farida berpendapat bahwa pengertian manajemen konflik yang biasa
digunakan seseorang adalah dominasi (domination), menyerah (capitulation), menarik
diri (withdrawal), negosiasi (negotiation), intervensi pihak ketiga (third party
intervention).Sedangkan dalam bahasa Cina, manajemen adalah ‘kuan lee’ yang
berasal dari dua kata yaitu ‘kuan khung’ yang artinya mengawasi orang kerja, dan ‘lee
chai’ yang artinya memanajemen konflik uang. Sehingga definisi manajemen di dalam
manajemen konflik ini tindakan untuk mengawasi atau mengatur orang bekerja.
 
B. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF DARI KONFLIK

Secara umum, dampak positif konflik adalah:


 Meningkatkan solidaritas antarindividu atau antarkelompok
 Membantu menciptakan norma baru dalam masyarakat
 Adanya penyesuaian norma sosial di masyarakat
 Termotivasi untuk mempertahankan nilai yang dianggap penting
 Meningkatkan efektivitas dalam organisasi, perusahaan, atau masyarakat
 Sebagai penyeimbang dari berbagai kekuatan yang ada.
Lanj.
Secara umum, Dampak negatif konflik
 Dikutip dari buku Manajemen Keperawatan bagi Pendidikan Vokasi (2020) karangan
Grace Tedy Tulak, dampak negatif konflik, antara lain menimbulkan perasaan takut,
permusuhan, ancaman hingga kurangnya rasa percaya.Berikut beberapa dampak
negatif konflik:
 Menyebabkan retaknya hubungan antarkelompok sehingga muncul disintegrasi social
 Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
 Perubahan kepribadian individu. Misalnya dari yang semula sopan menjadi kasar dan
tidak ramah
 Adanya dominasi sebuah kelompok
 Munculnya aksi balas dendam dan perpecahan
 Timbulnya aksi kekerasan.
C. PENYEBAB KONFLIK
Di bawah ini adalah beberapa faktor penyebab konflik, antara lain:
1. Perbedaan Individu
Perbedaaan individu yang dimaksud yaitu meliputi perbedaan perasaan dan
pendirian.Dimana setiap manusia adalah individu yang unik. Ini artinya, setiap orang
mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Perbedaan pendirian dan perasaan tersebut tetaplah menjadi suatu hal ataupun
kawasan yang nyata itu meraih menjadi salah satu faktor penyebab konflik sosial.
2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Sehingga Menciptakan Pribadi yang
Berbeda
Beberapa orang mungkin akan terpengaruh dengan pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda itu pada akhirnya dapat
memicu konflik.
Lanj.

3. Perbedaan Kepentingan Antara Individu dan Kelompok


Setiap orang pasti memiliki perasaan, pendirian atau latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok mempunyai kepentingan
yang berbeda-beda.
4. Perubahan Nilai yang Ekspress dan Mendadak di dalam Penduduk
Perubahan merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Tapi bila perubahan
tersebut berlangsung secara cepat dan mendadak, maka perubahan itu dapat
memicu terjadinya konflik sosial.
D. SOLUSI PEMECAHAN KONFLIK

Ada delapan prosedur umum dalam rangka penyelesaian konflik, yaitu: Lumping it, Avoidance or
exit, Coersion, Negotiation, Conciliation, Mediaton, Arbitration, dan Adjudication.
1.Lumping it. Terkait dengan kegagalan salah satu pihak yang bersengketa untuk menekankan
tuntutannya. Dengan kata lain isu yang dilontarkan diabaikan (simply ignored) dan hubungan
dengan pihak lawan terus berjalan.
2.Avoidance or exit. Mengakhiri hubungan dengan meninggalkannya. Dasar pertimbangannya
adalah pada keterbatasan kekuatan yang dimiliki (powerlessness) salah satu pihak ataupun alasan-
alasan biaya sosial, ekonomi atau psikologis.
3. Coersion. Satu pihak yang bersengketa menerapkan keinginan atau kepentingannya pada pihak
yang lain.
4.Negotiation. Kedua belah pihak menyelesaikan konflik secara bersamasama (mutual settlement)
tanpa melibatkan pihak ketiga
5. Concilliation. Mengajak (menyatukan) kedua belah pihak yang bersengketa untuk bersama-
sama melihat konflik dengan tujuan untuk menyelesaikan persengketaan.
Lanjut.
6. Mediation. Pihak ketiga yang mengintervensi suatu pertikaian untuk
membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan.
7.Arbitration. Bilamana kedua belah pihak yang bersengketa menyetujui
intervensi pihak ketiga dan kedua belah pihak sudah harus menyetujui
sebelumnya untuk menerima setiap keputusan pihak ketiga.
8. Adjudication. Apabila terdapat intervensi pihak ketiga yang memiliki
otoritas untuk mengintervensi persengketaan dan membuat serta
menerapkan keputusan yang diambil baik yang diharapkan maupun tidak
oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
E. METODE PENATALAKSANAAN KONFLIK

Metode Penanganan Konflik Ditinjau dari sudut manajerial,metode -


metode penaanganan konflik antara lain (Soeharto, 2001) :
1.Memaksakan kehendak (Forcing)
2. Mencari upaya pemecahan masalah (problem solving)
3. Berdamai atau koompromi (compromise)
4. Mendinginkan suasana (smoothing)
5.Menarik diri (withdrawal)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai