Anda di halaman 1dari 11

Sekenario 6

Seorang perempuan usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering mengeluh sakit
punggung sejak dua tahun yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan asimetri pada bahu. Dimana
bahu kiri lebih tinggi dari kanan. Setelah di rontgen, dokter menjelaskan didapatkan adanya
scoliosis atau penyimpangan pada sumbu tulang belakang.

Identifikasi istilah

Skoliosis adalah penyimpangan tulang belakang ke lateral dari garis tengah atau terjadi
lengkungan yang abnormal pada vertebra kea rah lateral.6

Rumusan masalah

Seorang perempuan 17 tahun sering mengeluh sakit punggung sejak 2 tahun yang lalu.

Mind Map

Makro dan
mikro
Struktur

RM

Mekanisme Pembentuk
kontraksi dan an ATP
relaksasi

Macam macam
persendian
Manda Setyo Wulandari

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email: mandasetyowulandari@yahoo.com

Pendahuluan

Pada sekenario dikatakan bahwa seorang perempuan 17 tahun mengalami scoliosis yaitu
penyimpangan pada sumbu tulang belakang. Sekoliosis dapat dimengerti lebih jelas apabila kita
memahami dari segi anatomi untuk memahami struktur tulang belakang dalam keadaan normal,
selain itu mengetahui proses mekanisme kontraksi dan histologi.

Tulang dan otot

Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang
merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannya. Karena
fungsinya adalah utuk menopang tubuh maka tulang memiliki struktur yang kaku. Otot berfungsi
untuk menggerakan bagian-bagian tubuh ada yang menggerakan tulang dan sendi ada yang untuk
mempompa darah di jantung.1

Tulang

Tulang manusia terdiri dari beberapa jenis yaitu tulang panjang yang berbentuk silindris fungsi
tulang ini untuk menahan berat tubuh dan berperan dalan pergerakan contohnya pada tungkai,
kedua tulang pendek adalah tulang yang berstruktur kuboidal atau bujur, dan biasanya ditemukan
berkelompok untuk memberikan kekuatan dan kekompakan pada era yang pergeraknnya terbatas
sebagian besar tulang pendek adalah tulang karpal, tarsal, ketiga, tulang pipih adalah tulang yang
mirip dengan lempeng memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan
membeikan perlindungan contohnya pada tengkorak, iga dan tulang dada. Ke empat, tulang
ireguler adalah bentuk tulang yang tidak beraturan contohnya vertebra. Kelima adalah tulang
sesamoid adalah tulang yang berbentuk kecil bulat yang masuk ke persendian atau bersambungan
dengan kartilago, ligament atau tulang lainnya contohnya tulang patella.1

Komposisi jaringan tulang

Tulang terdiri dari sel matriks ekstraseluler. Sel tersebut adalah osteosit, osteoblast dan osteoklas.
Matriks tulang tersusun atas serat –serat kolagen organic yang tertanam pada subtansi dasar dan
garam-garam anorganik seperti kalium dan kalsium. Susunan dasar tulang terdiri dari sejenis
proteoglikansa yang tersusun terutama dari kondrotin sulfat dan sejumlah kecil asam hialuronat
yang bersenyawa dengan protein. Garam –garam tulang berada dalam bentuk kristal kalsium fosfat
yang disebut hidroksiapatit. Persenyawaan antara kolagen dan kirstal hidroksiapatit bertanggung
jawab atas daya regang dan daya tekan tulang yang besar.1

Tulang dibagi beberapa jenis yaitu tulang kompak adalah jaringan yang tersusun rapat dan
ditemukan sebagai lapisan diatas jaringan berongga. Porositasnya bergantung pada saluran
kanallikuli yang mengandung pembuluh darah yang berhubungan dengan saluran Havers. Kedua,
tulang berongga tersusun dari batang-batang tulang halus dan ireguler yang bercabang dan saling
tumpang tindih untuk membentuk jaringa spikula tulang dengan rongga-rongga yang mengandung
sumsum. Jumlah tulang rongga dan kompak relative bervariasi bergantung pada jenis tulang dan
bagian yang berbeda dari tulang yang sama.1

Perkembangan tulang

Pada awalanya mesenkim yang mengembara dari somatopleura pada bakal ektremitas memadat di
sentral menjadi elemen kerangka yang memanjang dan mula-mula berupa tulang rawan. Diantara
elemen –elemen tersebut terdapat ruang yang akan menjadi sendi. Elemen rangka akan dilapisi
kulit yang kaya akan pembuluh darah seperti kaus kaki dan memiliki potensi untuk berkembang
yang akan menjadi sendi di daerah sendi dan akan menjadi pericardium (kemudian periosteum) di
bagian kartilago struktur tersebut mula-mula akan membentuk suatu manset tulang tepat di sebelah
luar jaringan ikat dan diafisis desmal dan melalui proses aposisi dari luar menjadi lebih padat, yang
memelihara tulang dalam proses pemadatan tulang panjang (ossifikasi desmal).2

Di dalam tulang rawan kini terjadi perubahan struktur. Sel tulang rawan menyerap air
menjadi pucat dan berdegenerasi, di dalam substansi dalam tulang rawan terjadi penumpukan
materi berkapur. Kemudian tulang rawan yang kaya akan pembuluh darah tumbuh dari periosteum
ke dalam bagian tulang rawan, menguraikan kartilago yang berdegenerasi, dan memebentuk
kumpulan mesenkim (sumsum tulang primer). Dari sumsum tulang tersebut sel-sel tersebut secara
kontinyu akan menguraikan tulang rawan (kondroklas) beserta sel yang akan membangun asau
menguraikan tulang ( osteoblast dan osteoklas) berdiferensiasi. Pada penguraian tulang rawan
trabekula atau tulang-tulang kecil teteap ada, tempat osteoblast terfiksasi dengan kuat dan
dimulainya pelepasan subtansi tulang (osteosid) melalui proses pemisahan. Di dalam tulang rawan,
tulang yang terbentuk mula-mula hanya tersusun atas jala-jala trabekula kecil (spongiosa), yang
awalnya bergabung dengan lapisan tulang periostal yang bertambah padat (kompakta).2

Pada kedua epifisis terjadi pertumbuhan tulang rawan yang pesat, sehingga tulang
kerangka tidak hanya menebal namun juga memanjang, tulang rawan yang baru terbentuk tersusun
dalam bentuk pilar memanjang kearah zona resoprsi (kolumna kartilago) yang mirip dengan pusat
elemen rangka. Mula-mula mengalami perubahan dengan generative dengan hipertrofi tulang
rawan, penumpukan zat kapur,dsb. Dengan demikian terbentuklah empat zona yaitu sona resorpsi
atau zona pembukaan tulang rawan, Zona hipertrofi tulang rawan , zona kolumna tulang rawan,
dan zona profliferasi atau zona istirahat kartilago.2

Berbeda pada ossifikasi desmal, didaerah diafisis terdapat ossifikasi endokondral yaitu
berasal dri mesenkim sumsum tulang ossifikasi desmal memelihara terjadinya proses penebalan
terutama pertumbuhan panjang (linier) endokondral. Jika akhirnya inti tulang muncul dalam
epifisis (juga melalui pertumbuhan penjuluran mesenkim), proliferasi tulang rawanakan terbatas
pada lempeng epifisis (lempeng pertumbuhan). Pertumbuhan memanjang dilempeng ini baru
terjadi dalan waktu sangat lama setelah kelahiran seperti pembentukan sel tulang rawan baru. Jika
pada lempeng epifisis mengalamu penulangan maka proses pertumbuhan panjang (linier) akan
berhenti. Inti tulang di epifisis sebagian besar terbentuk setelah kelahiran. Setelah bulan ke 5 pada
embrio, pembentukan darah dimulai di hati dan lipa dan akan berpindah ke sumsum tulang.2

Vertebrata

Kolumna vertebrata menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spinalis. Kolumna ini
terdri dari vertebra-vertebra yang dipisahkan diskus fibrokratilago intervertebral. Tulang vertebral
terdiri dari tujuh bagian serviks, 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, dan 5 tulang vertebra sacrum
yang menyatu menjadi sarkum dan 3 sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjad tulang
coxe. Ke 31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina intervertebralis di antara vertebra yang
letaknya bersebelahan.3

Struktur yang khas dalam vertebra

Badan atau sentrum menyangga sebagian besar berat tubuh. lengkung saraf (vertebra) yang
terbentuk dari dua pedikel dan lamina membungkus rongga saraf dan menjadi lintasan medulla
spinalis. Sebuah prosesus spinosa menonjol dari lamina ke arah posterior dan inferior untuk
melekatnya otot. Prosesus transversa menjorok kearah lateral, prosesus pengartikulasi inferior dan
prosesus pengartikulasi superior menyangga faset untuk berartikulasi dengan vertebra atas dan
vertebra bawah.3

Variasi regional pada karakteristik vertebra

Semua vertebra serviks memiliki foramina transversal untuk lintasan arteri vertebra. Vertebra
serviks pertama dan kedua dimodivikasi untuk menyangga dan menggerakan kepala. Atlas adalah
vertebra serviks pertama dan tidak memiliki badan. Aksis adalah vertebra serviks ke dua. Vertebra
ini memiliki prosesus odontoid yang menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas. Vertebra
serviks ke tujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang sehingga dapat diraba dan terlihat pada
pangkal leher. Vertebra toraks memiliki prosesus spinosa panjang mengarah ke bawah dan
memiliki fase articular pada prosesus transversus yang digunakan untuk artikulasi tulang iga.
Vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Spinosanya pendek dan tebal., serta
menonjol hampir searah garis horizontal. Sarkum adalah tulang triangular bagian ini berartikulasi
dengan vertebra lumbal kelima. Didaerah lateral terdapat banayak foramen pada sarkum untuk
lintasan arteri dan saraf. Tepi anterior bagian saraf sarkum adalah promontorium sacrum suatu
tanda obstetric yang dipakai untuk menentukan ukuran pelvis. Koksiks (tulang ekor) menyatu dan
berartikulasi dengan ujung sarkum, yang kemudian membentuk sendi dengan sediki pergerakan.3

Lengkungan pada kolumna vertebra

Lengkungan primer yaitu cembung (berbentuk C) terbentuk pada area toraks dan pelvis selama
pertumbuhan janin. Lengkung sekunder yaitu cekung terbentuk pada spina serviks setelah
kelahiran saat bayi mulai mengangkat kepalanya dan pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri
dan berjalan.3
Lengkung abnormal terdapat ada tiga jenis yaitu scoliosis yang dapat terjadi selama masa
pertumbuhan yang cepat (masa remaja) yaitu lengkung lateral spina dengan rotasi pada vertebra,
kifosis yang merupakan kasus bawaan sejak lahir atau akibat penyakit , merupakan lengkung
posterior yang berlebihan pada bidang toraks. Ketiga adalah lordosis adalah lengkung anterior
yang berlebihan pada area lumbal.3

Otot

Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan kusus berkontraksi dan relaksasi, Dengan
demikian maka gerakan terlaksana. Otot manusia terdiri dari otot lurik, polos dan jantung.

Perbedaanya adalah otot rangka (otot lurik) bekerja secara volunter dan melekat pada rangka,
setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun dibagian tepi, kontraksinya cepat dan kuat. Otot
polos adalah otot yang tidak memiliki corak lurik dan bergerak secara involunter. Jenis ini dapat
ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih, pembuluh darah, dan uterus.
Kontraksinya lambat dan kuat. Otot jantung adakah otot lurik yang bekerja secara involunter dan
hanya ditemukan pada jantung. Kontraksina kuat dan berirama.4

Kerja otot

Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi, apabila otot brkontraksi salah satu unjungnya biasanya
diam sedangkan ujung yang lain bergerak ke arah ujung yang diam tersebut. Ujung yang diam
disebut origo dan yang bergerak disebut insersi. Kenormlan otot dalam keadaan kontraksi disebut
tonus otot. Tonus ini lah yang mempertahankan posisi dalam waktu yang lama. Otot yang memiliki
derajat tonisitas tinggi pada manusia adalah leher dan otot punggung.4

Mikroskopik serabut otot rangka

Terdapat myofibril yaitu unit kontraktif yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80% .
myofibril terdiri dari myofibril tebal dan tipis. Mifobril tebal terdiri dari protein myosin memiliki
bentuk seperti tongkat golf berkepala dua. Sedangkan mikrofilamen tipis terdiri dari aktin. Dan
dua protein tambahan tropomyosin dan troponin yang melekat pada aktin.3

Pemitaan ditentukan berdasarkan susunan miofilamen

Pita A adalah pita yang lebih gelap, pita I yang lebih terang yang terbentuk dari miofilamen aktin
titpis yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke dalam susunan filament tebal.. Gris Z terbentuk
dari protein penunjang yang menahan miofilamen yang tidak tertembus miofilamen tipis, Zona H
adalah area lebih terang dari pita A iofilamen myosin yang tidak tertembus filament titpis.,
Sarkomer adalah jarak Antara garis Z dengan garis Z lainnya.3

Aktin tersusun atas protein yaitu F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G –aktin yang
berpilin satu sama lain, tropomyosin membentuk filament yang memanjang melebihi subunit aktin
dan melapisi sisi yang berkaitan dengan crossbridge myosin dan terakir adalah troponin berkaitan
dengan molekul tropomyosin dan menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomyosin.3

Apabila kalsium tidak ada tropomyosin dan troponin mencegah terjadinya iktana aktin dan
myosin dan jika kalsium ada maka akan memungkinkan terjadinya pengikatan aktin dan myosin.3

Kontraksi pada otot lurik

Komposisi otot adalah 75% air ,20%protein, dan 5% garam dan mineral. Kontraksi otot dapat
terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang bersifat elektrik dihantar ke sel otot secara kimiawi
dan hal ini dilakukan oloeh sambungan otot saraf. Impuls saraf sampai ke sambungan otot-saraf
yang mengandung gelembung asetil kolin. Asetil kolin dilepas ke dalam ruang Antara saraf dan
otot (celah sinpas) dan ketika asetikolin menempel pada sel otot ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar keseluruh sel otot sehingga timbul kontraksi.
Untuk bias berkontraksi serabut otot memerlukan energy yang didapat dari makanan terutama
karbohidrat, pada proses pencernaan karbohidrat akan dicerna menjadi gula sederhana yang
disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversikan
menjadi glikogen dan disimpan dihati dan otot. Glikogen diotot merupakan sumber panas dan
energy bagi aktivitas otot. Selama oksidasi gkikogen menjadi karbondioksida dan air, terbentuk
suatu senyawa yang kaya akan energy. Senyawa ini adalah ATP ( adenosine trifosfat) apabila otot
harus melakukan kontraksi ATP akan dilepas seiring dengan perubahan menjadi ADP (adenosine
difosfat). Selama oksidasi glikogen akan membentuj asam piruvat. Bila terdapat banyak oksigen
seperti yang terjadi pada gerakan uum asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan air. Pada
proses ini juga dilepas energy yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila asam
piruvat tidak mencukupi maka asam piruvat diubah menjadi asam laktat, asam laktat yang
menumpuk mengakibtakan kelelahan otot.4

Pada otot lurik terdapat corak lurik karena struktur protein yang membentuk otot yaitu
aktin dan myosin. Apabila otot berkontraksi maka otot lurik akan menyempit. Hal ini terjadi karena
adanya gerakan relative suatu protein terhadap protein lain. Hal ini disebut teori “sliding filament”
. Miosin mempunyai tonjolan yang dengan energy dapat berjalan pada aktin dengan demikian
dapat menghasilkan kontraksi, ketika otot dirangsang oleh listrik.

Selama latihan yang berat banyak oksigen yang dibawa kedalam otot tetapi oksigen yang
dibawa ke otot tidak mencukupi terutama pada awal latihan. Asam laktat akan menumpuk dan
berdifusi dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat dalam darahakan merangsang
pusat pernafasan sehingga frekuensi dan kedalaman nafas akan menungkat. Hal ini akan terus
menerus sampai rasa letih itu selesai, samapai oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan
hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna atau mengubahnya menjadi glikogen.4

Kontraksi secara kimia

Di awal siklus kontraksi ATP berkaitan dengan kepala miosin di sisi enzim yang menghidrolisis,
ATP ase. ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik keduanya terap melekat di
kepala miosin (ATP ADP + P + energy). Energy yang dilepas melalui proses
hidrolisismengaktivaso kepala miosin ke dalam posisi yang condong siap mengikat aktin. Ion
kalsium yang telah dilepas oleh reticulum sarkoplasma berkaitan dengan tropomiosnin yang
melekat pada tropomyosin dan aktin. Kompleks tropoin ion kalsium mengalami perubahan
susunan yang memungkinkan tropomyosin menjauhi posisi penghalang aktinnya. Sisi pengikat
miosin pada aktin kemudian terbuka untuk memungkinkan terjadinya perlektan pada sisi pengikat
an pada sisi aktin di kepala miosin. Saat pengikatan ADP dan fosfat organic dilepas dari kepala
miosin dan kepala miosin bergerak dan berputar kea rah yang berlawanan untuk menarik filament
aktin yang melekat pada ujung pita H peristiwa ini disebut power stroke kepala miosin. Kepala
miosin tetap terikat pada aktin sampai sebuah molekul baru ATP melekat padanya dan
melemahkan ikatan aktin miosin. Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala miosin selama masih
ada stimulasi saraf dan jumlah kalsium serta ATP mencukupi. Relaksasi terjadi saat stimulasi saraf
berhenti dan ion kalsium tidak lagi dilepas. Ion kalsium ditransfer kembali ke reticulum
sarkoplasma dengan pompa kalsium dalam membrane reticulum sarkoplasma. Rigor mortis ATP
diperlukan untuk mlepas miiosin dari aktin. Penipisan ATP pada otot secara total dan
ketidakmampuan untuk menghasilkan lebih banyak ATP seperti yang terjadi telah masti sehingga
mengakibatkan terjadinya perlekatan permanen aktin dan miosin.4

Sumber energy untuk kontraksi

ATP harus dibentuk lagi karena pada saat setelah kontraksi maka ATP akan habis maka
harus dibentuk kembali melalui sumber lain yaitu keratin fosfat (CP). Senyawa berenergi tinggi
yang merupakan energy yang langsung tersedia untuk memperbaharui ATP dari ADP (CP + ADP
ATP + keratin) . CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk
melalui metabolism glukosa secara anaerob dan aerob. Kemudian ada reaksi anaerob ( jalur
glikolisis), kontraksi dapat berlangsung secara singkat tanpa memakai oksigen dan menggunakan
ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob langkah pertama dalam respirasi seluler. Glikolisis
terjadi di sarkoplasma dan tidak memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahan suatu molekul
menjadi dua molekul asam piruvat. Proses ini berlangsung cepat tetapi tidak efesien karena hanya
menghasilkan dua molekul ATP pet molekul glukosa glikois ini dapat memenuhi kebutuhan ATP
untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi. Sumber energy
aerob terjadi saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis anaerob
mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat untk dioksidasi jika
oksigen, glukosa terurai menjadi karbon dioksida air dan ATP. Reaksi aerob terjadi lamban tetapi
efesien.4

Kontraksi – relaksasi pada otot polos

Meskipun aktin dan myosin berkaitan di crossbridge sel otot polos, kontraksi sel otot polos
berlangsung pada fosforilasi miosin yaitu saat gugus fosfat berkaitan dengan myosin, pada saat
otot polos berkaitan dengan miosin. Pada otot polos terjadi peningkatan ion kalsium yang berkaitan
dengan kalmodulin, protein yang strukturnya mirip dengan troponin.Kalsium kompleks
kalmodulin mengaktivkan miosin kinase protein interseluler lain yang memfosforilasi miosin,
Sebagian ion kalsium dilepas dari reticulum sarkoplasma tetapi sebagian besar kalsium masuk
melalui saluran ion kalsium yang terbuka pada membran plasma saat ion kalsium ditransfor balik
menuju reticulum sarkoplasma dan keluar menyebrangi membrane plasma miosin terdefosforilasi
dan otot menjadi rileks.4

Sendi

Persendian memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan kelenturan. Ada beberapa jenis


persendian antaralain sendi sinartroses (sendi yang tidak bergerak), sendi amfiartroses (sendi yang
pergerkannya terbatas seperti tulang vertebrae), dan sendi diartroses (sendi yang bebas
pergerakannya seperti pada sendi bahu dan leher). Ada beberapa pergerakan sendi yaitu fleksi
merupakan pergerakan memperkecil sudut, ekstensi gerakan memperbesar sudut, adduksi
pergerakan mendekati garis tengah tubuh, abduksi merupakan gerakan menjauhi garis tengah
tubuh, rotasi yaitu pergerakan memutari pusat aksis dari tulang, eversi yaitu perputaran bagian
telapak kaki bagian luar bergerak membentuk sudut dari persendian, inversi perputaran bagian
telapak kaki dalalm bergerak membentuk sudut dari persendian pronasi pergerakan telapak tangan
dimana permukan tangan bergerak ke bawah, dan supinasi pergerakan tangan dimana permukaan
tangan bergerak ke atas.5

Kesimpulan

Seorang anak tersebut mengalami gangguan struktur anatomi tubuh yang biasaya terjadi pada anak
remaja yaitu scoliosis yang menyebabkan pundak yang tidak simetris.

Daftar pustaka

1. Wibowo D S. Anatomi Tubuh Manusia. PT.Grasindo. Jakarta: h.31-7


2. Rohen J W Drecoll E L Embriologi fungsional perkembangan system fungsi organ
manusia. Edisi 2 Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta:2002 h.55-7
3. Sloane E Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Penerbit buku kedokteran EGC
Jakarta:2004 h.101-3 dan 121-3
4. Watson R Anatomi dan fisiologi. Edisi 10. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta: 2002
h. 127-8 dan 196
5. Swartz MH. Buku ajar diagnostic fisik. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta:1995 h.
314-321
6. Suratun Manurung Raenah E Heryanti. Klien gangguan system muskulokletal Penerbit
buku kedokteran EGC Jakarta:2206 h .86

Anda mungkin juga menyukai