Anda di halaman 1dari 103

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. M DENGAN


ABORTUS IMMINENS DI KLINIK PRATAMA MARKO
KEC. MEDAN JOHOR KOTA MEDAN
TAHUN 2021

Laporan Tugas Akhir

OLEH :

MUTIARA ASIA PUTRI


NPM : 1819401035

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2020/2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. M DENGAN


ABORTUS IMMINENS DI KLINIK PRATAMA MARKO
KEC. MEDAN JOHOR KOTA MEDAN
TAHUN 2021

MUTIARA ASIA PUTRI


NPM: 1819401035

Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan Tim


Penguji Tugas Akhir Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga
STIKes Mitra Husada Medan

Pembimbing

(Siska Suci Triana Ginting, S.S.T., M.Kes)


NIDN : 01-240786-01

Menyetujui, Mengetahui,
Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga STIKes Mitra Husada Medan
Ka.Prodi Ketua,

Siska Suci Triana Ginting, S.S.T., M.Kes Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M., M.Kes
NIDN. 01-2407-8601 NIDN. 01-1810-7402
HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. M DENGAN


ABORTUS IMMINENS DI KLINIK PRATAMA MARKO
KEC. MEDAN JOHOR KOTA MEDAN
TAHUN 2021

MUTIARA ASIA PUTRI


NPM : 1819401035

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Prodi Kebidanan
Diploma Tiga STIKes Mitra Husada Medan

Dewan Penguji Nama Dosen Penguji Tanda Tangan

Penguji I Imarina Tarigan,SST.,M.K.M


NIDN : 01-0901-9101

Penguji II Riska Susanti Pasaribu,SST.,M.K.M


NIDN : 01-0512-8902

Penguji III Siska Suci Triana Ginting,SSt.,M.K.M


NIDN : 01-2407-8601

Menyetujui, Mengetahui,
Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga STIKes Mitra Husada Medan
Ka.Prodi Ketua,

Siska Suci Triana Ginting, S.S.T., M.Kes Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M., M.Kes
NIDN. 01-2407-8601 NIDN. 01-1810-7402
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mutiara Asia Putri

Tempat/Tanggal Lahir : Jatuhan Golok, 8 Januari 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak : ke 2 dari 5 Bersaudara

Alamat : Jatuhan Golok, Desa Simandulang


Kec. Kualuh Leidong, Kab. Labuhan
Batu Utara

Alamat email : mutiaraasiaputri0801@gmail.com

No. HP : 082261365986

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negri 118196 Jatuhan Golok, Lulus Tahun 2012

2. SMP Negeri 4 SATAP Jatuhan Golok, Lulus Tahun 2015

3. SMA Negeri 1 Kualuh Leidong, Lulus Tahun 2018

4. STIKes Mitra Husada Medan, Lulus Tahun 2021


PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Tugas akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar Akademik baik di STIKes Mitra Husada Medan maupun
di Perguruan Tinggi lain.
2. Tugas akhir ini adalah murni gagasan, rumusan dan studi kasus saya sendiri
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing dan masukan Tim
Penelaah/Penguji.
3. Dalam Tugas akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah degan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi Akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karna karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Medan, Januari 2021


Yang membuat pernyataan,

(Mutiara Asia Putri)


NPM : 1819401035
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. M Dengan Abortus Imminens Di
Klinik Pratama Marko Kec. Medan Johor Kota Medan Tahun 2021”. Tugas
akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar DIII
kebidanan (Amd.Keb), serta sebagai penerapan dan pengembangan teori-teori yang
penulis peroleh selama perkuliahan. Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan
Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan sebagai penyempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang ikut serta memberkan dukungan
kepada saya dalam penulisan tugas akhir ini, yakni kepada yang terhormat
Bapak/Ibu :
1. Drs. Imran Saputra Surbakti, M.M., selaku Ketua Pengurus Yayasan Mitra

Husada Medan yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana di

STIKes Mitra Husada Medan.

2. Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M.,M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKes) Mitra Husada Medan sekaligus selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan demi

kelengkapan tugas akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

i
3. Siska Suci Triana Ginting, SST, M.Kes, selaku Ka. Prodi Program Diploma

Tiga Kebidanan yang telah banyak memberikan arahan dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Staff Dosen STIKes Mitra Husada Medan yang telah memberikan

pengetahuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di STIKes Mitra

Husada Medan.

5. Bapak Ricky Manik, SS., M.Hum., Selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa

Indonesia yang telah memberikan arahan untuk sistematika tata cara

penulisan laporan tugas ilmiah.

6. Teristimewa kepada Orang tua saya tercinta Ibunda Jarmina dan Ayahanda

Ibrahim Nasution yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang

sejak saya dilahirkan hingga saat ini, saudara kandung saya Ismail Walid

Nasution, Ridwan Nasution, Ageng Ratu dan Kayysa Nasution yang telah

memberi semangat, serta dukungan dan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

7. Kepada Adik sepupu saya Ilda Alini Hasibuan dan Sahabat – sahabat terbaik

Makdalena Situmorang, Mutiara Aini dan Tia Erviani yang telah

memberikan dukungan, semangat, dan bantuan dalam proses pembuatan

Laporan Tugas Akhir ini.

8. Kepada Kakak Angkat di Asrama Indah Anggraini, Nuraini Hasibuan dan

Adik Angkat di Asrama Yuli yang telah banyak memberi dukungan serta

motivasi selama penyusunan Tugas Akhir ini.

ii
9. Seluruh teman seperjuangan angkatan XIII Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Mitra Husada Medan terkhusus untuk Kamar Anggrek 4 yang

telah memberikan banyak dukungan, saran dan motivasi selama penulis

melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua yang

membaca, akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan,Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................... 6
1.4.1 Bagi Klien ......................................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Institut Pendidikan .................................................................................... 6
1.4.3 Bagi Penulis ...................................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
2.1 Kehamilan ................................................................................................................. 7
2.1.1 Defenisi Kehamilan .......................................................................................... 7
2.1.2 Asuhan Kehamilan ............................................................................................ 7
2.1.3 Fisiologi Asuhan Kehamilan............................................................................. 8
2.1.4 Tanda Gejala Kehamilan................................................................................... 9
2.1.5 Perubahan fisiologi pada kehamilan ............................................................... 12
2.2 Kehamilan dengan Abortus..................................................................................... 19
2.3 Kehamilan Dengan Abortus Imminens................................................................... 26
2.3.1 Defenisi Abortus Imminens ............................................................................. 26
2.3 Dasar Hukum Kebidanan/ Wewenang Hukum ....................................................... 31
2.5.1 Pengertian Manajemen Kebidanan .................................................................. 32
2.5.2 Proses Asuhan Kebidanan................................................................................ 32
2.5.3 Dokumentasi SOAP ........................................................................................ 39

iv
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................................ 43
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 43
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................................ 43
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................................. 43
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................................... 43
3.3 Defenisi Operasional .............................................................................................. 43
3.4 Jenis Data ................................................................................................................ 44
3.4.1 Data Primer ...................................................................................................... 44
3.4.2 Data Sekunder .................................................................................................. 44
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 44
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 44
3.5.2 Alat Pengumpulan Data .................................................................................. 45
3.6 Analisis Data........................................................................................................... 46
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 48
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................................ 48
4.1.2 Gambaran Responden ..................................................................................... 48
4.1.3 Hasil Kunjungan ............................................................................................. 49
4.2.1 Pengkajian (Data Dasar) ................................................................................. 62
4.2.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan............................................... 63
4.2.3 Diagnosa Masalah Potensial ........................................................................... 64
4.2.4 Tindakan Segera.............................................................................................. 64
4.2.5 Intervensi/ Perencanaan .................................................................................. 65
4.2.6 Implementasi/ Pelaksanaan ............................................................................. 66
4.2.7 Evaluasi ........................................................................................................... 68
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 70
5.2.1 Bagi Klien ........................................................................................................ 74
5.2.2 Bagi institut Pendidikan .................................................................................. 74
5.2.3 Bagi Penulis ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :
➢ SURAT PENGANTAR IZIN PENELITIAN
➢ SURAT BALASAN
➢ INFORMED CONSENT
➢ FORMAT PENGKAJIAN
➢ LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING LTA
➢ BERITA ACARA PERBAIKAN LTA
➢ DOKUMENTASI

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ..............................................................................43

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................41

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pengantar Izin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Balasan

Lampiran 3 : Informed Consemt

Lampiran 4 : Format Pengkajian

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Pembimbing LTA

Lampiran 6 : Berita Acara Perbaikan LTA

Lampiran 7 : Dokumentasi

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional

adalah upaya yang dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia

dalam rangka untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dan upaya kesehatan

berbasis masyarakat, tenaga kesehatan, Pembiayaan kesehatan, kesehatan

keluarga serta pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Tujuan dari

pembangunan kesehatan itu sendiri adalah untuk menegakkan 3 pilar utama,

yaitu : Penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan

pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN) (Profil Kesehatan Indonesia,

2019).

Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia 2019-2023 adalah

“Masyarakat yang mandiri dan berkeadilan”. Adapun Visi Pembangunan

Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, yaitu “Sumatera Utara yang maju,

aman dan bermartabat” (Kemenkes RI,2021).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) Tahun 2015

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 932 per

100.000 kelahiran hidup. Laos yaitu 197 per 100.000 kelahiran hidup,

Myanmar yaitu 178 per 100.000 kelahiran hidup, Kamboja yaitu 161 per

100.000 kelahiran hidup, Indonesia yaitu 126 per 100.000 kelahiran hidup,

1
2

Pilipina yaitu 114 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam yaitu 54 per 100.000

kelahiran hidup, Singapura yaitu 10 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah

kesepakatan global yang berisi 17 tujuan, salah satunya yaitu mengurangi

Angka Kematian Ibu (AKI) hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup

dan Angka Kematian Bayi (AKB) hingga 17 per 1000 kelahiran hidup

(Kemenkes RI, 2016). Ditinjau berdasarkan laporan Profil Kesehatan

Kab/Kota capaian indikator kesehatan Sumatera Utara mulai membaik dimana

Jumlah kematian ibu pada tahun 2018 – 2019 terdapat penurunan dari 186

menjadi 179 Kematian Ibu di Sumatera Utara per 302.555 kelahiran hidup atau

59,16/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kota Medan,2019).

Di Indonesia 75% Kematian ibu masih di dominasi oleh tiga faktor

penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan

infeksi. Lebih dari 28% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 disebabkan

oleh Perdarahan Baik pada saat masa kehamilan atau persalinan (Profil

Kesehatan Indonesia,2019).

Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita

meninggal karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia

Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan insiden

abortus spontan diperkirakan 10%-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya.

Lebih dari 80% abortus terjadi pada usia kehamilan 12 minggu, setengah di

antaranya disebabkan karena kelainan kromosom, penyebab abortus juga dapat

terjadi karena faktor eksternal seperti radiasi, obat-obatan dan zat kimia yang
3

terpapar dengan ibu, faktor genetik, penyebab anatomik dan faktor janin,

anemia pada ibu hamil dan nutrisi (Kenneth J.Leveno MD,2017).

Akhir – akhir ini Abortus menjadi masalah yang penting dalam

kesehatan masyarakat karena berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas

maternal. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) sebelum usia kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah

kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan dengan berat badan

janin kurang dari 500 gram (Silvy,2019).

Secara klinis abortus dibedakan menjadi abortus imminens (keguguran

mengancam), abortus insipiens (keguguran berlangsung),abortus inkompletus

(keguguran tidak lengkap), abortus kompletus (keguguran lengkap), abortus

tertunda (missed abortion), dan abortus habitualis (keguguran berulang)

(Juliana Munthe,dkk,2019).

Abortus imminens adalah keguguran yang mengancam dan masih bisa

dipertahankan. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kejadian abortus

imminens diantaranya perdarahan, perforasi uterus, infeksi dan syok. Dimana

bila komplikasi tersebut tidak diantisipasi dengan baik dapat menyebabkan

kematian pada ibu. Jika penanganan abortus imminens tidak dilakukan dengan

baik, tidak menutup kemungkinan abortus berlanjut menjadi abortus insipien

(keguguran yang sedang berlangsung) yang tentunya pada keadaan ini

kehamilan tidak bisa untuk dipertahankan lagi. Akan tetapi kejadian abortus

imminens dapat dicegah dengan penanganan yang cepat dan tepat yaitu
4

melakukan bed rest dan tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebih

(Rukiyah,2016).

Pada survey awal penulis menemukan 1 dari 10 orang ibu hamil

mengalami Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko pada Tahun 2021.

Kemudian penulis menemukan ibu hamil yaitu pada Ny. M dengan Abortus

Imminens dan klien tersebut mengatakan bersedia untuk dilakukan penelitian

tentang perkembangan kehamilannya.

Berdasarkan masalah tentang kejadian abortus dalam kehamilan yang

telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik dan bermaksud untuk mengajukan

judul LTA yaitu “Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. M Dengan

Abortus Imminens Di Klinik Pratama Marko Kec. Medan Johor Kota

Medan Tahun 2021”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan dalam

laporan ini adalah Bagaimana Gambaran Manajemen Asuhan Kebidanan pada

pasien dengan Abortus Imminens pada Ibu hamil.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan atau keterampilan dalam

memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Abortus Imminens dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Helen Varney dan

SOAP.
5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melakukan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan

Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. M dengan Abortus Imminens di

Klinik Pratama Marko.

2. Untuk menginterprestasikan Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. M

dengan Abortus Imminens meliputi diagnosa kebidanan masalah

kebutuhan ibu hamil dengan Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko.

3. Untuk mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah pada Ny. M

dengan Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko.

4. Untuk menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera, konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada Ny. M dengan Abortus

Imminens di Klinik Pratama Marko.

5. Untuk menyusun rencana Asuhan Kebidanan secara menyeluruh pada

Ny. M dengan Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko.

6. Untuk melaksanakan perencanaan secara efisiensi dan aman pada Ny. M

dengan Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko.

7. Untuk mengevaluasi pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada

Ny. M dengan Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Klien

Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran pasien akan

pentingnya perawatan ibu hamil Agar tidak terjadi Abortus selama

kehamilan.
6

1.4.2 Bagi Institut Pendidikan

Sebagai tambahan referensi di perpustakaan sehingga mahasiswa

dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam praktik asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan Abortus Imminens.

1.4.3 Bagi Penulis


Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam menangani

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Imminens sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan, menurunkan angka kematian ibu, serta

melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
2.1.1 Defenisi Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 9 sampai 10 bulan menurut kelender internasional (Prawiharjo,

2014).

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan antara sperma dan sel telur

dalam proses perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) benar-benar

butuh perjuangan. Dar sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya

sedikit yang berhasil mencapai sel telur (ovum).Dari jumlah yang sedikit itu,

hanya satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur (Walyani, 2015).

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormone seperti : estrogen,

progesterone, human chorionic gonadotropin (HCG), human

somatomammotropin, prolactin dan sebagainya. Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) adalah hormone yang aktif khusus berperan selama awal

masa kehamilan.Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-

organ system reproduksi dan system tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama

oleh perubahan keseimbangan hormone tersebut (Sukarni, 2015).

7
8

2.1.2 Asuhan Kehamilan

Asuhan kehamilan adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil

sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan.Tujuan utama asuhan

kehamilan adalah untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu

maupun bayinya, mendeteksi komplikasi, mempersiapkan kelahiran, dan

memberikan pendidikan.Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bidan

harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh (Myles,

2016).

Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil :

1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta

menganalisa tiap kunjungan pemeriksaan ibu hamil.

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.

3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri posisi

atau presentasi dan penuruna janin.

4. Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan penurunan janin.

5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk DJJ.

6. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir.

7. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.

8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungan dengan komplikasi.

9. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubung

bidan
9

10. Menjelaskan dan mendomentrasikan cara mengurangi ketidak

nyamanan kehamilan.

11. Memberikan imunisai.

12. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan kelahiran dan menjadi

orang tua.

13. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil

seperti nutrisi, latihan, keamanan, dan merokok.

2.1.3 Fisiologi Asuhan Kehamilan

Fisiologi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut

oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan

asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan.

1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah.

2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

continuity of care.

3. Pelayanan yang terpusat pada wanita serta keluarga.

4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi.

Adapun tujuan kehamilan adalah :

1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2. Meningkat dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta social

ibu dan bayi.

3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.


10

4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu

maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

berjalan normal.

6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal

(Sulistyawati, 2012).

2.1.4 Tanda Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Suryati Romauli, 2014 yakni :

1. Tanda Tidak Pasti

a. Amenorhea

Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak

dilepaskan sehingga amenorrhea atau tidak datangnya haid dianggap

sebagai tanda kehamilan.

b. Mual Muntah

Mual dan munth merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak

sampai muntah yang berkepanjangan dalam kedokteran sering

disebut dengan morning sicknes karena munculnya sering kali pada

pagi hari.

c. Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kecang dan rasa sakit pada payudara

disebabkan payudara membesar.

d. Gangguan kencing
11

Frekuensi BAK bertambah dan sering BAK pada malam hari,

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh

uterus ke cranial.

e. Konstipasi

Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi progesterone

f. Penurunan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan

karena tidak nafsu makan dan sering mual muntah.

g. Pingsan

Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak

dan padat.Dianjurkan untuk tidak berada di tempat-tempat yang

ramai dan padat. Dan akan menghilang sesudah kehamilan 16

minggu.

2. Tanda- tanda kemungkinan hamil

a. Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.

Uterus berubah menjadi lunak bentuknya globular.

b. Tanda Piskacek’s

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke

jurusan pembesaran tertentu.

c. Perubahan- perubahan pada serviks

1) Tanda Hegar

Tanda ini berupa pelunakan pada daerah itsmus uteri.


12

2) Tanda Goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih

lunak.

3) Tanda Chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (lividea).

4) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu

sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan

isthmus.

a. Kontraksi Uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh

perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

b. Pemeriksaan test biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasil positif, dimana kemungkinan positif

palsu.

5) Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti hamil adalah data atau kondisi yang

mengindikasikan adanya buah kehamilan atau bayi yang

diketahui melalui pemeriksaan dan direkam oleh pemeriksa

(misalnya DJJ, gambaran sonogram janin, dan gerak janin

(Suryati, 2014).
13

Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin

secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang

lain.

a. Denyut Jantung Janin ( DJJ)

Dapat di dengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18.Dengan

stetoskop ultrasonic (Dopper), DJJ dapat didengar lebih awal lagi,

sekitar minggu ke- 12.

b. Gerakan janin dalam Rahim

Gerakan pertama bayi yang dapat dirasakan ibu disebut dengan

quickening, yang sering diartikan sebagai kesan kehidupan.

c. Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa

ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis

sehingga dapat diperkirakan tuan

2.1.5 Perubahan fisiologi pada kehamilan

1. Perubahan Uterus

Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga

menjadi seberat 1000 gram di bawah pengaruh estrogen dan progesterone.

Otot Rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar,

lunak dan dapat mengikuti pembesaran Rahim karena pertumbuhan

(Sukarni, 2015).

a. Tidak hamil/ normal : Sebesar telur ayam (kurang lebih 30 gr).

b. Kehamilan 8 minggu : Sebesar telur bebek.

c. Kehamilan 12 minggu : Sebesar telur angsa.


14

d. Kehamilan 16 minggu : Pertengahan simfisis - pusat

e. Kehamilan 20 minggu : Pinggir bawah simpisis.

f. Kehamilan 24 minggu : Pinggir atas pusat.

g. Kehamilan 28 minggu : Sepertiga pusat-xypoid

h. Kehamilan 32 minggu : Pertengahan pusat-xypoid

i. Kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai satu jari dibawah xypoid

2. Vagina dan Vulva

Vagina da vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh hormone estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-

biruan (tanda chadwick).

3. Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung

corpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta pada umur kehamilan 16 minggu. Korpus luteum ini

mengeluarkan hormone estrogen dan prosesteron yang fungsinya akan

diambil alih oleh plasenta.

4. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk

persiapan laktasi.Perkembangannya dipengaruhi oleh hormone estrogen,

progesterone dan somatomamnotropin. Estrogen menyebabkan hipertropi

system saluran payudara.Progesteron mempersiapkan dan menambah

jumlah sel asinus. Sedangkan somatoman-motropin berfungsi


15

mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktabumin dan

laktoglobulin serta merangsang pengeluaran kolostrum.

5. Serviks

Serviks pada kehamilan mengalami perubahan karena pengaruh

hormone estrogen.Jaringan ikat pada serviks banyak mengandung

kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dengan adanya

hipervakulirisasi servik menjadi lunak dan berubah menjadi kebiru-biruan.

Kanalis servikalis terluka oleh mukosa sehingga tidak terjadi asendens dari

vagina.

6. Sistem Respirasi

Pada kehamilan juga perubahan system respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan oksigen disamping itu terjadi desakan diafgrama

karena dengan Rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu

32 ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak.

7. Sistem Pencernaan

Pada bulan pertama kehamilan kandung kncing tertekan oleh uterus

yang membesar sehingga timbul sering kencing.Keadaan ini hilang dengan

makin tuanya.Kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas

panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kemih

mulai tertekan kembali.


16

8. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh melanophore

simulating hormone (MSH) yang meningkat.

9. Metabolisme dalam kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberika ASI. Metabolisme Basal

naik 15-20 % terutama pada trimester ketiga.

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ/ cairan intrauterine.

Berat janin + 2,5-3,5 kg, berat plasenta +0,5 kg, cairan amnion + 1,0 kg,

berat uterus + 1,0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal +1,5 kg,

pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan

ekstremitas + 1,0-1,5 kg (Sukarni, 2015).

2.1.6 Perubahan Psikologis Masa Kehamilan

1. Trimester I

Menurut Suryati (2014), adapun perubahan psikologis pada ibu

hamil trimester I antara lain :

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar- benar hamil.


17

d. Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan selalu mendapatkan

perhatian dengan seksama.

e. Hasrat untk melakukan hubungan seksual berbeda-beda pada setiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

2. Trimester II

Menurut Suryati (2014), adapun perubahan psikologis pada ibu

hamil trimester II antara lain :

a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone

yang tinggi.

b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

c. Merasakan gerakan janin.

d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kecemasan.

e. Libido meningkat.

f. Menuntut perhatian dan cinta.

g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya.

h. Hubungan social meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada

orang lain yang baru menjadi ibu.

i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan

persiapan untuk peran baru.

3. Trimester III

Menurut Suryati (2014), adapun perubahan psikologis pada ibu

hamil trimester III antara lain :


18

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal.

e. Merasa kehilangan perhatian.

f. Libido menurun.

2.1.7 Tanda bahaya dalam kehamilan

Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin mengeluhkan bahwa ia

mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan itu adalah

ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang

terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Sebagai seorang bidan, penting bagi

kita membedakan antara ketidakyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya

(Suryati, 2014).

Tanda- tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam

kehamilan lanjut, adalah :

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak pada muka dan jari tangan

e. Keluar cairan pervaginam

f. Gerakan janin tidak terasa


19

Selama pemeriksaan antenatal, ibu mungkin akan

memberitahukan jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya tersebut atau

dapat terdeteksi oleh bidan.

2.2 Kehamilan dengan Abortus


2.2.1 Defenisi Kehamilan dengan Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapathidup di

luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin dapat hidup

didunia luar bila berat badannya telah mencapai >500gram atau umur

kehamilan >20 minggu (maternity,2017). Abortus adalah berakhirnya suatu

kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut

berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar

kandungan.(Anik MaryunaniYulianingsih 2018).

Abortus adalah kehilangan kehamilan pada usia kehamilan

<20minggu atau janin dengan berat <500 gram. Dari beberapa pengertian

yang diambil dari berbagai sumber,dapat disimpulkan bahwa abortus adalah

berakhirnya suatu Kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar kandungan

dengan berat badankurang dari 500 gram atau umur kehamilan kurang dari

500 gram. (Maternity,2017).


20

2.2.2 Etiologi Abortus pada Kehamilan

Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering

diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebabterbanyak di

antaranya adalah sebagai berikut :

1) Faktor genetic.

2) Penyebab anatomic.

3) Faktor janin.

4) Faktor eksternal (pekerjaan).

5) Faktor Usia.

6) Alkohol.

7) Merokok.

8) Terlalu gemuk atau kurang gizi.

9) Pola hidup yang buruk.

10) Menggunakan narkoba.

11) Mengalami kecelakaan seperti tabrakan maupun terjatuh.

12) Mengalami infeksi.

13) Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkendali.

14) Keracunan makanan.

2.2.3 Klasifikasi Abortus pada Kehamilan

1. Abortus spontan

Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk

mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan.

Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (Miscarriage).


21

Macam –macam abortus Spontan :

a) Abortus imminens (keguguran mengancam)

Abortus imminens adalah perdarahan bercak yang

menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan.

Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau

dipertahankan. Diagnosis abortus imminens ditentukan karena

pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri

eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus

membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan

tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi

perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak

terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan oleh penembusan villi

koreales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan

implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti, dan

tidak disertai mules-mules.

b) Abortus insipiens (keguguran berlangsung)

Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20

minggu dengan dilatasi serviks berlanjut tetapi tanpa pengeluaran

product of conception (POC). Pada abortus ini mungkin terjadi

pengeluaran sebagian atas seluruh hasil konsepsi dengan cepat.

Abortus dianggap inspiens jika ada tanda-tanda berikut : penipisan

serviks derajat sedang, dilatasi serviks > 3 cm, pecah selaput

ketuban, perdarahan > 7 hari, kram menetap meskipun sudah


22

diberikan analgetik narkotik, dan tanda-tanda penghentian

kehamilan (misal, tidak ada mastalgia)

c) Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap)

Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil

konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.

Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat

atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama

abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan

kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan

hipovolemia berat.

d) Abortus kompletus (keguguran lengkap)

Proses abortus di mana keseluruhan hasil konsepsi telah

keluar melalui jalan lahir 20. Tanda dan gejalanya yaitu ditemukan

perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah

mengecil. Penderita tidak memerlukan pengobatan khusus.

d) Abortus infeksiosa dan Abortus septik Abortus infeksiosa

Adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia,

sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa berat dengan

penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau

peritoneum. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas

pada desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi, dan

infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium, dan

peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah


23

peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh

syok. Diagnosis abortus infeksiosa ditentukan dengan adanya

abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi genitalia, seperti panas,

takikardi, perdarahan pervaginam berbau, uterus yang membesar,

lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis. Apabila terdapat sepsis,

penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil, demam

tinggi dan tekanan darah menurun.

e) Missed abortion (retensi janin mati)

Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang

telah mati itu tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih 3 .

f) Abortus habitualis

Abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali atau

lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun

kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.

2. Abortus provokatus

Abortus buatan adalah tindakan abortus yang sengaja

dilakukan untuk menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu

atau berat janin 500 gram. Abortus ini terbagi lagi menjadi:

a) Abortus therapeutic (Abortus medisinalis)

Pengakhiran kehamilan sebelum saatnya janin mampu hidup

dengan maksud melindungi kesehatan ibu. Indikasi untuk

melakukan abortus therapeutic adalah apabila kelangsungan

kehamilan dapat membahayakan nyawa wanita tersebut seperti


24

pada penyakit vaskular hipertensif tahap lanjut dan invasive

karsinoma pada serviks. Selain itu, abortus therapeutic juga boleh

dilakukan pada kehamilan akibat perkosaan atau akibat hubungan

saudara (incest) dan sebagai pencegahan untuk kelahiran fetus

dengan deformitas fisik yang berat atau retardasi mental.

b) Abortus provocatus criminalis

Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau

oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh hukum atau

dilakukan oleh yang tidak berwenang. Kemungkinan adanya

abortus provocatus criminalis harus dipertimbangkan bila

ditemukan abortus febrilis.

c) Unsafe Abortion

Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana

tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur

standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan

jiwa pasien.

2.2.4 Patofisiologi Abortus pada Kehamilan

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya

sebagianatau seluruh jaringan plasenta yang menyebabkan perdarahan

sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, bagian yang terlepas dianggap

benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan seluruh atau

sebagian hasil konsepsinya dengan kontraksi. Pengeluaran tersebut dapat

terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal yang


25

menyebabkan sebagian penyakit, olehkarena itu keguguran memberikan

gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan

disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi. Bentuk

pengeluaran bervariasi di antaranya :

a. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.

b. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.

c. Umur kehamilan di bawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk

sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian konsepsi.

d. Di atas 16 minggu dengan pembentukan plasenta sempurna dapat diikuti

pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta.

e. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi

ancaman baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.

Kadang-kadang telur dengan abortus mempunyai bentuk yang istimewa,

seperti :

a. Telur kosong (blighted ovum) yang terbentuk hanya kantong amnion

berisi air ketuban tanpa janin

b. Mola kruenta adalah telur yang dibungkus oleh darah kental.

Molakruenta terbentuk kalau abortus terjadi dengan lambat laun

hinggadarah sempat membeku antara desidua dan korion. Kalau darah

beku ini sudah seperti daging disebut juga mola karnosa.

c. Mola tuberosa ialah telur yang memperlihatkan benjolan-

benjolan,disebabkan oleh hematom-hematom antara amnion dan korion.


26

d. Nasib janin yang mati bermacam-macam, kalau masih sangat kecildapat

diabsorbsi dan hilang. Kalau janin sudah agak besar, cairan amnion

diabsorbsi hingga janin tertekan.

2.2.5 Komplikasi Abortus terhadap Kehamilan

Abortus pada kehamilan dapat menimbulkan komplikasi. Adapun

komplikasi yang dapat ditimbulkan karena hipertensi adalah :

a. Perdarahan

b. Perforasi

c. Infeksi

d. Syok

2.3 Kehamilan Dengan Abortus Imminens

2.3.1 Defenisi Abortus Imminens

Abortus Imminens adalah ancaman terjadinya abortus atau dapat

dikatakan kehamilan dapat berlanjut. Tanda – tanda dari abortus imminens

diantaranya adalah adanya perdarahan pervaginam, Ostium Uteri Internum

(OUI) masih tertutup, ukuran uterus masih sesuai dengan usia kehamilan,

serta kondisi hasil konsepsi masih baik dalam kandungan (Silvy,2019).

Abortus imminens adalah perdarahan pervaginam yang terjadi

sebelum usia kehamilan 20 minggu yang merupakan suatu ancaman bagi

kelangsungan kehamilan. (Rukiyah, 2016).

Abortus Imminens Merupakan usia kehamilan kurang dari 20 minggu

atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus imminens adalah perdarahan
27

pervaginam pada kehamilan sebelum 20 minggu tanpa disertai keluarnya

hasil konsepsi dan dilatasi uterus. (Maternity, 2017).

2.3.2 Diagnosis Abortus Imminens

Menurut Kemenkes, (2013) Abortus imminens adalah abortus tingkat

permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus, ditandai dengan

perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih

baik dalam kandungan. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam Menurut

Maternity (2017), Diagnosa untuk mengetahui Abortus Imminens antara lain:

1. Keluar Bercak darah dari vagina.

2. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu.

3. Dapat atau tanpa disertai mulas ringan serta nyeri pada pinggang.

4. Perdarahan sedikit tetapi berlangsung hingga beberapa hari.

5. Tidak ada pembukaan ostium uteri internum (OUI) dan janin masih utuh.

2.3.3 Manifestasi Klinis Abortus Imminens

Gejala yang biasanya timbul pada ibu yang mengalami Abortus

Imminens harus diwaspadai bila ibu mengeluh : tampak lemah atau kesadaran

menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal, cepat atau

kecil, suhu badan normal atau meningkat. Perdarahan pervaginam dapat

bervariasi dari sekret vagina berdarah sampai sedikit bercak atau minimum,

biasanya kurang dari haid normal. Warna darah lebih banyak merah segar,

kecuali telah bercampur dengan darah tua sehingga warnanya kecoklatan.

Pemeriksaan dalam: fluksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, danbesar

uterus sesuai dengan umur kehamilan. (Maternity, 2017).


28

2.3.4 Patofisiologi Abortus Imminens

a. Pada abortus imminens terjadikelainan hasil konsepi, seperti : Kelainan

kromosom, Lingkungan sekitar tempat implantasi kurag sempurna,

pengaruh akibat radiasi, virus, obat – obatan, alcohol, rokok, tembakau.

b. Faktor genetic, Geografik, etnis, ras, nutrisi, imunologi.

c. Faktor Usia juga merupakan salah satu factor ; remaja yang berusia di

bawah 19 tahun dan primipara yang berusia diatas 35 tahun merupakan

kelompok yang beresiko tinggi.

d. Faktor Maternal,Kesalahan pada metabolisme asam folat yang

diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian

janin.

e. Trauma, Hubungan seksual khususnya kalau terjadi orgasme, dapat

menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang

berkali-kali, terjadinya keelakaan fisik. (Anita, 2014).

2.3.5 Pencegahan Abortus Imminens

Setelah mengetahui berbagai penyebab dari gangguan ini, abortus

imminens sebenarnya bisa dihindari dengan sedini mungkin melakukan

langkah-langkah pencegahan.Adapun langkah-langkah praktis yang bisa

dilakukan untuk memperkecil resiko terjadinya abortus imminens adalah

sebagai berikut :

a. Rutin memeriksakan diri ke dokter, berkonsultasi dan menjalani test

USG. 3 cara ini setidaknya dapat membuat ibu, mengetahui gejala

kelainan dalam kandungan sedini mungkin. Jika terjadi kelainan,


29

bisa cepat dilakukan tindakan penyelamatan untuk menghindari

resiko yang lebih tinggi.

b. Mempersiapkan kehamilan sebaik-baiknya, semisal mencukupi

asupan nutrisi ibu hamil, mempertebal daya tahan tubuh atau jika

diperlukan, melakukan terapi untuk mengobati penyakit akut (seperti

typhus, malaria, pielonefritis, pneumonia dan lain-lain) atau kronis

(TBC, anemia berat, laparatomi dan lainlain) baik yang diderita calon

bapak maupun calon ibu. Selain dapat menular pada bayi, penyakit-

penyakit tertentu yang diderita calon bapak/ibu juga dapat

menghambat proses kehamilan.

c. Mengurangi aktivitas fisik sejak masa pra-kehamilan hingga

kehamilan.

d. Selektif dalam mengkonsumsi obat dan berkonsultasi terlebih dahulu

apakah sebuah obat aman dikonsumsi ibu hamil atau tidak.

e. Istirahat yang cukup dan menenangkan pikiran. Salah satu sebab yang

dapat memicu terjadinya abortus imminens adalah tekanan psikologis

seperti trauma, keterkejutan yang sangat atau rasa ketakutan yang luar

biasa. Karena itu, ibu hamil harus mengkondisikan pikirannya agar

sebisa mungkin rileks dan santai. Peran dan dukungan dari orang-

orang terdekat juga amat diperlukan dalam upaya menciptakan

keadaan kondusif.

f. Mengatur jarak kehamilan.

g. Mengonsumsi vitamin dan nutrisi-nutrisi lain yang diperlukan tubuh.


30

h. Menjalani ANC atau Antenatal Care, yakni perawatan pada ibu hamil

untuk sedini mungkin mengidentifikasi dan mencegah terjadinya

kondisi yang mengancam keselamatan bayi dan ibu.

i. Program ini juga akan membantu ibu hamil menjalani masa

kehamilannya dan menjadikan momen-momen tersebut tak ubahnya

pengalaman yang menyenangka

2.3.6 Penatalaksanaan Abortus Imminens

Penatalksanaan abortus imminens pada ibu hamil, antara lain :

1. Pengobatan Khusus atau Tirah Baring Total,Istirahat ditempat tidur, agar

aliran darah ke uterus meningkat dan rangsang mekanik kuarang.

2. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksusal.

3. Jika Perdarahan :

a) Berhenti : Lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan

penilaian jika perdarahan terjadi lagi.

b) Terus Berlangsung : Nilai kondisi janin ( Uji kehamilan atau

USG). Lakukan non firmasasi kemungkinan adanya penyebab

lain. Perdarahan berlanjut, Khususnya jika ditemui uterus yang

lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan

kehamilan ganda atau mola.

4. Tidak perlu dilakukan terapi hormonal (esterogen atau progesteron) atau

tokolitik (seperti salbutamol atau indometasis) dikarenakan obat-obatan

tersebut tidak dapat mencegah abortus.


31

5. Jika keadaan normal dan pendarahan berhenti Penderita bisa pulang

setelah perdarahan pervaginam berhenti dengan hasil dari pemeriksaan

kehamilan baik.

6. Anjurkan 2 minggu kemudian kontrol kembali. (Dr. Taufan Nugroho)

2.3.7 Komplikasi Abortus Imminens

a. Perdarahan hebat dan persisten.

b. Sepsis.

c. Infeksi.

d. Sinekia intrauterin.

e. Infertilitas.

f. Perforasi dinding uterus.

g. Cedera usus dan kandung kemih.

2.3 Dasar Hukum Kebidanan/ Wewenang Hukum

Sebagai seorang bidan memberikan asuhan harus berdasarkan aturan

atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpanan terhadap wewenang

(malpraktik) dapat dihindari dengan landasan hukum yang digunakan.

Menurut Permenkes No. 28 Tahun 2017 pasal 18 yang mengatur

tentang wewenang bidan, bahwa bidan memiliki wewenang untuk

melaksanakan asuhan pelayanan kesehatan pada ibu. Pada pasal yang ke 19

ayat 1 memuat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan pada

ibu memuat tentang pelayanan yang dapat diberikan bidan pada ibu hamil
32

meliputi konseling masa sebelum hamil, hamil, antenatal pada kehamilan

normal.

Menurut Internasional Conferderence of Midwifery (ICM) tahun

2017, bahwa seorang bidan harus mampu memberikan konseling tentang

perubahan fisiologis kehamilan, pola hidup sehat, kebersihan personal hygine,

serta bidan mampu mendeteksi dini komplikasi pada kehamilan seperti

hyperemesis gravidarum, preeklamsia/eklmsia dan lain-lain.

2.5 Teori Manajemen Kebidanan

2.5.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus pada klien (Mangkuji, 2016).

2.5.2 Proses Asuhan Kebidanan

Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses

penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis didalam

mengantisipasi masalah. Ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan

menurut Varney yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian

dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk


33

mengevaluasi klien secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara

lain :

1. Keluhan klien

2. Riwayat kesehatan klien

3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai denga kebutuhan.

4. Meninjau cacatan terbaru atau cacatan sebelumnya.

Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data

dasar awal secara lengkap (Mangkuji, 2016).

Dari hasil pengumpulan data yang menjadi data focus kasus

Abortus Imminens, ibu merasa bila ibu mengeluh : tampak lemah atau

kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyutnadi

normal, cepat atau kecil, suhu badan normal atau meningkat.

b. Langkah 2 : Interprestasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis

atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan

penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang


34

dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil

pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.

Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnose kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.

b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.

c. Memiliki cirri khas kebidanan.

d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.

e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Berdasarkan hasil data, yang menjadi interprestasi data dasar

pada kasus abortus imminens yaitu Dimana abortus imminens sering

terjadi pada usia kehamilan > 20 minggu (WHO, 2015).

c. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap

mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar

terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah

potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi


35

agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini

benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.

Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi

sudah tepat. Masalah potensial yang dapat terjadi apabila tidak ditangani

dapat terjadi Perdarahan, Bisa berlangsung menjadi abortus insipiens dan

syok dimana keadaan tersebut dapat membahayakan janin dan ibu (WHO,

2015).

d. Langkah 4 : Mengidentifikasi dan Menetepkan Kebutuhan untuk

Tindakan Segera

Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah

keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik

atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama

bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam

persalinan.

Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa

data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak. Data

baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu


36

intervensi dari seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan

tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari Abortus,

Adanya mulas, Nyeri, adanya Kecelakaan,Cedera dan Trauma, adanya

perdarahan atau masalah medis yang serius, bidan memerlukan konsultasi

atau kolaborasi dengan dokter.

Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan

konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti

pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir.

Dalam hal ini

bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan

kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen

asuhan kebidanan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar

dibutuhkan.

Pada kasus ini penanganan/tindakan segera yang dilakukan adalah

kita pantau perdarahan, Keadaan Umum dan segera Pengeluaran dari vagina

(WHO, 2015).

e. Langkah 5 : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat

dilengkapi.
37

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila

ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau

masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut

sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan

Kesehatan.

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu

oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien

juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Semua

keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus

rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up

to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

Perencanaan asuhan yang dilakukan pada Ny. M adalah

memeberikan ibu Nutrisi atau cairan infus agar ibu tidak merasa lemas,

Anjurkan Ibu tirah baring atau bedres total, Anjurkan Ibu mengkonsumsi

makanan bergizi dan memantau perdarahan serta keadaan umum ibu.

(Rukiyah, 2017).
38

f. Langkah 6 : Pelaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh

klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak

melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah

tersebut benar-benar terlaksana.

Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan

dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta

meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana

asuha telah dilaksanakan.

g. Langkah 7 : Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif

sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen


39

asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian terhadap rencana

asuhan tersebut.

Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan

pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi

tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen

tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir

tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses

manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

2.5.3 Dokumentasi SOAP

Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

kebidanan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian

harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat

penting dalam merumuskan suatu diagnose kebidanan dan memberikan

pelayan kebidanan sesuai dengan respon individu sebagaimana yang telah

ditentukan sesuai standar dalam praktik kebidanan dalam keputusan Menteri

kesehatan Nomor 900/ MENKESEHATAN/SK/VI/2002 tentang registrasi

dan praktik Bidan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No

369/MENKESEHATAN/SK/II/2007 Tentang Standar Profesi Bidan (Asih,

2016).

1. Subjektif

• Pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien melalui anamnesis.


40

• Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (ekspresi

mngenai kekhawatiran dan keluhannya).

• Pada orang yang bisu, dibelakang diberi tanda “O” atau “X”.

2. Objektif

• Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

• Hasil pemeriksaan Lab/ pemeriksaan diagnostic lain,

• Informasi dari keluarga atau orang lain.

3. Asessment

• Pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi ( kesimpulan ) data

subjektif dan objektif.

• Diagnosis/ masalah

• Diagnosis/ masalah potensial

• Antisipasi diagnosis/ masalah potensial/ tindakan segera.

4. Planning

Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi :

• Asuhan mandiri

• Kolaborasi

• Tes diagnostic/ laboratorium

• Konseling dan tindak lanjut (follow up)


41

2.5 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka berpikir penulis adalah sebagai berikut :

Kehamilan

Data Subjektif dari Anamnesa Kehamilan Dengan Data Objektif dari


(Keluhan) Abortus Imminens Pemeriksaan fisik

Asuhan yang diberikan :


1. Pengumpulan Data
2. Identifikasi Diagnosa Masalah dan
Kebutuhan
3. Antisipasi Masalah Potensial
4. Tindakan Segera
5. Intervensi
6. Implementasi
7. Evalusi

Evaluasi Keadaan Umum Ibu dan


Volume Perdarahan yang keluar

Abortus Imminens Teratasi


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam studi kasus pada kehamilan

dengan Abortus Imminens adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

dilakukan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada individu atau

suatu populasi kelompok tertentu. Dalam hal ini peneliti ingin menggambarkan

asuhan kebidanan kehamilan pada pasien dengan Abortus Imminens.

(Sugiyono, 2016).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian

Lokasi studi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan

(Sugiyono, 2016). Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Marko Kec.

Medan Johor Kota Medan Tahun 2021.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu studi kasus adalah penderita yang memenuhi inklusi dan

bersedia mengikuti standart asuhan kebidanan dan protokol kesehatan yang

diberikan (Sugiyono, 2016). Penelitian ini dilakukan pada Waktu

pengambilan kasus ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2021.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek studi kasus adalah penderita yang memenuhi inklusi dan

bersedia mengikuti standart asuhan kebidanan dan protokol kesehatan yang

diberikan (Sugiyono, 2016). Pada studi kasus ini penulis mengambil subjek

42
43

pasien Ny. M Dengan Abortus Imminens Di Klinik Pratama Marko Kec.

Medan Johor Kota Medan.

3.3 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional Variabel adalah pengertian variabel (yang

diungkapkan dalam defenisi Konsep) tersebut, secara operasional, secara

praktik, secara nyata dalam lingkup objek penelitian/ objek yang diteliti

(Sugiyono, 2016).

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisis Operasional Alat Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
1 Kehamilan Kehamilan Format Fisiologis Ordinal
didefenisikan sebagai pengkaji Patologis
Fertilisasi atau an pada
penyatuan dari ibu
spermatozoa dan ovum hamil
dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi.
2 Abortus Abortus imminens Format Ibu Hamil Nominal
Imminens adalah perdarahan pengkaji
dengan
pervaginam pada an pada
kehamilan sebelum 20 ibu Abortus
minggu tanpa disertai hamil
Imminens
keluarnya hasil konsepsi
dan dilatasi uterus. Ibu Hamil
(Maternity, 2017)
Fisiologis
44

3.4 Jenis Data


3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu materi atau data yang dikumpulkan sendiri dari

pasien yang akan memberikan informasi lengkap tentang masalah yang

dihadapinya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari orang terdekat dengan

pasien seperti suami atau keluarga atau pihak yang mengerti dengan pasien.

Jenis data yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah

data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli

(tidak melalui perantara) ataupun langsung pada objek yang dituju

(Sugiyono, 2016).

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data


3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Tehnik pengumpulan data ini dapat berupa kuesioner,

lembar pertanyaan, formulir observasi, formulir-formulir lain yang

berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Sugiyono 2016).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada studi kasus

ini antara lain :

1) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan

fisik pasien secara sistematis yaitu, inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi.
45

2) Wawancara

Menurut Charles Stewart wawancara adalah proses komunikasi

dipasangkan dengan tujuan serius dan telah ditentukan dan dirancang

untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab.

3) Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengamati

subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan

dengan kasus yang akan diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan

umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (Sugiyono,2016).

Observasi pada kasus ibu hamil dengan Abortus Imminens dilakukan

untuk mengetahui tekanan arah dan keadaan umum.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

mendapatkan data-data kasus (Sugiyono,2016). Pada kasus ini alat dan

bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :

1) Wawancara

Alat dan bahan yang digunakan meliputi :

a. Format pengkajian ibu hamil

b. Buku tulis

c. Pulpen dan Penggaris

2) Observasi

Alat dan bahan yang digunakan meliputi :

a. Tensimeter
46

b. Stetoskop

c. Termometer

d. Handscoon

e. Jam Tangan dengan petunjuk detik

3) Dokumentasi

Alat dan bahan untuk dokumentasi meliputi :

a. Status atau catatan pasien

b. Alat tulis

3.6 Analisis Data


Menurut Notoadmojo proses analisa data yang dilakukan dalam studi kasus ini:

1. Reduksi Data

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan penting

kemudian di cari tema dan polanya. Pada tahap ini penelitian memilih

informasi mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan

penelitian. Setelah direduksi data akan mengecut, semakin sedikit dan

mengarah ke initi permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran

yang lebih jelas mengenai objek penelitian.

2. Menyajikan Data

Menyajikan data merupakan salah satu usaha agar informasi yang

diperoleh dapat menerima dengan mudah oleh orang lain. Dalam hal ini

peneliti dapat menyajikan data dalam bentuk table.


47

3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan yang dikemukakan disertai dengan temuan bukti-bukti

yang kuat, sehingga kesimpulan tersebut bersih


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Klinik Pratama Marko merupakan salah satu tempat pelayanan

kesehatan yang beralamat di Jl. Pintu Air IV Gg. Bangun No. 7 Simalingkar

II Kwala Bekala Medan Johor Kota Medan merupakan lembaga yang berkerja

dalam memberikan pelayanan kesehatan 24 jam dengan pelayanan dokter

umum dan kebidanan. Berdiri sejak Januari 2016 dan telah mendapatkan izin

dari pihak-pihak tertentu.

Klinik Pratama Marko melayani pemeriksaan ibu hamil atau ANC

(Ante Natal Care), ibu bersalin atau INC (Intra Natal CareI), ibu nifas atau

PNC (Post Natal Care), imunisasi, pelayanan alat kontrasepsi, kesehatan

reproduksi, rawat inap dan juga melayani pengobatan umum. Klinik Pratama

Marko melayani selama 24 jam serta melayani pasien BPJS.

4.1.2 Gambaran Responden

Responden dalam studi kasus ini adalah Ny. M umur 36 tahun

G2P1A0 dengan usia kehamilan 14 Minggu 1 Hari, Berat badan ibu sebelum

hamil 50 kg dan sesudah hamil 51 kg. TFU setinggi pertengahan antara

simfisis dengan umbilikal. Kehamilan saat ini merupakan kehamilan yang

kedua dengan jarak 10 tahun dari anak pertama.

48
49

Pada kunjungan pertama, 02 Januari 2021 dilakukan pemeriksaan

TTV ibu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah yaitu 100/70

mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 22 x/menit, Suhu 36,8oC, masalah yang terjadi

adalah ibu merasa cemas dan khawatir dengan kehamilannya karena

mengeluarkan flek-flek dari kemaluan sejak 06.30 WIB (02/01/2021)

kemudian keluar darah segar menggumpal dan merasakan mules dari keluhan

dan tanda gejala ibu mengalami Abortus Imminens. Setelah itu peneliti

memberikan asuhan kebidanan tentang Abortus Imminens dan melakukan

informed consent untuk dijadikan pasien sebagai study kasus dalam

pembuatan Laporan Tugas Akhir saya dengan diagnosa Abortus Imminens.

4.1.3 Hasil Kunjungan

I. Pengumpulan Data

Kunjungan ke-1 Tanggal : 02 Januari 2021 Pukul : 10.00 wib

Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Tn. R


Umur : 36 Tahun Umur : 39 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/ Bangsa : Batak
/Indonesia
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg. Ternak No. 9 Alamat Kantor :-
RT / RW :- No. Telp :-
Kelurahan : Kwala Bekala
Kecamatan : Medan Johor
Kota : Medan
No. Hp : 081263107994
50

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN

Diagnosa : Ny. M usia 36 Tahun, G2P1A0, Gestasi 14 minggu 1 hari, Hidup, Intra

Uterin, Keadaan ibu dengan Abortus Imminens.

1. G2P1A0

DS : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua, sudah mempunyai satu anak

dan tidak pernah keguguran.

DO : Pembesaran abdomen ibu sesuai dengan usia kehamilan ibu.

2. Gestasi 14 minggu 1 hari

DS : Ibu mengatakan HPHT tangggal 23-09-2020

DO : Dihitung menggunakan rumus Neagle didapatkan :

TK : 02 − 01 − 2021

HPHT : 23 − 09 − 2020

− 21 4 × 4 = 16 minggu

4 × 2 = 8 hari − 21 hari = 13 hari

= 13 hari − 16 minggu

Maka Usia kehamilan Ny. M yaitu 14 minggu 1hari.

3. Hidup

DS : Ibu mengatakan abdomen ibu semakin besar

DO : Dari hasil pemeriksaan tinggi fundus ibu sesuai dengan usia kehamilan

4. Intra Uterin

DS : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri hebat pada abdomen.

DO : Pada saat pemeriksaan ibu merasakan mules pada abdomen dikarenakan

adanya flek yang keluar dari vagina.


51

5. Keadaan ibu dengan Abortus Imminens

DS : Ibu mengatakan khawatir dengan kehamilannya saat ini, setelah flek-flek

kemudian diikuti keluarnya darah segar dari vagina disertai rasa mules di

area pusat

DO : Pada saat dilakukan pemeriksaan :

Inspeksi :

- Darah (+)

- Lendir (-)

- Warna flek coklat kehitaman

- Tidak ada pembukaan pada porsio atau OUE dan OUI masih tertutup.

Masalah :

- Ibu mengatakan merasakan pusing, badan lemas, cepat lelah,

disertai dengan mules dan keluarnya flek-flek dari vagina

- Ibu mengatakan sangat cemas dan khawatir dengan

kehamilannya saat ini

Kebutuhan :

- Memantau Keadaan Umum Ibu

- Memberikan Support Mental

- Memberikan Asuhan Kebidanan tentang Abortus Imminens


52

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

- Abortus Incompletus

IV. TINDAKAN SEGERA

- Kolaborasi dengan dokter Obgyn

- Rujuk ke Rumah Sakit

V. INTERVENSI

Tanggal : 02 Januari 2021 Pukul : 10.10 WIB

1. Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

Rasional : Agar Ibu mengetahui keadaan umumnya saat ini setelah

mengalami Abortus Imminens dan ibu tidak perlu khawatir dan cemas

karena janin masih bisa dipertahankan.

2. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan Bedres Total atau Tirah Baring dan

tidak melakukan hubungan seksual

Rasional : Agar ibu beristirahat ditempat tidur dan tidak melakukan kegiatan

berupa apapun sehingga bisa meminimalisir perdarahan atau flek-flek yang

keluar dari vagina.

3. Beritahukan kepada ibu untuk melanjutkan therapy yang sudah diberikan

oleh dokter sesuai dengan anjuran dan mengmkonsumsi makanan yang

bervitamin

Rasional : Agar ibu mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran dari dokter

dan menambah vitamin dari buah dan sayur untuk ibu dan janin yang ada

didalam kandungan

4. Beritahu kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya abortus


53

Rasional : Agar ibu mengetahui tanda bahaya abortus dan ibu segera menuju

ke fasilitas kesehatan unutk menangani kasus abortus yang dialami ibu

5. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG

Rasional : Untuk memastikan keadaan janin dalam kandungan

6. Berikan kepada ibu support mental dan dukungan terhadap masalah dalam

kehamilannya saat ini

Rasional : Agar ibu yakin bahwa janin yang didalam kandungan baik

sehingga tidak merasakan cemas berlebihan yang dapat mempengaruhi

kehamilan.

7. Beritahu kepada ibu untuk kunjungan ulang jika keadaan sudah membaik

dan jika sewaktu terdapat keluhan.

Rasional : untuk melakukan pemantauan kembali dan mengantisipasi

masalah potensial yang dialami oleh ibu.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 02 Januari 2021 Pukul : 10.15 WIB

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yaitu :

- TTV : TD = 100/70 mmHg RR : 22x/i

HR = 78x/i T : 36.8 ℃

- Adanya flek-flek atau bercak darah yang keluar dari vagina berwarna

coklat kehitaman

- Inspeksi : Darah (+), Lendir (-), Warna coklat kehitaman

- porsio tidak ada pembukaan atau OUE dan OUI masih tetutup
54

- Pemeriksaan penunjang :

Hb : 12,8 gr% Golongan Darah : O


Protein urin : (-)
- Ibu mengalami Abortus imminens

2. Menganjurkan kepada ibu pentingnya melakukan bedres total atau tirah

baring di tempat tidur serta mengurangi aktivitas baik itu duduk, pergi ke

kamar mandi, tidak melakukan kegiatan apapun atau kegiatan ibu rumah

tangga seperti biasanya tetapi menganjurkan ibu agar tetap berbaring di

tempat tidur tujuannya agar ibu beristirahat untuk meminimalisir perdarahan

yang keluar dari vagina dan untuk saat ini tidak dianjurkan melakukan

hubungan seksual karena dapat merangsang kontraksi atau OUI dapat

terbuka sehingga mengalami masalah potensial seperti abortus insipiens.

3. Memberitahukan kepada ibu untuk melanjutkan therapy yang sudah

diberikan oleh dokter sesuai dengan anjuran yaitu :

- Asam Folat 600 mg perhari

- Tablet zat besi : 1 tablet per hari dengan dosis 120 mg

- Vitamin C 3 x 20 mg

- B. Complex : 1 x 1 perhari dengan dosis 2,8 mg

- Inj Vit K 0,5 – 1 mg secara IM

Makanan yang bervitamin, seperti :

- Alpukat , Jeruk, Buah Naga, Dll.

- Brokoli, Bayam, Bunga Kol, Dll.


55

4. Memberitahukan kepada ibu mengenai tanda-tanda bahaya abortus dan ibu

segera menuju ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan lebih

lanjut, tanda bahaya seperti :

- Perdarahan

- Sakit perut bagian bawah

- Keluar gumpalan darah dari vagina

- Nyeri punggung

5. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG dimana Bidan berkolaborasi

dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan USG untuk memastikan

keadaan janin dalam kandungan

6. Memberikan ibu support mental dan dukungan terhadap masalah kehamilan

yang dialami ibu saat ini, yaitu :

- Menjelaskan kepada ibu bahwa janin yang ada didalam kandungan

baik-baik saja

- Menjelaskan kepada ibu bahwa masalah yang dihadapi ibu akan

teratasi dan menjadi normal kembali

- Memberitahukan kepada keluarga untuk saling memberikan

support, kebahagian dan dukungan kepada ibu agar ibu lebih tenang

dalam menghadapi masalah yang dihadapi ibu

- Pemberian dukungan pada ibu bertujuan agar tidak terjadi gangguan

psikis dan mengembalikan rasa kepercayaan diri pada ibu.


56

7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang jika :

- keadaan ibu sudah membaik dan tidak mengalami keluhan lagi

seperti flek-flek atau darah sudah tidak keluar lagi

- Lakukan kunjungan jika ibu mengalami tanda-tanda bahaya abortus

agar segera dilakukan penanganan secara intensive atau penanganan

khusus dirujuk ke Rumah Sakit.

VII. EVALUASI

Tanggal : 02 Januari 2021 Pukul : 11.00 WIB

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

2. Ibu sudah mengerti dan sudah melakukan Asuhan Kebidanan berupa bedrest

total atau tirah baring

3. Ibu sudah melanjutkan therapy sesuai anjuran dokter dirumah

4. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya abortus

5. Ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan USG

6. Ibu sudah diberikan support mental dan ibu sudah memahami keadaannya

saat ini sehingga bersemangat untuk mejalani kehamilannya

7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.


57

DATA PERKEMBANGAN

SOAP

Kunjungan ke- 2 Tgl : 09 Januari 2021 Pukul : 15.30 WIB

S : Subjektif

- Ibu mengatakan sudah mulai melakukan pendidikan kesehatan yang sudah

diberikan kepada ibu seperti bedres total atau tirah baring (tidak melakukan

aktivitas apupan dan hanya istirahat di tempat tidur) dan paham untuk tidak

melakukan hubungan seksual

- Ibu mengatakan sudah tidak teralu khawatir dan cemas terhadap masalah

yang dialami ibu karena adanya dukungan dan suport dari suami dan

keluarga

- Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi therapy sesuai dengan anjuran dokter

dan mulai mengkonsumsi buah serta sayur yang bervitamin

- Ibu mengatakan selama melakukan beberapa kali kunjungan keadaan ibu

saat ini mulai membaik dan pengeluaran flek atau bercak darah hanya sekali

ganti celana dalam.

O : Objektif

- TTV : TD : 100/80 mmHg RR : 20 x/i

HR : 80 x/i T : 36,9 ℃

- Inspeksi : Darah (pengeluaran flek atau darah sudah mulau berkurang),

warna kecoklatan

- OUE dan OUI masih tertutup

- Pemeriksaan penunjang :
58

HB : 12,8 gr% Golongan Darah : O

Protein Urine : (-)

A : Assesment

Ny. M usia 36 Tahun, G2P1A0, Gestasi 14 minggu 1 hari, Hidup, Intra Uteri,

Keadaan ibu dengan Abortus Imminens.

P : Planning

- Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, yaitu :

- TTV : TD : 100/80 mmHg RR : 20 x/i

HR : 80 x/i T : 36,9 ℃

- Inspeksi : Darah (pengeluaran flek atau darah sudah mulau

berkurang), warna kecoklatan

- OUE dan OUI masih tertutup

- HB : 12,8 gr% - Golongan Darah : O

- Protein Urine : (-)

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

- Memberitahukan ibu untuk melanjutkan pendidikan kesehatan pada saat

kunjungan pertama yaitu tetap melakukan Bedres Total atau Tirah baring,

tidak melakukan hubungan seksual, mengkonsumsi makanan bervitamin,

memantau pengeluaran flek dari vagina, mengkonsumsi therapy yang sudah

danjurkan dokter dan rajin melakukan kunjungan ulang untuk memantau

keadaan umum.

Hasil : Ibu bersedia untuk melanjutkan pendidikan kesehatan yang diberikan


59

- Memberitahu kepada ibu dan keluarga agar tetap memberikan support

mental dan dukungan mengenai keadaan ibu saat ini

Hasil : Ibu sudah menerima support dan dukungan dari keluarga


60

DATA PERKEMBANGAN

SOAP

Kunjungan ke-3 Tgl : 16 Januari 2021 Pukul : 11.00 WIB

S : Subjektif

- Ibu mengatakan sudah melakukan semua pendidikan kesehatan yang

disarankan.

- Ibu mengatakan keluhan yang dirasakan berkurang, seperti tidak merasakan

pusing, sakilemas dan mulas

- Ibu mengatakan flek-flek atau darah sudah tidak keluar lagi.

- Ibu mengatakan suami dan keluarga telah memberikan banyak support dan

dukungan

O : Objektif

- TTV : TD : 110/80 mmHg HR : 24 x/i

HR : 83 x/i T : 36.8 ℃

- Inspeksi : Darah (-) perdarahan sudah berhenti

- OUE dan OUI tertutup

A : Assesment

Ny. M usia 36 Tahun, G2P1A0, Gestasi 14 minggu 1 hari, Hidup, Intra Uteri,

Keadaan ibu dengan Abortus Immimens

P : Planning

- Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan, yaitu :

- : TD : 110/80 mmHg HR : 24 x/i

HR : 83 x/i T : 36.8 ℃
61

- Inspeksi: Darah (pengeluaran flek atau darah sudah mulau berkurang),

warna kecoklatan

- OUE dan OUI masih tertutup

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya.

- Beritahu ibu untuk tetap beristirahat dan jangan melakukan aktivitas yang

berlebihan serta tidak melakukan hubungan seksual.

Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan pendidikan kesehatan yang telah

diberikan

- Beritahukan kepada ibu untuk melanjutkan therapy yang sudah diberikan

oleh dokter sesuai dengan anjuran dan tetap mengkonsumsi buah atau sayur

yang bervitamin

Hasil : Ibu bersedia untuk melanjutkan pendidikan kesehatan yang diberikan

- Beritahukan Kepada suami dan keluarga agar tetap memberikan support dan

dukungan kepada ibu agar ibu tetap bersemangat dalam menjalani

kehamilan

Hasil : Ibu sudah memahami keadaannya saat ini

- menganjurkan ibu untuk tetap melaksanakan anjuran yang sudah diberikan

sampai ibu nantinya bersalin.

Hasil : Ibu bersedia melanjutkan melakukan penkes yang sudah diberikan.

4.2 Pembahasan

Pembahasan merupakan bagian dari Laporan yang akan membahas

kesenjangan teori dan praktek selama penulis melakukan asuhan kebidanan ibu

hamil pada Ny. M dengan Abosrtus Imminens Kesenjangan tersebut


62

menyangkut antara teori dan praktek secara langsung di lapangan. Pada

pembahasan kasus ini akan membahas tentang proses asuhan kebidanan

kehamilan pada Ny. M dengan Abortus Imminens di Klinik Pratama Marko

Medan Johor dengan melakukan 7 langkah Helen Varney mulai dari

pengkajian sampai evaluasi. Dalam penerapan manajemen kebidanan maka di

samping itu peneliti tidak menemukan kesenjangan teori dengan Praktek.

4.2.1 Pengkajian (Data Dasar)

Pada pengkajian data ibu hamil dengan Abortus Imminens secara teori

didapatkan tanda dan gejala Abortus Imminensl yaitu ditandai dengan Lemas,

Kepala Pusing, cepat lelah, mulas disertai dengan adanya pengeluaran darah

atau flek-flek dari vagina berwarna kecoklatan terjadi pada usia kehamilan

kurang dari 20 minggu (Debby Pratiwi,2019)

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang ada dalam

studi kasus, terdapat tanda-tanda terjadinya Abortus Imminens. Hal ini sesuai

dengan yang ditemukan berdasarkan langkah pengkajian data subjektif dan

data objektif. Pada data subjektif yang didapatkan yaitu Ny. M usia 36 Tahun,

G2P1A0, mengeluh badan terasa lemas, kepala pusing, cepat lelah,

merasakan mulas disertai adanya flek-flek atau darah yang keluar dari vagina.

Riwayat kehamilan sebelumnya tidak pernah menglamai keluhan seperti ini.

Pada data objektif didapatkan yaitu Adanya pengeluaran flek-flek atau darah

berwarna kecoklatan dari vagina tetapi OUI masih tertutup, TD : 100/70, HR

: 78 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 36,8 OC Pada langkah pengkajian tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.


63

4.2.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan

Berdasarkan hasil data, yang menjadi interprestasi data dasar pada

kasus Abortus Imminens yaitu usia kehamilan 14 minggu 1 hari. Dimana

Abortus Imminens sering terjadi pada usia kehamilan <20 minggu (Debby

Pratiwi,2019).

Menurut jurnal penelitian Layla, dkk (2019), dikatakan yang menjadi

interprestasi data dasar pada kasus Abortus Imminens adalah masalah yang

muncul pada ibu hamil dengan Abortus Imminens biasanya berkaitan dengan

kecemasan pasien terhadap perdarahan yang dialaminya saat hamil muda

karena adanya keluar flek-flek atau darah dari vagina, metrasa lemas, pusing

dan mulas pada penelitian yang didapatkan usia kehamilannya 14 minggu 1

hari.

Hal ini sesuai dengan yang ditemukan berdasarkan langkah

interprestasi data yang dilakukan meliputi diagnosa masalah dan kebutuhan.

Diagnosa pada kasus ini yaitu Ny. M usia 36 Tahun, G2P1A0, Gestasi 14

minggu 1 hari, Hidup, Intra Uteri, Keadaan ibu dengan Abortus Imminens.

Masalah pada kasus ini adalah Abortus Imminens. Kebutuhan pada kasus ini

yaitu memberikan informasi kepada ibu dan keluarga mengenai keadaan

kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan. Pemberian dukungan pada ibu

bertujuan agar tidak terjadi gangguan psikis dan mengembalikan rasa

kepercayaan diri pada ibu. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Bedres

total atau tirah baring dan tidak melakukan hubungan seksual bertujuan agar

ibu dapat beristirahat dan tidak melakukan aktivitas apapun selama megalami
64

perdarahan atau flek-flek yang keluar dari vagina serta OIU tidak terbuka.

Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori, jurnal penelitian dan

praktek dilapangan.

4.2.3 Diagnosa Masalah Potensial

Berdasarkan diagnosis kebidanan yang telah ditemukan pada langkah

sebelumnya, diagnosa masalah potensial yang dapat terjadi apabila tidak

ditangani yaitu dapat terjadinya Abortus Incompletus (Hernawati,2017).

Karena vili korialis yang belum menempel kuat pada desidua basalis akan

terlepas sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan dan ekspulsi jaringan

serta akan mengakibatkan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi dan

terjadi Abortus incompletus.

Menurut Hernawati (2017) Diagnosa masalah potensial yang terjadi

pada ibu hamil dengan Abortus Imminens yaitu Abortus Incompletus bila

adanya keluhan kram dan nyeri menetap, serta perdarahan pervaginam

meningkat. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

dilapangan.

4.2.4 Tindakan Segera

Tindakan segera yang dilakukan pada kasus Ny. M G2P1A0 dengan

Abortus Imminens adalah melakukan Kolaborasi dengan Dokter SpOG dalam

pemberian therapy dan anti perdarahan kepada ibu atau jika tetap berlanjut

maka melakukan rujukan ke Rumah Sakit (Hernawati,2017)

Obat tokolitik tidak diberikan kepada ibu dikarenakan tidak terjadinya

kontyraksi pada Ny. M yang ditandai dengan tidak adanya nyeri perut.
65

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah potensial

yang akan timbul, dan untuk saat ini tidak ada dilakukan tindakan segera.

Penelitian ini tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik

dalam penetapan kebutuhan terhadap tindakan segera.

4.2.5 Intervensi/ Perencanaan

Perencanaan asuhan yang dilakukan pada Ny. M G2P1A0 dengan

Abortus Imminens, asuhan yang diberikan antara lain :

a. Observasi keadaan umum, vital sign dan perdarahan pervaginam yang

dilakukan secara teratur

Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kondisi ibu

atau jika terdapat penyimpangan dari hasil yang diharapkan sehingga

dapat memepermudah penanganan selanjutnya.

Tujuan tindakan ini dilakukan adalah untuk mengetahui keadaan

umum pasien dan untuk mendeteksi adanya perubahan sitem tubuh

apabila terdapat penyimpangan dari hasil yag diharapkan (Rukiyah,

2016).

b. Beritahu kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan ibu,

kondisis ibu sekarang dan tindakan yang akan dilakukan serta berikan

dukungan kepada ibu dengan melibatkan keluarga sehingga dapat

mengurangi kecemasan ibu.

Tujuan pemberian informasi adalah agar ibu dan keluarga mengetahui

kondisi ibu saat ini sehingga buisa mengurangi kecemasan ibu dan
66

dukungan yang diberikan bertujuan agar ibu bisa lebih tenang dalam

menghadapi kondisi saat ini (Rukiyah,2016)

c. Anjurkan kepada ibu untuk bedres total atau tirah baring sampai

perdarahan berhenti dan tidak melakukan hubungan seksual.

Rukiyah (2016) menjelaskan bahwa Bedres total atau tirah baring

merupakan unsur terpenting karena menyebabkan peningkatan aliran

darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanis.

d. Kolaborasi dengan Dokter SpOG dalam pemberian therapy dan tindakan

yang akan diberikan serta makanan yang bervitamin :

Berdasarkan asuhan kebidanan pada ibu hamil Abortus Imminens,

dokter memberikan. Selain itu, dokter SpOG juga melakukan

pemeriksaan USG untuk memantau kondisi janin dan untuk mengetahui

apakah janin masih hidup.

Dari uraian diatas peneliti tidak menemukan kesenjangan antara

teori dan praktek dilapangan.

4.2.6 Implementasi/ Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan asuhan pada Ny. M G2P1A0 dengan Abortus

Imminens, antara lain :

a) Pelaksanaan yang dilakukan untuk mengatasi Abortus Imminens adalah

sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan yaitu memberikan

informasi kepada ibu dan keluarga dan tindakan yang akan dilakukan

serta memberikan dukungan kepada ibu dengan melibatkan keluarga

sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu (Rukiyah,2016)


67

Bidan menjelaskan bahwa perdarahan yang dialami ibu adalah

karena keguguran yang mengancam dimana janin masih dapat

dipertahankan jika perdarahan tidak berlanjut, kehamilan ibu tidak dapat

dilanjutkan. Selain itu, Bidan memberikan dukungan kepada ibu dengan

melibatkan keluarga dengan menganjurkan ibu agar tetap tenang dalam

menghadapi kondisinya saat ini dan menganjurkan ibu agar berdoa

supaya kehamilannya dapat dilanjutkan.

b) Mengobservasi keadaan umum, Vital sign dan pengeluaran pervaginam

yang dilakukan secara teratur

c) Mernganjurkan ibu untuk badres total atau tirah baring dengan

memberitahu ibu agar beristirahat dan tidak melakukan banyak gerakan

sehingga kondisinya bisa menjadi lebih baik dan perdarahan berhenti

serta tidak melakukan hubungan seksual untuk sementara waktu.

d) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy dan tindakan yang

diberikan oleh dokter, seperti :

- Asam Folat 600 mg perhari

- Tablet zat besi : 1 tablet per hari dengan dosis 120 mg

- Vitamin C 3 x 20 mg

- B. Complex : 1 x 1 perhari dengan dosis 2,8 mg

- Inj Vit K 0,5 – 1 mg secara IM

Makanan yang bervitamin, seperti :

- Alpukat , Jeruk, Buah Naga, Dll.

- Brokoli, Bayam, Bunga Kol, Dll.


68

Hal ini sesuai dengan yang ditemukan berdasarkan langkah

penatalaksanaan yang dilakukan yaitu pada kunjungan pertama yang

diberikan adalah menginformasikan keadaan umum ibu serta

memberitahukan kepada ibu mengenai asuhan kebidana pada ibu hamil

dengan Abortus Imminens. Pada saat kunjungan ke dua menganjurkan kepada

ibu agar tetap menjalankan pendidikan kesehatan yang telah diberikan. Pada

saat kunjungan ketiga keadaan ibu semakin membaik TD : 110/80 mmHg,

HR : 83 x/menit, HR : 24 x/menit, T : 36,8OC keluhan yang dirasahkan

berkurang dan perdarahan atau flek-flek yang keluar dari vagina sudah tidak

ada. Maka penatalaksanaan yang dilakukan adalah meneruskan penkes pada

saat kunjungan pertama serta melakukan kunjungan ulang ke klinik untuk

memastikan ibu dan janin dalam keadaan baik. Pada langkah ini tidak ada

kesenjangan antara teori, jurnal penelitian, dan praktek dilapangan.

4.2.7 Evaluasi

Pelaksanaan asuhan kebidanan Pada Ny. M telah sesuai dengan

perencanaan dan tidak terdapat adanya perubahan perencanaan.

Langkah evaluasi yang didapatkan pada kunjungan pertama, yaitu :

- TTV : TD = 100/70 mmHg RR : 22x/i

HR = 78x/i T : 36.8 ℃

- Adanya flek-flek atau bercak darah yang keluar dari vagina berwarna

coklat kehitaman

- Inspeksi : darah (+), Lendir (-)

- Tidak ada pembukaan atau OUE dan OUI masih tetutup


69

- Pemeriksaan penunjang :

Hb : 12,8 gr% Golongan Darah : O


Protein urin : (-)
Langkah evaluasi yang didapat pada kunjungan kedua, yaitu :
- TTV : TD : 100/80 mmHg RR : 20 x/i

HR : 80 x/i T : 36,9 ℃

- Inspeksi : Darah (pengeluaran flek atau darah sudah mulau berkurang),

warna kecoklatan

- OUE dan OUI masih tertutup

- Pemeriksaan penunjang :

HB : 12,8 gr% Golongan Darah : O

Protein Urine : (-)

Pada penanganannya telah diberikan asuhan kebidanan dan mnerapkan

manajemen kebidanan. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy dam

melakukan USG untuk menunjukan hasil konsepsi masih utuh.

Setelah dilakukan therapi dan tindakan tersebut, diagnosa potensial tidak

terjadi pada Ny. M. Dari langkah evaluasi kunjungan ke tiga didapati hasil, yaitu :

- Keadaan umum ibu baik

- Kesadaran Commosmentis

- TTV : TD : 110/80 mmHg HR : 24 x/i

HR : 83 x/i T : 36.8 ℃

- Inspeksi : Darah (-) Ibu sudah tidak mengeluarkan flek-flek darah

- OUE dan OUI tertutup

- Ibu sudah dapat melanjutkan kehamilannya sampai bersalin.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. M, Usia 36 tahun,

G2P1A0 dengan Abortus Imminens tidak didapatkan kesenjangan antara teori

dan praktek secara langsung dilapangan. Peneliti dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengkajian data diperoleh melalui data subjektif dan data objektif. Pada

data subjektif yang didapatkan yaitu Ny. M usia 36 Tahun, G2P1A0, Ibu

mengeluh keluar darah atau flek-flek dari jalan lahir, merasakan lemas,

pusing, cepat lelah dan perut terasa mulas, riwayat kehamilan yang lalu

tidak pernah mengalami keluhan seperti ini. Pada data objektif data yang

didapatkan yaitu adanya darah atau flek yang keluar dari jalan lahir, OUE

masih tertutup, pada pemeriksaan USG yang telah dilakukan kondisi janin

dalam keadaan baik. Interprestasi data pada kasus ini didapatkan diagnosa

pada kasus ini yaitu Ny. M usia 36 Tahun, G2P1A0, Gestasi 14 minggu 1

hari, Hidup, Intra Uteri, Keadaan ibu dengan Abortus Imminens.

2. Kebutuhan pada kasus ini yaitu Menginformasikan kepada ibu, suami atau

keluarga agar memberikan support mental dan dukungan kepada ibu,

Menganjurkan kepada ibu untuk bedres total atau tirah baring,

memberitahukan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG serta

memebrikan asuhan kebidanan dalam penanganan Abortus Imminens.

70
71

3. Diagnosa masalah potensial pada ibu hamil dengan Abortus Imminens

yaitu Abortus Incompletus adanya keluhan kram dan nyeri menetap, serta

perdarahan pervaginam meningkat hal ini terjadi jika keluhan ibu tidak

ditangani dengan baik.

4. Tindakan segera yang dilakukan pada pasien jika terjadi masalah potensial

yaitu Kolaborasi dengan Dokter atau melakukan rujukan ke Rumah Sakit.

5. Perencanaan pada kasus ini yaitu pada kunjungan pertama keadaan umum

ibu lemas, pusing, cepat lelah dan adanya pengeluaran darah atau flek dari

jalan lahir maka asuhan yang diberikan adalah menginformasikan keadaan

umum ibu serta memberitahukan kepada ibu mengenai asuhan kebidana

pada ibu hamil dengan Abortus Imminens, menganjurkan bedres total atau

tirah baring, melanjutkan therapy yang telah diberikan sesuai dengan

anjuran dokter. Pada saat kunjungan ke dua keadaan umum ibu sudah

membaik tetapi perdarahan pervaginam atau flek masih keluar dari jalan

lahir maka asuhan yang diberikan menganjurkan kepada ibu agar tetap

menjalankan pendidikan kesehatan yang telah diberikan pada saat

kunjungan pertama. Pada saat kunjungan ketiga keadaan ibu TTD : 110/80

mmHg, HR : 83 x/menit, HR : 24 x/menit, T : 36,8OC keluhan yang

dirasahkan berkurang dan perdarahan atau flek-flek yang keluar dari vagina

sudah tidak ada. Maka rencana asuhan dilakukan adalah meneruskan

penkes pada saat kunjungan serta melakukan kunjungan ulang ke klinik

untuk memastikan ibu dan janin dalam keadaan sampai ibu bersalin.
72

6. Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini yaitu pada kunjungan

pertama yang diberikan adalah memberikan informasi kepada ibu dan

keluarga dan tindakan yang akan dilakukan serta memberikan dukungan

kepada ibu dengan melibatkan keluarga sehingga dapat mengurangi

kecemasan ibu, menganjurkan bedres total atau tirah baring serta

melakukan pemeriksaan USG untuk mmemastikan keadaan janin didalam

kandungan.. Pada saat kunjungan kedua karena pengeluaran pervaginam

atau flek masih ada tetapi keluhan yang dirasahkan ibu sudah berkurang

maka penatalaksanaan yang dilakukan adalah meneruskan penkes pada saat

kunjungan pertama tetapi tidak dilakukan pemeriksaan USG. Dan pada saat

kunjungan ketiga Pengeluaran pervaginam atau flek dari jalan lahir sudah

tidak ada dan keluhan juga sudah berkurang, maka ibu dianjurkan untuk

tetap melakukan penkes sebelumnya sampai ibu bersalin nanti.

7. Evaluasi yang didapatkan pada kasus ini yaitu :

kunjungan pertama :

- TTV : TD = 100/70 mmHg RR : 22x/i

HR = 78x/i T : 36.8 ℃

- Adanya flek-flek atau bercak darah yang keluar dari vagina berwarna

coklat kehitaman

- Inspeksi : darah (+), Lendir (-), Warna coklat kehitaman

- Tidak ada pembukaan atau OUE dan OUI masih tetutup

- Pemeriksaan penunjang :

Hb : 12,8 gr% Golongan Darah : O


Protein urin : (-)
73

kunjungan kedua, yaitu :


- TTV : TD : 100/80 mmHg RR : 20 x/i

HR : 80 x/i T : 36,9 ℃

- Inspeksi : Darah (pengeluaran flek atau darah sudah mulau berkurang),

warna kecoklatan

- OUE dan OUI masih tertutup

- Pemeriksaan penunjang :

HB : 12,8 gr% Golongan Darah : O

Protein Urine : (-)

kunjungan ke tiga didapati hasil, yaitu :

- Keadaan umum ibu baik

- Kesadaran Commosmentis

- TTV : TD : 110/80 mmHg HR : 24 x/i

HR : 83 x/i T : 36.8 ℃

- Inspeksi :Darah (-) Ibu sudah tidak mengeluarkan flek-flek darah

- OUE dan OUI tertutup

- Ibu sudah dapat melanjutkan kehamilannya sampai bersalin.


74

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien

Diharapkan dapat memperbaiki keadaan ibu saat ini dan bisa

menambah pengetahuan ibu tentang penaganan Abortus Imminens serta bisa

bermanfaat bagi orang lain yang mengalaminya.

5.2.2 Bagi institut Pendidikan

Penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam pemecahan masalah

dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses ini sangat

bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya

manusia yang berpotensi dan professional. Diharapkan kepada institusi

dengan penulisan Laporan Tugas Akhir dapat mempersiapkan mahasiswa

lebih dini.

5.2.3 Bagi Penulis

Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan Abortus imminens. Dan dapat dijadikan masukan untuk menambah

pengetahuan petugas kesehatan tentang ibu hamil dengan Abortus Imminens.


DAFTAR PUSTAKA

Adethia,Kismiasih,SST.M.Tr.Keb.dkk.2019.Asuhan Kebidanan Berkesinmbungan

(Countinuity of care).Jakarta Timur: Trans Info Media

Hernawati.2017.Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.Jakarta: Trans Info

Media

Kementrian Kesehatan RI Pusat dan Informasi.2016 (diakses pada tanggal 04 April

2017). Didapat dari http://www.depkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI Pusat dan Informasi.Profil Kesehatan Indonesia 2019

(diakses pada tanggal 10 Juni 2019) Didapat dari http://www.depkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI Visi dan Misi.2021 (diakses pada tanggal 10 juni 2020)

Didapat dari http://www.kemkes.go.id

Kementrian Kesehatan Kota Medan.Profil Kesehatan 2019. (diakses pada tanggal

kamis 22 Juni 2017) Dapat diakses dari http://dinkes.pemkomedan.go.id

Lockhart,Anita.2017.Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis dan

Patologis.Tangerang Selatan : Binarupa Aksara.

Leveno,J Kenneth.2017.Komplikasi Kehamilan.Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Mangkuji, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis Kompetensi. Edisi

Revisi III. Jakarta : EGC. Matenity, Dainty. 2017. Asuhan Kebidanan

Patologis. Tangerang Selatan : Binarupa Aksara.

Maryunani,Anik.2016.Buku Praktis Kehamilan Dan Persalinan Patologis(Resiko

Tinggi Komplikasi) Dalam Kabidanan.Jakarta Timur: Trans Info Media.


Pratiwi, Debby,dkk. 2019. Karakteristik Ibu Hamil Dengan Abortus Imminens Di

Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan Tahun 2017. (Diakses februari

2019). Didapat dari http://download.garuda.ristekdikti.go.id

Rangkuti, Layla Fadhilah,dkk. 2019. Penyakit Ibu Terhadap Kejadian Abortus

Imminens. (Diakses pada tanggal 1 April 2019. Vol. 3) Didapat dari

https://scholar.googler.co.id

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2016. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta : Trans

Info Media.

SKDI, 2012.Survey Demografi Kesehatan Indonesia.Jakarta (diakses pada tanggal

01 Maret 2017).Didapat dari http://chnr.org/pelatihan demografi/SKDI-2012.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: PT

Alfabet.

Sukarni, Icesmi. 2015. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta : Nuha

Medika. Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Jakarta

: Salemba Medika.

Walyani, E. S.2015.Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.Yokyakarta:

Pustaka Baru.

Widyastuti, Yani. 2012. Patologi Kebidanan.Yogyakarta : Fitramaya.

World Health Organization Tahun 2015. (diakses pada tanggal 16 Maret 2017).

Didapat dari http://www.WHO.int.


Lampiran 1 : Surat Pengantar Izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Balasan dari Klinik
Lamipiran 3 : Informed consent
Lampiran 4 : Format Pengkajian
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA HUSADA
MEDAN FORMAT PENILAIAN KOMPENTENSI ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
TAHUN AJARAN 2020/2021

NamaMahasiswa : Mutiara Asia Putri


NPM : 1819401035
Tingkat : III Diploma Tiga Kebidanan
VIII. Pengumpulan Data
Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Tn. R
Umur : 36 Tahun Umur : 39 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia Suku/ Bangsa : Batak/Indonesia
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gg. Ternak No. 9 Alamat Kantor :-
RT / RW :- No. Telp :-
Kelurahan : Kwala Bekala
Kecamatan : Medan Johor
Kota : Medan
No. Hp : 081263107994

A. ANAMNESA (Data Subjektif)


Tanggal : 02 Januari 2021 Pukul : 10.00 wib
Oleh : Bidan
1. Alasan kunjungan saat ini :  Pertama  Ulang
Jika kunjungan ulang, kunjungan yang ke : -
2. Keluhan yang dirasakan :
- Ibu mengatakan merasakan pusing, badan lemas, cepat lelah, disertai

dengan mules dan kelurarnya flek-flek dari vagina.

3. Riwayat menstruasi
- Haid Pertama : 13 tahun - Teratur : Teratur
- Siklus : 28 hari - Lamanya : 5-6 hari
- Banyaknya : 3 x ganti duks - Sifat Darah : Kental
- Dismonorhea : Ada, kadang -Warna darah : Merah
4. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu : G2P1A0
No Tgl Jenis Komplikasi Penolo Bayi Nifas
Lahir/ Persalina
UK ng JK BB PB Kea Lacta Lacta Keada
Umur n Ibu Bayi
daan si si an
1. 21-01- Aterm
2011/ Lance Lanca
Normal - - Bidan PR 3200 52 Baik baik
10 r r
tahun
2. Hamil
Ini

5. Riwayat Kehamilan ini :


- HPHT : 23 – 09 – 2020
- TTP : 30 – 06 – 2021
Keluhan-keluhan : Trimester I : Mual, muntah, lemas dan pusing
Pergerakan anak pertama kali : Belum ada pergerakan
Pergerakan anak 24 jam terakhir : Tidak ada
 < 15 detik  10-20 kali  >20 kali
Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam ,dengan frekuensi :
<15 detik > 15 detik
Keluhan yang dirasakan
Mudah lelah : Ada, saat beraktifitas
Mual dan muntah : Ada, Kadang-Kadang
Nyeri perut : Ada
Sakit kepala berat/terus menerus : Tidak ada
Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal pada vulva, vagina : Tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginam : Ada, Flek atau darah
Nyeri kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Obat-obatan yang dikonsumsi : Tidak ada
Kekhwatiran khusus : Tidak ada
Pola Eliminasi
BAK Frekuensi : 4x kali Per hari
Keluhan waktu BAK : Tidak ada
Warna : Jernih
BAB Frekuensi : 1x per hari
Keluhan waktu BAB : Tidak ada
Warna : Coklat kekuningan
Pola aktifitas sehari-hari
Istirahat tidur : 1 jam siang dan 7 jam malam
Sexualitas : 1x seminggu
Imunisasi TT 1 : Lengkap
TT 2 : Lengkap
Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Ada
6. Riwayat penyakit sistematik yang pernah diderita
- Penyakit Jantung : Tidak ada
- Penyakit Ginjal : Tidak ada
- Penyakit asma TBC/Paru : Tidak ada
- Penyakit Hepatitis : Tidak ada
- Penyakit Hipertensi : Tidak ada
- Penyakit Epilepsi : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga
- Penyat Jantung : Tidak ada
- Penyakit Hipertensi : Tidak ada
- Penyakit DM : Tidak ada
- Gamelli : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
8. Riwayat social dan ekonomi
- Status perkawinan : Sah
- Kawin umur : 24 tahun
- Dengan suami umur : 27 tahun
- Lamanya perkawinan : 12 tahun
- Kehamilan ini : Direncanakan
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini : Baik
- Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan : Baik
- Mengambil keputusan dalam keluarga : Suami
- Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
- Pola makan/minum
Makanan sehari-hari, frekuensi : 3x sehari
Jenis makanan yang dimakan : Nasi, sayur, ikan
Pagi : Nasi, lauk
Siang : Nasi, lauk, sayur
Malam : Nasi, lauk
Minum : ±8 gelas air putih, susu
Perubahan makan yang dialami : Ada, menurun
Kebiasaan merokok : Tidak ada
Minuman keras : Tidak ada
Mengkonsumsi obat terlarang : Tidak ada
Kegiatan sehari-hari : Pekerjaan Rumah Tangga
Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu persalinan : Klinik
dan bidan.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Emosional : Stabil
2. Pemeriksaan fisik umum : BB sebelum hamil : 50 Kg
BB sesudah hamil : 51 Kg
TB : 155 Cm
LILA : 25 Cm
3. Tanda Vital TD : 100/70 mmHg
Pols : 78 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 36,8ºC
4. Kepala : Kulit Kepala : Bersih
Distribusi rambut : Merata
5. Wajah : Oedema : Tidak ada
Cloasmagravidarum : Tidak ada
Pucat : Ada
6. Mata : Conjungtiva : Merah jambu
Sklera Mata : Tidak Iktherik
Oedema palpebra : Tidak ada
7. Hidung : Polip : Tidak ada
8. Mulut : Lidah : Bersih
Stomatitis : Tidak ada
Gigi : Tidak ada
Epulsi pada gusi : Tidak ada
Tonsil : Tidak meradang
Pharing : Tidak meradang
9. Telinga : Serum : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
10. Leher : Luka bekas operasi : Tidak ada
Kelenjar Tiroid : Tidak meradang
Pembuluh limfe : Tidak meradang

11. Dada : Mammae : Simetris


Areola mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol
Benjolon : Tidak ada
Pengeluaran dari putting susu: Tidak ada
12. Aksila : Pembesaran : Tidak ada
13. Abdomen : Pembesaran : Tidak ada
Gigi : Bersih tidak ada caries
Linea : Nigra
Striae :-
Bekas luka operasi : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Pergerakan janin : Belum dirasakan
Bentuk : Belum dirasakan
Pemeriksaan khusus kebidanan
- Kontraksi : Tidak ada
Palpasi Uterus : dilakukan
Leopold I - TFU : Setinggi pertengahan antara simfisis dan
umbilikal
Leopold II - Punggung Janin :-  Kanan  Kiri
- Bagian Ekstremitas : -  Kanan  Kiri
Lain-lain :-
Leopold III Presentase Bokong  Presentase Kepala
Lain-lain :-
Leopold IV : Belum Masuk PAP
- Auskultasi :-
- Punctum Maximum :-
- Frekuensi :-
- TBBJ :-
Pengukuran Panggul Luar
- Distansia Spinarum : 28 cm
- Distansia Cristarum : 26 cm
- Conjungata Externa : 18 cm
- Lingkar Panggul : 90 cm
14. Genetalia (Vulva & Vagina )
- Vulva Pengeluaran : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
- Perenium Bekas luka : Tidak ada
Lain-lain : idak ada
15. Pinggang (Periksa Ketok : Costa, Vertebrata, Angel, Tendernas = kuat)
Nyeri : Tidak ada
16. Ekstremitas
- Oedema pada tangan & jari : Tidak ada
- Oedema Ekstremitas bawah : Tidak ada
- Varices : Tidak ada
- Refleks Patella : Positif
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hb : 12,8 gr/dL
2. Protein Urine : Negatif
3. Glukosa Urine : Negatif
4. Golongan Darah :O
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Pembimbing LTA

LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN LTA

Nama Mahasiswa : Mutiara Asia Putri

NPM : 1819401035

Dosen Pembimbing : Siska Suci Triana Ginting, S.S.T., M.Kes

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny. M Dengan Abortus


Imminens Di Klinik Pratama Marko Kec. Medan
Johor Kota Medan Tahun 2021

No Tanggal Topik Bimbingan Saran Bimbingan Tanda Tangan


Pembimbing
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Lampiran 7 : Dokumentasi
Pembimbing, Menyetujui,
Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga STIKes Mitra Husada Medan
Ka.Prodi Ketua,

Siska Suci Triana Ginting, S.S.T., M.Kes


Dr. Siti Nurmawan Sinaga, S.K.M., M.Kes
NIDN. 01-2407-8601
NIDN. 01-1810-7402
DOKUMENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR TAHUN 2021

1. Kunjungan Pertama di Rumah Ny. M


2. Kunjungan Kedua di Rumah Ny. M
3. Kunjungan Ketiga di Rumah Ny. M

Anda mungkin juga menyukai