Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO

TUGAS INDIVIDU

OLEH :
NAMA : WA ODE YUMNA ULTAMIL KARNO
NIM : G2U123045
KELAS : IKM B

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3. Tujuan............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3

2.1. Malaria........................................................................................................... 3

2.2. Hubungan Penyakit Malaria Dengan Tiga Dimensi Penyakit.........................4

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pandangan setiap individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan
pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
setiap perilaku sehat-sakit yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar
masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga
medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak
ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh
tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi
masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain
pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting.
(ANGGRAINI, et al., 2015)
Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
untuk memperoleh kesehatan dalam diri mereka. Perilaku sehat-sakit dari
setiap individu tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu
dalam sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari
setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang
dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan
dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya.
Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari
kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk
bagi kesehatan. (ANGGRAINI, et al., 2015)

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar


luas di seluruh dunia meskipun umumnya terdapat di daerah berlokasi antara
60° Lintang Utara dan 40° Lintang Selatan. Malaria hampir ditemukan di
seluruh bagian dunia, terutama di negara-negara yang beriklim tropis dan sub
tropis dan penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,5
milyar orang atau 41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasusnya
berjumlah 300-500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian,
terutama di negara-negara benua Afrika. Tinjauan situasi di Indonesia tahun
1997 s/d 2001 penyakit malaria ditemukan tersebar hampir di seluruh

1
kepulauan Indonesia dengan jumlah kesakitan sekitar 70 juta orang atau 35 %
penduduk Indonesia yang tinggal di daerah resiko malaria. (MENKES RI, 2013)

Malaria masih merupakan penyakit infeksi yang menjadi perhatian WHO.


Sebagian besar daerah di Indonesia masih merupakan daerah endemik infeksi
malaria, yaitu Indonesia bagian Timur seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara,
Sulawesi, Kalimantan dan bahkan beberapa daerah seperti Lampung,
Bengkulu, Riau, daerah di Jawa dan Bali, walaupun endemitas sudah sangat
rendah, masih sering dijumpai kasus malaria. Malaria merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat karena mempengaruhi tingginya angka
kesakitan dan kematian. Sampai saat ini malaria ditemukan tertular luas di
Indonesia dan bahkan dapat timbul secara tiba tiba di suatu daerah yang telah
dinyatakan bebas malaria. Lebih dari 15 juta penderita malaria klinis di
Indonesia dengan 30.000 kematian dilaporkan melalui unit pelayanan
kesehatan di Indonesia setiap tahun. (MENKES RI, 2013)

Kelompok resiko tinggi yang rawan terinfeksi malaria adalah balita, anak,
ibu hamil dan ibu menyusui. Malaria selain mempengaruhi angka kematian
dan kesakitan balita, anak, wanita hamil dan ibu menyusui juga menurunkan
produktifitas penduduk. Kelompok resiko tinggi yang lain adalah penduduk
yang mengunjungi daerah endemik malaria seperti para pengungsi,
transmigrasi dan wisatawan. (MENKES RI, 2013)

1.2. Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu, “Konsep
Sakit Pada Penyakit Malaria Dan Hubungan Penyakit Malaria Dengan Tiga
Dimensi Penyakit (Dimensi Biologis, Dimensi Psikologis, Dimensi Sosiologis).”

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui Konsep Sakit Pada Penyakit Malaria Dan Hubungan
Penyakit Malaria Dengan Tiga Dimensi Penyakit (Dimensi Biologis, Dimensi
Psikologis, Dimensi Sosiologis).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria
2.1.1. Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang dapat ditandai dengan demam, hepatosplenomegali dan anemia.
Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
2.1.2. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sampai
membahayakan jiwa. Gejala utama demam sering di diagnosis dengan infeksi
lain, seperti demam typhoid, demam dengue, leptospirosis, chikungunya, dan
infeksi saluran nafas. Adanya thrombositopenia sering didiagnosis dengan
leptospirosis, demam dengue atau typhoid. Apabila ada demam dengan ikterik
bahkan sering diintepretasikan dengan diagnosa hepatitis dan leptospirosis.
Penurunan kesadaran dengan demam sering juga didiagnosis sebagai infeksi
otak atau bahkan stroke.
Mengingat bervariasinya manifestasi klinis malaria maka anamnesis
riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria pada setiap penderita dengan
demam harus dilakukan.
2.1.3. Anamnesis
Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, berkeringat dan
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-
pegal. Pada anamnesis juga perlu ditanyakan:
1. Riwayat berkunjung ke daerah endemik malaria;
2. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria;
3. Riwayat sakit malaria/riwayat demam;
4. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir;
5. Riwayat mendapat transfusi darah
2.1.4. Pemeriksaan Fisik
1. Demam (>37,5 ºC aksila)
2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
3. Pembesaran limpa (splenomegali)

3
4. Pembesaran hati (hepatomegali)
5. Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan kesadaran, demam
tinggi, konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin
berwarna coklat kehitaman (Black Water Fever ), kejang dan sangat lemah
(prostration).

2.2. Hubungan Penyakit Malaria Dengan Tiga Dimensi Penyakit


2.2.1. Dimensi Biologis
Penyakit malaria dapat ditandi dengan adanya gejala utama demam
sering di diagnosis dengan infeksi lain, seperti demam typhoid, demam
dengue, leptospirosis, chikungunya, dan infeksi saluran nafas. Adanya
thrombositopenia sering didiagnosis dengan leptospirosis, demam dengue atau
typhoid. Apabila ada demam dengan ikterik bahkan sering diintepretasikan
dengan diagnosa hepatitis dan leptospirosis. Penurunan kesadaran dengan
demam sering juga didiagnosis sebagai infeksi otak atau bahkan stroke.
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
2.2.2. Dimensi Psikologis
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara
daerah yang satu dengan daerah yang lain. Karena persepsi masyarakat
mengenai penyakit juga bergantung dari kebudayaan yang ada dan
berkembang dalam masyarakat tersebut.
Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai
saat ini masih ada di masyarakat. Persepsi ini turun dari satu generasi ke
generasi berikutnya dann bahkan dapat berkembang menjadi luas. Berikut ini
contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada
di beberapa daerah pedesaan di Irian Jaya. Makanann pokok penduduk Irian
Jaya adalah sagu. Pohon sagu tumbuh dimana-mana di daerah rawa-rawa.
Selain dari rawa-rawa tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat yang
ditumbuhi berbagi macam pohon ddan tanaman. Penduduk desa tersebut
beranggapan bahwa hutan yang lebat adalah milik penguasa gaib dan dapat
menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran yang
dapat dilakukan penduduk misalnya menebang, membabat hutan unutk tahan
pertanian, dan lain-lainnya. Apabila mereka melakkan pelanggaran dapat

4
memperoleh hukuman berupa penyakt. Gejal penyakit mereka alami berupa
panas tinggi, menggigil dan muntah. Penykit tersebut dapat sembuh dengan
cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari
pohon tertentu, daunnya dibuat ramuan untuk diminum dan dioleskan ke
seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh dari
sakitnya.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan ari
oenuturan secara turun menurun ynag searhana dan mudah. Sebagian besar
masyarakat telah dapat menerima atau tahu bahwa penyakit malaria ditularkan
oleh nyamuk, namun belum semua mengetahui mengenai macam spesies
Anopheles. Mereka berpendapat semua jenis nyamuk dapat menjadi penyebab
malaria. Bahkan banyak anggapan, kebiasaan dan praktek dalam masyarakat
yang mengaitkan lingkungan dengan penyakit khuusnya penyakit tropis
(malaria, DFH, Filariasis dan sebagainya).
2.2.3. Dimensi Sosiologis

Sakit dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus yang
dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan sekaligus memiliki
tanggung jawab baru, yaitu mencari kesembuhan. Penatalaksanaan kasus
malaria berat pada prinsipnya meliputi :

1. Pemberian obat anti malaria


2. Penanganan komplikasi
3. Tindakan penunjang
4. Pengobatan simptomatik

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
3.1.1. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang dapat ditandai dengan demam, hepatosplenomegali dan anemia.
Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
betina.
3.1.2. Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
3.1.3. Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah
yang satu dengan daerah yang lain. Karena persepsi masyarakat mengenai
penyakit juga bergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam
masyarakat tersebut.
3.1.4. Sakit dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus yang
dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan sekaligus memiliki
tanggung jawab baru, yaitu mencari kesembuhan. Penatalaksanaan kasus
malaria berat pada prinsipnya meliputi: Pemberian obat anti malaria;
Penanganan komplikasi; Tindakan penunjang dan Pengobatan simptomatik.

6
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A., Trengginas, A. D. & Devianti, V., 2015. Konsep Sehat Dan Sakit. P. 2.

Menkes RI, 2013. Pedoman Tata Laksana Malaria. [Online]


Available At: Www.Djpp.Depkumham.Go.Id
[Accessed 5 Desember 2023].

Anda mungkin juga menyukai