DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat penulisan ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Definisi .............................................................................................................. 4
2.2 Syarat Pembunuhan Anak Sendiri .................................................................... 5
2.3.1 Identifikasi...................................................................................................... 6
2.3.2 Tanda bayi baru lahir dan perawatan bayi ..................................................... 7
2.3.3 Menentukan bayi lahir hidup atau mati .......................................................... 7
2.3.4 Viabilitas bayi .............................................................................................. 10
2.3.5 Umur bayi dalam kandungan ....................................................................... 11
2.3.6 Lama bayi hidup .......................................................................................... 16
2.3.7 Cara dan Sebab Mati Bayi............................................................................ 18
2.4. Perbedaan Pembunuhan Anak Sendiri………………………………………20
2.5 Aspek hukum pada kasus pembunuhan anak sendiri ...................................... 22
BAB III ILUSTRASI KASUS .............................................................................. 25
3.1 Ilustri Kasus .................................................................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 29
4.1 Pembahasan teknik pembuatan Visum et Repertum ....................................... 29
4.2 Temuan pada pemeriksaan luar pada kasus pembunuhan anak sendiri. ......... 31
4.3 Temuan pada pemeriksaan dalam pada kasus pembunuhan anak sendiri....... 36
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................... 39
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
iii
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap nyawa yang bersifat unik, dalam artian pelaku pembunuhan haruslah
ibu kandungnya sendiri dan memiliki alasan atau motivasi untuk melakukan
kejahatan tersebut, bisa karena sang ibu takut ketahuan bahwa ia telah
melahirkan anak oleh karena anak tersebut adalah hasil hubungan gelap. 1
Menurut World Health Organization (WHO) bayi bisa dikatakan lahir hidup
salah satu dari tanda kehidupan lain seperti denyut atau detak jantung, denyut
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana pada pasal 341 dan 342.3
yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri, segera atau beberapa saat
1
2
tumpul dikepala yaitu sekitar 5-10% dan kekerasan tajam pada leher atau
95% dari sekitar 30-40 kasus pembunuhan anak sendiri per tahun dilakukakan
tumpul dikepala yaitu sekitar 5-10% dan kekerasan tajam pada leher atau
pada keadaan yang bukan gawat darurat dan menentukan rujukan yang paling
rujukan.6
sendiri
sendiri.
2) Dapat menjadi salah satu sumber refrensi yang berkaitan dengan kasus
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
seorang ibu terhadap anak kandungnya, pada saat anak tersebut dilahirkan atau
tidak lama kemudian dikarenakan takut akan ketahuan bahwa ibu tersebut
melahirkan anak. Pembunuhan anak sendiri atau infanticide juga memiliki arti lain
yaitu pembunuhan terhadap anak di bawah 12 bulan oleh ibu kandung yang belum
sepenuhnya pulih dari efek kehamilan dan memiliki kondisi kejiwaan yang
terganggu. Istilah yang lebih sempit adalah neonaticide, yaitu pembunuhan anak
oleh ibu kandung dalam 24 jam masa kehidupan. Namun, hal ini juga tergantung
Jerman Barat, pembunuhan anak hanya berlaku apabila anak yang lahir
akibat hubungan yang tidak sah, Amerika dan Eropa Barat, tidak mempersoalkan
apakah dari hubungan sah atau tidak Pembunuhan Anak Sendiri (PAS) di Inggris,
dengan infanticide act (1938) memperpanjang masa berlakunhya delik khusus ini
diantaranya memiliki tes apung positif. Menurut studi tersebut, korban laki-laki
dan perempuan memiliki peluang yang sama dan penyebab kematian terbanyak
4
5
tumpul.5
memiliki hasil antara lain yaitu umur terbanyak dari pelaku PAS adalah 18 tahun,
kasus pembunuhan perlu memenuhi beberapa unsur yaitu sebagai berikut. 1,7
korban. Jika pelaku pembunuhan tersebut bukan ibu kandung, maka kasus
terhadap anak sendiri adalah pada waktu dilahirkan hingga tidak lama
tidak lama kemudian memiliki arti sebagai selama hayi belum dirawat atau
bayinya yang baru dilahirkan, akan timbul naluri keibuan sehingga ia tidak
2.3.1 Identifikasi
viabilitas, bayi baru lahir, tanda dirawat, lahir hidup atau mati, lama hidup serta
dan mencari hubungan antara pelaku dengan korban, yaitu bayi. Pada tersangka
sederhana.7,5
7
Tanda bayi baru saja dilahirkan dan belum dirawat adalah tubuh bayi
masih berlumuran darah, dijumpai verniks kaseosa serta tali pusat masih
terhubung dengan ari-ari ataupun sudah terpisah namun belum diikat. Namun,
darah dan verniks kaseosa bisa saja tidak ditemukan akibat dibersihkan setelah
dibunuh ataupun pada kasus dicemplungkan ke air. Dalam hal ini, verniks kaseosa
biasanya masih ditemukan di lipat kulit di leher, belakang daun telinga, ketiak,
lipat siku dan lutut serta selangkangan. Maka, penentuan keadaan belum dirawat
adalah pada tali pusat yang belum diikat. Selain itu, biasanya potongan tali pusat
1. Lahir hidup
kehidupan lain, seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat, atau
hidup, hanya dapat ditentukan bayi tersebut bernapas atau tidak. Bukti
bayi lahir hidup hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi yang
2. Lahir mati
pasti lahir mati atau tanda belum bernapas pada mayat bayi. Adapun
a. Maserasi
tubuh.
b. Mumifikasi
tertentu.5,7,13,14
a. Letak diafragma
1/35 berat badan bayi. Paru-paru bayi yang belum bernapas berwarna
merah ungu tua seperti warna hati bayi, homogen, tidak menunjukkan
hati dengan berat kedua paru kira-kira 1/70 berat badan bayi.
Pada bayi yang telah bernapas, dapat ditemukan alveoli dengan lumen
lebar dan dining yang tegang, membundar atau melengkung dan tidak
Untuk uji apung paru, alat-alat leher dan dada terlebih dahulu diangkat
uji apung. Paru kiri dan kanan dimasukkan ke dalam air dan dilihat
mengapung atau tidak. Kemudian paru dibagi per lobus dan kembali
dari telinga tengah. Pada bayi yang sudah bernapas, uji telinga tengah
napas buatan.
Uji apung Breslau ini dilakukan dengan merendam usus mulai dari
telah diikat dengan tali rami dan dilihat apakah organ tersebut
terus
beberapa cara, namun yang paling baik adalah dengan memeriksa ciri-ciri
Daun telinga
Setelah itu teraba tulang rawan pada antihelix dan akhirnya pada helix.
didasarkan atas daun telinga yang paling matur. Moninjta dkk dalam
Puting Susu
Menurut Monintja dkk sebagai berikut:
Kuku jari tangan telah panjang, melampaui ujung jari, ujung distal tegas
dan relatif keras sehingga terasa bila digarukkan pada telapak tangan
peng-otopsi. Kuku jari kaki masih relatif pendek. Pada bayi yang
prematur kuku jari tangan belum melampaui ujung jari dan relatif lebih
Pada bayi yang matur terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki dari
tumit hingga depan. Aspek yang dinilai adalah garis yang relatif lebar
Pada bayi laki-laki yang matur, testis sudah turun dengan sempurna
ruggae pada kulit skrotum sudah lengkap. Pada masa kehamilan 28-29
minggu, testis belum turun. Pada masa gestasi 30-35 minggu testis masih
tinggi di dalam kanal inguinal dan pada skrotum tidak tampak ruggae.
Sedangkan pada bayi perempuan yang matur, labia minor sudah tertutup
dengan baik oleh labia mayor. Pada masa kahamilan 28-35 minggu, labia
masih terbuka dan klitoris tampak menonjol. Pada masa 36-38 minggu
Rambut kepala
Rambut kepala relatif kasar, masing-masing helai terpisah satu sama lain
dan tampak mengkilat. Batas rambut pada bayi jelas. Pada bayi yang
prematur rambut kepala halus seperti kapas atau bulu wol, masing-
masing helai sulit dibedakan satu sama lain, dan batas rambut pada dahi
tidak jelas.7
Skin opacity
Pada bayi matur, jaringan lemak di bawah kulit cukup tebal sehingga
14
pembuluh darah besar pada dinding perut tidak tampak atau tampak
jelas.7
Processus xyphoideus
Alis mata
Pada bayi yang matur, alis mata sudah lengkap, yakni sudah terdapat
telinga, diameter tonjolan susu, kuku jari tangan, distribusi garis telapak
kaki dan keadaan alat kelamin luar merupakan ciri-ciri eksternal yang
2. Pusat penulangan
memeriksa pusat penulangan pada distal femur dan proksimal tibia, tungkai
atau dua buah sayatan membentuk salib pada kulit sendi lutut. Kulit dan
menonjol keluar. Dengan pisau yang tajam, dibuat irisan-irisan koronal pada
proksimal.1
15
berwarna putih keruh dan berbentuk bulat. Setelah pusat tersebut ditemukan,
Pada epifisis ujung proksimal tibia, dilakukan pengirisan koronal serial dari
proksimal ke distal dan dilihat apakah terdapat pusat penulangan atau tidak.
Kaki bayi dipegang dengan tangan kiri sehingga tumit berada dalam
Dengan pisau yang panjang dibuat irisan yang dalam pada telapak kaki,
penulangan:1
Umur gestasi, yakni telah dikandung berapa bulan sebelum dilahirkan, dapat
bayi pada waktu lahir. Menurut Haase, untuk 5 bulan pertama panjang
Untuk 5 bulan terakhir, panjang badan adalah sama dengan angka bulan
dibunuh tidak lama setelah lahir hanyalah lambung yang terisi udara dan
perubahan perbatasan pada tali pusat. Dengan demikian, pada autopsi bayi baru
lahir yang belum dirawat hanya perlu dilakukan uji apung lambung-usus dan
17
udara itu mengisi saluran cerna dapat diperkirakan berapa lama bayi hidup
foto X-ray menunjukkan bahwa dalam waktu 5 menit setelah bayi lahir
seluruh lambung terisi udara. Usus halus berisi udara pada 1-2 jam, kolon 5-
6 jam dan rectum 12 jam setelah bayi lahir. Udara dalam caecum atau kolon
pada jam ke 5 dan ke 6 setelah lahir. Dalam periode 6-9 jam dapat
ditemukan rectum dan sigmoid tidak berisi udara, karena dalam periode
tersebut bayi dapat flatus. Dalam masa waktu 10-12 jam kedua segmen
saluran cerna tersebut dapat terisi udara dan setelah 12 jam tidak berisi
2. Tali pusat
Bila bayi hidup setelah dilahirkan maka dalam jam pertama terbentuk cincin
bagian kulit dimana akan timbul benjolan. Pada hari ke 3 terdapat reaksi
kulit yang hebat. Tidak lama setelah bayi lahir, timbul alur di tempat
pertautan bagian amnion tali pusat dengan bagian kulit pusat yang
dinamakan cincin pusat. Cincin pusat paling dini dijumpai 15 menit sampai
Pada bayi yang lahir mati cincin pusat tidak pernah dijumpai. Sehubungan
dengan hal tersebut maka pada pemeriksaan jenazah perlu dicatat apakah
cincin pusat terdapat atau tidak. Untuk pemeriksaan histologi, tali pusat
sepanjang 1-2 cm, serta difiksasi dalam larutan formalin. Dibaur irisan-
irisan serial longitudinal, sejajar dengan sumbu panjang tali pusat yang
Pada pemeriksaan bayi baru lahir yang diduga adalah korban PAS, terdapat
mengingat bayi tersebut telah hidup dalam beberapa menit. Beberapa penyebab
kematian wajar pada bayi baru lahir adalah sindrom gangguan nafas, kelainan
Pada kasus pembunuhan, cara yang paling sering digunakan adalah cara
yang menyebabkan bayi mati lemas (asfiksia), sedangkan kekerasan tumpul dan
didapatkan sebab kematian karena mati lemas, namun cara kematiannya perlu
19
diidentifikasi. Beberapa cara kematian pada kasus PAS ialah sebagai berikut. 7
memar dan lecet yang masing-masing disebabkan oleh tekanan bagian lunak
(bantalan) ujung jari dan oleh tekanan kuku. Mungkin terdapat memar pada
mulut dapat ditemukan. Luka lecet dan luka memar dapat ditemukan pada
3. Pencekikan atau penjeratan: Cara ini merupakan cara yang sering digunakan
4. Penekanan pada dada: pada pemeriksaan dapat ditemukan luka memar atau
7. Kekerasan tajam.
Abortus
Pembunuhan anak biasa adalah pembunuhan pada anak di atas usia satu
hari yang dilakukan oleh ibu, ayah, atau orang tua tiri. Pembunuhan anak
biasa adalah pembunuhan yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri dan
pembunuhan:15
2. Aborsi
21
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Anak baru
mungkin hidup di luar kandungan jika beratnya telah mencapai 500 gram
dilakukan, yaitu:16
atau pensil dengan maksud agar terjadi dilatasi mulut rahim yang
Melepaskan fetus.
1. Pasal 341: Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
2. Pasal 342: Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan hahwa a akan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri
3. Pasal 343: Bagi orang lain yang turut sera melakukan kejahatan yang
23
pembunuhan berencana.
Dari undang-undang ini, maka dapat melihat tiga faktor penting yaitu:5
Sedangkan pada orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak
dengan rencana).
tepat, tetapi hanya dinyatakan "pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudian". Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih
c. Psikis: ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa takut akan
5. Pasal 305: Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh
6. Pasal 306: Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu
7. Pasal 308: Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang
diri dari padanya, maka maksimum pidana tersebut pasal 305 dan 306
dikurangi separuh.
8. Pasal 338 KUHP: Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang
9. Pasal 339 KUHP: Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh
melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal
seumur hidupatau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.
10. Pasal 340 KUHP: Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh lima tahun.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
3.1 Ilustri Kasus
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
DAERAH RIAU
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
PEKANBARU
Jl. Kartini No. 14 Pekanbaru Telp.
0761 (47691)
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No: VER/ /VII/KES.3/2023/RSB
Yang bertanda tangan di bawah ini Mohammad Tegar Indrayana, selaku Dokter
Spesialis Forensik dan Medikolegal pada Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru,
menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Sektor Payung
Sekaki Resor Kota Pekanbaru dengan nomor surat VER/26/VII/2023/Polsek
tertanggal 21 Juli 2023, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal 21
Juli 2023, sekira pukul 14.00 WIB, bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik dan
Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru telah dilakukan
pemeriksaan bedah mayat terhadap: ---------------------------------------------------------
Nama : Bayi X. ------------------------------------------------------------------------
Umur : Tidak ada. --------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Laki-laki. ----------------------------------------------------------------------
Kebangsaan : Tidak ada. --------------------------------------------------------------------
Agama : Tidak ada. --------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Tidak ada. --------------------------------------------------------------------
Alamat : Tidak ada. --------------------------------------------------------------------
------------------------------------ HASIL PEMERIKSAAN: ------------------------
PEMERIKSAAN LUAR MAYAT: -----------------------------------------------------
25
26
KESIMPULAN: ---------------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan mayat bayi berjenis kelamin laki-laki, berusia sekira 36-38 minggu di
dalam kandungan (cukup bulan/matur), usia di atas 24 jam, belum ada tanda-tanda
perawatan dan sudah mengalami proses pembusukan lanjut ini, terdapat resapan
darah pada jaringan ikat pembungkus tulang wajah, tulang pelipis kanan, dan tulang
baji akibat kekerasan tumpul.---------------------------------------------------------------------------
Tanda-tanda lahir hidup (sudah bernafas) dan sebab mati dapat diakibatkan oleh
kekersan tumpul daerah kepala. -----------------------------------------------------------------------
Perkiraan saat kematian 3 hingga 7 hari sebelum pemeriksaan. ----------------------------------
Dokter Pemeriksa
PEMBAHASAN
29
30
8 Identitas khusus: Tidak ada. Periksa identitas khusus Pada kasus ini untuk identitas
(cacat bawaan, tattoo, khusus (cacat bawaan, tattoo,
jaringan parut). 18 jaringan parut) sudah dilakukan dan
tidak ada indentitas khusus.
34
NO PEMBAHASAN KESIMPULAN
17 Jaringan lemak di bawah kulit tidak dapat Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
dinilai . sudah terjadinya pembususkan.
Otot-otot tidak dapat dinilai
Tulang dada: Tidak utuh
Iga-iga: Tidak utuh.
18 Jaringan ikat di bawah kulit daerah leher: Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
Tidak dapat dinilai. sudah terjadinya pembususkan.
Jaringan ikat dibawah otot leher: Tidak dapat
dinilai.
19 Selaput dinding perut: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
Otot dinding perut: Tidak dapat dinilai. sudah terjadinya pembususkan.
Dalam rongga perut: Tidak dapat dinilai
37
20 Lidah: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
21 Jantung: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
22 Paru kanan: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
23 Paru kiri: Tidak dapat dinilai Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
24 Limpa: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
25 Hati: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
26 Kelenjar liur perut: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
27 Lambung: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
28 Kelenjar anak ginjal kanan dan kiri: Tidak Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
dapat dinilai. sudah terjadinya pembususkan.
29 Ginjal kanan dan kiri: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
30 Kandung kemih: Tidak dapat dinilai. Pada bagian ini tidak bisa dinilai karena
sudah terjadinya pembususkan.
31 Tulang tengkorak: Pada pemeriksaan terdapat resapan
a. Pada tulang pelipis sebelah kanan, terdapat darah pada jaringan ikat pembungkus
resapan darah dengan ukuran 0,3 cm x 0,3 tulang pelipis kanan, dan tulang baji
cm. akibat kekerasan tumpul
b. Pada tulang baji (os sphenoid), terdapat
resapan darah dengan ukuran 1 cm x 1 cm.
32 Selaput keras otak, selaput lunak otak, otak Selaput keras otak, selaput lunak otak, otak
besar, otak kecil, batang otak dan bilik otak: besar, otak kecil, batang otak dan bilik otak:
Tidak dapat dinilai. Tidak dapat dinilai karena sudah terjadi
proses pembusukan.
38
33. Lain-lain:
a. Tes apung paru tidak dapat dilakukan a. Tes apung paru tidak dapat dilakukan
karena organ paru sudah mengalami proses karena organ paru sudah mengalami proses
pembusukan. pembusukan.
b. Dilakukan penentuan usia bayi di dalam b. Dilakukan penentuan usia bayi di dalam
kandungan berdasarkan panjang tulang femur kandungan berdasarkan panjang tulang
dextra (paha kanan), didapatkan panjang femur dextra (paha kanan), didapatkan
femur 68,9 mm. Maka perkiraan usia bayi di panjang femur 68,9 mm. Maka perkiraan
dalam kandungan: 36-38 minggu. usia bayi di dalam kandungan: 36-38
c. Dilakukan pengambilan sampel tulang minggu.
paha kanan untuk pemeriksaan DNA guna c. Pada jaringan ikat pembungkus tulang
kepentingan identifikasi apabila diperlukan wajah, terdapat resapan darah akibat
d. Pada jaringan ikat pembungkus tulang kekerasan tumpul. Bukti adanya tanda
wajah, terdapat resapan darah dengan ukuran tanda kekerasan.
6 cm x 1.5 cm.
BAB IV
KESIMPULAN
laki, berusia sekira 36-38 minggu di dalam kandungan (cukup bulan/matur), usia
di atas 24 jam, belum ada tanda-tanda perawatan dan sudah mengalami proses
pembusukan lanjut ini, terdapat resapan darah pada jaringan ikat pembungkus
tulang wajah, tulang pelipis kanan, dan tulang baji akibat kekerasan tumpul.
Tanda-tanda lahir hidup (sudah bernafas) dan sebab mati dapat diakibatkan oleh
kekersan tumpul daerah kepala. Perkiraan saat kematian 3 hingga 7 hari sebelum
pemeriksaan.
Pada autopsi forensik atas mayat bayi baru lahir, perlu dijawab beberapa
pertanyaan yaitu apakah bayi baru dilahirkan dan belum dirawat, apakah bayi
sudah mampu hidup terus di luar kandungan ibu atau belum, umur bayi dalam
kandungan, prematur, matur atau post matur, sudah bernafas (lahir hidup) atau
lahir mati, bila terbukti lahir hidup dan telah dirawat, berapa jam atau hari
tersebut, adakah tandatanda kekerasan, bila terbukti lahir hidup apa sebab
Pada contoh kasus ilustrasi kasus diatas bayi tersebut baru lahir dan belum
dirawat karena tali pusat belum terpotong dan belum diikat ini sesuai dengan
petunjuk terpenting dari keadaan belum dirawat. Bayi sudah mampu hidup di luar
kandungan ibunya pada pemeriksaan bayi lahir setelah dikandung 36-38 minngu ,
dengan berat badan 785 gram. Bayi yang cukup bulan dan matur bayi yang
39
dikandung selama 37 minggu atau lebih tetapi kurang dari 42 minggu.
Cukup bulan dapat dilihat dari ukuran antropometri yang terbaik untuk
menentukan maturitas adalah ukuran lingkar kepala, namun pada ilustrasi kasus
ini tidak dinilai karena sudah mengalami proses pembusukan lanjut. Keadaan
maturitas juga bisa dari ciriciri eksternal keadaan daun telinga, diameter tonjolan
susu, keadaan kuku jari tangan, distribusi garis-garis telapak kaki dan keadaan alat
kelamin luar.
BAB V
PENUTUP
dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama
kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Motif pembunuhan anak
sendiri hanya satu, yaitu takut ketahuan telah melahirkan anak. Dalam KUHP,
orang. Pasal yang mengatur mengenai pembunuhan anak sendiri, terdiri dari
pasal 341, pasal 342, dan pasal 343. Berdasarkan undang-undang, terdapat tiga
faktor penting mengenai pembunuhan anak sendiri, yaitu faktor ibu, waktu, dan
psikis.
mengenai anak tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati, adanya tanda-tanda
tersebut dilahirkan cukup bulan dalam kandungan dan adanya kelainan bawaan
terhadap pelaku/tertuduh (ibu kandung yang baru melahirkan) dan korban (bayi
yang baru dilahirkan). Pada ibu, diperiksa tanda telah melahirkan anak, berapa
darah yang berasal dari rahim. Sedangkan, pada korban diperiksa viabilitas,
41
42
penentuan umur, pernah atau tidak pernah bernapas, umur ekstrauterin, dan
sebab kematian. Sebab kematian dapat berupa akibat penyakit, kecelakaan, dan
tindakan kriminal. Salah satu contoh kematian akibat tindakan kriminal adalah
DAFTAR PUSTAKA
14. Budiyanto, dkk. limo Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua.
Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fokultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1997.
15. Apuranto I, dan Hoediyanto. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal, Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangpa: 1997.
16. Pradono, Julianty et al. Pengguguran yang Tidak Aman di Indonesia,
SDKI 1997. Jumal Epidemiologi Indonesia. Volume 5 Bdisi 1-2001. hal.
14-19.
17. Cunningham, Gary, F. dkk. 2006, Obstetri Williams Vol. 2. Jakarta: BOC.
951-964.
18. Afandi D. Visum et Repertum Tata Laksana dan Teknik Pembuatan. Edisi
Kedua Death. Pekanbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Riau; 2017.