TINJAUAN PUSTAKA
Pada penelitian person (2016) di swedia sebanyak 43,223 ibu hamil dengan
komplikasi pre-eklamsi menyatakan bahwa tariff pre-eklamsi lebih tinggi pada usia
muda yakni usia lebih dari 24 tahun yaitu sebanyak 7602, wanita nulipara sebanyak
28,966 orang dan ibu dengan obesitas dimana meningkatnya IMT ibu besar dari 25
meliputi sebanyak 365,417 ibu hamil yang digolongkan melalui usia untuk meneliti
komplikasi pada kehamilan menurut usia. Pada penelitian ini ditemukan komplikasi
kehamilan pre-eklamasi yang ditunjukan bahwa ibu hamil dengan usia dengan usia 45
tahun yang mengalami pre-eklamsi sebanyak 53 dari 924 orang sehingga usia lebih
dari 45 tahun jauh lebih berisiko dibandingkan dengan wanita yang berusia 30-34
2.2 Kehamilan
tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk
kedalam saluran sel telur. Pada saat berhubungan berjuta-juta cairan sel mania atau
sperma dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga Rahim. Salah satu sperma
akan menembus sel telur dan peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi atau
kosepsi, setelah itu dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (nuke devi indrawati,
sebagai fertilisasi atau penyatuan dan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir. (Fatimah S.S,M.Keb, 2016)
1. Kebutuhan Nutrisi
a. Kalori (Energi)
b. Protein
Sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan
c. Asam Folat
d. Zat Besi
Bisa mencegah anemia pada ibu serta bisa menurunkan risiko terjadinya
kelelahan pada ibu hamil serta juga berfungsi sebagai memperkuat daya
e. Zink
Kadar zink ibu yang rendah dikaitkan dengan banyak komplikasi pada
f. Kalsium
pengumpalan darah.
i. Natrium
2. Oksigen
3. Hygiene personal
Ibu hamil harus melakukan gerakan membersihkan dari depan ke belakang
ketika selesai berkemih dan defaksi dan harus mengguanakan tisu yang
4. Pakaian
Setiap ibu hamil pasti mengalami perubahan pada ukuran tubuhnya oleh
sebab itu kita sebagai bidan harus menjelaskan kepada ibu tentang pakaian
5. Seksual
nyaman.
6. Mobilisasi
Pada saat hamil, ibu hamil akan merasa letih pada beberapa minggu
persalinan infeksi dapat terjadi pada Rahim ibu dan pusat bayi yang baru
aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan harus cukup mendapat makanan
bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi
ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus
1. Protein
2. Energi
Kurang labih 27.000 Kkal atau 100 Kkal/hari bagi wanita berumur 25-
50 tahun, dengan tambahan 300 Kkal bagi mereka yang sedang
mengandung.
vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium,
persentasi penambahan gizi ibu hamil ialah energy 15%, protein 68%,
15%, niasin 30%, vitamin B6 100%, asam folat 33% dan vitamin B12,
kalsium, fosfar dan magnesium 50%, zat besi 300%, zink 33% dan
iodium 16%.
dihindari ibu hamil adalah yang mengandung zat warna, pengawet, dan
Resiko adalah suatu ukuran statistic dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang,
yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi obstetric pada saat persalinan yang dapat
Tujuan pemberian diet ini untuk mengganti protein yang hilang karena
proteinuria, mencegah atau mengurangi retensi garam atau air, menjaga agar
penambahan berat badan tidak melebihi normal, dan memberika gizi yang
1. Diet Pre-Eklamsi I
hanya terdiri dari susu dan buah-buahan, kurangi kalori, dan semua zat
hari. Nilai gizi sehari diet ini adalah 1032bkalori, 20 gram protein, 19
gram lemak, 211 gram karbohidrat, 0,6 gram kalsium, 2475 SI vitamin
2. Diet Pre-Eklamsi II
Diet pre-Eklamsi II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet
garam I. makanan ini rendah kalori, kalsium dan cukup zat gizi lain.
Nilai gizi sehari diet ini adalah 1600 kalori,56 gram protein, 44 gram
diberikan dengan cukup semua zat gizi, sehari diet ini adalah 2128
2.3 Pre-Eklamsi
2.3.1. Definisi
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada triwulan
ke-3 kehamilan tapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada mola hidatosa.(Nuke
lebih dari 140/90 mmHg, umumnya pre eklamsia terjadi di usia kehamilan lebih dari
20 minggu. Pre eklamsia sangat berbahaya bagi ibu, seperti otak, ginjal, paru-paru
dan jantung. Oleh karena itu, ibu hamil dengan pre eklamsia harus berhati-hati dalam
menjaga kondissi tubuhnya agar tidak membahayakan dirinya dan janin yang
disertai dengan gangguan organ multisystem yang terjadi hanya pada kehamilan
dengan etiologi pasti sampai saat ini masih belum diketahui.(Adhi Pribadi,2019).
Pre-Eklamsi adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi
penyebab kematian ibu. Kelainan terjadi selama masa kehamilan, persaliann dan
Maternity,S.ST.,M.Keb.dkk,2021)
2.3.2. Patofisiologi
spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi
ginjal ditemukan spasme hebat Arteriola Glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen
Arteriol sedemikian sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua Ateriola di dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan
naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan parifer agar oksigen jaringan
dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan intestinal belum diketahui sebabya, mungkin karena
retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebablan oleh spasme Arteriola sehingga
mortalitas pada ibu dan janin. Etiopatogenesis pasti sampai saat ini masih belum jelas
dan masih dalam tahap penelitian. Konsep bahwa contributor utama penyebab pre-
eklmasi adalah plasenta banyak diterima oleh berbagai kalangan dan telah terbukti
berbahaya pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas. Gambaran klinis yang
utama adalah hipertensi dan proteinuria karena organ target yang utama terpengaruh
dari seluruh kasus pre-eklamsi. Berhubungan dengan gejala klinis yang berat
dari plasenta. Insidensi sekitar 80% dari kasus pre-eklamsi. Terdapat beberapa
bila invasi trofoblas tidak terjadi atau kurang sempurna, maka akan
akibat terdapatnya keadaan plasenta yang tidak normal atau patologis. Pada
saat ini kesimpulan tersebut terjadi menjadi lebih jelas dengan dikenalnya
oksidatif dan berujung pada kondisi yang lebih berat adalah infark plasenta.
terutama terjadi sejak bertemunya permukaan sel ibu dengan sel janin yang
1. Faktor Keluarga
eklamsi, dengan demikian menyiratkan bahwa gen janin yang diturunkan baik
dari ibu maupun dari ayah dapat memainkan peran dalam perkembangan
penyakit. Pre-eklamsi yang terjadi pada seorang ibu hamil merupakan faktor
risiko yang signifikan untuk diturunkan dan merupakan faktor risiko pada
2. Umur
wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko tinggi untuk mengalami pre-
3. Etnik
Wanita yang berasal dari Afro-Karibia atau etnis Asia selatan telah
terbukti resiko lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kaukasia. Wanita Afrika
Wanita dengan berat badan lahir rendah (<2.500 gr) telah terbukti
meningkat empat kali lipat untuk wanita yang beratnya <2500 gr pada saat
risiko pre-eklamsi yang berat.wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas
peningkatan risiko pre-eklamsi dua hingga empqat kali lipat. Selain itu,
eklamsi postpartum lambat. Wanita dengan hipertensi kronis dan diabetes pra-
sering terjadi pada wanita hanil dengan penyakit ginjal kronis, lupus nefropati
adalah 12%, dan meningkat menjadi 40% untuk mereka yang melahirkan
berikutnya.
8. Kehamilan ganda
hipertensi gestasional yang lebih tinggi dan pre eklamsi peningkatan massa
sering terjadi pada janin laki-laki bagi mereka yang melahirkan pada usia 40
bahwa gangguan hipertensi terjadi pada 5,9% dari tunggal dan 12,6%
dan 10,4% dari kehamilan kembar pada kehamilannya yang dikandung secara
spontan.
11. Infeksi
bahwa resep antibiotic (termasuk sebagai proksi untuk infeksi akut) dan
studi melaporkan bahwa wanita dengan ISK dan mereka yang menderita
eklamsi disbanding dengan ibu hamil tanpa kondisi patologi tersebut tidak ada
hubungan antara infeksi ibu lainnya seperti klamidia, malaria HIV yang
diobati atau tidak diobati dan kolonisasi streptokokus grup B denagan risiko
pre-eklamsi.
12. Malformasi kongenital
ganda jika wanita tersebut memiliki pasangan berusia >45 tahun, mungkin
akibat spermatozoa yang rusak karena mutasi genetik yang terjadi karena
penuaan atau faktor lingkungan seperti paparan radiasi dan panas. Robillard
dkk, pada tahun 1994 menunjukan bahwa konsepsi dalam 4 bulan pertama
14. Merokok
eklamsi. Efek perlindungan ini secara konsisten terlihat terlepas dari paritas
dkk.melaporkan bahwa wanita yang terlibat dalam aktivitas fisik tingkat tinggi
ukuran sampel yang kecil dari studi ini. Sebuah studi kasus control besar baru-
25 hidroksi vitamin D <30nmol/I dikaitkan dengan dua kali lipat risiko pre-
C (1000 mg) dan vitamin E (400 IU) yang diberikan secara profilaksis sejak
trimester kedua kehamilan tidak memiliki efek pada penurunan tingkat pre-
memiliki risiko pre-eklmasi yang lebih tinggi.oleh sebab itu status ekonomi
dengan halnya wanita yang memiliki status Ekonomi baik mereka juga akan
1. Faktor Predisposisi/Presdiposing
a. Mola Hidatidosa
b. Diabetes Melitus
permasalahan, baik bagi ibu maupun bayi dalam kandungan, salah satu
komplikasi yang akan terjadi yaitu ibu dapat mengalami pre-Eklamsi, bayi
c. Kehamilan Ganda
hipertensi gestasional yang lebih tinggi dan pre eklamsi peningkatan massa
Pribadi,2019).
d. Obesitas
berat badan diatas 120% dari pada berat badan idealnya.resiko yang dapat
terjadi pada ibu hamil dengan obesitas adalah kelainan pada janin, Pre-
e. Umur
wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko tinggi untuk mengalami pre-
2. Faktor Pendorong/Eigbling
a. Status Ekonomi
memiliki risiko pre-eklmasi yang lebih tinggi.oleh sebab itu status ekonomi
dengan halnya wanita yang memiliki status Ekonomi baik mereka juga akan
b. Aktifitas Fisik
c. Faktor Keluarga
diturunkan baik dari ibu maupun dari ayah dapat memainkan peran dalam
patologis.(Adhi Pribadi,2019).
3. Faktor Pendukung
adalah 12%, dan meningkat menjadi 40% untuk mereka yang melahirkan
pasangan, interval antar kehamilan yang panjang, dan IMT tinggi dianggap
berikutnya.(Adhi Pribadi,2019).
b. Jenis Kelamin
sering terjadi pada janin laki-laki bagi mereka yang melahirkan pada usia 40
1. Pre-Eklamsi Ringan
a. Pengertian
pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih bisa juga terjadi pada masa nifas.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas.
2) Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2 kali
3) Edema pada tungkai (pretibal), dinding perut lumbosacral, wajah atau tungkai.
2. Pre-Eklamsi Berat
a. Pengertian
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema
b. Kriteria diagnostik
1) Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 110 mmHg atau lebih
tekanan darah ini tidak menurun meski ibu hamil sudah rawat baring dirumah
sakit.
8) Adanya HELLP (Hemolisis, elevated liver function test and low platelet
2.3.6. Etiologi
terjadi pada ibu Primigravida, Tuanya kehamilan, Kehamilan ganda, Hidramnion, dan
janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan ini sering
eklamsi/Eklamsi dan anak cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklamsi dan
1. Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda sedini
a. Rawat Jalan
3) Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat) tablet Febobabital 3x30 mg peroral
selama 2 hari
4) Roboransia
minggu.
c. Cara persalinan
a. Perawatan Aktif
1) Indikasi
a. Ibu
terjadi kenaikan tekanan darah atau setelah 24 jam terapi medikamentosa tidak
ada perbaikan.
b. Janin
c. Laboratorium
trombositopenia).
2) Pengobatan Medikamentosa
b) Tidur baring, miring ke satu sisi (sabaiknya kiri), tanda vital diperiksa setiap
(60-125cc/jam) 500cc.
d) Antasida
dalam Dekstrose 10% selam 4-6 jam. atau MgSO4 40% 5 gram dalam RL
g) Diuretik tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
h) Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik 180 mmHg, diatolik 110
mmHg atau lebih 125 mmHg. Dapat diberikan catapres ½ -1 ampul IM dapat
10 mg.
i) Kardiotonika, indikasinya bila ada tanda-tanda payah jantung, diberikan
3) Pengobatan Obstetrik
Induksi persalinan : tetesan oksitoksin dengan syarat nilai bishop 5 atau lebih
Seksio sesaria bila : fetal assessment jelek, syarat tetesan oksitoksin tidak
oksitoksin, 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitoksin belum masuk fase aktif,
sesaria.
Kala 1 :
pada fase laten: 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio sesaria.
Pada fase aktif : amniotomi saja bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi
tetesan oksitoksin)
Kala 2 :
kortikosteroid.
b. Perawatan Konservatif
1) Indikasi
2) Terapi medikamentosa
intramuskuler saja dimana 4 gram pada bokong kiri dan 4 gram pada bokong
kanan.
3) Pengobatan obstetric
d) Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dahulu
Indrawati,S,SiT,M.Kes,dkk, 2016).
2.4 Umur
Usia ekstrim ibu telah dikaitkan dengan risiko pre-eklamsi/eklamsi .usia ibu
lebih dari 40 tahun telah dikaitkan dengan peningkatan risiko. Survei dibeberapa
Negara oleh WHO melaporkan bahwa wanita yang berusia lebih dari 35 tahun
berisiko tinggi untuk mengalami pre-eklmasi meskipun tidak sampai terjadi eklamsi. (
peningkatan resiko pre-eklamsi pada kehamilan saat ini dibandingkan dengan wanita
sebelumnya, risiko pre-eklamsi berulang adalah 12%, dan meningkat menjadi 40%
kehamilan multiple, perubahan pasangan, interval antar kehamilan yang panjang, dan
IMT tinggi dianggap sebagai penanda risiko untuk terjadinya pre-eklamsi. Pre-
eklamsi pada kehamilan sebelumnya dapat muncul dalam bentuk hipertensi
demikian menyiratkan bahwa gen janin yang diturunkan baik dari ibu maupun dari
terjadi pada seorang ibu hamil merupakan faktor risiko yang signifikan untuk
diturunkan dan merupakan faktor risiko pada kehamilan anak perempuannya kelak.
Laporan chesley dan cooper melaporkan bahwa untuk wanita yang mengalami pre-
eklamsi, tingkat penyakit lebih tinggi pada suara perempuan (37%),anak perempuan
(26%) dan cucu perempuan (16%) bila dibandingkan dengan manantu perempuan
(6%). Seorang anak perempuan yang memliki riwayat keluarga pre-eklamsi berada
pada risiko yang meningkat untuk terjadi keadaan patologis.( Adhi Pribadi, 2019)
2.7 Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Faktor
Predisposisi/predisposing
1. molahidatidosa
2. Diabetes Mellitus
3. Kehamilan Ganda
4. Obesitas
5. Umur
Faktor Pendorong/Eigbling
1. Hipertensi pada
kehamilan
2. Jenis kelamin