PEMBUNUHAN ANAK
(Infanticide)
DISUSUN OLEH :
20710020
Pembimbing :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga
referat yang berjudul “Pembunuhan Anak” ini dapat diselesaikan meskipun jauh dari
sempurna. Pembuatan referat ini merupakan salah satu tugas dalam menempuh masa
dokter muda di Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya - RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Ucapan terima kasih karena
bimbingan, dukungan dan bantuan dalam pembuatan makalah ini disampaikan
kepada :
1. dr. H. Edy Suyanto, Sp.F, SH, MH Kes selaku Ketua Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Universitas Airlangga,
2. dr. Abdul Aziz, Sp.F selaku Kepala Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
3. dr. Nily Sulistyorini, Sp.F selaku Koordinator Pendidikan Dokter Muda Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Soetomo Surabaya
4. dr. Saliyah, Sp.FM selaku pembimbing referat ini di Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Universitas Airlangga,
5. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
FK Universitas Airlangga
6. Kepada seluruh teman-teman sejawat, khususnya kepada teman-teman sejawat
dalam Stase Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Besar harapan penulis agar referat ini bisa memperluas wawasan dan menambah
pengetahuan khususnya pada para praktisi ilmu kedokteran forensik dan medikolegal
serta pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Daftar Gambar ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
C. Tujuan .......................................................................................... 3
D. Manfaat ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Batasaan/Pengertian Pembunuhan Anak (Infanticide)................. 5
B. Tanda-Tanda Kehidupan .............................................................. 7
C. Pemeriksaan.................................................................................. 14
D. Penyebab Kematian...................................................................... 18
E. Landasan Hukum Kasus Pembunuhan Anak (Infanticide)........... 24
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bayi lengkap dengan placenta dan tali pusat yang menempel.... 6
Gambar 2.2 Contoh paru pada bayi lahir hidup................................................ 6
Gambar 2.3 Bayi lahir mati, pembusukan berlanjut mayat bayi membatu yang
disebut Lithopedion.......................................................................................... 7
Gambar 2.6 Trauma kepala.............................................................................. 20
Gambar 2.7 penyebab kematian akibat suffocation......................................... 20
Gambar 2.8 penyebab kematian akibat gagging.............................................. 21
Gambar 2.9 penyebab kematian akibat pencekikan......................................... 22
Gambar 2.10 Penyebab kematian akibat jeratan............................................... 22
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hal yang membuatnya sempurna adalah bahwa manusia itu berkehendak. Karena
standar etika, dikenal suatu istilah: “sebaik baiknya sesuatu, tak ada yang lebih
baik dari yang ada pada manusia, tapi pun sejelek jeleknya sesuatu tak ada yang
lebih jelek dari yang ada pada manusia.” Pada sisi ekstrim itulah manusia mampu
melakukan hal yang tidak pernah dijumpai pada mamalia yang paling ganas
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Ia adalah buah
hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga sebagai pewaris dan penerus
kedua orang tuanya. Setiap keluarga mendambakan hadirnya sang buah hati
ikhtiar agar cepat dikaruniai buah hati. Anak adalah buah hati yang sangat
berharga bagi setiap keluarga, sebagai pewaris dan penerus kedua orang
anak sendiri adalah suatu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu
beberapa saat setelah lahir karena takut ketahuan telah melahirkan anak.
Pembunuhan anak sendiri merupakan suatu bentuk kejahatan yang bersifat unik.
dengan alasan dia takut ketahuan telah melahirkan seorang anak. Salah satu
kematian tidak wajar) yang diterima Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal RSU Dr. Soetomo Surabaya sejak tahun 2000 – 2009, terdapat 112
Visum et Repertum) yang tidak mencantumkan dugaan penyidik. Dari 112 bayi
tersebut, menurut hasil otopsi 98 bayi dinyatakan viabel dan 14 bayi tidak viabel.
92 bayi tanpa tanda-tanda perawatan. Dengan demikian berarti dapat diduga 112
bayi dengan dugaan hasil abortus, 6 (5,35%) kasus dengan dugaan penelantaran
atau pembunuhan biasa. 92 (0,83%) kasus dugaan pembunuhan anak dari 10.968
kasus forensik memang secara prosentase hanya sedikit. Tapi bahwa dalam 10
tahun terakhir ada 92 ibu kandung yang diduga tega menghabisi nyawa anak
dari 600 kasus pembunuhan anak, dan dalam kurun waktu tahun 1982 – 1987
kasus pembunuhan anak yang terjadi adalah 1,1 % dari seluruh kasus
infanticide yang terjadi pertahun juga dilakukan dengan cara asfiksia mekanik.
pada kepala yaitu sekitar 5%-10% kasus dan kekerasan tajam pada leher
atau dada.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pembunuhan Anak
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
BAB II
PEMBAHASAN
terhadap anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut
Untuk itu, dengan adanya batasan yang tegas tersebut di atas, maka suatu
pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu dari kriteria tersebut tidak dapat
kita sebut sebagai pembunuhan anak, melainkan suatu kasus pembunuhan biasa.
Dalam pembahasan ini, perlu ditinjau lebih dahulu pengertian lahir hidup dan
lahir mati. Perlu diketahui bahwa seorang dokter tidak dibenarkan membuat
kesimpulan lahir hidup dan lahir mati dari hasil pemeriksaan terhadap korban
Lahir hidup adalah bila setelah bayi terpisa lengkap/sama sekali dengan si
pergerakan anggita tubuh, menangis, dan sebagainya. Lahir mati adalah keadaan
bila setelah bayi terpisah lengkap/sama sekali dari si ibu, tidak bernafas ataupun
dalam vagina (vagitus vaginae) atau bernafas dalam uterus (vagitus uterinus).
Dalam hal ini bayi setelah terpisah sama sekali dari si ibu dapat dalam keadaan
hidup atau keadaan mati, tapi pemeriksaan terhadap paru bayi tersebut
selalu lahir hidup. Jadi pemeriksaan post mortem tidak menyimpulkan lahir
hidup atau lahir mati, melainkan pernah bernafas atau tidak/belum bernafas.
B. Tanda-Tanda Kehidupan
1. Pernafasan
pada paru.
8
dalam air. Paru akan mengapung bila berat jenisnya kurang dari 1,00 dan hal
Caranya:
masih mengapung, maka paru kanan dan kiri dipisahkan kemudian masing-
masing diapungkan juga. Bila masih mengapung maka ambil bagian dari
maka diambil bagian lagi bagian kecil yang masih mengandung beberapa
terhadapnya dengan beban berat tubuh pemeriksa dan diapungkan lagi. Bila
hal ini masih mengapung berarti test apung paru positif. Berarti bayi lahir
pernah bernafas, karena masih ada udara residu dalam alveoli akibat
pernafasan.
3) Atelectasis
4) Pneumonia
anak perubahan yang terjadi pada paru tidak dapat dibedakan. Vagitus
2. Menangis
terjadi tanpa bernafas. Suara tangis yang terdengar belum berarti bayi
tersebut lahir hidup karena tangisan dapat terjadi dalam uterus atau dalam
b. Kadar oksigen dalam darah menurun dan atau kadar CO 2 dalam darah
meningkat.
3. Pergerakan otot
Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem
tidak dapat dilakukan. Kaku jenazah pada bayi lahir hidup kemudian mati
denyut tali pusat dan detak jantung (harus ada saksi maa). Bukti anatomis:
Bottali, foramen ovale, dan dalam ductus venosus (cabang vena umbilicalis
bali yang sudah terlahir lengkap, maka ini merupakan bukti suatu kelahiran
hidup. Foramen ovale tertutup bila telah terjadi pernafasan dan sirkulasi (1
jaringan ikat (paling cepat dalam 24 jam). Ductus venosus menutup dalam 2-
Perubahan Hb
a. Selubilitas
b. Bentuk
c. Sifat
d. Spektogram
Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yang hanya dapat
masuk akibat reflek menelan, maka ini merupakan bukti kehidupan (lahir
hidup). Adanya udara dalam lambung dan usus dapat terjadi akibat
dimasukkan ke dalam air. Semakin jauh udara masuk ke dalam usus, semakin
kuat dugaan adanya pernafasan. Pada 24-48 jam post mortem, mekoneum
a. Ada atau tidaknya denyut tali pusat setelah kelahiran. Ini hanya dapat
b. Pengeringan tali pusat, letak, dan sifat ikatan, bagaimana tali pusat itu
Pada 18-24 jam post natal tejadi pengeringan tali pusat di daerah
melekatnya pada dinding abdomen, pada 30-36 jam post natal didapatkan
warna kemerahan melingkari pusat, pada 5-8 hari post natal tali pusat
terlepas. Pada 10-12 hari post natal terjadi penyembuhan pada tempat bekas
melekatnya tali pusat di dinding abdomen, tapi pusat yang mengering pada
13
bayi yang mengalami mumifikasi tidak memberi suatu makna. Panjang tali
7. Keadaan Kulit
kehidupan setelah bayi lahir, sebaliknya ada satu keadaan yang dapat
memastikan bahwa bayi tersebut tidak lahir hidup, yaitu maceration, yang
dapat terjadi sudah mati dalam uterus beberapa hari 8-10 hari dan tidak
terjadi sebelum -4 hari. Hal ini harus dibedakan dengan proses pembusukan,
yaitu pada maceration tidak terbentuk gas karena terjadi secara steril.
atau setelah terpisah sama sekali dari si ibu. Bukti kematian dalam
kandungan:
melahirkan
kandungan, akan tampak seperti lahir mati atau mati selama proses kelahiran.
14
Bayi yang mati waktu dilahirkan belum sempat kemasukan bakteri dalam
C. Pemeriksaan
- Getah nifas: 1-3 hari post partum berwarna merah, 4-9 hari post
partum berwarna putih, 10-14 hari post partum getah nifas habis
- Robekan tali pusat anak yang biasanya terdapat anak atau pada tempat
pemeriksaan histopatologi.
dari Rahim.
a. Viabilitas
Syaratnya:
16
karena bisa jadi bayi lahir hidup tetapi belum/tidak sempat bernafas dan
dibunuh ibunya pada saat itu (bernafas hanya salah satu bukti/tanda
kehidupan).
Lamanya bayi hidup (bila hidup lebih dari 24 jam) dapat dilihat pada:
Jika bayi hidup kurang dari 24 jam, hal ini tidak dapat ditentukan
dangen pasti penutupan ductus arteriosus dan fpramen ovale tidak dapat
tetap).
penjeratan.
g. Tanda-tanda perlawanan
sini dapat diduga apakah kasus yang dihadapi memang benar kasus
tapi pusat yang telah dipotong dan diikat, diberi pakaian atau selimut.
D. Penyebab Kematian
1. Karena kelalaian
18
suatu yang seharusnya perlu untuk bayi yang baru lahir supaya dapat
bertahan hidup. Keadaan ini dapat disengaja, dapat pula tidak disengaja.
b. Terjerat tali pusat, mati akibat asphyxia. Jeratan dengan tali pusat
akibat lilitan tapi pusat yang terjadi intra uterin, yaitu pada bayi yang
c. Perdarahan dari tali pusat, karena setelah bayi lahir tali pusat tidak
e. Lalai membuat hangat atau tidak memberi feeding. Dalam hal ini
2. Karena kekerasan
Jenis-jenis kekerasan:
19
luka lecet
laceratio cerebri
1) Trauma kepala
- Kaput suksedaneum
- Sefalhematom
- Perdarahan intracranial
- Perdarahan
- subarakhonoid/interventrikuler
- Perdarahan epidural
20
2) Suffocation
3) Gagging (penyumbatan)
4) Strangulation (pencekikan)
5) Penjeratan
- Terdapat jeratan oleh tali pusat. Bila setelah bayi mati jeratan
b. Letak alur tepat pada lipatan yang normal terdapat pada leher
Bila pada jenazah bayi ditemukan luka tusuk atau luka iris,
harus dibuktikan:
6) Drowning (tenggelam)
pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat dilahirkan atau tidak
pembunuhan berencana.”
tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk
Ayat 1:
Ayat 2:
tahun.”
bapak atau ibu dari anak itu, maka pidana yang ditentukan dalam pasal 305
diri daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306
dikurangi separuh.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena
dipenuhi berupa:
2. Pemeriksaan forensik yang dilakukan pada bayi lahir hidup dan lahir mati
dan mikroskopik. Uji apung paru turut dilakukan untuk mengetahui apakah
27
28
3. Penyebab kematian dalam kasus pembunuhan anak antara lain, trauma lahir,
B. Saran
hukum untuk saling mendukung dan sejalan agar upaya pencegahan terhadap
tindak pidana pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya dapat
berjalandengan optimal.
29
DAFTAR PUSTAKA
30