Anda di halaman 1dari 39

TUGAS AKHIR LITERATURE REVIEW

EFEK SENYAWA ANTIOKSIDAN AKAR TEMAWAR


(Aristolochia, Aristolochiacea) SEBAGAI PENGOBATAN
ALTERNATIF KERACUNAN MAKANAN

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik


guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu

JOVEI KURNIADI

102013160

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2020

i
KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran dan Ilmu


Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana,

Nama Mahasiswa : Jovei Kurniadi

Nomor Induk Mahasiswa : 102013160

Jurusan : Kedokteran Umum

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah yang saya buat dengan judul “Efek
Senyawa Antioksidan Akar Temawar (Aristolochia, Aristolochiaceae) Sebagai
Pengobatan Alternatif Keracunan Makanan” adalah :

1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan hasil kuliah,


tinjauan lapangan, dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam
referensi pada karya tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain,
kecuali pada bagian-bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara
referensi yang semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera di dalam referensi pada karya tugas akhir saya.

Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka
karya tugas akhir ini batal.

Jakarta, 27 Juli 2020

Yang membuat pernyataan

(Jovei Kurniadi)
ii
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar (Aristolochia, Aristolochiaceae)


sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan Makanan

Oleh :

Nama : Jovei Kurniadi

NIM : 102013160

Jurusan : Kedokteran Umum

Penjurusan : Kedokteran Umum

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian
komprehensif guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana – Jakarta

Jakarta, ……………..

Menyetujui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Dr. Hendrik Kurniawan, M.Biomed) (Ir. Esther Sri Majawati, M. Biomed)

Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran

(Dr. Handy Winata, M. Biomed)

iii
Lembar Pengesahan Karya Tulis Akhir

Judul Tugas Akhir : Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar (Aristolochia,


Aristolochiaceae) sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan Makanan

Nama : Jovei Kurniadi

NIM : 102013160

Jakarta, ……………..

Pembimbing Utama : Dr. Hendrik Kurniawan, M.Biomed ( )

Pembimbing Pendamping : Ir. Esther Sri Majawati, M. Biomed ( )

Penguji : Dr. Darminto Salim, Mpd. Ked ( )

Manager PSSK : Dr. Handy Winata, M. Biomed ( )

Dekan FK Ukrida : Dr. Antonius Ritchi Castilani, M.Si., DFM ( )

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih
karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Karya Ilmiah dengan judul “Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar
(Aristolochia, Aristolochiaceae) Sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan
Makanan” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademik
guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu Universitas Kristen Krida
Wacana. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari
berbagai pihak, karya ilmiah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Hendrik Kurniawan, M.Biomed selaku Pembimbing Utama, beliau begitu banyak
membantu selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Kesabaran dan
perhatiannya menjadi semangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Ir. Esther Sri Majawati, M. Biomed selaku
Pembimbing Pendamping, beliau juga banyak membantu dalam menyelesaikan
tugas akhir ini dengan kesabaran, perhatian dan ketulusan membimbing penulis.
Dengan pengajaran yang begitu baik dari kedua pembimbing ini, penulis dapat
menyelesaikan tangung jawab ini dengan baik.
Kepada Pimpinan FK Ukrida Dr. Antonius Ritchi Castilani, M.Si., DFM
yang telah memberikan dukungan dan penyediaan fasilitas dan kebijakan yang
sangat membantu mahasiswa untuk melaksanakan penelitian, penulis sampaikan
terimakasih banyak. Terima kasih juga untuk Ketua Program Study FK Ukrida
Dr. Handy Winata, M. Biomed, yang selalu menyemangati dan mengingatkan
tangung jawab penulis dalam penyelesaian penulisan tugas akhir ini. Kemudian,
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penguji Dr. Darminto Salim,
Mpd. Ked, yang meluangkan waktu dan keahliannya untuk memeriksa dan
menguji penyajian tugas akhir ini. Serta ucapan terima kasih kepada tim skripsi
FK Ukrida yang selalu memberikan info penting bagi penulis untuk dapat
menyeselaikan penelitian ini.
Kepada keluarga tercinta, buat kedua orang tua Billy Johni Ukab, S.Th,
Elvida Lugan, S.Pd yang selalu setia mendoakan penulis serta Om Marten Ukab,
SE yang membantu mencarikan bahan dan juga memberikan pengetahuan tentang
bahan peneletian dan saudara saudara penulis terutama Joustra Billy, ST terima
kasih untuk motivasi dan segala dukungannya. Untuk sahabat- sahabatku yang
selalu menemani Nico, Chandra, Saka, Yoga, Josua, Dawat, Frengki, Ivan, Putri,
Devyta, Febby, Hendra, Prayoga, persekutuan pemuda Ebenhaezer Youth. Atas
Dukungan dan pengertian kalian, merupakan pendorong bagiku untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Hellin Septhreananda yang juga
setia menemani, menginatkan, dan memberi semangat bagi penulis hingga
menyelesaikan tugas akhir ini.

v
Akhirnya kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu
per satu, terimakasih untuk segala bantuan, dukungan, dan fasilitas yang telah
diberikan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya.
Segala pujian, hormat dan kemuliaan bagi namaNya.

Jakarta, …………….

Jovei Kurniadi

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Krida Wacana, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :

Nama : Jovei Kurniadi

NPM : 102013160

Program Studi : Sarjana Kedokteran Umum

Fakultas : Kedokteran

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Kristen Krida Wacana Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Efek
Senyawa Antioksidan Akar Temawar (Aristolochia, Aristolochiaceae) sebagai
Pengobatan Alternatif Keracunan Makanan beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Universitas Kristen
Krida Wacana berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan karya ilmiah
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal :……………

Yang menyatakan :

(Jovei Kurniadi)

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR………………………………..ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………………………iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………………v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………….vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….ix

ABSTRAK………………………………………………………………………..1

ABSTRACT……………………………………………………………………....1

PENDAHULUAN………………………………………………………………...2

METODE…………………………………………………………………………5

HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………..6

KESIMPULAN………………………………………………………………….13

SARAN…………………………………………………………………………..14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14

LAMPIRAN………………………………………………………………………

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ekstraksi Data………………….………. ……………………………….6

Tabel 2. Persentase Pengunaan Akar sebagai Obat di Kecamatan

Krayan, Kabupaten Nunukan…………………………………………………….12

Tabel 3. Ciri-Ciri Kadaluwarsa pada Komponen Makanan……………………..14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Tidak Perlu Kaji Etik……………………………..

Lampiran 2. Surat Keterangan Bebas Lab…………………………………………

Lampiran 3. Surat Keterangan Point Soft Skills (SKPI)………………………….

Lampiran 4. Peretujuan Sidang Tugas Akhir (Literature Review)…………………

Lampiran 5. Uji Genetik Tumbuhan Akar Temawar (Krayan)……………………..

ix
Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar (Aristolochia, Aristolochiaceae)
sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan Makanan

Jovei Kurniadi1, Hendrik Kurniawa2,Esther Sri Majawati3


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida
Wacana
2
Staf Departemen Biokimia, Universitas Kristen Krida Wacana
3
Staf Departemen Parasitologi, Universitas Kristen Krida Wacana

joveikurniadi@gmail.com (*), hendrik.kurniawan@ukrida.ac.id (**),


esther.majawati@ukrida.ac.id (***)

Abstrak
Akar Temawar merupakan tumbuhan herbal endemik yang memiliki sifat
bergantung dan tumbuh pada tumbuhan lainnya dan terdapat pada daerah kawasan
hutan Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dengan
ketingian 1.300 meter dari permukaan laut. Akar temawar digunakan dalam
penanganan ganguan pencernaan, keacunan akibat gigitan binatang seperti ular
dan keracunan makanan. Keracunan makanan disebabkan oleh berbagai macam
agen terutama mikroorganisme dan menyebabkan timbulnya gejala mual, muntah,
ganguan nyeri pada saluran cerna, ganguan pernapasan, deman, lemas, penurunan
kesadaran dan ganguan syaraf. Keracunan makanan yang merupakan kegawat
daruratan sehingga membutuhkan penanganan yang tepat. Tujuan penelitian ini
untuk memberikan informasi kandungan dan efek antioksidan pada akar temawar
sebagai penanganan keracunan makanan. Metode penelitian ini mengunakan
literature review dengan pengambilan data berupa jurnal ilmiah dapat diolah
dengan pembatasan waktu di bawah 6 tahun sejak 2014-2015 dengan tujuan
memberi informasi tentang akar temawar dan keracunan makanan. Efek senyawa
antioksidan akar temawar dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan
bakteri.
Kata Kunci: Temawar, aristolochia, aristolochiaceae, antioksidan, keracunan
makanan
Abstract
Akar Temawar is an endemic herbal plant that has dependent and growing
characteristics in other plants and is found in the forest area of Krayan District,
Nunukan Regency, North Kalimantan with a height of 1,300 meter above sea
level. Akar temawar is used in handling digestive disorders, poisoning due to
animal bites such as snakes and food poisoning. Food poisoning is caused by a
variety of agents, especially microorganisms and causes symptoms of nausea,
vomiting, pain in the digestive tract, respiratory disorders, fever, weakness,

1
decreased consciousness and nervous disorders. Food poisoning which is an
emergency so that it requires proper handling. The purpose of this study is to
provide information on the content and effects of antioxidants on Akar temawar as
a food poisoning treatment. This research method uses literature review by taking
data in the form of scientific journals that can be processed with a time limit of
less than 6 years from 2014-2015 with the aim of providing information about the
roots and food poisoning. The effects of the antioxidant akar temawar can kill and
inhibit bacterial growth.
Keywords: Temawar, Aristolochia, Aristolochiaceae, Antioxidant, Food
Poisoning
Pendahuluan

Akar temawar merupakan tumbuhan berupa akar, dimana masyarakat suku


Dayak Lundayeh menyebutnya sebagai tumbuhan “penawar” yang hanya dapat di
jumpai pada habitatnya didalam hutan. Manfaat yang di ketahui oleh masyarakat
local ini untuk menawar racun yang ada dalam tubuh baik akibat gigitan hewan
seperti ular sampai dengan mengobati gejala sistemik yang timbul seperti muntah
dan diare.1Suku Dayak Lundayeh yang sebagian besar berada di daerah
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dengan memiliki kekayaan alam
tumbuh- tumbuhan yang subur di daerahnya tentunya memiliki kemampuan
pengolahan obat herbal yang berkhasiat sesuai dengan penerapan fungsinya. 2
Pemanfaatan obat alami ini sangat membantu dalam menjaga dan memulihkan
kesehatan masyarakatnya. Pengunaan potensi tumbuhan berkhasiat sebelumnya
sudah diterapkan oleh praktisi/tabib tradisional dengan mengandalkan
pengetahuan yang secara turun- temurun dari para leluhur dan menjadi sebuah
tradisi bagi masyarakat lokal untuk pengobatan. Daerah lainpun mengunakan
obat- obatan tradisional baik berupa daun, akar, batang, daun, biji- bijian maupun
buah- buahan. Tumbuhan alam ini hanya digunakan saja tanpa mengetahui
senyawa apa saja yang ada di dalamnya serta fungsi dan hubungannya dalam
pengunaan secara ilmiah.2,3Kekayaan alam yang digunakan sebagai pengobatan
herbal dalam keseharian masyarakat suku Dayak Lundayeh salah satunya adalah
akar temawar atau temawar untuk meningkatkan dan menjaga kondisi kesehatan
masyarakat lokal tersebut terutama dalam manfaatnya mengurangi senyawa racun
di dalam tubuh.1

2
Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan utama hampir di seluruh negara
berkembang terutama di negara Indonesia. Kesehatanpun di atur dalam undang-
undang RI Nomor 36 Tahun 2009, dimana kesehatan itu sebagai hak seluruh
warga negara Indonesia termasuk mengatur bahwa pelayanan kesehatan
tradisional ditentukan didalamnya yang merujuk pengetahuan turun- temurun
yang dapat di pertangung jawabkan dan di terapkan. Permasalahan kesehatan
merupakan sebuah perkerjaan yang panjang bagi tiap pelaksanaannya, termasuk
setiap individu masyarakat. Pentingnya sebuah peran dan solusi yang
berlandaskan pengujian layak yang perlu ditawarkan untuk membantu setiap
aspek peningkatan kesehatan, khususnya negara Indonesia. 4Masalah kesehatan di
Indonesia ini tentu beragam, namun yang paling berpotensi mempengaruhi
kesehatan salah satunya adalah asupan makanan. Tentunya asupan makanan
sebagai sumber yang memenuhi kebutuhan dan pembentukan komponen-
komponen tubuh serta memberikan energi dan membantu menjaga kestabilan
tubuh.5

Asupan makanan yang memenuhi kebutuhan tubuh dapat dihasilkan dari


berbagai macam makanan baik hewani maupun nabati. Kandungan makanan
inilah yang akan memberikan dampak positif jika disajikan dengan baik dan benar
sesui dengan potensi dan kebutuhan tubuh. Pada asupan makanan ada kandungan
berupa protein, lemak serta kabohidrat yang masing- masing memiliki efektivitas
dalam membangun kebutuhan dasar kehidupan manusia. Bagaimana jika asupan
kebutuhan manusia tersebut terkontaminasi oleh toksin atau dengan kata lain
keracunan akibat makanan (food poisoning) yang dapat mengakibatkan ganguan
pada kesehatan serta memberikan dampak negatif sehinga dapat mengaggu
aktivitas kesehari- harian manusia itu sendiri. Masalah keracunan makanan ini
dapat dijumpai di seluruh dunia dengan kateristik makanan dan cara penyajiannya
serta kemasan yang berbeda- beda. Keracunan akibat makanan ini memiliki gejala
yang sama dapat berupa mual, muntah, ganguan nyeri pada saluran cerna,
ganguan pernapasan, deman, lemas hingga penurunan kesadaran dan gejala
sistemik lainnya. Gejala yang berbahaya bagi tubuh yaitu dapat berupa ganguan
syaraf. 6

3
Keracuan akibat makanan dapat dihasilkan oleh beberapa faktor utama
antara lain dapat dihasilkan dari kebersihan pribadi dan lingkungan yang tidak
sehat. Perlengkapan pada pengolahan serta penyajian makan yang tidak bersih,
serta kurangnya pengetahuan tentang memperhatikan kebersihan pengolahan
makanan dan penyajian kemasannya juga mempengaruhi. Faktor lain
menyebutkan bahwa keracunan makanan ini juga dapat dihasilkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, parasit yang mengkontaminasi
makanan yang dikonsumsi oleh tubuh.6,7Beberapa gejala yang menganggu
aktivitas kesehatan tubuh jasmani manusia. Efek dari mikrooranisme inilah yang
harus diminimaliskan dalam tubuh, sehingga tubuh dapat memaksimalkan
aktivitasnya. Penting juga memberikan alternatif penanganan secara alami yang
aman untuk dikonsumsi, sehingga bukan hanya memberikan informasi namun
juga solusi dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh serta
mengoptimalkan fungsi tubuh dengan baik.

Kekayaan alam terutama tumbuhan yang ada di Indonesia yang beriklim


tropis ini, tentunya banyak tumbuhan yang dapat berpotensi menguntungkan
dalam pengembangan dunia farmakologi terutama dalam hal pemanfaatannya.
Diharapkan kegunaanya dapat membantu pemulihan dalam penanganan
keracunan akibat makanan (food poisoning). Kenyataannya, kebanyakan
tumbuhan yang berpotensi ini kurang diketahui oleh publik dikarenakan banyak
hal, salah satunya adalah tempat habitat yang tidak terjangkau sehingga
menghambat pengembangan penelitian seperti keberadaanya yang ada di dalam
kawasan hutan liar.2,3 Penelitian ini perlu dilakukan guna menggali dan
menyajikan potensi tumbuhan herbal sebagai alternatif yang dapat meminimalkan
potensi bahaya bagi pengunaan obat- obatan sebelumnya yang memiliki efek
negatif bagi tubuh serta diharapkan dapat dikembangkan menjadi sebuah obat
baru yang aman untuk di konsumsi. Peran masyarakat lokal sangat diperlukan
dalam membantu meningkatkan pengetahuan terkait obat tradisional dan
mengoptimalkan pengunaanya bagi masyakat lokal dan juga publik. Pentingnya
penyuluhan yang informatif seputar pengembangan pengobatan tradisional herbal
dengan potensi kekayaan alam yang ada daerahnya sebagai alternatif. Penelitian

4
ini diharapkan memberikan sebuah informasi dan pengetahuan khususnya pada
akar temawar sebagai alternatif yang baru dengan kandungan senyawa antioksidan
yang terdapat dalam tumbuhan tersebut, yang diharapkan dapat memberikan
solusi dalam penangan keracunan makanan (food poisoning) akibat
mikroorganisme. Akar temawar ini diharapkan dapat menjadi bahan yang aman
dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan dimasyarakat lokal setempat dan
memberikan informasi penelitian bagi pengembangan dunia farmakologi.

Rumusan Masalah

1. Apakah akar temawar dapat digunakan sebagai alternatif penanganan


keracunan makanan?
2. Bagaimana mekanisme kerja senyawa antioksidan terhadap keracunan
makanan?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui potensi akar temawar dapat digunakan dalam


penanganan keracunan akibat makanan.
2. Untuk mengetahui peran antioksidan terutama mekanisme kerjanya dalam
meringankan gejala yang disebabkan keracunan makanan.

Metodologi

Penelitian ini adalah studi literatur dengan mengunakan artikel atau jurnal
penelitian dan review jurnal yang dapat memberikan sejumlah data dengan rentan
waktu penerbitan yang dibatasi 6 tahun ke belakang, mulai sejak tahun 2014
sampai dengan tahun 2020. Dalam pencarian literature, penelitian ini
mengunakan database online ilmiah yang mendukung pemberian data seputar
topik yang di angkat sesuai judul tinjauan pustaka ini, seperti; Google Scolar atau
Google Cendikiawan, Pubmed, Science Direct dan jurnal ilmiah lainnya yang
dapat memberikan informasi data yang perlu disajikan berdasarkan kata kunci
temawar, aristolochia, antioksidan dan keracunan makanan. Dari hasil pencarian
didapatkan 33 jurnal yang keterkaitan dan dapat dikembangan karena memberi
informasi yang diperlukan dalam penulisan literature review ini. Pemanfaatan

5
tumbuhan alami akar temawar dengan kandungan antioksidannya diharapkan
dapat memberi efektivitas terhadap keracunan makanan serta berdampak positif
bagi tubuh.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Ekstraksi Data

Penulis Judul Metode Subjek Hasil Fungsi


Ryan R, Analisis Eksperimental Akar temawar Kandungan Pengobatan
Hertiani kualitatif KLT, ekstrak Senyawa gigitan ular
T1 kandungan metanol Alkaloid,
kimia fenolitik,
tumbuhan kumarin, saporin
yang
digunakan
sebagai obat
tradisional
gigitan ular
oleh suku
dayak
lundayeh
dengan ,etode
kromotografi
lapis tipis
Susanti R, Traditional Etbotani Nilai rata- berkhasiat sebesar (Aristolochi
Zuhud ecological kualitatif rata 83,33%, a sp)
E.A.M2 knowledge analisis data pemanfaatan 16,67% yang Temawar:
and dengan suatu spesies belum digunakan Gangguan
biodiversity kruskal wallis dan pencernaan,
conservation: dan man- pengetahuan sistem
the medicine whitney penduduk kekebalan
plants of the tentang tubuh,
dayak krayan spesies keracunan.
people in (Cinnamom
kayan um
mentarang cuspidatum
national ) Tabar:
park,indonesia Ganguan
pencernaan,
sistem
saraf,
pernapasan,
pendarahan,
infeksi.
(Solanum
torvum)
Wat Ulem:
Gangguan
sistem
pencernan,
peradangan.
(Undetected

6
)
Limuan:
Keracunan.
Matius P, Inventaris Pengamata Masyarakat (Aristolochia Disebutkan
Diana R3 tumbuhan dan inventaris suku dayak papilifolia) hanya
berkhasiat di lapangan, lundayeh Temawar yang berkhasiat
obat yang kuesioner dan (praktisi terdapat pada
dimanfaatkan literatur pengobatan habitat hutan
suku dayak tradisional) dengan jumlah
lundayeh keseluruhan 41%
dan yang
mendominasi area
hutan kedua
(Cinnamomum
sp) sebanyak 23%
Ahmad I, Phytochemical Eksperimental Tabar Alkaloid pada Detoksifika
et al8 , tcl profile, Uji DPPH, Kedayan fraksi A,B,C dan si, penetral
and dengan (Aristolochia fenol fraksi F. bisa,
antioxidant ekstrak papilifolia Fraksi C,D,E,F keracunan
activity of methanol dan Ding Hou) terdapat makanan,
malinau etil asetat flavonoid. netralkan
endemic plant Ic50=139,11 alcohol
of tabar ug/ml (Sedang). dalam
kedayan Persamaan garis tubuh.
(Aristolochia linier
papilifolia y=0,292x+9,38
Ding Hou) R2=0,98
Jubaida S, Total phenolic Eksperimental Ekstraksi n-heksana dengan Antioksidan
et al9 content total phenolic Tabar berat 1.42 g ,
evaluation of analisis kedayan rendement menetralka
tabar kedayan dengan uji (Aristolochia 23.66% dengan n racun
(Aristolochia TPC (ekstrak foveolata TPC 29.36 mg seranga,
foveolata etanol 95%, n- Merr) GAE/g, SD ular dan
Merr) root heksana, etil 0.193. Etil asetat bisa hewan
extract asetat) 2.84g dengan beracun.
TPC 77.74mg
GAE/g, SD
2.633. etanol
0.75g, TPC
38.10mg GAE/g
SD 0.461.
Kobayashi Food Eksperimental Ginkgo, tikus, MNP Memperlan
D17 poisoning by Uji MNP 4’- dan pembuluh menghambat car aliran
ginkgo seeds O- darah. kinase peridoksi darah dan
through methylpyrido dan kinase dimensia
vitamin b6 xine piridoksal
depletion
Ningrum Identifikasi Eksperimental Batang Senyawa alkaloid Antibisa,
R22 senyawa deskriptif karamunting maritidine (BM diare,
alkaloid dari eksploratif (rhodomyrtus 288m/z), antioksidan
batang dengan tomentosa) berberine (BM
karamunting ekstrak etanol 336m/z), ismine
(rhodomyrtus 96%, Uji LC- (BM 258m/z),
tomentosa) MS tazattine (BM
sebagai bahan 332m/z), lycorine
ajar biologi (BM

7
untuk sma 28m/z),deoxytaze
kelas x ttine (BM 216
m/z),
homolycorine
(BM 316m/z)
Ahmad Penetapan Analisis Serbuk buah Bagian buah Antioksidan
A.R, et kadar fenolik kualitatif dan daun mengandung , dan
al23 dan flavonoid dengan KLT, patikala 2.29%b/b fenolik menambah
total ekstrak mengunakan patikala dan daun 6.29% cita rasa
metanol buah ekstrak etanol (Etlingera b/b . senyawa
dan daun elatior (jack) flavonoid buah
patikala r.m.sm) 1.77%b/b, daun
(Etlingera 5.45%b/b
elatior (jack)
r.m.sm)
Ramadhan Aktivitas Artikel review Rimpang Kelompok Menghamb
i N, antiinflamasi dengan kencur tumbuhan at
Sumiwi berbagai pengujian (Kaempferae memiliki peradangan
S.A24 tanaman fitokimia galangal L.), antiinflamasi
diduga berasal daun mahkota yang menunjuk
dari flavonoid dewa presentase
(Phaleria menghambat
macrocarpa udem masing-
(Shecff.) masing
Boerl.), ubi menghambat
jalar ungu 51.27%, 27.35%,
(Ipomoea 20.93%, 31.93,
batatas (L.) 50.22%. dengan
Lamk.), perlakuan
kelopak masing- masing
bunga rosella 45 mg/kgbb, 0.5
merah g/kgbb, 600
(Hisbiscus mg/kgbb, 410
sabdariffa),A mg/200 g bb,1/kg
sam jawa bb.
(Tamarindus
indica)
Saputra O, Pengaruh Artikel Senyawa Konsumsi Flavonoid
Sitepu konsumsi Review flavanoid flavonoid meningkatk
R.J25 flavonoid meningkatkan an aktivasi
terhadap nitrit oksida insulin dan
fungsi kognitif dalam plasma. vasodilatasi
otak manusia Fungsi NO-ekresi dari arteri
BDNF yang akan
membantu
memori panjang
dan pendek.
Wulandari Kandungan Eksperimental ekstraksi Daun ara sangat Antioksidan
E.D26 terpenoid dengan uji etanol, etil berpotensi ,
dalam daun KLT asetat, n- sebagai anti antibakterd
ara (Ficus mengunakan heksana pada bakteri MRSA an,
carica L.) ekstraksi daun ara dan paling antivirus
agen etanol, etil (Ficus carica berpotensi ekstrak
antibakteri asetat, n- L.) etanol. Zona
terhadap heksana hambat n-heksana
bakteri 0,111+/- 0,003

8
methicillin- cm etil asetat
resistant 0,328=+/- 0,026
staphylococcu cm, etanol 1.44+/-
s aureus 0,115 cm
Susanti Isolasi Eksperimental Ekstrak etil Ekstrak etil asetat Kulit
E.S, et al27 senyawa difusi cakram asetat 37,57 memiliki aktivitas batang
kumarin dari gr, heksana antibakteri lebih memiliki
kulit batang 36,75 gr, aktif aktivitas
kecapi metanol dibandingkan sitotoksik
(Sandoricum 36,83% heksana dan terhadap
koetjape) metanol dengan kanker
sebagai anti zona hambat yang
bakteri 19mm (E.coli) menyebabk
12mm (Stap. an leukemia
Aureus dan
memiliki
antioksidan
Fitriana, Sintesis Eksperimental Aktivitas Senyawa 3-asetil- Sintesis
Prabawati senyawa 3- difusi cakram Kumarin 7-(hidroksi) c3,c4,c7
S.Y28 asetil-7- kumarin disintesis dapat
(hidroksi)kum dengan titik leleh sebgai
arin dan 235oC dengan antimikroba
aktivitasnya aktivitas , anti-HIV,
terhadap antibakteri KHM anti kanker,
bakteri 5% antioksidan,
Staphylococcu antikoangul
s aureus dan an.
Shigella
flexneri
Nababan Uji aktivitas Eksperimental Tumbuhan Balsam Ekspektora
H, et al29 antibakteri difusi cakram balsam mengandung n, asma,
ekstrak etanol (Polygala antioksidan bronkhitis,
herbal paniculata L.) seperti flavonoid, gonorrhea,
tumbuhan saporin, tannin, reumatik,
balsam alkaloid, steroid luka.
(Polygala dan memiliki
paniculata L.) aktivitas sedang
terhadap pada semua
bakteri konsentrasi
Stapylococcus
aureus dan
Escherichia
coli
Rahman Skrining Eksperimental Ekstrak etanol Uji anova 0,000 Sakit
F.A, et fitokimia dan dengan uji daun sirsak (p<0,05) estrak kepala,
al30 aktivitas KLT (Annona berpengaruh sakit gigi,
antibakteri mengunakan muricata L.) terhadap batuk,
ekstrak etanol ekstraksi pertumbuhan asma,
daun sirsak etanol 70% koloni dengan antioksidan
(Annona KHM 125 mg/ml.
muricata L.) terdapat saporin,
pada terpenoid, steroid,
streptococcus flavonoid, tannin
mutans atcc dan alkaloid
35668
Sari Analisis Deskriptif Ekstraksi Mengandung Antioksidan

9
D.N.R, fitokimia kualitatif dan kulit pisang senyawa fenol, dan
Susilo ekstrak kulit analisis agung semeru saporin, terpen, antimikroba
D.K31 pisang gunung fitokimia dan pisang ( flavonoid (-) ,
agung semeru mas kirana alkaloid (+)
dan mas
kirana
Syarifa M Formulasi dan Eksperimental Ekstrak etanol Konsentrasi Antiiflamas
et al32 uji uji daya buah ekstrak etanol i
antiinflamasi inflamasi mengkudu buah mengkudu
masker pell off (Morinda optimal pada
ekstrak etanol citrifolia L.) kosentrasi 5%
buah pada formula 1
mengkudu dengan nilai
(Morinda COX-2 22,635% .
citrifolia L.) dan tidak
menimbulkan
iritasi.
Setiawan Sintesis dan Eksperimental Senyawa Bentuk Kristal Antiinflama
D, karakterisasi sintesis kompleks putih 5,79 g dan si dn
Rakhmaw senyawa 3,3’- senyawa kumarin rendemen 56,34% alternative
aty D benzilidena kumarin titik leleh 233oc terapi
bis-4-hidroksi dengan cara kanker
kumarin untuk kondensasi
sediaan
radioterapi

Akar Temawar

Akar Temawar atau temawar merupakan sebutan warga lokal dengan


pengucapannya yang digunakan dalam kesehari- harian masyarakat suku Dayak
Lundayeh untuk tumbuhan ini.1 Akar temawar hanya dapat dijumpai di tengah
hutan primer (Pulung Kara/ Pulung Kura) dan hutan sekunder tua (Amug Kara)
yang hidup di daerah tertentu seperti Kecamatan Krayan yang memiliki
ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut serta diselimuti oleh pergunungan
tinggi. Jenis tumbuhan herbal di tanah suku Dayak Lundayeh yang memiliki
potensi berkhasiat sebesar 83,33% yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat
tradisional, sedangkan sisanya 16,67% yang belum digunakan masyarakat
setempat. Pemanfaatannya bagian tumbuhan yang gunakan merupakan daun
dengan presentasi 34,4%, kemudian akar sebesar 17,8% dan sisanya sekitar 47,8%
berupa buah, kulit batang, rimpang, batang, getah, bunga, biji dan semua bagian
tumbuhan. Habitat tumbuhan yang berpotensi sebagai obat tradisional dapat
ditemukan di pekarangan sebanyak 41,1%, kemudian di dalam hutan sekunder
27,8% dan sisanya sekitar 31,1% dapat di temukan pada bekas ladang serta hutan

10
kerangkas.2 Aneka tumbuhan suku Dayak Lundayeh yang dimana manfaatnya
hampir menyerupai akar temawar antara lain, tabar (Cinnamomum cuspidatum)
yang memiliki fungsi dalam penanganan ganguan pernapasan, pencernaan,
peredaran darah, infeksi. Wat ulem (Solanum torvum) membanu dalam
penanganan ganguan sistem pencernaan dan peradangan, serta tumbuhan limuan
(Undeteted) sebagai antiracun. Persamaan fungsi tidak dijelaskan dalam
mekanisme pengunaannya baik dosis yang tepat dan aman hingga keterlibatan
dalam metabolism tubuh penjelasan diatas menyatakan sesuai dengan tingkat
pnegetahuan serta pengunaan obat herbal di masyarakatnya.2,3

Akar temawar yang merupakan tumbuhan endemik herbal berasal dari


famili Aristolochiaceae dengan genus Aristolochia sesuai dengan tabel diatas,
yang dinyatakan Rita Diana (2017) bahwa temawar digolongkan dalam spesies
Aristolochia papillifolia diragukan dalam penamaan ilmiahnya dan diduga
memiliki kesamaan yang identik dengan tabar kadayan,3 karna didapatkan bahwa
ketidakseuaian dalam penulisan nama ilmiah pada akar temawar maupun tabar
kedayan dimana tabar kedayan yang memiliki nama spesies yang berbeda dari
tabel sebelumnya pada tumbuhan tabar kadayan dinyatakan dalam spesies
Cinnamomum cuspidatum, namun menurut Ahmad I (2017) tabar kedayan
merupakan spesies Aristolochia papillifolia ding hou,8 sedangkan pernyataan lain
dinyatakan dalam spesies yang berbeda seperti menurut Jubaidah S., et al. (2019)
menyatakan bahwa nama spesies tabar kedayan adalah Aristolochia foveolata
Merr.9 Timbulnya perbedaan ini membuat inkonsistensi penelitian sehingga dapat
berakibat penurunan akurasi penelitian tentang tumbuhan akar temawar tersebut.
Akar temawar dan tabar kadayan dicurigai merupakan tumbuhan yang sama
namun memiliki penyebutan yang berbeda dari daerah asalnya, kemungkinan lain
memiliki varietas berbeda berdasarkan dasar permukaan tanah pada tumbuhan
tersebut namun dari penelitian diatas memiliki kecurigaan yang kuat berdasarkan
fungsi yang sama dan inkonsistensi penelitian tersebut dan perlu pengkajian
mendalam.2,8,9 Akar temawar sebelumnya pernah di lakukan pengecekan
klasifikasi ulang pada Genetik Lab oleh Prof. Kris Herawan Timoius dengan
nama sample “Krayan” dalam hal ini disebut “akar temawar” dengan beberapa

11
metode serta hasilnya menunjukan tidak dalam pengolongan famili tumbuhan
Aristolochiaceae maupun spesies yang tertera sebelumnya dan keterangan
tersebut terdapat dalam lampiran 5. Famili tumbuhan Aristolochiaceae sebagian
besar menghasilkan kandungan yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker
serta memiliki antiracun dan kaya akan antioksidan maupun steroid.8,9

Akar temawar, seperti namanya dimana fungsi tumbuhan herbal ini


menawar atau menetralkan berbagai macam racun termasuk akibat gigitan ular
serta bentuknya menyerupai seperti akar. Tumbuhan ini memiliki ciri khas yaitu
berbau anyir, kemudian berupa tumbuhan liar yang bersifat parasit bagi tumbuhan
lain. Dari hasil penapisan fitokimia dengan mengunakan ekstrak metanol,
didapatkan bahwa akar temawar ini mengandung beberapa unsur senyawa antara
lain: alkaloid, fenolik, saporin dan kumarin berdasarkan perubahan warna yang
merujuk kandungan senyawa antioksidan dan tidak terdapat angka spesifik yang
menunjukan seberapa besar aktivitas kekuatan kandungan senyawa antioksidan
yang terkandung di dalamnya.1

Presentasi pengunaan akar sebagai obat tradisional seperti akar temawar


ini termasuk banyak digunakan dalam keseharian masyarakatnya seperti di
beberapa desa, antara lain:

Tabel 2. Persentase Pengunaan Akar sebagai Obat di Kecamatan Krayan,


Kabupaten Nunukan.2

Nama Desa Persentase

Desa Pa’padi 22,74%

77,27% (Dalam Bentuk Lainnya: Kulit, Bunga,


Buah, Daun, Getah, Benih, Batang, Tunas,
Semua bagian)

Desa Wa’yagung 11,43%

88,57% (Dalam Bentuk Lainnya: Kulit, Bunga,


Buah, Daun, Getah, Benih, Batang, Tunas,
Semua bagian)

12
Menurut penelitian Jalacovi’c B,. et al.(2016), bahwa famili
Aristolochiaeae memiliki senyawa toksik berupa aristolochia acid atau asam
aristolochia yang berhubungan dengan masalah pada ginjal, kanker hati, dan
kanker urothelial.10 Penelitian yang dilakukan Hoang M.L, dkk (2016)
menyebutkan bahwa pengunaan obat tradisional berbahan famili Aristolochiaceae
yang telah beredar mengandung aristolochic acid dan merupakan faktor etiologi
dalam sel karsinoma ginjal.11 Akar temawar yang merupakan golongan famili
tersebut saat ini belum menunjukan efek negatif saat dikonsumsi oleh masyarakat
karena dimungkinkan bahwa tidak adanya penelitian yang menganalisa hal
tersebut, meskipun demikian didapatkan bahwa pemanfaatan obat herbal akar
temawar ini digunakan sejak dulu sesuai kepercayaan masyarakat dengan
manfaatnya. Pengunaanya selain antiracun akibat gigitan binatang, dapat juga
menjadi alternatif penanganan keracunan akibat makanan.

Mekanisme Keracunan makanan

Keracunan makanan merupakan keracunan yang bersifat akut dimana


terjadi absorsi racun menuju sirkulasi sistemik tubuh dalam bentuk terlarut
melalui jalur utama saluran cerna. Saat mencapai sistemik bersama darah, racun
akan diedarkan melewati membran sel menuju sistem organ atau jaringan tubuh.
Reaksi keracunan terjadi karena adanya transformasi metabolisme yang terpapar
racun melalui organ tertentu sehingga memudahkan pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri bersifat patogen terlebih jika terjadinya penurunan
daya tahan tubuh atau imun sehingga untuk melawan dan mencegah secara alami
tidak adekuat. Pada organ usus, biasanya pasien merasakan nyeri perut, munta,
diare, hingga terdapat darah pada feses. Keracunan makanan diangap sebagai
keadaan gawat darurat, dimana keracuanan makanan dapat dihasilkan dari
berbagai macam agen. Berbagaimacam kontaminasi dapat terjadi. Menurut Ariani
L.D.D (2017) dalam penelitiannya menyatakan mikroorganisme menyebabkan
bahan pangan menjadi kadaluwarsa dan menghasilkan toksin yang berbahaya

13
12
pada tubuh. Kandungan senyawa pembangun yang dikatakan kadarluarsa ini
diciri- cirikan sebagai berikut:

Tabel 3. Ciri-Ciri Kadaluwarsa pada Komponen Makanan12

Komponen Makanan Ciri Kadaluwarsa


Karbohidrat Perubahan warna pada permukaan makanan disebabkan
jamur dan tekstur menjadi berlendir karna bakteri.
Protein Bakteri menyebakan perubahan struktur dan senyawa
protein menjadi ammonia

Lemak Terdapat perubahan bau

Gula Terdapat perubahan rasa

Buah dan Sayuran Terjadi kerusakan dinding sel serat


Makanan Kaleng
Terjadi perubahan warna makanan

Tabel ini menujukan bahwa adanya mikroorganisme akan merubah bentuk


dan fungsi makanan normal menjadi makanan yang terpapar mikroorganisme
sehingga memiliki antitoksin. Kejadian luar biasa KLB akibat keracunan pangan
pada kurung waktu antara 2000-2015 sebanyak 1.176 kejadian di Indonesia dan
terbanyak di Provinsi Jawa Tengah dengan agen penyebab terbanyak adalah
bakteri E.coli, dimana faktor ketahanan dan pertumbuhan yang mempengaruhi
kontribusinya selain itu memiliki sifat bakteri dengan gram negatif, dapat meragi
laktosa, bakteri normal namun jika terjadi peningkatan jumlah abnormal (fecal-
oral) akan menghasilkan toksin.13 Penelitian yang dilakukan Rhomadhoni M.N,.
et al.(2018), menyebutkan hasil identifikasi tahun 2014 sebanyak 186 kejadian,
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 153 kejadian. Penurunan sebesar 28%
angka kejadian dan faktor penyebab keracunan makanan antara lain, pangan,
racun alam, petisida, dan pencemaran lingkungan.14 Penelitian dilakukan Utama
D,. et al.(2016) yang mengidentifikasi salah satu agen penyebab keracunan
makanan oleh bakteri E.coli pada faktor penjamah makanan pada salah satu kantin
kampus di kawasan Jakarta Barat, kampus fakultas kedokteran Universitas Kristen

14
Krida Wacana menunjukan tidak adanya penemuan bakteri E.coli tetapi ada agen
lain berupa bakteri lainya. Kemungkinan yang terjadi dikarenakan adanya
tindakan kesadaran higienis berupa kebiasaan mencuci tangan sebelumnya
sehingga membuktikan bahwa prilaku sangat mempengaruhi kesehatan.15
Mikroorganisme terutama bakteri memiliki masa inkubasi yang bermacam-
macam sehingga butuh pemantauan dengan gejala yang timbul dan segera
memperbaiki kondisi tubuh. Rumah Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro
dan RSUP dr. Sarjito di dapatkan ada sekitar 103 pasien keracunan, dimana
80,0% pasien dengan rawat inap di daerah Klaten, Gunung Kidul sebesar 17,3%,
lainnya 2,7%. Sebanyak 14,5% akibat makanan dengan jenis kelamin laki- laki
54,4% dan perempuan 45,6%. Keracunan oleh makanan dapat terjadi dengan usia
bervariatif, terbanyak pada usia remaja dewasa antara 15-64 tahun sebanyak
62,2%.16Agen penyebab terjadinya keracunan makanan ini bervariasi sehingga
perlu penanganan yang tepat. Penelitian yang dilakukan di luar Indonesia
menemukan beberapa gejala yang timbul akibat keracunan makanan ini dengan
potensi yang berbahaya. Menurut Kobayasi D (2018) bahwa keracunan makanan
dengan mengkonsumsi Ginkgo biloba berlebihan akan menyebabkan kejang
disertai muntah dengan tipe tonik- klonik namun efektif dengan pemberian
vitamin B6.17 Gejala yang timbul menurut penelitian Manfredi E.A (2019) pada
provinsi Boinos Aires di Argentina dimana keracunan makanan akibat
Staphylococus timbul gejala awal muntah hebat, gejala gastroenteritis akut dan
dehidrasi, hingga dapat menyebabkan obstuktif dan kematian. 18,19Beberapa daerah
di Indonesia menunjukkan berbagai macam gejala yang hampir sama akibat
terpaparnya racun dalam tubuh seperti mual- mual, gatal- gatal, sesak nafas
hingga demam. Pengunaan anasida sebagai penanganan awal dapat diberikan
dengan gelaja mual disertai pusing. 20,21

Mekanisme antioksidan pada akar temawar pada bakteri penyebab


keracunan makanan

Keracunan makanan yang merupakan keadaan gawat-darurat,


membuktikan bahwa penanganan awal sangat dibutuhkan untuk mengurangi
resiko yang mengakibatkan komplikasi. Pemberian pengobatan herbal berupa akar

15
temawar diharapkan dapat menangani keracunan makanan dengan mekanisme
fungsinya berupa senyawa antioksidan yang ada dalam tumbuhan herbal
bermanfaat untuk mengurangi gejala yang ada hingga memperbaiki keadaan yang
disebabkan keracunan akibat makanan ini.22 Kandungan antioksidan yang
memiliki fungsi dapat mencegah tejadinya radikal bebas sehingga radikal bebas
ini menjadi molekul yang kurang berdampak negatif, selain itu mencegah
terjadinya reaksi berantai dan memperbaiki kerusakan sel dan jaringan. Penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya terhadap beberapa tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan bagi tubuh dengan melakukan ekstraksi. Rata- rata pengunaan
pelarut dalam ekstraksi dengan mengunakan metanol/etanol dan etil asetat. Kedua
pelarut ini memiliki pengaruh dan fungsi yang signifikan berdasarkan
karakteristiknya dan perpaduan pengunaannya contohnya seperti maserasi.
Metanol/ etanol maupun etil asetat memiliki keungulannya masing- masing
berdasarkan data penelitian yang dilakukan. Pengunaan metanol/ etanol
digunakan karna sifatnya yang mudah menguap terutama pada maserasi sehingga
mudah dibebaskan dari ekstrak dengan tujuan mendapatkan ekstrak yang lebih
kental sedangkan etil asetat adanya gugus etoksi yang menyebabkan etil asetat
membentuk ikatan hidrogen pada sampel tertentu sehingga etil asetat
memilikiikatan hidrogen lebih besar dari senyawa non polar/polar. 9,23 Susanti F.E,
et al (2016) menyatakan dalam penelitiannya ekstrak dengan etil asetat
mempunyai aktifitas antibakteri yang lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak
lain dengan daerah hambatan pada Escherichia coli 19 mm.27 Kandungan
Senyawa antioksidan yang ada pada akar temawar seperti yang ada pada tabel 1
memiliki mekanisme kerja yang secara umum sama berdasarkan pemanfaatan
antioksidannya. Senyawa alkaloid ini dapat mengantikan basa mineral sesuai
dengan sifatnya yang basa yang berguna bagi tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan ion sehingga membuktikan pengaruh besar dalam proses perbaikan
keseimbangan cairan yang hilang akibat dehidrasi. 22 Senyawa alkaloid dalam
kasus keracunan makanan yang disebabkan bakteri dapat berfungsi sebagai
antibakteri dengan menghambat kerja ensim topoisomerase sel mikroba dan juga
sebagai interkelator DNA sehingga menyebabkan terganggunya komponen
penyusun peptidoglikan sel mikroba sehingga dinding sel tidak dapat terbentuk
16
sehingga membuat kematian sel pada mikroba, pada sel jamur akan terjadi lisis
dan menghambat respirasi sel.29 Senyawa fenol yang berperan penting ada
senyawa flavonoid karna biosintesisnya saling berhubungan yang memiliki fungsi
yang menghambat aktivitas peradangan pada proses inisiasi seperti menghambat
mediator inflamasi dengan mekanisme menghambat siklooksgenase
(lipooksigenase) dan menghambat akumulasi leukosit, selain itu dengan
menghambat kerja serotin serta histamin pada sel radang dan sintesis
prostaglandin (asam arahidonat) akan menstimulus kerja siklooksgenase tadi
terhambat dan meningkatkan peristaltik usus.23,24 Senyawa ini juga memiliki
mekanisme kerja antibakteri dapat menghambat bakteri gram negatif dan gram
positif dengan 3 cara yaitu dengan peran cincin B sehingga menghambat
terjadinya sintesis DNA dan RNA melalui penumpukan basa asam nukleat pada
proses inkalasi atau ikatan hidrogen, kemudian menganggu fungsi membran sel
dengan memanfaatkan ikatan komplek pada protein ekstraseluler yang larut
sehingga menanggu integritasnya dan protein mikroba akan menjadi rusak pada
tingkat sel dan sitoplasmanya. Tergangunya proton motive force yang membuat
sintesis ATP ikut terganggu dan membuat proses respirasi bakteri terhambat
dimana sangat mempengaruhi dalam aktivitas metabolit dan biosintesis bakteri
pada jalur gradien elektrokimia proton yang akan melintasi membrane. Flavanoid
juga dapat menginduksi pembuluh darah perifer dan serebral sehingga
bervasodilatasi.25,30 Senyawa antioksidan saporin pada akar temawar yang
merupakan sebuah senyawa yang dapat mempengaruhi hemolisis pada darah,
selain itu senyawa saporin ini memiliki fungsi sebagai anticocicidia,
imunostimulan, antibakteri dan anti jamur.26 Mekanisme kerja senyawa saporin
dengan mengakibatkan kebocoran sel serta menyebabkan cairan intraseluler akan
keluar hingga lisis dengan cara menurunkan tegangan pada permukaan membran
sterol sel mikroba, selain itu saporin dapat berpengaruh pada hemolisa darah
dengan berada pada permeabelitas membrane sel sehingga membrane terganggu
dan terjadilah hemolysis darah.30,31Kandungan senyawa lainnya pada akar
temawar yaitu senyawa kumarin yang sebagai antioksidan memiliki fungsi
sebagai sebagai antibakteri dan lebih efektif lagi pengunaannya jika mengunakan
ekstra etil asetat.27 senyawa kumarin termasuk senyawa lakton fenolitik apabila
17
terikat dengan molekul glukosa selain memiliki kandungan senyawa skopoletin
(6-metoksi-7-hidroksikumarin)32 yang merupakan bagian dari hasil kumarin
terhidroksilasi ini memiliki mekanisme kerja sebagai antiinflamasi dan antibakteri
dengan menghabat produksi nitrit oksida dan siklookigenase dan terhambatnya
produksi prostaglandin selain itu merupakan pemutus rantai yang kuat dan dapat
di aplikasikan pada terapeutik antikoangulan. Penambahan sebuah gugus
pharmacophoric pada posisi C3,C4,C7 akan berpotensi tinggi, dengan adanya
gugus pengaktif maka gugus hidroksil pada sebuah senyawa akan merusak
komponen organik dan transfer nutrisinya terganggu sehingga terjadinya efek
toksik dan menyebabkan kematian bakteri.33

Akar temawar yang merupakan tumbuhan alami sangat menguntungkan


pengunaanya karena akan meminimalkan risiko pengunaan obat- obatan kimia
yang berdampak negatif bagi tubuh sebelumnya sebagai penanganan keracunan
makanan. Tumbuhan alami seperti akar temawar dengan kandungan senyawa
antioksidannya dapat menjadi solusi yang sehat dan aman untuk dikonsumsikan
dan memberikan kemajuan dunia farmakologi dengan pengunaan bahan herbal.
Masyarakat lokal menyatakan bahwa akar temawar ini merupakan sebuah
jawaban bagi mereka yang jauh dari akses kesehatan sehingga dapat mengurangi
resiko yang fatal terhadap keterlambatan penanganan keadaan gawat-darurat
akibat keracunan terutama disebabkan oleh makanan. Hasil dari analisa
menunjukan seberapa penting dan sangat berpotensi pengunaan senyawa
antioksidan pada akar temawar ini dalam penanganan awal dengan mengandalkan
kandungan senyawa antioksidan itu sendiri.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang di peroleh dalam penelitian ini maka dapat


disimpulkan bahwa gejala keracunan mulai dari gejala ringan seperti mual-mual
hingga gejala berat seperti ganguan saraf hingga kematian dapat terjadi. Agen
penyebab keracunan makananpun bervariasi dan dapat dikatakan bahwa penyebab
terbanyak disebabkan oleh bakteri seperti E.coli, selain itu tingkat pengetahuan
mempengaruhi terjadinya keracunan makanan. Sebagai keadaan gawat-darurat,

18
keracunan makanan sebagian besar butuh perawatan inap. Potensi tumbuhan
herbal akar temawar dalam genus Aristolochia (Famili Aristolochiaceae) ini dapat
digunakan sebagai alternatif keracunan makanan karena mengandung senyawa
antioksidan berupa alkaloid, fenolitik, saporin dan kumarin yang menunjukan
efektivitas dalam mekanisme kerjanya yang dapat membunuh dan mengahambat
pertumbuhan bakteri selain itu dapat mengatasi gejala yang timbul seperti
memperbaiki konsidi usus akibat bakteri. Akar temawar ini merupakan sebuah
solusi baru dalam penanganan keracunan makanan yang berbahan alami.

Saran

1. Perlu adanya klasifikasi ulang untuk mengidentifikasi persamaan/


perbedaan tumbuhan akar temawar maupun tabar kadayan dengan jelas
baik mengunakan pengujian metode analisis lainnya, maupun pengujian
toksonomi pada kedua tumbuhan tersebut.
2. Perlu adanya tambahan penelitian lanjutan terkait potensi akar temawar
bagi penyakit lainnya.
3. Perlu adanya pengujian efek samping setelah mengkonsumsi akar
temawar.

Daftar Pustaka

1. Ryan R, Hertiani T. Analisis kualitatif kandungan kimia tumbuhan yang


digunakan sebagai obat tradisional gigitan ular oleh suku dayak lundayeh
dengan metode kromotografi lapis tipis [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada; 2014.
2. Susanti R, Zuhud E.A.M. Traditional ecological knowledge and
biodiversity conservation: the medicinal plants of the dayak krayan people
in kayan mentarang national park, indonesia. 2019 Sep 9;20(9):2764-2779.
3. Matius P, Diana R. Inventarisasi tumbuhan berkhasiat obat yang
dimanfaatkan suku dayak lundayeh. REPO-MAN. 2017 Mar;1(1):49-58.
4. Heriani I, Munajah M. Aspek legalitas terhadap pelayanan kesehanatan
tradisional di indonesia. Al’ Adl Jurnal Hukum. 2019 Jul;11(2):198-9.

19
5. Nurmasyita, Widjanarko B, Margawati A. Pengaruh intervensi pendidikan
gizi terhadap peningkatan pengetahuan gizi, perubahan asupan zat gizi dan
indeks masa tubuh remaja kelebihan berat badan. Jurnal Gizi Indonesia.
2016 Dec 8;4(1):40-3.
6. Arlita Y, Rases F, Soeliongan S. Identifikasi bakteri escherechia coli dan
salmonella sp. Pada makanan jajanan bakso tusuk dikota manado.
eBiomedik. 2014 Mar 1;2(1).
7. Sugyono L.P, Subandriani D N. Gambaran pengetahuan, sikap, praktik
serta identifikasi bakteri Escherichia coli dan stapylococus aureus pada
penjamah dan makanan di pt psa (pelita sejahtera abadi). Jurnal Riset Gizi.
2014 Nov; 2(2):4-10.
8. Ahmad I, Ardana M, Sulistyarini R, Prabowo W.C, Arifuddin M.
Phytochemical, TLC profile, and antioxidant activity of malinau endemic
plant of tabar kedayan (aristolochia papilifolia ding hou) root fractions.
ChemtTech; 2017;10(2):84-90.
9. Jubaidah S, Nurhasnawati H, Wijaya H. Analysis of total phenolic from a
root tabar tedayan. Tropical Pharmacy and Chemistry.2019 Jun 30; 4(5):
209-214.
10. Jalacovi’c B, Dika Z, Volker M, Stiborova M, Nicolas M, Pavlovi’c,
DKK. Balkan Endemic Nephropathy and the Causative Role of
Aristolochic Acid. Sciencedirect. 2016 Dec;29(3):284-296.
11. Hoang M.L, Chen C.H, Pau-Chen P.C, Roberts N.J, Dickman K.G, Yun
B.H, DKK. Aristolochic acid in the etiology of renal cell carcinoma.
American Association for Cancer Research. 2016 Dec; 25(12):1600-7.
12. Ariani L.D.D. 2017 Faktor- faktor penyebab dan karakteristik makanan
kadarluarsa yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. JITIPARI.
2017;2(1):15-24.
13. Arisant R.R, Indriani C, Wilopo S.A. Kontribusi agen dan faktor penyebab
kejadian luar biasa keracunan pangan di Indonesia: kajian sistematis.
Berita Kedokteran Masyarakat. 2018 Mar 15;34(3):99-106.
14. Menurut Rhomadhoni M.N, Firdausi N.J, Herdiani N. Tren kejadian
keracunan makanan diberbagai wilayah diindonesia tahun 2014 dan tahun
20
2015. Medical Technology and Public Healt Journal. 2018 Mar;2(1):51-
65.
15. Utama D., Sutanti Y, Rumiati F. Identifikasi escherichia coli pada tangan
penjamah makanan di kantin kampus fk ukrida tahun 2016. Jurnal
Kedokteran Meditek. 2019 Jan 3;24(66).
16. Parmasari M, Sugiyanto, Andayani T.M. Evaluasi penyebab dan
tatalaksanaan terapi pada kasus keracunan serta analisis biaya. Jurnal
Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 2014 Dec 30;4(4):207-212.
17. Kobayasi D. Food poisoning by ginkgo seeds through vitamin b6
depletion. Yakugaku Zasshi. 2018 Jun 13; 139(1):1-5.
18. Manfredi E.A, Rivas M. Food poisoning outbreak in a kindergarten in the
province of buenos aires, argentina. Asociacion Argentina de
Microbiologia (aam). 2019 Mar 15; 51(4):354-358.
19. Bryan R.W. Death by Food. Forensic Sci Med Pathol. 2017 Jul 16;
14(3):395-401.
20. Kurniawan R. Tangung jawab pidana pelaku usaha akibat keracunan
makanan. Lex Crimen. 2015 Oct 8;4(8):62-8.
21. Pitrianti L, Sawitri A.A.S, Gita I.K. Outbreak investigation of food
intoxication of finger candy (Case study at elementary school in denpasar
bali, Indonesia). Poltekkes Kemenkes Ternate. 2019 Nov 30;13(1):1-10.
22. Ningrum R, Purwanti E, Sukarsono. Identifikasi senyawa alkaloid dari
batang karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) sebagai bahan ajar biologi
untuk kelas x. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. 2016 Nov; 2(3):231-6.
23. Ahmad A.R, Juwita J, Ratulangi S.A.D, Malik A. Penetapan kadar
fenolik dan flavonoid total ekstrak metanol buah dan daun patikala
(Etlingera elatior (Jack) R.M.SM). Pharmaceutical Sciences & Research
2015 Apr;2(1):1-9.
24. Manurung M.R.N, Sumiwi S.A. Aktivitas antiinflamasi berbagai tanaman
diduga berasal dari flvanoid. Farmaka. 2016;16(2):111-123.
25. Saputra O, Sitepu R.J. Pengaruh kosumsi flavanoid terhadap fungsi
kognitif otak manusia. Medical Jurnal of Lampung University. 2016 Sep;
5(3):134-8.
21
26. Wulansari E.D, Lestari D, Khoirunissa M.A. Kandungan Terpenoid dalam
daun ara (ficus carica l.) sebagai agen antibakteri terhadap bakteri
methicillin-resistant staphylococcus aureus. Pharmacon. 2020 Feb; 9(1):
222-7.
27. Susanti F.E, Efdi M, Afrizal. isolasi senyawa kumarin dari kulit batang
kecapi (Sandoricum koetjape) sebagai antibakteri. Jurnal Katalisator.
2016;1(1):1-9
28. Setiawan D, Rakhmawaty D. Sintesis dan karakterisasi senyawa 3,3’-
benzilidena bis- 4- hidroksi kumarin untuk sediaan radiioterapi.Chimica et
Natura Acta. 2014;2(3):154-9.
29. Nababan H, Simanjuntak H.A, Gurning K. Antibacterial Activity of
Ethanol Extract of Herbal Balm (Polygala paniculata L.) against
Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Jurnal Biologica Samudra.
2020 Jun; 2(1):60 -65.
30. Rahman F.A, Haniastuti T, Utami T.W. Skrining fitokimia dan antibakteri
ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) pada Streptococcus
mutans ATCC 35668. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2017 Apr 28;
3(1):1-7.
31. Sari D.N.R, Susilo D.K. Analisis fitokimia ekstrak kulit pisang agung
semeru dan mas kirana. Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi
2017;2(2):64-75.
32. Syarifah M, Sugihartini N, Nurani L.H. Formulasi dan uji anti inflamasi
masker peel off ekstrak etanol buah mengkudu. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia. 2019 Oct; 17(2):175-182.
33. Fitriana, Prabawati S.Y. Senyawa sintesis 3- Asetil-7-(hidroksi) kumarin
dan aktivitasnya terhadap bakteri Stapylococcus aureus dan Shigela
flexneri.Indonesian Journal of Materials Chemistry. 2018; 1(1):9-13.

22
Lampiran 1

Surat Keterangan Tidak Perlu Kaji Etik

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Jovei Kurniadi
Nim : 102013160
Pembimbing 1 : Dr. Hendrik Kurniawan, M. Biomed
Pembimbing 2 : Ir. Esther Sri Majawati, M. Biomed
Judul Penelitian : Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar (Aristolochia,
Aristolochiaceae) sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan Makanan

Menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan tidak memerlukan


penilaian dari kaji etik, dikarenakan penelitian saya tidak menggunakan hewan
coba mamalia ataupun manusia, termasuk sel-sel hewan ataupun manusia.
Penelitian ini sudah dikaji oleh baik pembimbing 1 maupun pembimbing 2 saya
dan yang juga menyetujui bahwa penelitian ini tidak memerlukan kaji etik.
Demikianlah surat ini saya buat dengan sejujur-jujurnya dan jika nantinya
ditemukan adanya kesalahan ataupun kecurangan yang saya lakukan saya sebagai
peneliti bersedia bertanggung jawab penuh atas akibat yang akan timbul.
Jakarta, 23 Juli 2020
Mengetahui:
Dosen Pembimbing 1 Peneliti,

Dr. Hendrik Kurniawan, M. Biomed Jovei Kurniadi


Dosen Pembimbing 2

Ir. Esther Sri Majawati, M. Biomed


23
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN BEBAS LABORATORIUM


MAHASISWA UNTUK SKRIPSI

Mahasiswa/i berikut:
Nama : Jovei Kurniadi
Nim : 102013160
Judul Tugas Akhir : Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar
(Aristolochia, Aristolochiaceae) sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan
Makanan

Bahwa tidak menggunakan alat dan bahan laboratorium.

Jakarta, 23 Juli 2020


Disetujui oleh
Kepala Laboratorium

dr. Monica Puspita Sari, M.Biomed

24
Lampiran 3

25
Lampiran 4

PERSETUJUAN SIDANG TUGAS AKHIR


DALAM BENTUK LITERATURE REVIEW
Nama : Jovei Kurniadi

Nim : 102013160
Jurusan : Kedokteran
Judul Tugas Akhir : Efek Senyawa Antioksidan Akar Temawar
(Aristolochia, Aristolochiaceae) sebagai Pengobatan Alternatif Keracunan
Makanan
Telah diperiksa dan disetujui untuk melaksanakan siding
skripsi pada :

Tanggal : 3-Agustus-2020

Pukul : 11.00 – Selesai


*Pelaksanaan siding skripsi dilaksanakan paling cepat 1 minggu setelah
pendaftaran siding dilakukan.
Jakarta, 23 Juli 2020
Menyetujui:
Pembingbing 1 Pembimbing 2

Dr. Hendrik Kurniawan, M.Biomed Ir. Esther Sri Majawati, M. Biomed


Dosen Penguji

Dr. Darminto Salim, Mpd. Ked

26
Lampiran 5

27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai