Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

Thypoid Fever
Disusun oleh :
Adil Pratama Handoyo 2108320046
Ramyas Prareda Subhi 2108320040
Chairunnisa Charim Chan 2108320069
Astri Novia Rizqi 2108320072
Siti Chairani 2108320070

Dosen Pembimbing :
dr. Irna Fajri Syahny, Sp.A

SMF DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD BHAYANGKARA TK II MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan usia 13 tahun datang dibawa keluarga ke IGD Rumah Sakit
Bhayangkara TK II Medan pada tanggal 30 Mei 2022 pukul 13.15 WIB dengan keluhan
demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

IDENTITAS PASIEN
Nama : Adisty Inaya
Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Setia gg Masjid Mulio Rejo
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Perkawinan : Belum menikah
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
Demam disertai muntah, batuk dan mencret
PERJALANAN PENYAKIT
Os datang dengan keluhan demam selama 7 hari disertai muntah, batuk dan mencret
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
-
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
-Paracetamol
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
-
KEADAAN UMUM PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Darah Rutin :
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas -normal
Hemoglobin 10,8 g/dl
Thorax : Dalam batas normal - Leukosit 5.4000
- Trombosit 259.000
Abdomen : Dalam batas normal - Hematocrit 35,8%
Genitourinaria : Dalam batas normal - MCV 62 Fl
Ekstremitas : Dalam batas normal - MCH 18,6 Pg
- MCHC 30,1 g/dl

TANDA VITAL ● Elektrolit


Pernafasan : 90 x/menit
- Natrium 132 mEq/L
SpO2 : 98%
- Kalium 3,35 mEq/L
Nadi : 84 x/menit - Chlorida 93 mEq/L
Suhu : 38,8 derajat celcius
● Metabolisme Karbohidrat

- Gula darah ad randoM 74 mg/dl

● Imunologi

- Antibodi IgM Salmonella (+)


DIAGNOSIS KERJA
Demam Typoid

TATALAKSANA

-Infus RL 20 gtt
-Infus PCT 400 mg/8 jam
-Injeksi Ranitidin 35 mg/8 jam
-Injeksi Ondan sentron 3 mg/12 jam
Pendahuluan

Demam tifoid adalah Data Kesehatan Dunia World Health

penyakit demam akut dan Organization (WHO) tahun 2013,

sering kali mengancam jiwa memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus

yang ditularkan melalui rute Penyebaran penyakit ini sangat berkaitan erat kematian tiap tahun. Demam tifoid

fecal-oral oleh bakteri dengan kepadatan penduduk, kebersihan merupakan penyakit infeksi menahun yang

Salmonella enterica serotipe pribadi, sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat terjadi pada anak maupun dewasa.

typhi. Anak merupakan paling rentan terkena


demam tifoid
DEFINISI

Demam tifoid atau yang lebih sering dikenal tipes


merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri
salmonella thypi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air
atau makanan yang terkontaminasi
ETIOLOGI

Etiologi penyebab demam tifoid adalah infeksi organisme


Salmonella enterica serovar Typhi (yang umum dikenal
sebagai Salmonella Typhi) melalui jalur fekal-oral dari
konsumsi makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi. Bakteri ini hanya
menyebar dari manusia ke manusia karena hanya manusia
yang mampu menjadi inang
FAKTOR RISIKO

● Konsumsi air yang terkontaminasi bakteri salmonella


● Makan makanan yang kurang matang. Terutama produk
telur, unggas dankura-kura.
● Faktor lingkungan contohnya daerah padat penduduk
dan sanitasi yang buruk.
● Penurunan kuantitas flora normal saluran
gastrointestinal (contohnya pada kondisi malnutrisi dan
konsumsi antibiotik spektrum luas)
● Kebersihan tangan, terutama selalu mencuci tangan
dengan sabun dan air bersih setelah dari kamar mandi
dan saat akan mengolah makanan.
● Kebiasaan memakai jamban
● Kebiasaan jajan makanan diluar rumah
PATOFISIOLOGI THYPOID FEVER
Anamnesis

● Demam meningkat menjelang sore hingga malam


hari
● Demam akan semakin tinggi (39 – 40 C )
● Sakit kepala
● Anoreksia
● Myalgia
● Athralgia
● Nausea
● Nyeri perut
● Diare/Konstipasi
Pemeriksaan Fisik

Tanda vital ● Hipertermia, suhu < 39-40 C


● Bradikardi relatif

Kepala leher ● Lidah kotor

Thorax ● Rose spot

Abdomen ● Hepatomegali
● Splenomegali
● Nyeri tekan abdomen
● Rose spot

Ektremitas ● -

Kulit ● Rose spot


Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin
● Umumnya tidak spesifik untuk mendiagnosis demam tifoid
● Leukopenia sering ditemukan pada kasus demam tifoid
● Leukosit juga dapat ditemukan meningkat (20.000-25.000/mm3)
● Anemia normokromik normositer dapat ditemukan beberapa
minggu setelah infeksi demam tifoid.
● Adanya trombositopenia pada pasien demam tifoid menandakan
adanya komplikasi

Serologi Widal
● Uji widal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap bakteri
Salmonella typhi.
● Pemeriksaan widal mulai dilakukan pada minggu pertama
demam.
● Interpretasinya hanya dari aglutinin O dan H saja.
● Uji widal ini memiliki sensitivitas dan sensitivitas rendah.
Serologi tubex
● Test Tubex merupakan uji aglutinasi kompetitif
semikuantitatif untuk mendeteksi adanya antibodi IgM
dan tidak mendeteksi IgG.
● Efektivitas tubex test yaitu sensitivitas dan
spesifisitasnya tinggi.
● Kriteria penilaian Tubex yaitu negatif dengan nilai 0-2,
borderline 3 (belum dapat disimpulkan), nilai 4 positif
lemah, nilai 6-10 positif kuat.

Kultur
● Pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan gold
standard dalam menegakkan diagnosis demam tifoid.
● Pemeriksaan kultur memiliki tingkat spesifisitas 100%.
● Pemeriksaan kultur Salmonella typhi dari darah dan
feses pada minggu pertama infeksi memiliki tingkat
sensitivitas sebesar 85-90%
Penatalaksanaan
Antibiotik Dosis Keterangan

Ciprofloxacin PO 5-7 hari Tidak direkomendasikan pada anak - anak


-Dewasa: 1 gram/hari dalam 2 dosis terbagi usia dibawah 15 tahun akan tetapi risiko
-Anak-anak : 30 mg/kg/hari dalam 2 dosis yang mengancam jiwa dari tyfoid melebihi
terbagi risiko efek samping (alternatif 2, fully
sensitive multidrug resistant)

Amoksisilin PO 14 hari Jika tidak adanya resisten (fully sensitive)


-Dewasa : 3 gram/hari dalam 3 dosis
terbagi
-Anak-anak:75-100 mg/kg/hari dalam 3
dosis terbagi

Kloramfenikol PO 10-14 hari (tergantung tingkat Jika tidak adanya resisten (pilihan utama,
keparahan) fully sensitive)
-Anak – anak
1-12 tahun : 100 mg/kg/hari dalam 3 dosis
terbagi

≥ 13 tahun : 3 gram/ hari dalam 3 dosis


terbagi
Antibiotik Dosis Keterangan
Amoksisilin PO 14 hari Jika tidak adanya resisten
Dewasa : 3 gram/hari dalam 3 dosis
terbagi
Ceftriaxone IM/IV (3 menit) Jika adanya resisten
Infus (30 menit)
10 – 14 hari (tergantung tingkat Namun jika gagal direkomendasikan
keparahan) Ciprofloxacin (umumnya tidak
Dewasa : 2-4 gram sehari sekali direkomendasikan bagi ibu hamil dan
menyusui) PO 5-7 hari

Dewasa: 1 gram/hari dalam 2 dosis


terbagi akan tetapi risiko yang
mengancam jiwa dari typhoid
melebihi risiko efek samping
Non Farmakologis Keterangan
Tirah baring Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas
demam atau kurang lebih sampai 14 hari

Diet lunak rendah serat Asupan serat maksimal 8 gram/hari,


menghindari susu, daging berserat kasar,
lemak, terlalu manis, asam, berbumbu tajam
serta diberikan dalam porsi kecil.

Menjaga kebersihan Tangan harus dicuci sebelum menangani


makanan, selama persiapan makan, dan
setelah menggunakan toilet
EDUKASI

Infeksi kuman tifoid berhubungan dengan kebiasaan seseorang dalam vaksin untuk tifoid sudah tersedia dan
direkomendasikan oleh satuan tugas imunisasi PP
menjaga kebersihan dirinya karena penularannya melalui oral atau
IDAI untuk diberikan mulai anak usia 2 tahun,
makanan. Hindarkan anak dari kebiasaan jajan sembarangan. diulang setiap 3 tahun.

Budayakan kebiasaan mencuci tangan setelah bermain dan


sebelum makan agar kuman tidak masuk ke mulut
KOMPLIKASI

1. PERDARAHAN USUS DAN PERFORASI


2. PEMBENGKAKAN DAN PERADANGAN OTOT JANTUNG (MIOKARDITIS)
3. PNEUMONIA
4. PANKREATITIS
5. INFEKSI GINJAL ATAU KANDUNG KEMIH
6. MENINGITIS
7. MASALAH PSIKIATRI, MENGIGAU, HALUSINASI, DAN PARANOID PSIKOSIS
DAFTAR PUSTAKA

1. Bhandari, Jenish et al. Typhoid Fever. Statpearl. 2020. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
2.Center for Disease Control and Prevention (CDC). Typhoid Fever and Paratyphoid Fever. 2021. Tersedia di: https://www.cdc.gov/typhoid-
fever/health-professional.html
4. Muresu,Narcisa et al. Travel-Related Typhoid Fever: Narrative Review of the Scientific Literature. Int J Environ Res Public Health. 2020
Jan; 17(2): 615.Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7013505/
5. Dasopang, Eva Sartika et al. Comparative Effectiveness Study of Chloramphenicol and Ceftriaxone in the Treatment of Typhoid Fever in
Children Admitted to Putri Hijau Kesdam I/Bb Hospital Medan. Open Access Maced J Med Sci. 2019 Nov 30; 7(22): 3847–3851. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7048335/
6. Brusch, John L Medscape. Typhoid Fever. 2019. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/231135-overview#showall
7. World Health Organization (WHO). Typhoid. 2018. Tersedia di: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/typhoid#:~:text=Key
%20facts,die%20from%20it%20every%20year.
8. Alba, Sandra. Risk Factors of Typhoid Infection in the Indonesian Archipelago. PLoS One. 2016; 11(6): e0155286. Tersedia di:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4900629/
9. Ulfa F, Handayani OWK. Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Pagiyanten. HIGEIA (Journal Public Heal Res Dev.
2018;2(2):227–38.
10. Institute for Quality and Efficiency in Health Care. 2017.Using medication : Using antibiotics correctly and avoiding resistance. Available
online at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK361005/
11. Katzung, G.B., Masters, B.S., dan Trevor J.A. 2013. Farmakologi Dasar dan Klinik, Ed.12 Vol.2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
12. Soedarmo SP, Garna H, Hadinegoro SE, Safari HI. Buku ajar infeksi dan Pediatri tropis edisi ke 2. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2012

Anda mungkin juga menyukai