Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

Case Report
Female Infanticide: The Innocence Murdered Again

DISUSUN OLEH :
Naufal Aminur Rahman G991906027

Dinar Fatihah Fauzi G992003044

Jovan Kent Kurniawan G992003082

Azkia Rachmah G992008014

Periode: 28 September – 11 Oktober 2020

PEMBIMBING:
dr. Adji Suwandono, S.H., Sp.F.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RUMAH SAKIT UNS
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Forensik


dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RS UNS.
Makalah dengan judul:

Case Report
Female Infanticide: The Innocence Murdered Again

Hari, tanggal: Senin, 5 Oktober 2020

Oleh:

Naufal Aminur Rahman G991906027

Dinar Fatihah Fauzi G992003044

Jovan Kent Kurniawan G992003082

Azkia Rachmah G992008014

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Makalah

dr. Adji Suwandono, S.H., Sp.F.


Case Report
Female Infanticide: The Innocence Murdered Again

Pawan Mittal, Kunal Khanna, Vijay Pal Khanagwal, P.K. Paliwal


J Indian Acad Forensic Med. April-June 2013, Vol. 35, No. 2

Abstrak
Infanticide adalah pembunuhan yang disengaja terhadap anak di bawah
usia satu tahun. Female infanticide adalah pembunuhan yang disengaja
terhadap bayi perempuan karena preferensi untuk bayi laki-laki dan nilai
rendah yang terkait dengan kelahiran perempuan. Pembunuhan itu dapat
berupa infanticide aktif di mana luka fatal dan keracunan adalah penyebab
kematian secara langsung dan cepat, atau infanticide pasif yang melibatkan
penyebab tidak langsung seperti kekurangan nutrisi berkelanjutan. Kejahatan
infanticide umumnya dilakukan pada saat, beberapa menit, atau beberapa jam
setelah kelahiran anak. Dalam banyak kasus, anak memiliki tanda cedera yang
jelas dan temuan eksternal lainnya yang menyingkirkan kemungkinan
kecelakaan, menegaskan bahwa telah terjadi pembunuhan. Dalam kasus lain,
bukti yang ditemukan tidak jelas dan mungkin hanya ada kecurigaan bahwa
telah terjadi infanticide. Di sini kami mewakili kasus female infanticide di
mana bayi perempuan yang tidak bersalah dibunuh secara kejam dengan
menimbulkan luka memar yang fatal di sekujur tubuhnya.
 
Keyword: infaticide, concealment, decomposition, homicide, contusions

3
PENDAHULUAN
“Meninggal dan dilahirkan adalah hal yang wajar; dan bagi seorang bayi
kecil, mungkin yang satu menyakitkan seperti yang lain” adalah kebenaran
yang diucapkan dengan baik. Infanticide diartikan sebagai pembunuhan bayi,
di mana bayi diartikan sebagai anak di bawah usia 1 tahun. [1] Infanticide
langsung dapat diklasifikasikan menjadi infanticide aktif dan infanticide pasif;
perbedaannya adalah infanticide aktif berupa pemukulan yang fatal, keracunan,
dll. bersifat langsung dan segera, sedangkan infanticide pasif, cara yang
dilakukan berupa pembiaran kekurangan nutrisi yang berkelanjutan, bersifat
tidak langsung dan tertunda. [2] Female infanticide adalah pembunuhan yang
disengaja terhadap bayi perempuan karena preferensi untuk bayi laki-laki dan
nilai rendah yang terkait dengan kelahiran perempuan.[3]
Infanticide secara legal termasuk dalam pembunuhan, dan semua
ketentuan hukum yang berlaku untuk pembunuhan berlaku pula untuk
infanticide. Kejahatan infanticide umumnya dilakukan pada saat, beberapa
menit, atau beberapa jam setelah kelahiran anak. [4] Dalam kasus di mana
infanticide tidak terbukti, sang ibu biasanya dituntut berdasarkan pasal 318
KUHP India, dengan pelanggaran yang lebih ringan berupa penyembunyian
kelahiran.
Pasal 318 IPC dengan jelas menyatakan (dalam konteks bayi perempuan)
bahwa siapa pun secara diam-diam mengubur atau membuang jenazah bayi
perempuan yang baru lahir, baik anak tersebut meninggal sebelum, setelah,
atau selama kelahirannya, dengan sengaja menyembunyikan kelahiran anak
tersebut, akan dihukum dengan penjara yang berat hingga lima tahun dan dapat
dikenakan denda hingga lima puluh ribu rupee.[5]
Dalam banyak kasus, anak memiliki tanda cedera yang jelas dan temuan
eksternal lainnya yang menyingkirkan kemungkinan kecelakaan, menegaskan
bahwa telah terjadi pembunuhan. Dalam kasus lain, bukti yang ditemukan tidak
jelas dan mungkin hanya ada kecurigaan bahwa telah terjadi infanticide.
Pembuangan rahasia untuk jenazah bayi yaitu di tempat terbuka seperti hutan,

4
ladang, rel kereta api dll. dalam kondisi lingkungan yang menimbulkan
pembusukan setelah jangka waktu tertentu.
Temuan trauma apapun dapat diubah secara signifikan, baik secara
eksternal maupun internal, oleh pembusukan lanjut dan dapat menyebabkan
hambatan dalam interpretasi cedera. Namun, tidak ada yang bisa
disembunyikan jika dilakukan otopsi yang cermat. Dalam kasus serupa pada
janin perempuan yang membusuk, penulis menemukan sejumlah luka memar
fatal di sekujur tubuh janin. Hal yang sama dijelaskan di sini secara rinci.

HISTORI KASUS
Jenazah janin perempuan dibawa untuk diotopsi ke Departemen
Kedokteran Forensik, Pt. B.D. Sharma PGIMS, Rohtak. Jenazah ditemukan
sehari sebelum otopsi, di luar stasiun kereta api diantara tumpukan tanaman
agak jauh dari jalur kereta api.
Mayat yang ditemukan adalah tubuh tak dikenal yang dibawa
Berdasarkan Bagian 318 KUHP India (Penyembunyian kelahiran). Penyebab
kematian tidak diketahui dengan jelas oleh petugas investigasi kasus tersebut.
Tujuan otopsi dilakukan adalah untuk mengetahui usia dan penyebab kematian
janin perempuan tersebut.
Pada pemeriksaan, tubuh berada pada tahap lanjut pembusukan dengan
bau busuk, perubahan warna kehijauan gelap di seluruh tubuh dengan
epidermis terlihat licin dan fitur wajah yang membengkak dan tidak dapat
diidentifikasi. Puntung tali pusat yang dipotong diikat dengan benang hitam.
Semua organ dalam telah melunak dan membusuk. Pada pemeriksaan yang
cermat pada tubuh, beberapa kontusi kemerahan menyebar dengan berbagai
ukuran disertai ekimosis dalam ditemukan di berbagai tempat di seluruh tubuh
seperti di bawah ini:
1. Kulit kepala memar secara merata di atas regio fronto-temporal-
parietal kiri dengan ekimosis di semua lapisan kulit kepala (Gbr. 1)
Bagian otak hemoragik & seperti pasta.

5
2. Berbagai kontusio kemerahan dengan ukuran yang cukup bervariasi
dari 9-12 × 6-8 cm ada di seluruh aspek bilateral & posterior dinding
perut (punggung), menyisakan sebagian kecil area secara tidak merata.
(Gbr. 2, 2a & 2b) Jaringan di bawahnya mengalami ekimosis berat &
otot memar.
3. Luka memar kemerahan yang menyebar terlihat pada sisi kanan wajah
& leher kiri bawah depan dan daerah dada yang berdekatan (Gbr. 3)
dengan jaringan dan otot di bawahnya yang sangat ekimosis.
4. Memar kemerahan yang menyebar terlihat pada ekstremitas kanan
atas yang melibatkan regio lengan bawah (Gambar 4) dengan
ekimosis jaringan di bawahnya.
Panjang janin 49 cm. Pusat osifikasi telah muncul di talus & ujung bawah
femur, tetapi tidak pada ujung atas tibia. Pada akhir otopsi ditemukan bahwa
jenazah janin perempuan berusia antara 36 sampai 40 minggu. Penyebab
kematian dalam kasus ini adalah perdarahan & syok akibat luka karena
benturan benda keras & tumpul, bersifat antemortem dan durasinya baru.
Interval post mortem dianggap antara 36 sampai 72 jam.

Gbr. 1: Kulit kepala memar Gbr. 2b: Memar di punggung

Gbr. 2a: Memar pada dinding perut

6
Gbr. 3: Memar di leher depan bawah
dan dada

Gbr. 4: Memar di dinding perut lateral Gbr. 4: Memar di lengan kanan atas

DISKUSI
Infanticide adalah pembunuhan seorang anak yang belum mandiri dan di
bawah "usia satu tahun" yang dibunuh oleh ibu, orang tua atau orang lain yang
pengasuhannya dipercayakan kepada anak tersebut. [6] Pembunuhan bayi
harus dibedakan dari sindrom kematian bayi mendadak/ sudden infant death
syndrome (SIDS) yang merupakan kematian mendadak setiap bayi atau anak
kecil yang tidak terduga dan di mana nekropsi menyeluruh gagal menunjukkan
penyebab kematian yang adekuat. [7] Ketentuan hukum mengenai infanticide
sama dengan pembunuhan yang dapat disalahkan dan dianggap sebagai
pembunuhan dalam hukum kecuali bahwa hukum menganggap bahwa anak itu
lahir mati. Hal ini dapat dihukum berdasarkan KUHP India 1860 Bagian 302,
dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup dan juga denda. [4] India

7
memiliki struktur sosial yang membuatnya menguntungkan bagi sebuah
keluarga jika memiliki keturunan laki-laki daripada perempuan.
Di pedesaan India, praktik pembunuhan bayi perempuan yang telah
berusia berabad-abad masih dapat dianggap sebagai tindakan yang bijaksana.
[8] Ini tetap menjadi perhatian kritis di sejumlah negara "Dunia Ketiga" saat
ini, terutama di dua negara terpadat di dunia, Cina dan India.
Sejumlah strategi telah diusulkan dan diterapkan untuk mencoba
mengatasi masalah pembunuhan bayi perempuan, bersama dengan fenomena
terkait aborsi berdasarkan jenis kelamin dan penelantaran anak perempuan.
Hukum yang berfungsi untuk menindak orang yang melakukan pembunuhan
bayi dan penelantaran anak perempuan, dan hukum yang mengatur tentang
perlindungan perempuan dan anak harus ditegakkan dengan tegas.

Kesimpulan
Di India, bayi perempuan paling sering dibunuh segera setelah mereka
lahir baik karena mati lemas atau keracunan. Terkadang mereka ditelantarkan.
Namun setiap kemungkinan penyebab harus dikesampingkan, dan dalam
prosesnya membutuhkan otopsi yang cermat terhadap anak perempuan yang
tidak bersalah yang mungkin telah dibunuh secara brutal. Sebagai kesimpulan,
pemeriksaan yang cermat dan menyeluruh dapat memberi keadlian bagi sang
bayi.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Stedman‟s Medical Dictionary. Lippincott Williams & Wilkins; 27th


edition. 2000.
2. Harris, Marvin. Cannibals and Kings. The origins of cultures. New York:
Random House; 1977.
3. “Case Report on Infanticide”:
http://www.gendercide.org/case_infanticide.html.
4. Mathiharan K, Patnaik AK. Modi‟s Medical Jurisprudence and
Toxicology. 23rd ed. New Delhi: LexisNexis Butterworth; 2006: p.
981.
5. Reddy KSN. The Essentials of Forensic Medicine and Toxicology. 30th
ed. Hyderabad: 2011: p. 53.
6. Kolloor, T.M. Female Infanticide: A psychological analysis. Grass
Roots Action, special issue on Girl Child, 3 April 1990.
7. Bergman AB, Beckwith JB, Ray JB. Sudden infant death syndrome.
Proceedings of the 2nd international conference on causes of sudden
death in infants. Seattle and London: University of Washington Press;
1969.
8. Dahlburg. "Where killing baby girls 'is no big sin'," The Los Angeles
Times [in The Toronto Star, February 28, 1994

9
CRITICAL APPRAISAL

General Description
1. Design : Jurnal ini merupakan sebuah case report
2. Subject : Bayi perempuan yang ditemukan di luar stasiun kereta api, di
antara tumpukan tanaman agak jauh dari jalur kereta api.
3. Title : Jelas dan menggambarkan isi
4. Authors : Tertulis jelas, alamat institusi dan koresponden juga lengkap
5. Abstract : Sesuai aturan, menjelaskan latar belakang dan tujuan serta kasus
yang akan dibahas.

Level of Evidence
Level 4 (Case Reports)

P-I-C-O Analysis
1. Patient/ Problem : Bayi perempuan yang ditemukan di luar stasiun kereta
api, di antara tumpukan tanaman agak jauh dari jalur kereta api
2. Intervention :Tidak ada
3. Comparison : Tidak ada.
4. Outcome : Tidak ada

Analisis VIA
1. Validity: Invalid.
Lokasi visum disebutkan, namun tanggal dan waktu tidak dijelaskan.
2. Importancy: Important.
Banyaknya kasus pembunuhan bayi perempuan di India merupakan kasus
yang harus segera dicari penyebabnya.

10
3. Applicability: Not Applicable.
Pandangan masyarakat yang diangkat penulis merupakan kepercayaan
lokal yang tidak bisa digeneralisasi pada semua penyebab kematian bayi
perempuan di daerah lainnya.

Pertanyaan Telaah Kritis (Diterjemahkan dari Checklist for Case Reports.


http://joannabriggs.org/research/critical-appraisal-tools.html)
1. Apakah karakteristik demografis pasien dijelaskan dengan jelas?
Tidak dijelaskan.
Satu-satunya keterangan adalah bayi tersebut memiliki jenis kelamin
perempuan. Tidak didapatkan identitas berupa umur, ras, maupun
keterangan lainnya.
2. Apakah riwayat pasien dengan jelas dijelaskan dan disajikan dalam
sebuah timeline?
Tidak dijelaskan.
Tidak didapatkan keterangan riwayat pasien seperti pengobatan, keluarga,
dan psikososial. Juga tidak didapatkan intervensi yang telah diberikan dan
outcome dari pasien tersebut.
3. Apakah kondisi klinis pasien saat ini dijelaskan dengan jelas?
Ya.
Kondisi klinis pasien dijelaskan dengan jelas mulai dari keadaan umum
pasien hingga setiap jenis luka yang terdapat pada bagian tubuh pasien.
4. Apakah tes atau metode diagnostik dan hasilnya dijelaskan dengan
jelas?
Ya.
Penulis secara implisit menjelaskan penggunaan pemeriksaan visum luar
dan dalam. Hal ini bisa kita dapatkan dari keterangan pelaporan yang
dibuat peneliti.
5. Apakah intervensi atau prosedur perawatan dijelaskan dengan jelas?
Tidak dijelaskan.
Intervensi maupun prosedur perawatan tidak dijelaskan.

11
6. Apakah kondisi klinis pasca intervensi dijelaskan dengan jelas?
Tidak dijelaskan.
Kondisi klinis pasca intervensi tidak dijelaskan.
7. Apakah kejadian buruk (bahaya) atau kejadian tak terduga
diidentifikasi dan dijelaskan?
Tidak dijelaskan,
Tidak dilaporkan adanya kejadian tak terduga dalam case report ini.
8. Apakah case report ini memberikan pelajaran yang bisa dibawa pulang?
Ya.
Banyaknya kasus pembunuhan bayi perempuan di India diperkirakan
berhubungan dengan keyakinan masyarakat bahwa tindakan tersebut yang
termasuk tindakan yang bijaksana. Pemeriksaan yang menyeluruh dan
penuh kehati-hatian diharapkan dapat memberikan keadilan.

12

Anda mungkin juga menyukai