Anda di halaman 1dari 17

Masalah

Kematian Ibu di
Indonesia
Kelompok 1
Elvania Della T.W.L (101911133001)
FITRIYATUS SHALIHA
(101911133011)
NADA NABILA
(101911133071)
EUCHARISTIA CRISANTIKA
(101911133091)
DHARMAWAN TRIKURNIA P.
(101911133099)
ARISKA RAHMAWATI
(101911133166)
NAJA NADHIFA
(101911133171)

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Airlangga
2019

2
INDIKATOR MATERI
1. Pemaparan Kasus kematian Ibu di Indonesia
2. Goals yang ingin dicapai
3. Analalisis deskriptif
4. Analisis eksplanatif
5. Pemecahan masalah/ Resolusi

3
KASUS
Berdasarkan Survei Demografi dari
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih
tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Padahal target PBB yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup.

4
KEMATIAN IBU
Kematian ibu menurut
WHO adalah kematian
selama kehamilan atau
dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya
kehamilan, akibat semua
sebab yang terkait dengan
atau diperberat oleh
kehamilan atau
penanganan, tetapi bukan
disebabkan oleh
kecelakaan/cedera.
GOALS
 Mengetahui faktor- faktor
apa saja yang mempengaruhi
tingkat kematian ibu.
 Mencegah hal-hal yang
menyebabkan kematian ibu
dengan menerapkan Safe
Motherhood.
 Menanggulangi masalah
kematian ibu.

6
ANALISIS
DESKRIPTIF
7
Angka Kematian Ibu
TaHun 1991-2012

Berdasarkan data SDKI, selama periode tahun 1991-2007 angka


kematian ibu mengalami penurunan dari 390 menjadi 28 per 100.000
kelahiran hidup. Namun, pada SDKI tahun 2012 angka kematian ibu
kembali naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun AKI
hasil SDKI tahun 1990 dan 2012 tidak jauh berbeda, namun untuk
mencapai target 102 per 100.000 kelahiran pada 2015 diperkirakan sulit
tercapai pada 2015 .

8
Penyebab Kematian Ibu
Tahun 2010-2013
Penyebab terbesar kematian ibu
selama tahun 2010-2013 masih tetap
sama yaitu perdarahan. Sedangkan
partus lama merupakan penyumbang
kematian ibu terendah. Sementara itu,
penyebab lain-lain seperti penyakit
kanker, kondisi ginjal, tuberkulosis,
dan penyakit lain yang diderita ibu
juga berperan cukup besar dalam
menyebabkan kematian ibu, sehingga
menuntut peran ruman sakit dalam
menangani masalah tersebut.

9
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di Indonesia Tahun 2004-2013
Capaian indikator ini dalam 10 tahun
terakhir menunjukkan kecenderungan
peningkatan, yatu dari 74,27% pada
tahun 2004 menjadi 90,88% pada
tahun 2013. Angka ini sudah
mencapai target MDGs pada tahun
2015 yaitu sebesar 90%. Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang
cukup tinggi pada tahun 2013 yaitu
sebesar 90,88%, namun belum tentu
semua persalinan tersebut bertempat
di fasilitas pelayanan kesehatan.

10
Proporsi Kelahiran Berdasarkan Tempat
Bersalin di Indonesia
Data Riskesdas tahun 2013
menunjukkan bahwa
persalinan yang dilakukan di
rumah masih cukup tinggi,
yaitu sebesar 29,6%. Jika kita
hubungkan tempat bersaling
dengan penyebab lain-lain atau
tidak langsung kematan ibu,
maka dapat menjadi penyebab
kematian ibu.

11
Proporsi Penolong Persalinan dengan
kualifikasi Tertinggi di Indonesia
2. Sebelumnya telah disampaikan bahwa
penyebab kematian ibu terbesar
adalah perdarahan dan hipertensi
(penyebab lain-lain) yang bukan
merupakan kompetensi bidan. Pada
gambar 5 diketahui cakupan
persalinan oleh dokter hanya sebesar
18,5%, sehingga ibu dengan penyebab
kematian lain-lan yang tidak bersalin
dengan bantuan dokter menjadi tidak
tertolong.

1. Penolong persalinan dengan kuliafikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh
dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun, sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan
tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat sebagai tenaga
dengan kualifikasi tertinggi.

12
ANALISIS
EKSPLANATI
F
13
Benarkah cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan berpengaruh pada tingkat kematian
ibu?
Mari kita analisis fenomena yang antara Papua Barat dan Jakarta
Aspek yang Papua Barat Jakarta
dibandingkan
Penolong Dukun, melahirkan Dokter, bidan
persalinan sendiri

Kondisi geografis Terpencil, jauh dari Strategis, terjangkau untuk ke


tempat layanan tempat layanan kesehatan
kesehatan
Jumlah kematian 142 64
Ibu Dengan demikian, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
berpengaruh pada tingkat kematian ibu.
Sumber : Laporan Rutin KIA 2010

14
Benarkah Proporsi Kelahiran Berdasarkan
Tempat Bersalin berpengaruh pada tingkat
kematian ibu?
Mari kita analisis fenomena yang antara Papua Barat dan Jakarta
Aspek yang Papua Barat Jakarta
dibandingkan
Tempat bersalin Hutan, rumah Rumah sakit, puskesmas,
tempat layanan kesehatan
lainnya.
Kondisi geografis Terpencil, jauh dari Strategis, terjangkau untuk ke
tempat layanan tempat layanan kesehatan
kesehatan
Presentase 66% 34%
kematian Ibu
Dengan demikian, proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin
berpengaruh pada tingkat kematian ibu.

15
RESOLUSI
16
Empat pilar safe motherhood
1. Keluarga Berencana
Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap informasi,
dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.
2. Perawatan Antenatal
Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala bentuk komplikasi
dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
3. Perawatan Persalinan
Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan memiliki
pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung persalinan yang
aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan,
terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan komplikasi kehamilan.
4. Perawatan Postnatal
Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan bayi, seperti
bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-tanda
bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.

17

Anda mungkin juga menyukai