Anda di halaman 1dari 6

MALARIA

Pada masa pandemi ini, Hari Kesehatan Nasional merupakan perayaan sekaligus

pengingat untuk selalu bersama-sama menjaga kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat agar

terhindar dari COVID-19. Sahabat sehat, peringatan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh

setiap tanggal 12 November memiliki sejarah yang perlu diketahui lho.

Pada tahun 1950, penyakit malaria mewabah di Indonesia dan merenggut banyak

korban jiwa. Situasi tersebut membuat pemerintah kemudian mengambil tindakan

pencegahan dan beragam upaya untuk membasmi malaria. Dimulai dengan pembentukan

Dinas Pembasmian Malaria hingga penyemprotan massal insektisida Dichloro Diphenyl

Trichloroethane (DDT) ke seluruh rumah di wilayah Jawa, Bali, dan Lampung. Pada tanggal

12 November 1959, Presiden Soekarno juga turut berpartisipasi melakukan penyemprotan

secara simbolis di Desa Kalasan, Yogyakarta dan mengadakan kegiatan penyuluhan

kesehatan kepada masyarakat. Pembasmian malaria perlahan mulai berhasil dicegah setelah

lima tahun menjalankan berbagai upaya tersebut. Dari situlah, 12 November ditetapkan

menjadi peringatan Hari Kesehatan Nasional karena disebut sebagai titik awal dimana

seluruh komponen negara saling gotong royong untuk pembangunan kesehatan. Sahabat

sehat, yuk kita mengenal penyakit malaria dari pengertian hingga cara pengobatannya agar

dapat mencegah penyakit tersebut sedini mungkin.

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit ini

ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Gigitan

nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel drah merah.

Selain melalui gigitan nyamuk, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan malaria dapat

menyebar menjangkit manusia seperti melalui donor organ, transfusi darah, berbagi

pemakaian jarum suntik, dan janin yang terinfeksi dari ibunya. Di Indonesia, penyakit ini
tergolong endemi karena terdapat beberapa daerah yang masih banyak menderita malaria

terutama di wilayah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di

sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra.

Penyebab Malaria

Terdapat beberapa jenis plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria, yakni:

1. Plasmodium Vivax

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax cenderung menimbukan gejala yang

lebih ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka waktu beberapa bulan atau

tahun. Walaupun tergolong ringan, malaria yang disebabkan oleh parasit ini dapat kambuh

ketika daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif kembali.

2. Plasmodium Ovale 

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini tergolong tidak terlalu berbahaya

yang mengancam jiwa, namun tetap harus waspada karena malaria yang disebabkan oleh

parasit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah.

3. Plasmodium Malariae

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium Malariae menimbulkan gejala setelah

lama terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita malaria ini akan mengalami infeksi

yang kronis mengalami gangguan fungsi organ ginjal.

4. Plasmodium Falciparum

Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum tergolong paling berbahaya

karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma. Malaria jenis ini

menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di dunia.


Dari keempat jenis parasit penyebab malaria tersebut, hanya dua jenis parasit yang paling

banyak ditemukan kasusnya di Indonesia yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium

falciparum.

Gejala Malaria

Gejala malaria mulai muncul setidaknya dalam kurun waktu 10 hingga 15 hari setelah tergigit

nyamuk

Anopheles ataupun terpapar. Berikut beberapa gejala malaria:

1. Demam

2. Menggigil

3. Sakit kepala

4. Berkeringat banyak

5. Lemas

6. Pegal linu

7. Gejala anemia atau kurang darah

8. Mual atau muntah

Apabila merasakan gejala-gelaja tersebut, segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit

terdekat untuk mendapatkan penanganan.

Diagnosa Malaria

Penanganan dimulai dengan diagnosa malaria melalui pemeriksaan fisik dan tes diagnostic

cepat (RDT – Rapid Diagnostic Test). RDT ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan dan

jenis parasit yang ada di tubuh sehingga menyebabkan malaria. Hasil dari RDT ini juga
sangat penting untuk menentukan jenis pengobatan anti malaria yang akan diberikan kepada

penderita. Selain RDT, terdapat pula pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah.

Pemeriksaan ini terdiri dari dua jenis yaitu pemeriksaan tetes tipis hapusan darah dan

pemeriksaan tetes tebal hapusan darah.

Pemeriksaan tetes tebal hapusan darah digunakan untuk mendeteksi Plasmodium sedangkan

pemeriksaan tetes tipis hapusan darah digunakan untuk menentukan spesies penyebab serta

kepadatan parasit. Kelebihan dari pemeriksaan ini adalah memantau efikasi terapi dan alat-

alat yang digunakan untuk pemeriksaan sederhana sehingga biaya pemeriksaan murah.

Pengobatan Malaria

Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan

kondisi pasien. Untuk pengobatan jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax

yang tergolong ringan, penderita akan diberikan obat rawat jalan berupa ACT atau obat

chloroquine. Selain itu untuk mencegah kambuhnya malaria jenis ini, ditambahkan juga obat

primaquine. Sedangkan untuk jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum

dengan derajat gejala sedang, penderita akan dirawat di ruang non ICU rumah sakit. Bagi

penderita dengan derajat gejala berat, penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit)

dan diberikan obat melalui suntikan selama 24 jam pertama.

Apabila sahabat sehat hendak berkunjung ke daerah endemi penyakit ini seperti di Maluku,

Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan

dan Sumatra dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria. Obat tersebut harus

diminum selama 4 hingga 8 minggu. Diminum seminggu sebelum pergi ke daerah tersebut

sampai 4 minggu setelah pulang. Obat diminum setiap hari dan pada jam yang sama.

Pencegahan Malaria
Malaria disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles, oleh karena itu pencegahannya adalah

dengan merubah pola perilaku manusia agar nyamuk tidak muncul. Berikut beberapa tips

untuk mencegah penyebaran penyakit malaria:

 Gunakan kelambu ketika tidur

 Memakai pakaian serba panjang seperti celana dan lengan panjang selama beraktivitas

 Hindari meletakkan pakaian basah di dalam rumah karena dapat menjadi tempat

persembunyian nyamuk

 Lakukan langkah 3M (Menguras penampungan air, Mengubur barang bekas, dan

Mendaur ulang barang bekas)

 Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung DEET (diethyltoluamide)

 Pasang obat nyamuk dan rutin menyemprot obat nyamuk terutama di pagi dan sore

hari

 Rutin melakukan fogging massal di daerah dengan tingkat malaria yang tinggi

minimal sebulan sekali

dr. Mulyadi, Sp.PD


Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Anda mungkin juga menyukai