Anda di halaman 1dari 28

Pembimbing:

Prof. Soebandiri, dr., Sp.PD, K-HOM

Penyusun:
Nurjanah 2017.04.2.0129
Nurmawatin 2017.04.2.0130
M Dennys SP 2017.04.2.0109
Definisi
 Penyakit sistemik akut yang ditandai demam akut
akibat infeksi Salmonella sp
Spesies yang sering dikenal di klinik adalah Salmonella
typhi, Salmonella paratyphi A, B, C
Morfologi
Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Tidak berkapsul
Struktur antigen
 Antigen somatik (O) atau dinding sel
- heat stable and alcohol resistant
- identifikasi serological
 Antigen Surface (K) ( envelope)
- Antigen surface dapat menutupi antigen O
 Antigen Flagellar (H)
- heat labile protein
Masa Inkubasi
 Sangat bergantung virulensi dari mikroorganisme
 Umumnya antara 1 – 14 hari, rata –rata 3-5 hari
Masa penularan
 Salmonella typhi dapat hidup didalam tubuh manusia
(reservoir). Manusia yang terinfeksi Salmonella typhi
dapat mengekskresikannya melalui sekret saluran
nafas, urin, dan tinja dalam jangka waktu yang sangat
bervariasi. Salmonella typhi yang berada diluar tubuh
manusia dapat hidup untuk beberapa minggu apabila
berada didalam air, es, debu, atau kotoran yang kering
maupun pada pakaian. Akan tetapi S. Typhi mudah
dimatikan dengan klorinasi dan pasteurisasi (temp
63°C).1
 Terjadinya penularan Salmonella typhi sebagian besar
melalui minuman/makanan yang tercemar oleh
kuman yang berasal dari penderita atau pembawa
kuman, biasanya keluar bersama – sama dengan tinja
(melalui rute oral fekal = jalur oro-fekal).
Patogenesis
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses :
1. Penempelan dan invasi ke sel - sel peyer patch
2. Bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam
makrofag peyer patch, nodus limfatikus mesentrika,
organ extra intestinal
3. Bakteri bertahan hidup dalam aliran darah
4. Produksi enterotoksin yang meningkatkan
permeabilitas membrane usus sehingga
mengakibatkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam
lumen intestinal
Gejala klinik
 Demam tinggi lebih dari 7 hari, dengan sakit kepala
kenaikan temperatur mencapai 39-40ºC
 Sakit kepala
 Malaise
 Menggigil
 Bertahan 4-8 minggu (bila tidak diobati)
 Nyeri otot, anoreksi
 Mual, muntah
 Obstipasi, diare
 Perut tak enak
 Stupor, delirium, somnolen, koma/psikosis
 Epistaksis
Pemeriksaan Fisik
suhu tubuh meningkat dan menetap.
 KU : lemah
 kesadaran : delierium
 demam yang tinggi terus menerus (39-40o C)
 nafas berbau tak sedap
 kulit kering
 rambut kering
 Bradikardi relatif
 bibir kering pecah-pecah /terkupas
 lidah ditutupi selaput putih kotor (coated
tongue), ujung dan tepinya kemerahan dan
tremor
 Hepatosplenomegali, nyeri tekan
 perut kembung(meteorismus)
Pemeriksaan penunjang
Hematologi:
 Hb (anemia ringan sampai sedang)
 laju endap darah
 gangguan eritrosit normokrom normositer
 Tidak selalu ditemukan leukopenia, diduga leukopenia
disebabkan oleh destruksi leukosit oleh toksin dalam
peredaran darah dapat pula leukositosis.
 Trombosit jumlahnya menurun
Urinalis
 Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat
demam)
 Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat
kemungkinan terjadi penyulit.
 SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi akan
kembali menjadi normal setelah sembuh.
Uji serologis :
 Uji Widal
Uji serologi standar untuk mendeteksi antibodi terhadap
kuman S.typhi.
 Tes TUBEX
Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut karena
hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak
mendeteksi antibodi IgG dalam waktu beberapa menit.
 Metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
Untuk melacak antibodi IgG, IgM dan IgA terhadap antigen
LPS O9, antibodi IgG terhadap antigen flagella d (Hd) dan
antibodi terhadap antigen Vi S. typhi. Uji ELISA yang sering
dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S. typhi dalam
spesimen klinis adalah double antibody sandwich ELISA.
Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan
kuman

 Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan


bila ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari
darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan
duodenum atau dari rose spots. Berkaitan dengan
patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih
mudah ditemukan dalam darah dan sumsum
tulang pada awal penyakit, sedangkan pada
stadium berikutnya di dalam urine dan feses.
Dif. Diagnosis demamnya:
- Malaria
- Leptospirosis
- TB milier
- Hepatitis
- Cytomegalovirus
- Demam berdarah
TREATMENT
Non Medika Mentosa

 Tirah baring
 Nutrisi
Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein rendah serat (bubur
lunak, tim, dan nasi biasa).

 Cairan
 Kompres air hangat
 MEDIKAMENTOSA

Simptomatik
 Panas yang merupakan gejala utama pada tifoid
dapat diberi antipiretik. Bila mungkin peroral
sebaiknya diberikan yang paling aman dalam hal
ini adalah Paracetamol dengan dosis 10 mg/kg/kali
minum.
Antibiotik

 Antibiotik golongan fluoroquinolone (ciprofloxacin,


ofloxacin, dan pefloxacin) merupakan terapi yang
efektif untuk demam tifoid yang disebabkan isolat
tidak resisten terhadap fluoroquinolone dengan angka
kesembuhan klinis sebesar 98%.
 Levofloxacin diberikan dengan dosis 500 mg, 1 kali
sehari dan ciprofl oxacin diberikan dengan dosis 500
mg, 2 kali sehari masing-masing selama 7 hari.
Namun, fluoroquinolone tidak diberikan pada anak-
anak karena dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan dan kerusakan sendi.11
 Chloramphenicol sudah sejak lama digunakan dan menjadi
terapi standar pada demam tifoid namun kekurangan dari
chloramphenicol adalah angka kekambuhan yang tinggi
(5-7%), angka terjadi carrier juga tinggi. Dan toksis pada
sumsum tulang.

 Azithromycin dan cefixime memiliki angka kesembuhan


klinis lebih dari 90% dengan waktu penurunan demam 5-7
hari, durasi pemberiannya lama (14 hari).
Komplikasi
1. Kompiklasi intestinal
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
2. Komplikasi Ekstaintestinal:
- Hepatitis
- Miokarditis
- Endokarditis
- Bronchopneumonia
- Pleuritis
- Nefritis, dll
3. Relaps
4. Karrier
PROGNOSIS
 Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan
terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada
tidaknya komplikasi. Munculnya komplikasi, seperti
perforasi gastrointestinal atau perdarahan hebat,
meningitis, endokarditis, dan pneumonia,
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang
tinggi.
 Relaps dapat timbul beberapa kali. Individu yang
mengeluarkan S.ser. Typhi ≥ 3 bulan setelah infeksi
umumnya menjadi karier kronis. Resiko menjadi
karier pada anak – anak rendah dan meningkat sesuai
usia. Karier kronik terjadi pada 1-5% dari seluruh
pasien demam tifoid.1
PENCEGAHAN
 Cuci tangan.
 Hindari minum air yang tidak dimasak.
 Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.
 Pilih makanan yang masih panas.
 Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.
 Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran
air setidaknya sekali sehari.
 Pencegahan dengan menggunakan vaksinasi
MY THANKS

Anda mungkin juga menyukai