Anda di halaman 1dari 14

JOURNAL READING

Analysis of Traumatic Ulcer Healing Time under the Treatment of the Mauli
Banana (Musa Acuminata) 25% Stem Extract Gel

Disusun Oleh

Jovan Kent Kurniawan G992003082


Naufal Aminur Rahman G991906027
Dinar Fatihah Fauzi G992003044
Azkia Rachmah G992008014

Periode: 12 – 25 Oktober 2020

Pembimbing:

Dr. Widia Susanti, drg., M.Kes.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS /

RS UNS SURAKARTA

2020

HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RS
UNS.
Makalah dengan judul:

Analysis of Traumatic Ulcer Healing Time under the Treatment of the Mauli
Banana (Musa Acuminata) 25% Stem Extract Gel

Hari, tanggal: Jumat, 16 Oktober 2020

Oleh:

Jovan Kent Kurniawan G992003082


Naufal Aminur Rahman G991906027
Dinar Fatihah Fauzi G992003044
Azkia Rachmah G992008014

Periode: 12 – 25 Oktober 2020

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Makalah

Dr. Widia Susanti, drg., M.Kes.


Analysis of Traumatic Ulcer Healing Time under the Treatment of the Mauli
Banana (Musa Acuminata) 25% Stem Extract Gel
Dewi Puspitasari, Maharani Laillyza Apriasari
Department of Dental Material Faculty of Dentistry Universitas Lambung Mangkurat
Department of Oral Medicine Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Pendahuluan: Ulkus traumatis merupakan salah satu kelainan rongga mulut
yang sering terjadi. Prevalensinya cukup tinggi, antara 3-24% dari populasi.
Terapi ulkus traumatis bersifat simtomatik. Orang biasanya menggunakan gel
ekstrak aloe vera. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gel Aloe
barbadensis milleer setara dengan ekstrak etanol dari 25% batang pisang mauli
(Musa acuminata) dalam mempercepat penyembuhan luka berdasarkan jumlah
makrofag dan neovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
waktu penyembuhan ulkus traumatis menggunakan gel ekstrak batang Musa
acuminata 25% dibandingkan dengan gel yang mengandung ekstrak aloe vera.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah post test only. Subjek
penelitian adalah pasien instalasi gigi mulut di Rumah Sakit Gigi Gusti Hasan
Aman Banjarmasin dengan diagnosis ulkus traumatis menggunakan metode
completely random sampling. Delapan pasien sebagai sampel ditentukan dengan
rumus Lemeshow.
Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan dengan nilai p = 0,724 (p> 0,05) antara
lama penyembuhan menggunakan gel aloe vera dan ekstrak batang Musa
acuminata 25%.
Kesimpulan: Ekstrak batang Musa acuminata konsentrasi 25% memiliki waktu
penyembuhan yang sama dengan gel Aloe vera, oleh karena itu dapat
direkomendasikan sebagai penggunaan topikal untuk penyembuhan ulkus
traumatis.

Keywords: Musa acuminata stem, healing time, traumatic ulcer


PENDAHULUAN
Ulkus traumatis merupakan salah satu kelainan rongga mulut yang sering
terjadi, ditandai dengan lesi ulseratif dengan hilangnya lapisan epitel melebihi
basal membran. Prevalensi ulkus traumatis cukup tinggi. Beberapa penelitian
menunjukkan variasi berkisar 3-24% dari populasi. Ulkus oral akan
mengganggu proses mastikasi, menyebabkan terganggunya asupan nutrisi.
Terapi pada ulkus oral berupa terapi simptomatik untuk mengurangi peradangan,
nyeri, dan mempercepat penyembuhan lesi.
Ulkus oral berpotensi menjadi infeksi sekunder, karena ada banyak
mikroorganisme di dalam rongga mulut. Oleh karena itu, obat topikal yang
mengandung antiseptik diperlukan untuk mempercepat penyembuhan lesi.
Selama ini, gel ekstrak aloe vera banyak digunakan untuk mengobati ulkus oral.
Uji laboratorium sebelumnya menunjukkan bahwa gel ekstrak aloe vera setara
dengan ekstrak etanol Musa acuminata 25% dalam mempercepat penyembuhan
luka pada tikus dengan melakukan observasi jumlah makrofag dan neovaskular.
Gel ekstrak aloe vera merupakan salah satu antiseptik topikal yang digunakan
untuk menyembuhkan ulkus oral dalam kedokteran gigi, namun harganya mahal
dan tidak mudah ditemukan di daerah terpencil.
Secara klinis ekstrak batang Musa acuminata mampu mempercepat
penyembuhan lesi mukosa mulut pada tikus dibandingkan dengan gel ekstrak
Aloe vera. Ekstrak etanol Musa acuminata 25% mampu mempercepat
penyembuhan lesi sayatan mukosa mulut pada tikus dengan meningkatkan
jumlah neovaskular pada hari ke 5 dan menurun pada hari ke 7. Penelitian lain
menunjukkan bahwa ekstrak metanol batang Musa acuminata 25% tidak
beracun terhadap sel fibroblast 21 BHK (Baby Hamster Kidney). Pada
pemberian oral, ekstrak metanol batang Musa acuminata 100% diantara dosis
125 mg / kgBB sampai dengan 1000 mg / kgBB, tidak menyebabkan efek toksik
pada hati tikus.
Informasi tentang penggunaan batang Musa akuminata masih sangat
terbatas. Sampai sekarang, studi tentang penggunaan batang Musa acuminata
sebagai tanaman obat masih sangat sedikit. Berbagai penelitian yang
menggunakan ekstrak batang Musa acuminata telah dilakukan baik secara in
vitro maupun in vivo. Berdasarkan deskripsi ini, perlu dilakukan penelitian
klinis untuk menentukan perbedaan waktu penyembuhan ulkus traumatis dengan
gel ekstrak batang Musa acuminata dibandingkan dengan gel ekstrak Aloe vera.

METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah post test only. Subjek merupakan
pasien Instalasi Gigi Mulut di Rumah Sakit Gigi Gusti Hasan Aman
Banjarmasin dengan diagnosis ulkus traumatis menggunakan metode completely
random sampling. Kriteria inklusi yaitu pasien berusia 19-35 tahun, tidak
mengonsumsi antihistamin dan kortikosteroid selama 1 minggu, dan tidak
sedang menderita penyakit sistemik. Delapan pasien sebagai sampel ditentukan
dengan rumus Lemeshow.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapas, kapas gulung, kapas
steril, penggaris, penjepit, dan cermin gigi No. 4. Kelompok perlakuan diberi gel
ekstrak batang Musa acuminata 25% sebagai terapi ulkus traumatis, sedangkan
kelompok kontrol diberi gel ekstrak Aloe vera. Pembuatan gel ekstrak batang
Musa acuminata dilakukan menggunakan etanol dengan metode maserasi,
menggunakan evaporator putar vakum pada suhu 40-50ºC. Ekstrak ini kemudian
dibuat menjadi preparat gel dengan konsentrasi 25%, diaplikasikan secara
topikal pada ulkus traumatis, 3 kali sehari dalam kurun waktu 6-8 jam setiap
aplikasi hingga ulkus traumatis sembuh.

HASIL
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik t tidak berpasangan.
Berdasarkan uji Shapiro-Wilk (p>0,05) dan uji homogenitas ragam Levene
(p<0,05) diperoleh distribusi data normal dan variasi data yang non homogen.
Pada Tabel 1 ditunjukkan waktu penyembuhan ulkus traumatis pada
kelompok aplikasi ekstrak batang Musa acuminata (MASE) dan kelompok
aplikasi Aloe vera (ALOE) setiap hari. Penentuan kriteria penyembuhan ulkus
traumatikus berdasarkan atas manifestasi klinis lesi yang sudah sembuh,
memiliki warna yang sama dengan jaringan di sekitarnya, dan tidak ada tanda
inflamasi.
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata lama penyembuhan ulkus
traumatis pada kelompok aplikasi ekstrak batang Musa acuminata (MASE)
adalah 6,88 hari. Nilai tersebut lebih lama dibandingkan dengan kelompok
aplikasi Aloe vera (ALOE) yaitu 6,50 hari.
Namun berdasarkan nilai signifikansi (p> 0,05), perbedaan lama
penyembuhan aplikasi Aloe Vera dengan 25% ekstrak batang Musa acuminata
tidak terlalu signifikan. Penyembuhan ulkus traumatis ditunjukkan pada Gambar
1 dan Gambar 2.

Patients Time (Day) Patients Time (Day)


MASE 1 6 ALOE 1 5
MASE 2 9 ALOE 2 7
MASE 3 4 ALOE 3 4
MASE 4 9 ALOE 4 5
MASE 5 8 ALOE 5 10
MASE 6 7 ALOE 6 10
MASE 7 7 ALOE 7 6
MASE 8 5 ALOE 8 5

Tabel 1. Lama penyembuhan ulkus traumatis

Mean ± DS Mean difference P


(day) (CI 95%)
MASE 6,88 ± 1,8
6,50 ± 2,3 0,38 (1,9 - 2,6) 0,724
ALOE

Tabel 2. Lama penyembuhan ulkus traumatis (p<0,05 = signifikan)


A

B
Gambar 1. Ulkus traumatis sebelum (A) dan sesudah (B) perawatan medis
(Dokumen Pribadi)

Gambar 2. Lesi ulkus traumatis (Dokumen Pribadi)


DISKUSI
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa lama penyembuhan ulkus traumatis
dengan pemberian gel 25% ekstrak batang Musa acuminata tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan dengan pemberian gel aloe vera. Ekstrak batang musa
acuminata mengandung bahan bioaktif khususnya tanin dan saponin. Tanin
kental memiliki efek antioksidan yang mampu menurunkan Reactive Oxygen
Species (ROS), terbukti pada penelitian sebelumnya bahwa ekstrak batang Musa
acuminata dapat meningkatkan aktivitas Super Oxide Dismutase (SOD) dan
katalase. Terpenoid saponin memiliki efek meningkatkan aktivitas dan jumlah
makrofag, sehingga mengakibatkan ekstrak batang Musa acuminata berpotensi
sebagai imunostimulator.
Tanin kental merupakan polimer dari senyawa flavonoid dengan ikatan
karbon-karbon, yang akan meningkatkan aktivitas sinyal reseptor insulin. Pada
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa reseptor insulin dapat menyebabkan
auto fosforilasi pada TKD (Tyrosine Kinase Domain). Reseptor tirosin kinase
merupakan kunci regulasi proses seluler seperti pada proliferasi dan diferensiasi,
kelangsungan hidup dan metabolisme, migrasi, dan pengendalian siklus.
Ekstrak batang Musa acuminata juga mengandung terpenoid saponin,
seperti senyawa bioaktif pada batang Musa paradisiaca (Pisang ambon) .
Terpenoid saponin meningkatkan aktivitas dan jumlah makrofag, yang juga
terjadi di Centella asiatica (tanaman pegagan).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tumbuhan mengandung
antioksidan yang berpotensi sebagai imunodulator. Tanaman imunomodulator
memiliki efek imunostimulator dan imunosupresan sesuai dengan kondisi pasien
yang diberikan ekstrak. Ekstrak batang Musa acuminata memiliki sifat
antioksidan dan imunostimulator yang mampu meningkatkan jumlah makrofag
dan neovaskular, sehingga ekstrak batang Musa acuminata tergolong tanaman
imunomodulator. Ekstrak batang musa acuminata mampu meningkatkan jumlah
neovaskular melalui proses angiogenesis yang merupakan bagian penting dalam
proses penyembuhan luka. Proses ini membutuhkan dukungan nutrisi untuk
metabolisme sel, seperti tanin dan saponin. Sekitar 60% jaringan granulasi
terdiri dari pembuluh darah yang membutuhkan oksigen untuk perbaikan dan
pertumbuhan pembuluh darah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi gel 25% ekstrak batang Musa
acuminata tidak berbeda secara signifikan dengan aplikasi gel ekstrak Aloe vera.
Hal ini terjadi karena kedua gel mengandung senyawa yang sama yaitu tanin,
saponin, dan flavonoid, sehingga kedua substansi ini memiliki efek yang sama
dalam mempercepat waktu penyembuhan luka.
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa bahan bioaktif batang Musa
acuminata mengandung 67,59% tanin, 14,49% saponin, 0,34% alkaloid, asam
askorbat 0,44%, flavonoid 0,25%, dan likopen 0,006%. Bahan bioaktif utama
adalah tanin dan saponin. Tanin kental memiliki efek antioksidan yang mampu
mereduksi Reactive Oxygen Species (ROS), terbukti dari penelitian sebelumnya
bahwa ekstrak batang Musa acuminata mampu meningkatkan aktivitas Super
Oxide Dismutase (SOD) dan katalase. Karena terpenoid saponin memiliki efek
eningkatkan aktivitas dan jumlah makrofag, maka ekstrak batang Musa
acuminata berpotensi sebagai imunostimulator

KESIMPULAN
Gel dengan konsentrasi 25% ekstrak batang Musa acuminata memiliki
waktu penyembuhan yang sama dengan gel Aloe vera, sehingga pemberiannya
dapat direkomendasikan sebagai terapi topikal untuk penyembuhan ulkus
traumatis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Laskaris G. Treatment of oral diseases: A concise textbook. New York:


Thieme; 2005. p. 169.
2. Regezi JA, Sciuba JJ, Jordan RCK. Oral pathology: Clinical pathologic

correlations. 4th ed. Philadelphia: W.B. Saunders. 2003. p. 23-6.


3. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s oral medicine. 11 th ed.
Hamilton: B.C. Decker; 2008. p. 194-201.
4. Apriasari ML. The management of chronic traumatic ulcer in oral cavity.
Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) 2012 June;45(2):68-72.
5. Ayuningtyas NF, Listiana I, Ernawati DS. Ekspresi interleukin-8 dan
interleukin-10 akibat pemberian lactoferin 1% (10 mg/g) pada traumatic
ulcer. Thesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga; 2012. p. 1-3,33-42.
6. Apriasari ML. Potensi batang pisang mauli (Musa acuminata) sebagai obat
topikal pada penyembuhan luka mulut. Kalimantan: PT Grafika Wangi;
2015. p. 1-70.
7. Maulana R, Widodo, Cholil. Efektivitas ekstrak metanol getah batang
pisang terhadap lama penyembuhan luka pada mukosa mencit. Jurnal
Kedokteran Gigi Dentino 2013;1(1):94-100.
8. Apriasari ML, Adhani R, Savitri D. Uji sitotoksisitas ekstrak metanol
batang pisang mauli (Musa sp.) terhadap sel fibroblast Baby Hamster
Kidney (BHK) 21. Jurnal Kedokteran Gigi Dentino 2014;2(2):210-4.
9. Apriasari ML, Andini GT, Carabelly AN. Ekstrak metanol batang pisang
mauli (Musa sp.) dosis 125-1000 mg/kg bb tidak menimbulkan efek toksis
pada hati mencit (Mus musculus). Jurnal Kedokteran Gigi Dentofasial
2013;12 (2):81-5.
10. Noor WF, Apriantia N, Saputra SR, Apriasari ML, Suhartono E. Oxidative
stress on buccal mucosa wound in rat and rule of topical application of
ethanolic extracts of mauli banana (Musa acuminata) stem. J Trop Lif Scie
2015;5(2):84-7.
11. Bedir E, Pugh N, Calis I, Pasco DS, Khan IA. Immunostimulatory effects of
cycloartane- type triterpene glycosides from astragalus species. Biol Pharm
Bull 2000;23(7):834-37.
12. Jayanegara A, Sofyan A. Penentuan aktivitas biologis tanin beberapa
hijauan secara in vitro menggunakan ‘Hohenheim gas test’ dengan
polietilen glikol sebagai determinan. Media Peternakan 2005;31(1):44-52.
13. Lemmon MA, Schlessinger J. Cell signaling by receptor tyrosine kinases.
Philadelphia: Elsevier Inc.; 2010. p. 1117-21.
14. Taher M, Majid FAA, Sarmidi MR. A proantocyanidin from cinnamomum
zeylanicum stimulates phosphorylation of Insulin Receptor In 3T3-L1
Adipocytes. Jurnal Teknologi 2006;44(F):53-68.
15. Prasetyo BF, Wientarsih I, Pontjo B. Aktivitas sediaan salep ekstrak batang
pohon pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam proses
penyembuhan luka pada mencit (Mus musculus albnus). Majalah Obat
Tradisional 2010;15(3):121-37.
16. Besung INK. Pegagan (Centella asiatica) sebagai alternatif pencegahan
penyakit infeksi pada ternak. Buletin Veteriner Udayana 2009;1(2):61-7.
17. Mukherjee PK, Nema NK, Bhadra S, Mukherjee D, Braga FC, Matsabisa G.
Immunomodulatory leads from medicinal plants. Indian J Trad Knowl;
2014;13(2):235-56.
18. Majewska I, Darmach EG. Proangiogenic activity of plant extracts in
accelerating wound healing: a new face of old phytomedicines. Acta
Biochimica Polonica 2011;58(4):449–60.
TELAAH KRITIS

General Description
1. Design : Jurnal ini merupakan case series
2. Subject : 8 Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman dengan
diagnosis ulkus traumatis.
3. Title : Jelas dan menggambarkan isi.
4. Authors : Tertulis jelas, alamat institusi dan koresponden lengkap
5. Abstract : Sesuai aturan, menjelaskan latar belakang dan tujuan serta kasus
yang akan dibahas.

Level of evidence
Level 4 (Case Series)

PICO Analysis
1. Patient/ Problem :
8 Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman dengan
diagnosis ulkus traumatis
2. Intervention :
Aplikasi gel dengan konsentrasi 25% ekstrak batang Musa acuminata
sebanyak 3x/hari dengan jarak waktu pemberian 6-8 jam hingga ulkus
traumatis sembuh
3. Comparison :
Aplikasi gel Aloe vera
4. Outcome :
Gel dengan konsentrasi 25% ekstrak batang Musa acuminata memiliki
waktu penyembuhan yang sama dengan gel Aloe vera, sehingga
pemberiannya dapat direkomendasikan sebagai terapi topikal untuk
penyembuhan ulkus traumatis
Analisis VIA

1. Validity
- Validitas seleksi: kasus yang diteliti sesuai dengan kriteria inklusi yang
ditetapkan
- Validitas informasi: prosedur penelitian disebutkan dengan jelas, mulai
dari alat, bahan, dan perlakuan pada subjek
- Validitas pengontrol perancu: tidak disebutkan terkait pengontrolan
variabel perancu
- Validitas analisis: metode analisis sesuai dengan tujuan penelitian
2. Importance
Penelitian ini dapat memberikan masukan terapi alternatif untuk ulkus
traumatis
3. Applicability
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai terapi alternatif ulkus traumatis,
yaitu gel ekstrak batang Musa acuminata. Karena lebih mudah didapat dan
lebih murah daripada gel Aloe vera

Critical Appraisal
Are the results of the study valid? (Internal Validity)
1. Was the defined representative sample of patients assembled a
common(usually early) point in the course of their disease?
Ya
2. Was patient follow up sufficiently long and complete?
Ya. Pasien difollow up hingga ulkus traumatis sembuh.
3. Were outcome criteria either objective or applied in a ‘blind’ fashion?
Ya.
4. If subgroups with different prognoses are identified, did adjustment for
important prognostic factor take place?
Ya. Prognosis akan berbeda pada ulkus traumatis pasien dengan penyakit
penyerta dan tanpa penyakit penyerta.
What are the results?
1. How likely are the outcomes over time?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak perbedaan waktu penyembuhan ulkus
traumatis yang signifikan antara penggunaan gel ekstrak batang Musa acuminata
dengan gel ekstrak Aloe vera.
2. How precise are the prognostic estimates?
Perkiraan prognosis cukup tepat, karena seluruh pasien berhasil sembuh
setelah diberi perlakuan.
3. Can I apply this valid, important evidence about prognosis to my patient?
Ya. Hasil penelitian menunjukkan waktu penyembuhan ulkus traumatis
yang hampir sama antara penggunaan gel ekstrak Musa acuminata dengan
gel ekstrak Aloe vera. Sehingga gel ekstrak Musa acuminata dapat
digunakan sebagai terapi alternatif jika tidak terdapat gel Aloe vera.

Anda mungkin juga menyukai