SKRIPSI
Oleh
1761050043
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
UJI DAYA HAMBAT DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata
Miers) TERHADAP PERTUMBUHAN Enterococcus faecalis
ATCC 29212
Oleh
1761050043
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR
NIM : 1761050043
Fakultas : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis tugas akhir yang ber judul “UJI DAYA
HAMBAT DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata Miers) TERHADAP
PERTUMBUHAN Enterococcus faecalis ATTC 29212” adalah:
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri dengan menggunakan hasil kuliah,
tinjauan lapangan, buku-buku dan jurnal acuan yang tertera dalam
referensi pada karya tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas
lain, kecuali pada bagian sumber informasi yang dicantumkan dengan
referensi yang semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal
acuan yang tertera di dalam referensi pada tugas
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang dinyatakan di atas, maka karya tugas
akhir ini dianggap batal.
Jakarta, 26 Oktober 2021
Materai 10000
Kania Puteri Pratama
1
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Sidang
Tugas Akhir guna mencapai gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi
Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia
Dekan Pembimbing I
(Dr. dr. Robert Hotman Sirait, Sp. An) (Dra. Lusia Sri Sunarti, MS)
NIP: 031545 NIP: 861261
2
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
3
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Menyatakan bahwa:
1. Tugas akhir tersebut adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan
bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau yang pernah dipakai
untuk mendapatkan gelar akademik di perguruan tinggi manapun;
2. Tugas akhir tersebut bukan merupakan plagiat dari hasil karya pihak lain, dan apabila
saya/kami mengutip dari karya orang lain maka akan dicantumkan sebagai referensi sesuai
dengan ketentutan yang berlaku;
3. Saya memberikan Hak Noneksklusif Tanpa Royalti kepada Universitas Kristen Indonesia
yang berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilih hak cipta.
Apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran Hak Cipta dan kekayaan Intelektual atau
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia lainnya dan integritas akademik dalam
karya saya tersebut, maka saya bersedia menanggung secara pribadi segala bentuk tuntutan
hukum dan ssanksi akademis yang timbul serta membebaskan Universitas Kristen Indonesia
darisegala tuntutan hukum yang berlaku.
Dibuat di Jakarta
26 Oktober 2021
Yang Menyatakan
Materai 10000
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk
berkat, rahmat-Nya dan memberi segala kebaikan yang tak terbatas sehingga dapat
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Uji Daya Hambat Daun Cincau Hijau
(Cyclea barbata Miers) Sebagai Penghambat Enterococcus faecalis ATCC
29212” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Kedokteran di Universitas Kristen Indonesia.
Skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan rasa terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Robert Hotman Sirait, SpA selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia beserta Wakil Dekan I, 2, dan 2I yang turut
membantu kelancaran proses perkuliahan penulis.
2. Bapak Muhammad Alfarabi selaku ketua tim skripsi beserta tim skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia yang telah
mengkoordinir pembagian dosen pembimbing dan menyusun segala sesuatu
sebaik mungkin.
3. Ibu Dra. Lucia Sri Sunartri, MS selaku pembimbing skripsi yang membantu,
membimbing, dan memberikan nasihat kepada penulis untuk penyususan
skripsi ini.
5
6. dr. Richard Yan M Sibarani, Sp.Rad selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing, memberikan nasihat, dan menuntun penulis
selama proses Pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Indonesia.
8. Bapak Kasiman dan Ibu Nina Herawati selaku orang tua penulis yang selalu
mendukung setiap mimpi penulis dan terus memberikan kasih sayang yang
tulus, dukungan moral maupun material serta membanjiri doa untuk penulis
yang tidak berujung sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan di
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
9. Kevin Djaya, Zefanya Nanda, Ardhito Rahardian, Ivan Andreas, dan Juan
Sitanaya selaku teman seperjuangan dalam menjalankan dan melaksanakan
penelitian, saling memberikan semangat, menolong penulis sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Skripsi ini pasti jauh dari kata sempurna. Saran, kritik, dan koreksi dari semua
pihak akan menjadi pelajaran untuk memperbaiki skripsi ini. Semoga tulisan ini
6
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan semakin berkembang dalam
ilmu kedokteran.
7
DAFTAR ISI
8
2.3 Metode Ekstraksi .................................................................................... 11
2.3.1 Ekstraksi Metode Maserasi ............................................................. 12
2.4 Kerangka Teori....................................................................................... 13
2.5. Kerangka Konsep .................................................................................. 14
BAB V PENUTUP........................................................................................... 33
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 33
9
5.2 Saran ....................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34
LAMPIRAN ..................................................................................................... 38
10
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran zona hambat ekstrak daun cincau hijau terhadap
Tabel 4. 2 Tabel rerata zona hambatan ekstrak daun cincau hijau terhadap ......... 29
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Rute penyebaran enterococci dari reservoir usus ke seluruh tubuh. . 7
Gambar 2.3 Daun Cincau Hijau Rambat (Cyclea barbata Miers) ......................... 10
12
DAFTAR SINGKATAN
AS = Aggregation Substance
BS = Binding Substance
13
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Permohonan Izin Penelitian ........................................................38
LAMPIRAN II Surat Izin Pembelian Bakteri .....................................................40
LAMPIRAN III Sertifikat Analisis Bakteri ........................................................41
LAMPIRAN IV Pembuatan Media Nutrient Agar dan Media Mueller Hinton
Agar .....................................................................................................................42
LAMPIRAN V Pembuatan Koloni Bakteri Enterococcus faecalis dan
Pemeriksaan Mikroskopis ...................................................................................43
14
ABSTRAK
Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) merupakan tanaman yang
memiliki banyak manfaat dan cukup mudah ditemukan di Indonesia. Tanaman ini
memiliki manfaat sebagai antioksidan, ant2nflamasi sehingga digunakan sebagai
pengobatan panas dalam, peradangan, antidiare, dapat juga digunakan untuk
menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona hambat
daun cincau hijau terhadap bakteri Enterococcus faecalis.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan
rancangan Post Test Only Control menggunakan metode Kirby-bauer. Ekstrak daun
cincau hijau dengan berbagai konsentrasi yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%,
3,125%, 1,5625%, diuji daya hambatnya terhadap Enterococcus faecalis.
Hasil penelitian ekstrak daun cincau hijau diperoleh rerata zona hambat
tertinggi pada konsentrasi 100% dengan daya hambat 10,1 mm dan zona hambat
terendah pada konsentrasi 3,125% dengan daya hambat 2,1 mm. Daya hambat
terjadi karena kandungan alkaloid, flavonoid, polifenol, tannin, saponin dan steroid
di dalam ekstrak daun cincau hijau.
Kata Kunci: Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers), Enterococcus faecalis
15
ABSTRACT
Green grass jelly (Cyclea barbata Miers) is a plant that has many benefits
and is quite easy to find in Indonesia. This plants has a benefits as an antioxidant,
anti-inflamatory. It can be used for sore throat, inflammation, anti-diarrhea can also
used to lower blood pressure. This study aims to determine the inhibition zone of
green grass jelly against Enterococcus faecalis.
This study uses experimental research design with a Post Test Only Control
design using Kirby-Bauer method. Green grass jelly extract with various
concentrations, namely 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,5625%, was
tested for it is inhibitory effect against Enterococcus faecalis.
The results of the study of green grass jelly leaf extract obtained the highest
average inhibition zone at a concentration of 100% with an inhibitory effect 10.1
mm and the lowest average inhibition zone at a concentration of 3.125% with an
inhibitory effect 2.1 mm. Inhibition zone occurs due to the content of alkaloids,
flavonoids, polyphenols, tannins, saponins and steroids in the green gras jelly leaf
extract.
Key word: Green grass jelly (Cyclea barbata Miers), Enterococcus faecalis
16
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penggunaan antibiotik harus dengan dosis dan anjuran yang tepat.5 Sulitnya
menemukan antibiotik di daerah tertentu hingga biaya pengobatan antibiotik yang
belum tentu dapat dijangkau semua orang menyebabkan penggunaan antibiotik
tertentu tidak dapat digunakan dalam terapi, sehingga penggunaan berbagai
tumbuhan dalam pengobatan penyakit infeksi dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat Indonesia.6
Beberapa kandungan bioaktif yang terdapat dalam daun cincau hijau ini antara
lain alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, polifenol, dan steroid yang memiliki khasiat
sebagai senyawa antibakteri.11
Dengan latar belakang diatas maka, saya berminat untuk melakukan penelitian
yang berjudul Uji Daya Hambat Daun Cincau Hijau (Cyclea barbata Miers)
terhadap Enterococcus faecalis yang diharapkan dapat sebagai obat alternatif anti
bakteri penyebab infeksi Enterococcus faecalis.
2
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ekstrak daun cincau hijau rambat (Cyclea barbata Miers) memiliki
kemampuan sebagai anti-bakteri terhadap Enterococcus faecalis?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacilles
Family : Enterococcaceae
Genus : Enterococcus
4
Koloni permukaan pada agar darah berbentuk bulat dengan permukaan yang
halus dan utuh.14
(Sumber: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/p2/S187881811830358X)
5
2.1.4 Patogenesis Enterococcus faecalis
Enterococcus faecalis merupakan flora normal yang ditemukan pada sistem
pencernaan. Bakteri ini berkolonisasi di usus, pertumbuhan enterokokal yang
berlebihan di usus besar dapat terjadi pada pasien yang rentan terhadap infeksi
seperti pasien dengan imun yang rendah, pasien HIV. Sehingga dengan mudah
menyebabkan penyebaran ke dalam aliran darah dan menjadi kontaminasi pada
organ tubuh lain seperti saluran kemih, saluran pencernaan, jantung sehingga dapat
menimbulkan infeksi. Bakteri Enterococcus faecalis bekerja dengan cara berdifusi
melalui barrier pada usus sehingga dapat mengakses ke dalam aliran darah.
Enterococcus faecalis dapat difagositosis oleh sel epitel usus atau leukosit tetapi
kegagalan sistem imun untuk membunuh bakteri tersebut yang dapat menyebabkan
penyebaran melalui sistemik dan dapat menyebabkan infeksi saluran kemih
maupun endokarditis. Pada genitourinaria, bakteri ini menempel pada kandung
kemih dan menimbulkan respon inflamasi epitel saluran kemih. Selain disebabkan
melalui pembuluh darah, Enterococcus faecalis mampu menyebabkan infeksi
saluran kemih melalui kateter urin yang digunakan jangka panjang. Penggunaan
kateter vena yang digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien juga dapat menjadi
media transmisi Enterococcus faecalis menyebabkan terjadinya bakteremia.
Dengan faktor virulensi, Enterococcus faecalis mampu berikatan pada
endokardium jantung, terutama pada katup jantung dan memicu terjadinya respon
inflamasi sehingga terjadi endokarditis. Jika terjadi dalam jangka waktu yang lama,
infeksi akan memicu kerusakan pada katup yang terkena dan akan mengganggu
fungsi katup untuk membuka dan menutup antara atrium dan ventrikel sehingga
terjadi regurgitasi. 18
6
Gambar 2.2 Rute penyebaran enterococci dari reservoir usus ke seluruh tubuh.
Sumber: ( https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22421879/)
7
fibrinogen dibantu oleh N-terminal fibrinogen binding selama terjadinya infeksi
untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembentukan biofilm Enterococcus
faecalis. Hyaluronidase berfungsi untuk menyuplai nutrisi pada bakteri, disakarida
yang sudah didegradasi dari substrat target yang akan diangkut dan dimetabolisme
pada intraselular bakteri. Terdapat cytolisin yang berfungsi memproduksi toksin
yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan bakteriosin yang dapat
menghambat pertumbuhan organisme lainnya. Cytolisin dapat menyebabkan
penurunan fagositosis sehingga bakteri dapat tetap hidup dengan cara melisiskan
eritrosit, neutrofil, dan makrofag. Asam lipoteikoat atau lipoteicoic acid (LTA)
berperan menginduksi extracelullar superoxide yang dapat memodulasi proses
inflamasi dengan menstimulasi leukosit untuk melepaskan beberapa mediator yang
berperan dalam proses inflamasi, mediator tersebut berguna untuk kerusakan
jaringan.20
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Ranales
Suku : Menispermae
Marga : Cyclea
8
2.2.2 Karakteristik Daun Cincau Hijau
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, termasuk tanaman rambat dari
famili Menispermae (Sirawansirawanan), sering ditemukan tumbuh sebagai
tanaman liar tetapi ada juga yang sengaja dibudidayakan di pekarangan rumah.
Tumbuh subur di tanah yang gembur dengan pH 5,5 sampai 6,5 dengan lingkungan
teduh, lembab dan berair tanah dangkal. Tanaman ini berkembang subur di dataran
di bawah ketinggian ± 800 m di atas permukaan laut. Cara pengembangbiakan
tanaman rambat ini bisa dilakukan dengan cara generatif yaitu dengan biji, bisa pula
dengan cara vegetatif yaitu dengan stek batang maupun tunas akarnya. Bentuk
daunnya seperti perisai atau jantung, berwarna hijau, bagian pangkalnya berlekuk
dan bagian tengah melebar serta ujungnya meruncing. Tepi daun berombak dan
permukaan bawahnya berbulu halus, sedang permukaan atasnya berbulu kasar dan
jarang. Panjang daun bervariasi ±5 sampai 16 cm dan bertulang daun menjari.
Batang dari cincau hijau kira-kira hanya berdiameter 1 sampai 3cm, dengan kulit
batang yang kasap. Daun merupakan daun tunggal, tersebar, berbentuk perisai
dengan ujung yang lancip dan pangkal yang berlekuk.22
9
Gambar 2.3 Daun Cincau Hijau Rambat (Cyclea barbata Miers)
( Sumber: http://e-journal.uajy.ac.id/12910/3/BL013402.pdf )
10
Flavonoid dalam daun cincau juga dapat berfungsi sebagai penghambat
pembentukan biofilm dengan cara menghambat ekspresi gen bakteri.28 Mekanisme
kerja flavonoid untuk menghambat membran sel adalah dengan mengganggu
kestabilan membran sel, ketidakstabilan terjadi akibat adanya perubahan sifat
hidrofilik dan hidrofobik pada membran sel sehingga fluiditas membran sel
berkurang yang berdampak pada pertukaran cairan di dalam sel yang terganggu
sehingga menyebabkan kematian sel bakteri.29 Terjadinya kerusakan permeabilitas
dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom akibat flavonoid merupakan hasil
interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. 30
Polifenol merupakan senyawa turunan dari fenol. Fenol bekerja dengan cara
mendenaturasi protein sel bakteri, sehingga aktivitassel terganggu dan
menyebabkan kematian sel. Tanin dan saponin dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dengan cara menurunkan tegangan permukaan sehingga permeabilitas
bakteri dapat meningkat, peningkatan permeabilitas tersebut yang menyebabkan
pertumbuhan sel terhambat dan menyebabkan kematian sel. Steroid pada
kandungan daun cincau dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara
merusak lapisan membran sehingga menyebabkan kebocoran pada penyusun
dinding sel bakteri terutama liposom. 31
11
2.3.1 Ekstraksi Metode Maserasi
Pada metode ini tidak terdapat proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung,tujuannya untuk menghindari kerusakan pada senyawa. Maserasi
dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari, cairan penyari
tersebut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel dan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, dengan adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel membuat zat aktif
tersebut terlarut,larutan dengan konsentrasi paling pekat akan terdesak keluar.
Dengan adanya pengulangan tersebut akan membentuk keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel.33
12
2.4 Kerangka Teori
Cyclea barbata
Miers
Senyawa Aktif
13
2.5. Kerangka Konsep
Pertumbuhan bakteri
Ukur zona hambatan
dihambat
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan
rancangan Post Test Only Control yang bertujuan untuk melihat efektivitas daun
cincau hijau (Cyclea barbata Miers) terhadap daya hambat kuman Enterococcus
faecalis dengan metode Kirby-bauer. Sebagai kontrol positif digunakan cakram
antibiotika ampicilin dan larutan aquades steril sebagai kontrol negatif
15
3.4 Definisi Operasional
Variabel Terikat
Daerah pada
Zona hambat media Jangka Diameter Numerik/angka
pertumbuhan Sorong zona
bakteri yang hambat
tidak terdapat (mm)
koloni
Enterococcus
faecalis
Ekstrak daun Ekstrak daun Mikropipet Jumlah Ordinal
cincau hijau cincau hijau (μL) ekstrak
(Cyclea (Cyclea barbata sesuai
barbata Miers) yang telah dengan
Miers) dilarutkan dengan berbagai
etanol 96% Pada
konsentrasi
konsentrasi
tertentu
16
3.5 Besar Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun cincau
hijau dengan berbagai konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%,
1,5625 serta antibiotik ampicillin sebagai kontrol positif dan aquadest steril sebagai
kontrol negatif. Perlakuan ini diulangi sebanyak 3 kali percobaan. Penentuan
pengulangan ditentukan dengan rumus Federer, sebagai berikut:
17
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat-alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Inkubator
2. Autoklaf
3. Timbangan dan neraca
4. Jangka Sorong
5. Kapas Lidi Steril
6. Cawan petri
7. Tabung Erlenmeyer
8. Pipet tetes dan pipet mikro
9. Eppendorf tube
10. Microplate
11. Bunsen dan Korek api
12. Alat tulis
13. Pengukur waktu
14. Cakram uji kosong
15. Spatula
16. Ose
17. Rak dan Tabung reaksi
18. Baki
19. Label
20. Tisu
21. Kapas
18
3.6.2 Bahan Penelitian
1. Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers)
2. Pelarut etanol 96%
3. Biakan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212
4. Aquades Steril
5. Cakram antibiotik ampicilin
6. Larutan McFarland 0,5%
7. Media Mueller-Hinton Agar (MHA)
8. Media Nutrient Agar (NA)
19
3.7.2.2 Pembuatan Media Nutrient Broth (NB)
Pembuatan media NB dapat dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya
sebagai berikut:
1. Ditimbang sebanyak 14 gram bubuk agar nutrient broth ditambahkam 1 liter
aquades steril di dalam labu Erlenmeyer
2. Panaskan campur hingga mendidih sambil diaduk agar bahan tercampur merata
3. Tuangkan kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5ml menggunakan
pipet mikro
4. Tutup dengan rapat menggunakan kapas
5. Tabung dimasukan kedalam autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit
6. Simpan dikulkas pada suhu 4 oC
20
3.7.2.4 Regenerasi Bakteri
Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak dan
meremajakan bakteri Enterococcus faecalis dengan cara mengambil 1 ose biakan
murni bakteri Enterococcus faecalis ke dalam media nutrient agar kemudian
d2nkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam
21
3.7.5 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun Cincau Hijau
Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100%, 50%, 25%,
12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,5625% yang nantinya akan dibuat pengulangan sebanyak
3 kali, diperoleh dengan cara:
1. Tabung berisi 0,5 ml aquades steril disiapkan sebanyak 9 tabung
2. Ekstrak daun cincau hijau 0,1 gram dilarutkan dengan 1 mL aquades steril
hingga terbentuk konsentrasi 100%
3. 0,5 mL ekstrak daun cincau hijau dari tabung sebelumnya dilarutkan ke dalam
0,5 aquades steril hingga terbentuk konsentrasi 50%
4. 0,5 mL ekstrak daun cincau hijau dari tabung sebelumnya dilarutkan ke dalam
0,5 mL aquades steril hingga terbentuk konsentrasi 25%
5. 0,5 mL ekstrak daun cincau hijau dari tabung sebelumnya dilarutkan ke dalam
0,5 mL aquades steril hingga terbentuk konsentrasi 12,5%
6. 0,5 mL ekstrak daun cincau hijau dari tabung sebelumnya dilarutkan ke dalam
0,5 mL aquades steril hingga terbentuk konsentrasi 6,25%
7. 0,5 mL ekstrak daun cincau hijau dari tabung sebelumnya dilarutkan ke dalam
0,5 mL aquades steril hingga terbentuk konsentrasi 3,125%
8. 0,5 mL ekstrak daun cincau hijau dari tabung sebelumnya di larutkan ke dalam
0,5 mL aquades steril hingga terbentuk konsentrasi 1,5625%
9. Letakkan cakram steril dalam tiap-tiap konsentrasi
22
positif (+) digunakan cakram antibiotik ampicillin pada media MHA. kemudian
dilakukan inkubasi selama 24 jam dalam suhu 37oC. Setelah 24 jam dilakukan
pengukuran diameter zona hambat yang terbentuk pada media MHA menggunakan
jangka sorong dengan ketelitian 1 mm. Prosedur ini dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus Federer.
23
3.9 Alur Penelitian
Simplisia kering
Serbuk di ayak Simplisia kering
diblender hingga
agar halus didapatkan
menjadi serbuk
24
3.9.2 Alur Uji Sensitivitas
Kontrol Kontrol
(+) (-)
25
BAB IV
4.1 Hasil
26
4.1.2 Hasil Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Cincau Hijau terhadap
Pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis
Hasil uji daya hambat ekstrak daun cincau terhadap pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis menggunakan metode Kirby – Bauer dengan berbagai
konsentrasi, yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,5625% dengan
kontrol positif berupa antibiotik ampisilin dan kontrol negatif menggunakan
aquadest steril. Hasil zona hambatan yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini.
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran zona hambat ekstrak daun cincau hijau terhadap
bakteri Enterococcus faecalis diatas
Pengulangan Zona Hambat (mm)
Perlakuan 1,5625% 3,125% 6,25% 12,5% 25% 50% 100% Kontrol Kontrol
(+) (-)
1 - 2 mm 2,3 3,6 5 5,5 10,5 24 mm -
mm mm mm mm mm
2 - 2,3 mm 2,4 3,1 5,3 5,2 10,2 26 mm -
mm mm mm mm mm
3 - 2 mm 2,3 2,8 5,1 5,7 9,8 26 mm -
mm mm mm mm mm
Pada tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa pada zona dengan konsentrasi
ekstrak 1.5625% tidak membentuk zona hambatan sama seperti pada kontrol
negatif, dan yang membentuk zona hambatan terdapat pada konsentrasi 3,125%,
6,25%, 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Sesuai dengan tabel tersebut menunjukan
bahwa semakin rendah konsentrasi ekstrak daun cincau hijau maka semakin kecil
zona hambatan yang terbentuk, dan semakin besar konsentrasi ekstrak daun cincau
hijau maka semakin besar zona hambatan yang terbentuk. Zona hambat pada
ekstrak dengan konsentrasi 3,125% didapatkan diameter zona hambat terbesar 2,3
mm dan terkecil 2mm. Pada konsentrasi 6,25% didapatkan diameter zona hambat
terbesar 2,4 mm dan terkecil 2,3 mm. Pada konsentrasi 12,5% didapatkan diameter
27
terbesar 3,6 mm dan terkecil 2,8 mm. Pada konsentrasi 25% didapatkan diameter
terbesar 5,3% dan terkecil 5,0 mm. Pada konsentrasi 50% didapatkan diameter
terbesar 5,7% dan terkecil 5,2 mm. Pada konsentrasi 100% didapatkan diameter
terbesar 10,5 mm dan terkecil 9,8 mm.
28
Tabel 4. 2 Tabel rerata zona hambatan ekstrak daun cincau hijau terhadap
bakteri Enterococcus faecalis
Pada tabel 4.2 diatas menunjukan nilai rerata zona hambatan ekstrak daun
cincau hijau terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Pada ekstrak dengan
konsentrasi 100% di dapatkan rerata zona sebesar 10,1 mm. Pada ekstrak dengan
konsentrasi 50% di dapatkan rerata zona sebesar 5,5 mm. Pada ekstrak dengan
konsentrasi 25% di dapatkan rerata zona sebesar 5,1 mm. Pada ekstrak dengan
konsentrasi 12.5% di dapatkan rerata zona sebesar 3.2%. Pada ekstrak dengan
konsentrasi 6.25% di dapatkan rerata zona sebesar 2.3%. Pada ekstrak dengan
konsentrasi 3.125% didapatkan rerata zona sebesar 2.1%. Pada kontrol positif
menggunakan antibiotik ampicillin di dapatkan rerata zona hambat sebesar 25,3
mm dan pada kontrol negatif menggunakan aquadest steril tidak terbentuk zona
hambatan.
29
Gambar 4. 2 Zona hambatan ekstrak daun cincau hijau sebagai penghambat
terhadap bakteri Enterococcus faecalis
30
4.2 Pembahasan
31
Tabel 4. 3 Kriteria Zona Hambatan Menurut Davis dan Stout
10 – 20 Kuat
5 – 10 Sedang
<5 Lemah
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1) Ekstrak daun cincau hijau dengan pelarut etanol 96% memiliki
efektivitassebagai antibakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi
minimal mulai dari 3.125%, 6.25%, 12.5%, 25%, 50% dan 100%
2) Semakin besar konsentrasi ekstrak daun cincau hijau maka semakin besar juga
zona hambat yang terbentuk
5.2 Saran
1) Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai daya hambat bakteri dengan
penggunaan ekstrak daun cincau hijau menggunakan metode ekstraksi yang
berbeda
2) Dapat dilakukan metode uji daya hambat yang berbeda untuk mendapatkan
efek daya hambat yang maksimal
3) Dapat dilakukan uji daya hambat ekstrak daun cincau hijau terhadap bakteri
patogen lain
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmadi. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta:salemba medika;2008.
2. Poblete R, Pusateri SL. Nosocomial Transmission of Tuberculosis from
Unsespected Disease. JAMA 1988;84:833-7.
3. Eley, A.R. Microbial Food Poisoning. Chapman and Hall. London. 1992
4. Javidi M, Zarei M, Afkhami F. Antibacterial effect of calcium hydroxide on
intraluminal and intratubular Enterococcus faecalis. Iran Endod J.
2011;6(3):103–6.
5. Mardiastuti HW. Emerging Resistance Pathogen: Situasi Terkini di Eropa,
Amerika Serikat,Timur Tengah dan Indonesia. Vol: 57. Majalah Kedokteran
Indon;2007.
6. Wibowo R dan Supardi S. Kepatuhan Berobat dengan Antibiotika Jangka
Pendek di Poliklinik Umum Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS DR. Cipto
Mangunkusumo. Jakarta (serial on the internet) 2008 (cited 2020 May 30).
Available from: http://saripedati.idai.or.id/pdfile/10.3.5.pdf
7. Bangun A. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Bandung:IPH;2012.
8. Hembing W. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid 2. Jakarta:Pustaka
Kartini;1992.
9. Shodiq, A. Uji AktivitasAntioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Cincau Hijau
Rambat (Cyclea Barbata Miers) dan Identifikasi Golongan Senyawa dari Fraksi
yang Paling Aktif (thesis). Program Sarjana Farmasi. Depok: Universitas
Indonesia. 2012.
10. Ananta E. Pengaruh Ekstrak Cincau Hijau (Cyclea barbata miers) Terhadap
Proliferasi Alur Sel Kanker K-265 dan Hela (skripsi). Bogor:Institur Pertanian
Bogor;2000.
11. Aksara R, Musa WJA, Alio L. Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak
Metanol Kulit Batang Mangga ( Mangifera indica L ). J Entropi.
2013;8(1):514–9.
34
12. Stuart C, Schwartz S, Beeson T, Owatz C. Enterococcus faecalis: It’s Role in
Root Canal Treatment Failure and Current Concept in Retreatment. Journal of
Endodontic 2006;32:93-98.
13. Fisher K, Phillips C. The ecology, epidemiology and virulence of
Enterococcus. Microbiology 2009;155: 1749–57.
14. Weckwerth PH, Zapata RO, Vivan RR. In-Vitro alkaline pH Resistance of
Enterococcus faecalis. Brazilian Dental Journal 2013;24(5):474-76.
15. Fiore E, Van Tyne D, Gilmore MS. Pathogenicity of Enterococci. Microbiol
Spectr. 2019;7(4):10.1128/microbiolspec.GPP3-0053-2018.
doi:10.1128/microbiolspec.GPP3-0053-2018
16. Mahendra, Ilham; Istien Wardani dan Linda Rochyani. 2018. Daya
Antibakteri Ekstrak Ikan Teri Jengki ( Stolephorus insularis) terhadap
Enterococcus faecalis. Vol. 12: 106-112.
17. Ilham M, Istien W, Linda R. Daya Antibakteri Ekstrak Ikan Teri Jengki
(Stolephorus Insularis) Terhadap Enterococcus Faecalis. Denta Jurnal
Kedokteran Gigi; 2018: 12(2): 108
18. Kundabala M, Suchitra U. Enterococcus faecalis: An endodontic pathogen. J
Endod 2002; 11-3.
19. Wells CL, Erlandsen SL. Localization of translocating Escherichia coli,
Proteus mirabilis, and Enterococcus faecalis within cecal and colonic tissues
of monoassociated mice. Infect Immun. 1991 Dec;59(12):4693-7.
20. Kayaoglu G, Ørstavik D. Virulence factors of enterococcus faecalis:
relationship of Endodontic Disease. Crit Rev Oral Med 2004; 15(5):308-20.
21. Huycke MM, Sahm DF, Gilmore MS. Multiple-Drug Resistant Enterococci :
The Nature of the Problem and an Agenda for the Future. 1998;4(2):239–49.
22. Heny AH, Dian H. Potensi Cincau hijau (Cyclea barbata Miers) sebagai pangan
fungsional. Jawa Barat:Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2004.
23. Nurlela J. REVIEW : THE EFFECT OF LEAF GREEN GRASS JELLY
EXTRACT (Cyclea L. barbata Miers) TO MOTILITY IN MICE BALB/C
MALE THAT EXPOSED SMOKE. J Major | [Internet]. 2015;4:58–64.
35
24. Farida Y, Vanoria I. Uji AktivitasAntioksidan dari Ekstrak Daun Cincau Hijau
(Cyclea barbata Miers), Cincau Hitam (Mesona palustris B.) dan Cincau Perdu
(Premna parasitica Blume) dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH.
Semin Nas Pengemb Pemanfaat Bahan Alam Indones. 2013;(2i).
25. Aksara R, Musa WJA, Alio L. Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak
Metanol Kulit Batang Mangga ( Mangifera indica L ). J Entropi.
2013;8(1):514–9.
26. Supriadi. Tumbuhan Obat Indonesia:Penggunaan dan Khasiatnya. Yayasan
obor Indonesia. XI-XXV2. Jakarta. 2001
27. Miftahendarwati. Efek Antibakteri Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix)
terhadap bakteri Streptococcus mutans (in vitro). [Skripsi]. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin Makassar.Makassar. 2014
28. Nuria, Maulita C, Faizatun, Arvin, Sumantri. Uji AktivitasAntibakteri Ekstrak
Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus, Escherichia coli, dan Salmonella typhi. Mediagro.
2009:5(2):26-37.
29. Cushnie T, Andrew J. Antimicrobial Activity of Flavonoid. International
Journal of Antimicrobial Agent. 2005;26:343-356.
30. Loresta S, Murwani S, Trisunawati P. Efek Ekstrak Etanol Daun Kelor
(Moringa oleifera) terhadap Pembentukan Biofilm Staphylococcus aureus
secara In vitro. Malang:Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Brawijaya.2012
31. Mukhriani. Ekstraksi Pemisahan Senyawa dan Indentifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan. Volume V2 NO 2.2014.
32. Aditya HT. Ekstraksi Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan Daun
Mindi (Melia azedarach) untuk Uji Kandungan azadirachtin Menggunakan
Spektrofotometer (Thesis). Universitas Diponogoro. 2015.
33. Clinical and Laboratory Standards Institute. Performance Standards for
Antimicrobial Susceptibility Testing (30th edition). 2020
36
34. Arrosyid M, Muliana R. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Cincau Hijau
(Cyclea barbata Miers) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. J Ilmu Farm.
2019;10(2):2089–1458.
35. Malangngi L, Sangi M, Paendong J. Penentuan Kandungan Tanin dan Uji
AktivitasAntioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.). J
MIPA. 2012;1(1):5.
36. Muchson A, Sutaryono, Resia M. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Cincau
Hijau (Cyclea barbata Miers) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal
Ilmu Farmasi. Vol 10:2. 2019
37. Ryan F. Jurnal Skripsi. AktivitasAntibakteri Ekstrak Etanol Daun Cincau Hijau
(Cyclea barbata Miers) terhadap Staphylococcus aureus dan Vibrio
parahaemolyticus. 2017
37
LAMPIRAN I
1 Permohonan Izin Penelitian
38
39
LAMPIRAN II
2 Surat Izin Pembelian Bakteri
40
LAMPIRAN III
3 Sertifikat Analisis Bakteri
41
LAMPIRAN IV
4 Pembuatan Media Nutrient Agar dan Media Mueller Hinton Agar
42
LAMPIRAN V
5 Pembuatan Koloni Bakteri Enterococcus faecalis dan Pemeriksaan Mikroskopis
43
BIODATA MAHASISWA BIMBINGAN SKRIPSI FK UKI
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
SD : SDI AL-AZHAR 19
SMP : SMPI AL-AZHAR 22
SMA : SMAN 91 JAKARTA
UNIVERSITAS : UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JUDUL SKRIPSI:
UJI DAYA HAMBAT DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata Miers)
TERHADAP PERTUMBUHAN Enterococcus faecalis ATCC 29212
44