TERAPI CAIRAN
Oleh:
Indriyati Januar Trisnawan 20360250
Ipan Ferrel Head 20360251
Irman Saputra 20360192
Muhammad Nizar Nugraha Kamil 20360204
Tangguh Wili Andyry 20360263
Refarat ini dibuat untuk melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF
Ilmu Anastesi RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Pembimbing:
dr. Gloria G. Situmeang, Sp.An
KSMF ILMU ANASTESI
RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan refarat ini
guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Ilmu Anastesi
Refarat ini bertujuan agar penulis dapat memahami lebih dalam teori-teori yang
diberikan selama menjalani Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Anastesi RSUD Deli
pasien. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Gloria G. Situmeang, Sp.An yang
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari semua
pihak yang membaca telaah jurnal ini. Harapan penulis semoga telaah jurnal ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Y
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
1
Terapi Cairan
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang padat dan bagian
yang cair. Bagian padat terdiri dari tulang, kuku, otot, dan jaringan yang lain.
Sedangkan bagian yang cair berupa cairan intraselular dan ekstraselular. Cairan
ekstraseluler dibagi menjadi plasma darah sebanyak 5% dan cairan interstitial sebanyak
15%. Cairan antarsel khusus disebut cairan transeluler, seperti cairan serebrospinal,
cairan persendian, cairan peritoneum, dan lain-lainnya. Dalam cairan ekstraseluler dan
cairan ekstraseluler adalah natrium dan klorida, sedangkan elektrolit utama dalam cairan
intraseluler adalah kalium, magnesium, kalsium, dan fosfat. Cairan dan elektrolit sangat
dibutuhkan oleh sel-sel dalam tubuh agar dapat menjaga dan mempertahankan
Cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian
rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan. Apabila terjadi
gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolit, maka akan memberikan pengaruh
pada yang lainnya. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat
yang berlebih pada kulit, pengeluaran cairan yang tidak disadari (insesible water loss)
dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Dalam keadaan
2
tersebut, pasien perlu diberikan terapi cairan agar volume cairan tubuh yang hilang,
penanganan pasien kritis. Selain dapat mengganti cairan yang hilang, terapi cairan dapat
kebutuhan per hari, mengatasi syok, dan mengatasi kelainan akibat terapi lain.
Administrasi terapi cairan melalui intravena adalah salah satu rute terapi yang paling
umum dan penting dalam pengobatan pasien bedah, medis dan sakit kritis.
hemodinamik pada tubuh cukup sulit. Karena pemilihannya tergantung pada jenis dan
komposisi elektrolit dari cairan yang hilang. Meskipun kesalahan terapi cairan jarang
dilaporkan, namun disebutkan satu dari lima pasien dengan terapi cairan dan elektrolit
intravena menderita komplikasi atau morbiditas karena pemberian terapi cairan yang
tidak tepat. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
terapi cairan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayi usia < 1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi
usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan
yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa
50 % berat badan, tabel dibawah menunjukan estimasi total cairan tubuh manusia
berdasarkan usia.
Bayi premature 80
3 Bulan 70
6 Bulan 60
1-2 tahun 59
Usia Total Cairan per kilogram BB (%)
11-16 tahun 58
Dewasa 58-60
Dewasa dengan obesitas 40-50
Dewasa kurus 70-75
Jaringan
Manusia
Intraselular
Cairan
Ekstraselular (20%)
a. Cairan intraselular
intraseluler berjumlah sekitar 40% dari berat badan. Pada cairan intraseluler
memiliki ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar, ion magnesium dan sulfat
dalam jumlah sedang, ion klorida dan natrium dalam jumlah kecil, dan hampir
tidak ada ion kalsium. Sel juga memiliki protein dalam jumlah besar, hampir
b. Cairan ekstraselular
yaitu sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa. Cairan
interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang
hal ini plasma darah. Pada orang dewasa normal, rata-rata asupan air setiap
harinya adalah 2500 ml, yang termasuk kira-kira 300 ml sebagai produk
sampingan dari metabolisme substrat energi. Rata-rata kehilangan cairan per hari
sangat diperlukan untuk pengaturan suhu karena mekanisme ini secara normal
volume sel akan memicu kerusakan fungsi yang serius, khususnya pada otak.
D (“drug and fluid treatment”) dalam bantuan hidup lanjut, merupakan langkah
Tindakan ini seringkali merupakan langkah “life saving” pada pasien yang
Secara garis besar, cairan intravena dibagi menjadi dua, yaitu cairan
a. Cairan Kristaloid
Kristaloid tidak mengandung partikel onkotik dan karena itu tidak terbatas dalam
liter kristaloid isotonik. Kristaloid murah, mudah dibuat, dan tidak menimbulkan
reaksi imun. Larutan kristaloid adalah larutan primer yang digunakan untuk terapi
yang dilarutkan dalam air, dibandingkan dengan yang dari plasma tubuh. Ada 3
memiliki konsentrasi yang sama dan disebut sebagai “isotonik” (iso, sama; tonik,
yang signifikan antara cairan di dalam intravascular dan sel. Dengan demikian,
hampir tidak ada atau minimal osmosis. Keuntungan dari cairan kristaloid adalah
dan dapat digunakan sebagai fluid challenge test. Efek samping yang perlu
diperhatikan adalah terjadinya edema perifer dan edema paru pada jumlah
- Hipertonis Jika kristaloid berisi lebih elektrolit dari plasma tubuh, itu
akan menarik cairan dari sel ke ruang intravascular. Efek larutan garam hipertonik
lain adalah meningkatkan curah jantung bukan hanya karena perbaikan preload,
tetapi peningkatan curah jantung tersebut mungkin sekunder karena efek inotropik
positif pada miokard dan penurunan afterload sekunder akibat efek vasodilatasi
kapiler viseral. Kedua keadaan ini dapat memperbaiki aliran darah ke organ-organ
vital. Efek samping dari pemberian larutan garam hipertonik adalah hipernatremia
Normal Saline, Dextrose 5% dalam Normal Saline, Saline 3%, Saline 5%, dan
tonik, konsentrasi). Ketika cairan hipotonis diberikan, cairan dengan cepat akan
b. Cairan Koloid
dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak
lama dalam ruang intravaskuler. Koloid digunakan untuk resusitasi cairan pada
Cairan koloid merupakan turunan dari plasma protein dan sintetik yang
dimana koloid memiliki sifat yaitu plasma expander yang merupakan suatu
sediaam larutan steril yang digunakan untuk menggantikan plasma darah yang
hilang akibat perdarahan, luka baker, operasi, Kerugian dari ‘plasma expander’ ini
yaitu harganya yang mahal dan dapat menimbulkan reaksi anafilaktik (walau
jarang) dan dapat menyebabkan gangguan pada cross match. Berdasarkan jenis
1. Koloid Alami yaitu fraksi protein plasma 5% dan albumin manusia (5%
dan 25%). Dibuat dengan cara memanaskan plasma 60°C selama 10 jam
untuk membunuh virus hepatitis dan virus lainnya. Fraksi protein plasma
selain mengandung albumin (83%) juga mengandung alfa globulin dan beta
2. Koloid Sintetik
• Dextran Koloid ini berasal dari molekul polimer glukosa dengan jumlah
dalam ruang intravaskular. Namun, obat ini jarang digunakan karena efek
digunakan saat ini. Pemberian 500 ml larutan ini pada orang normal akan
dikeluarkan 46% lewat urin dalam waktu 2 hari dan sisanya, yaitu starch
plasma volume expander yang besar dengan toksisitas yang rendah dan
• Gelatin Merupakan bagian dari koloid sintesis yang terbuat dari gelatin,
kolagen sapi. Berat molekul gelatin relatif rendah, 30,35 kDa, jika
dibandingkan dengan koloid lain. Pengangkut berisi NaCl 110 mmol/l. Efek
ekspansi plasma segera dari gelatin adalah 80-100% dari volume yang
plasma akan bertahan 1-2 jam. Tidak ada batasan dosis maksimum untuk
kelompok, yaitu:
pada penyediaan IV cairan dan elektrolit untuk pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan mereka dengan rute enteral, namun sebaliknya baik dalam hal
keseimbangan cairan dan elektrolit dan penanganan (yaitu mereka yang pada
Tujuan saat memberikan cairan perawatan rutin adalah untuk menyediakan cukup
ekskresi ginjal dari produk-produk limbah (500-1500 ml.). Jenis cairan rumatan
yang dapat digunakan adalah : NaCl 0,9%, glukosa 5%, glukosa salin, ringer
laktat/asetat, NaCl 0,9% hanya untuk rumatan yang tinggi kandungan NaCl dari
kehilangan air tubuh berbeda sesuai dengan umur, yaitu Dewasa 1,5-2 ml/kg/jam,
intravena diberikan, monitor dan lakukan penilaian ulang pada pasien. Hentikan
cairan intravena jika tidak ada indikasi yang tepat. Cairan nasogastrium atau
makanan enteral lebih dipilih untuk kebutuhan pemeliharaan lebih dari 3 hari.
11
kebutuhan spesifik untuk menutupi penggantian dari deficit cairan atau kehilangan
cairan atau elektrolit serta permasalahan redistribusi cairan internal yang sedang
deficit yang ada atau kehilangan yang tidak normal yang sedang berlangsung,
nasogastrium, dan drainase bedah) atau saluran kencing (contoh: saat pemulihan
dari gagal ginjal akut). Secara umum, terapi cairan intravena untuk penggantian
harus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekstra dari cairan dan elektrolit
fisik, monitor klinis, dan pemeriksaan laboratorium. Cari defisit, kehilangan yang
dengan mengecek untuk muntah dan kehilangan NG tube, diare, kehilangan darah
3. Cairan untuk Tujuan Khusus Yang dimaksud adalah cairan kristaloid yang
4. Cairan Nutrisi Cairan nutrisi biasanya digunakan untuk nutrisi parenteral pada
pasien yang tidaak mau makan, tidak boleh makan dan tidak bisa makan peroral.
Jenis cairan nutrisi parenteral pada saat ini sudah dalam berbagai komposisi baik
untuk parenteral parsial atau total maupun untuk kasus penyakit tertentu. Adapun
gravidarum.
melalui jalur vena, baik vena perifer maupun vena sentral melalui kanulasi
1. Kanulasi Vena Perifer Syarat dari pemilihan kanulasi ini adalah vena di daerah
Hindari vena di daerah kepala karena sangat tidak fiksasinya, sehingga mudah
terjadu hematom. Pada bayi baru lahir, vena umbilikalis bisa digunakan untuk
13
a. Terapi cairan pemeliharaan dalam waktu singkat. Apabila lebih dari tiga
hari, harus pindah lokasi vena dan set infus harus diganti pula.
c. Terapi obat lain secara intravena yang diberikan secara kontinyu atau
berulang.
untuk nutrisi parenteral total, kanulasi dikalukan melalui vena subklavikula atau
venavena di atas ekstremitas atas secara tertutup atau terbuka dengan vena seksi.
a. Terapi cairan dan nutrisi pareterla jangka panjang. Terutama untuk cairan
pada vena.
b. Jalur pintas terapi cairan pada keadaan darurat, misalnya cardio vascular,
defisiensi cairan yang ada sebelumnya, dan kehilangan darah pada tindakan
mengganti cairan dan kalori yang dialami pasien prabedah akibat puasa. Cairan
2. Terapi Cairan selama Operasi Tujuan dari pemberian cairan selama operasi
peredarahan dan mengganti cairan yang hilang melalui organ eksresi. Idealnya,
terjadinya anemia dapat diatasi. Namun jika terjadi anemia berat pada pasien
transfusi yang akan diberikan dapat ditentukan dari hematokrit dan dengan
Hal yang terpenting juga berdasarkan dari kondisi klinis pasien dan
prosedur operasi yang akan pasien jalani. Jumlah kehilangan darah dapat
preop)
3. Menghitung volume sel darah merah pada hematokrit 30% (RBCV 30%)
4. Hitung jumlah kehilangan volume sel darah merah (RBCV lost); RBCV
5. Hitung Allowable Blood Loss = EBV x (Hct preop – Hct 30%): Hct
preop
suction
• Ditambah dengan factor koreksi sebesar 25% kali jumlah yang terukur
ditambah terhitung (jumlah darah yang tercecer dan melekat pada kain
pemeliharaan, cairan pengganti atau cairan nutrisi. Prinsip dari pemberian cairan
a. Dewasa:
cairan pemeliharaan.
diberikan cairan nutrisi yang sama dan pada hari ke lima ditambahkan
• Pada keadaan tertentu, misalnya pada status nutrisi pra bedah yang
b. Bayi dan anak, memiliki prinsip pemberian cairan yang sama, hanya
yang terjadi pasca operasi memberikan dampak buruk dalam jangka waktu pendek
atau panjang. Pencegahan angka morbiditas pada pasca operasi adalah kunci
KESIMPULAN
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan tubuh
tergantung pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seluruh cairan
tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu intraselular dan
ekstraselular. Apabila terjadi deficit atau kekurangan cairan pada tubuh maka perlu
kekurangan cairan.
Terapi cairan secara garis besar dibagi menjadi kristaloid dan koloid. Kristaloid
merupakan larutan berbasis air yang mengandung elektrolit atau gula yang paling sering
dan paling pertama digunakan sebagai cairan resusitasi. Keuntungan dari cairan ini
antara lain harga murah, tersedia dengan mudah di setiap pusat kesehatan, tidak perlu
dilakukan cross match, sedangkan koloid mengandung zat-zat yang mempunyai berat
molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung
bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler dan baik untuk resusitasi cairan pada
Jalur pemberian cairan dapat melalu kanulasi vena sentral dan perifer dimana
pada saat sebelum, selama, dan setelah atau pasca operasi. Pemantauan kehilangan
darah pada pasien perioperative juga menentukan jenis terapi cairan yang akan
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Cross-sectional Study.2017.
Press. 2012..
Inc. 2013.
catalogue.pearsoned.co.uk. 2005.
Perioperatif.2010.