Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT MALARIA

1. Penyakit Malaria

Malaria adalah suatu infeksi darah yang menyebabkan demam panas tinggi dan
kedinginan. Ia disebabkan oleh parasit disebut plasmodium yang ditularkan pada manusia
oleh sejenis nyamuk tertentu yang menggigit kebanyakan pada malam hari. Jutaan orang mati
setiap tahun akibat malaria, dan beberapa juta orang lagi hidup bersama penyakit ini.

Malaria secara khusus berbahaya bagi anak-anak usia di bawah 5 tahun, wanita hamil,
dan orang penderita HIV/AIDS. Kehamilan menurunkan kemampuan seorang wanita untuk
memerangi penyakit dan infeksi. Jika seorang wanita hamil mengidap malaria, ia juga dapat
menderita anemia (kurang darah), dan anemia ini akan memperbesar resiko kematian pada
saat atau setelah persalinan. Penyakit malaria pada masa hamil dapat pula menyebabkan
keguguran atau kelahiran dini, bayi terlalu kecil, atau kelahiran mati.

Ada beberapa jenis malaria. Orang bisa hidup bertahun-tahun dengan beberapa jenis
malaria, dan kebanyakan malaria dapat disembuhkan. Tetapi malaria otak (Plasmodium
falciparum) dapat menyebabkan kematian dalam 1 atau 2 hari setelah terinfeksi. Di daerah
dimana terdapat malaria otak, penting untuk segera melakukan pengujian dan mencari
pengobatan jika Anda curiga terkena malaria.

Biasanya malaria menyebabkan demam setiap 2 atau 3 hari, tapi pada awalnya
demam dapat terjadi setiap hari. Siapa pun yang menderita demam yang tak jelas alasannya
sebaiknya menjalani pengujian untuk malaria. Hal ini dapat dilakukan di hampir semua
pusat-pusat kesehatan. Jika hasil pengujian darah mengatakan positif mengidap malaria, atau
jika pengujian tak dapat dilakukan, segera mencari pengobatan.

2. Tanda-tanda

Malaria menyerang dalam 3 tahap:

 Tanda pertama adalah rasa kedinginan dan sering sakit kepala. Penderita menggigil
selama 15 menit sampai 1 jam.
 Kedinginan diikuti dengan demam tinggi. Penderita menjadi lemah dan kadang-
kadang mengigau. Demamnya bisa berlangsung antara beberapa jam sampai beberapa
hari.

 Akhirnya penderita mulai berkeringat dan demamnya menurun. Setelah demamnya


turun, penderita merasa lemah.

3. Pengobatan

Jika memungkinkan, lakukan pengujian darah. Mulailah pengobatan segera setelah


tanda-tanda pertama terlihat. Karena malaria dipindahkan dari orang yang satu ke orang yang
lain oleh nyamuk maka dengan mengobati orang yang sakit berarti kita juga melindungi
orang lain agar tidak terinfeksi. Setelah Anda diobati maka nyamuk yang menggigit Anda
tidak akan menularkan malaria ke orang lain.

Cari tahu obat malaria apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan setempat. Di
beberapa tempat, parasit malaria telah berkembang menjadi parasit yang tidak mempan
diobati. Ini berarti bahwa obat yang semula ampuh mencegah atau mengobati malaria sudah
tidak lagi efektif. Obat-obatan yang dapat menyembuhkan malaria di satu daerah belum tentu
dapat menyembuhkan malaria yang ditemukan di tempat lain.

Saat ini ada obat-obatan atau kombinasi obat-obatan baru yang diberikan untuk
mengobati malaria di berbagai daerah. Salah satunya adalah artemisinin (sudah digunakan
bertahun-tahun di Cina), yang sering diberikan bersama dengan obat antimalaria lainnya atau
dengan antibiotik.

4. Pencegahan

Malaria paling sering muncul pada saat udara panas, di musim hujan karena nyamuk
pembawa malaria berkembangbiak di air yang hangat dan tidak mengalir. Tapi di beberapa
daerah di dunia, malaria juga ditemukan di musim kering di mana nyamuk mendapat tempat
berkembangbiak dalam genangan air di kolam-kolam kecil.

Seperti halnya pada demam berdarah dan demam penyakit kuning, cara terbaik untuk
mencegah malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Tidur di bawah kelambu
berinsektisida adalah cara yang baik untuk mencegah dan mengendalikan malaria.
Distribusi Penyakit Malaria menurut orang tempat dan waktu

1. Orang

Diperkirakan prevalensi malaria diseluruh dunia berkisar antara 300-500juta kasus


dengan kematian antara 1-2 juta setiap tahun dimana lebih dari 80 % adalah anak-anak yang
berusia kurang dari 5 tahun.

Di Indonesia, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting, oleh karena


penyakit ini endemik di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di luar Jawa dan Bali.
Epidemi malaria seringkali dilaporkan dari berbagai wilayah dengan angka kematian yang
lebih tinggi pada anak-anak di bawah 5 tahun dibanding orang dewasa.

2. Tempat

Malaria ditemukan di daerah mulai 64 derajat lintang utara (Rusia) sampai 32 derajat
lintang selatan (Argentina), dari daerah dengan ketinggian 2.666 meter (Bollivia) sampai
dengan yang letaknya 433 meter di bawah permukaan laut (laut mati). Kini malaria banyak di
jumpai di Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Sub-Sahara,
Timur Tengah, India, Asia Selatan, Asia Tenggara, Indo Cina, dan pulau-pulau di Pasifik
Selatan. Plasmodium vivax memiliki distribusi geografi yang paling luas mulai dari daerah
yang beriklim dingin, subtropis sampai ke daerah tropis, kadang-kadang di jumpai di Pasifik
Barat. Di Indonesia, spesies ini dijumpai di seluruh kepulauan. Plasmodium palcifarum
terutama menyebabkan malaria di Afrika, Asia, dan daerah tropis lainnya. Di Indonesia,
parasit ini tersebar di seluruh kepulauan. Plasmodium malariae meluas meliputi daerah tropis
maupun daerah subtropis. Di Indonesia, spesies ini di jumpai di Indonesia Bagian Timur.
Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat, di daerah Pasifik
barat, dan di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia, parasit ini terdapat di Irian Jaya dan
Nusa Tenggara Timur.

3. Waktu

Berdasarkan SKRT tahun 2001, CFR malaria 0,1 % (30.000 kematian dari 30 juta
kasus). Tahun 2005, CFR malaria 0,2 % (32.000 kematian dari 1,6 juta kasus). Pada tahun
yang sama CFR malaria palcifarum 1,12 % (44 kematian dari 3.924 kasus).

Konsep dan Implementasi Suveilans Epidemiologi Malaria


1.1 Pengertian Surveilans Malaria

Surveilans malaria dapat diartikan sebagai kegiatan yang terus menerus, teratur dan sistematis
dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data malaria untuk menghasilkan
informasi yang akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan dengan kondisi
setempat (Menkes, 2007).

Surveilans dalam program pemberantasan malaria bertujuan :

1. Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit Pelayanan


Kesehatan lainnya dalam rangka mencegah KLB malaria.

2. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.

3. Penanggulangan KLB malaria secara dini.

4. Mendapatkan trend penyakit malaria dari waktu ke waktu.

5. Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang, tempat dan


waktu (Menkes, 2007).

1.2 Manfaat Surveilans Epidemiologi Penyakit Malaria

1. Melakukan pengamatan dini yaitu Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) malaria di


Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah Kejadian
Luar Biasa (KLB) malaria.

2. Dapat menjelaskan pola penyakit malaria yang sedang berlangsung yang dapat
dikaitkan dengan tindakan – tindakan/intervensi kesehatan masyarakat.

3. Dapat mempelajari riwayat alamiah dan epidemiologi penyakit malaria, khususnya


untuk mendeteksi adanya KLB/wabah.

4. Memberikan informasi dan data dasar untuk memproyeksikan kebutuhan pelayanan


kesehatan dimasa mendatang.
5. Dapat membantu pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan
membandingkan besarnya masalah kejadian penyakit malaria sebelum dan sesudah
pelaksanaan program.

6. Mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal


dimana penyakit malaria sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu
(musiman, dari tahun ke tahun), dan cara serta dinamika penularan penyakit menular.

7. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan
digunakan sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat, yaitu
melakukan perencanaan yang sesuai dengan permasalahannya.

1.3 Epidemiologi Malaria

Pada negara yang beriklim dingin sudah tidak ditemukan lagi daerah endemik
malaria. Namun demikian, malaria masih merupakan persoalan kesehatan yang besar di
daerah iklim tropis dan subtropis seperti di Brasil, Asia Tenggara, dan seluruh Sub-Sahara
Afrika.

Di Indonesia, malaria ditemukan hampir di semua wilayah. Pada tahun 1996


ditemukan kasus malaria di Jawa-Bali dengan jumlah penderita sebanyak 2.341.401 orang,
slide positive rate (SPR): 9215, annual paracitic index (API): 0.080/00. CFR dirumah sakit
sebesar 10-50 %. Menurut laporan, di provinsi Jawa Tengah tahun 1999; API sebanyak 0.35
0
/00, sebagian besar disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Angka
prevalensi malaria di Jawa Tengah terus menurun dari tahun ke tahun, mulai dari 0.51 pada
tahun 2003, menurun menjadi 0.15 dan berkurang lagi menjadi 0.07 pada tahun 2005.
Plasmodium malariae banyak ditemukan di Indonesia Timur, sedangkan Plasmodium ovale
di NTT dan Papua.

Permasalahan resistensi terhadap obat malaria semakin lama semakin bertambah.


Plasmodium falciparum dilaporkan resistensi terhadap klorokuin dan sulfadoksin-
pirimetamin di wilayah Amazon dan Asia Tenggara. P. vivax yang resistensi klorokuin
ditemukan di Papua Nugini, provinsi Papua, Papua Barat dan Sumatera.

Resistensi obat menyebabkan semakin kompleksnya pengobatan dan penanggulangan


malaria. Professional kesehatan harus mengetahui darimana seorang penderita berasal. WHO
menerbitkan publikasi tahunan daftar negara endemik malaria yang dapat dilihat melalui situs
internet (www.who.int/ith). Akibat lebarnya variasi antar daerah untuk daerah yang
mempunyai daerah luas seperti Indonesia, Departemen Kesehatan RI seharusnya membuat
daftar sama untuk antar provinsi.
A. Faktor Host (Manusia dan Nyamuk)

Host pada penyakit malaria terbagi atas dua yaitu Host Intermediate (manusia) dan Host
Definitif (nyamuk). Manusia disebut sebagai Host Intermediate (penjamu sementara) karena
di dalam tubuhnya terjadi siklus aseksual parasit malaria. Sedangkan nyamuk Anopheles spp
disebut sebagai Host Definitif (penjamu tetap) karena di dalam tubuh nyamuk terjadi siklus
seksual parasit malaria (Depkes:1999, dalam Jamaludin).

1. Host intermediate

Pada dasarnya setiap orang dapat terinfeksi oleh agent biologis (Plasmodium), tetapi
ada beberapa faktor intrinsik yang dapat memengaruhi kerentanan host terhadap agent yaitu
usia, jenis kelamin, ras, riwayat malaria sebelumnya, gaya hidup, sosial ekonomi, status gizi
dan tingkat immunisasi.

2. Host definitif

Host definitif yang paling berperan dalam penularan penyakit malaria dari yang sakit
malaria kepada orang yang sehat adalah nyamuk Anopheles spp betina. Hanya nyamuk
Anopheles spp betina yang menghisap darah untuk pertumbuhan telurnya. Host definitif ini
sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perilaku nyamuk itu sendiri dan faktor-faktor lain
yang mendukung.

B. Faktor Agent (Plasmodium)

Parasit malaria yang terdapat pada manusia ada empat spesies yaitu:
1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika yang menyebabkan malaria berat.
2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana.
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana.
4. Plasmodium ovale, spesies ini banyak dijumpai di Afrika dan Fasifik Barat.
C. Faktor Environment (Lingkungan)

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk
berada yang memungkinkan terjadinya penularan malaria setempat (indigenous), lingkungan
tersebut terbagi atas lingkungan fisik, lingkungan kimia, lingkungan biologik dan lingkungan
sosial budaya.

1. Lingkungan fisik : meliputi suhu, kelembaban, hujan, ketinggian, angin, sinar


matahari dan arus air.

2. Lingkungan kimia : meliputi kadar garam yang cocok untuk berkembangbiaknya


nyamuk Anopheles sundaicus.

3. Lingkungan biologik : adanya tumbuhan, lumut, ganggang, ikan kepala timah,


gambusia, nila sebagai predator jentik Anopheles spp, serta adanya ternak sapi, kerbau
dan babi akan mengurangi frekuensi gigitan nyamuk pada manusia.

4. Lingkungan sosial budaya : meliputi kebiasaan masyarakat berada di luar rumah,


tingkat kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyakit malaria dan pembukaan lahan
dengan peruntukannya yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat dengan
banyak menimbulkan breading places potensial untuk berkembangbiaknya nyamuk
Anopheles spp (Depkes, 2003b).
TUGAS

EPIDEMIOLOGI GIZI

NAMA : NOVITA ARYANTI

NIM : P00331016023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PROGRAM STUDI DIII GIZI

2017

Anda mungkin juga menyukai