Anda di halaman 1dari 65

MORBUS HANSEN

Ayu Nindyawati Mustika


16710178

Pembimbing: dr. Kurniati, Sp.KK


Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gresik
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal MRS : 22 Mei 2017
No RM : 598287
Anamnesis
Keluhan Utama :

Nyeri seluruh tubuh

Keluhan tambahan:

Panas seluruh tubuh


keluar bercak-bercak kecoklatan
nyeri terutama di kaki saat berdiri
sakit kepala terasa cekot-cekot
Anamnesis
Riwayat Penyakit Riwayat
Sekarang: Riwayat Riwayat pengobatan
Penyakit Penyakit
Pasien
mengeluhkan nyeri
Dahulu Keluarga Pasien
pada seluruh sudah
badannya, sejak 1 berhenti
bulan yang lalu. Pasien Riwayat pengobatan
Diawali dengan memiliki keluhan yang MTDL sejak
munculnya bercak- riwayat sama: tanggal 18-
bercak merah dan
coklat yang terasa
penyakit Disangkal 8-2015 dan
panas dan nyeri Morbus Hansen minum
pada seluruh tubuh. sejak Maret Riwayat MTDL
Muncul juga 2015, dan Asma: kembali
benjolan bernanah pasien Disangkal sejak
pada seluruh tubuh mengatakan tanggal 17-
sejak 1 minggu ini.
Pasien juga
sudah selesai Riwayat 9-2016
mengeluhkan nyeri menjalani Rhinitis: karena
kepala cekot-cekot pengobatan Disangkal muncul
5 hari ini. gejala lagi.
Pemeriksaan fisik
Status generalis
KU : tampak kesakitan
GCS : 456

Vital sign:
Kepala : dbn
Tensi : Thorax : dbn
Wajah :
117/76 tedapat Abdoment: dbn
mmHg kelainan kulit)
Sistem
Nadi : Mata : dbn genetalia: dbn
80 x/menit
THT : dbn Ekstremitas
Suhu : sup: dbn
Mulut : dbn
38,5C Ekstremitas
Git : dbn inf: dbn
RR :
20 x/menit Leher : dbn
Status Dermatologis:
Regio universal tampak nodul erythematous berbatas
tegas dengan diameter bervariasi 2-5cm, anathesi (+),
nyeri pada perabaan dan teraba panas
MATA: Kanan Kiri
Lagopthalmus Ya / Tidak Ya / Tidak

Tangan:
Nyeri tekan ulnaris Ya / Tidak Ya / Tidak
Kekuatan otot:
Jari ke V K/ LT/ LG/ P K/ LT/ LG/ P
Ibu jari K/ LT/ LG/ P K/ LT/ LG/ P
Pergelangan K/ LT/ LG/ P K/ LT/ LG/ P
Rasa raba K/ LT/ LG/ P K/ LT/ LG/ P
teraba (+) teraba (+)

Kaki:
Nyeri tekan
Saraf pereneous Ya / Tidak Ya / tidak
Saraf tibialis
Ya / Tidak Ya / tidak
Kekuatan otot:
Pergelangan K/ LT/ LG/ P K/ LT/ LG/ P
Raba-raba Teraba (+) Teraba (+)
resume
Pasien datang ke poli kulit dengan mengeluhkan nyeri
pada seluruh badannya, sejak 1 bulan yang lalu. Diawali
dengan munculnya bercak-bercak merah dan coklat yang
terasa panas dan nyeri pada seluruh tubuh. Muncul juga
benjolan bernanah pada seluruh tubuh sejak 1 minggu ini.
Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala cekot-cekot 5 hari
ini. Pasien memiliki riwayat penyakit Morbus Hansen sejak
Maret 2015, dan pasien mengatakan sudah selesai
menjalani pengobatan.
lanjutan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum: tampak kesakitan, Gcs:
456, serta didapatkan kelainan kulit Regio
universal tampak nodul erythematous
berbatas tegas dengan diameter
bervariasi 2-5cm, anathesi (+), nyeri
pada perabaan dan teraba panas.
Diagnosis Kerja :
Reaksi Kusta
Erythema Nodosum
Leprosum tipe II
Ulkus Nefrotikum +
Morbus Hansen
Release From
Treatment Rencana
Penatalaksanaan:
MRS
Inf. RL 1500cc/24
Diagnosa Banding:
jam IV
Inj. Ceftriaxone
Ptyriasis Versicolor
2x1 g IV
Ptyriasis Alba
Inj.
Psoriasis Vulgaris
Methylprednisolon
TB cutis
e 3x62,5 mg IV
Rawat luka

Rencana Pemeriksaan
Penunjang :
DL, UL, RFT, LFT,
GDA, Albumin
BTA
Pemeriksaan lab
HB 11,2
Leukosit 21.400
Tanggal 22/5/2017
PCV
Trombosit
34
31.000
LFT
Bili T 0,65
Billi D 0,32
SGOT 16,4
SGPT 10,3
RFT
BUN 7,8
s.Creatin 0,98
Uric acid 4,0
Albumin 3,15
Lemak Darah
Choles 147
TG 104
HDL 26
LDL 101
Elektrolit
Na 137
K 2,9
Ca 109
Cl 101
Hbs Ag negatif
Follow up
tanggal S O A P

22/5/2017 -masih terasa GCS: 456 Reaksi Kusta Inf. RL 1500cc/24


nyeri TD: 117/76 Erythema jam IV
-panas N: 107 x/menit Nodosum Inj. Ceftriaxone
-pusing T; 38,5 Leprosum tipe II 2x1 g IV
-bercak merah RR: 20x/menit Ulkus Nefrotikum Inj.
seluruh tubuh + Morbus Hansen Methylprednisolon
Release From e 3x62,5 mg IV
Treatment Rawat luka

23/5/2017 -nyeri mulai GCS: 456 Reaksi Kusta Inf. RL 1500cc/24


berkurang TD: 100/70 Erythema jam IV
-Bercak merah N: 80 x/menit Nodosum Inj. Ceftriaxone
mulai berkurang T; 36 Leprosum tipe II 2x1 g IV
-- pusing RR: 20x/menit Ulkus Nefrotikum Inj.
Ulkus +, erythem + Morbus Hansen Methylprednisolon
berkurang Release From e 3x62,5 mg IV
Lab terakhir Treatment Rawat luka
Leukoosit 21.400
TINJAUAN PUSTAKA

MORBUS HANSEN
Penyakit
infeksi kronis

Disebabkan
Bisa Mycobacterium
menyebabkan leprae
kecacatan
Morbus
hansen

Sekunder menyerang
Primer menyerang
kulit & organ lain
saraf tepi
(kecuali SSP)
Batang, tahan
asam ( Ziehl
Nielsen ), ukuran
3-8 x 0,5

Biasanya
Masa belah diri berkelompok tp ada
12-21 hari masa ETIOLOGI yg tersebar satu-
satu
tunas 2-5 tahun

Belum dapat dibiakkan


di media artifisial
jaringan yang dingin (
makrofag atau sel
Schwann )
Epidemiologi

Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003.Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan
menderita kusta.[4]India adalah negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan
Myanmar. Pada 1999, insidensi penyakit kusta du dunia diperkirakan 640.000, pada 2000, 738.284
kasus ditemukan. Pada 1999, 108 kasus terjadi di Amerika Serikat. Pada 2000, WHO membuat
daftar 91 negara yang endemik kusta. 70% kasus dunia terdapat di India, Myanmar, dan Nepal.
Pada 2002, 763.917 kasus ditemukan di seluruh dunia, dan menurut WHO pada tahun itu, 90%
kasus kusta dunia terdapat di Brasil, Madagaskar,
Mozambik, Tanzania dan Nepal
BASIL KUSTA
Mycobacterium leprae
PENULARAN
1. Mukosa nasal (droplet
infection)
2. Inokulasi pada kulit
yang tidak utuh (suhu
dingin)

Imunitas, kemampuan hidup&waktu regenerasi bakteri


WHO. (2002). Elimination of Leprosy as a Public Health
Problem.
LETAK SYARAF TEPI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUSTA

N. Facialis
N. Auricularis magnus

N. Medianus
N. Radialis

N. Ulnaris

N. Peroneus Communis

N. Tibialis Posterior

CDC. (2003). Hansens's Disease


(Leprosy)
patogenesis
M.leprae
gangguan imunitas

sel Schwann
(jaringan Sel target
saraf)
kuman
migrasi&aktivasi
inokulasi reaksi tubuh (+)
kulit&droplet
makrofag
fagositosis sel
epiteloid inaktif sel
Datia Langhans
makrofag
(lapisan
dermis)
granuloma

aktivitas
regenerasi saraf
& kerusakan saraf
progresif
Imuno-Patogenesis
M. leprae dari luar tubuh

Sistim pertahanan tubuh alami tidak


(Natural Immunity) sakit

Sistim pertahanan tubuh dapatan


tidak
(Acquired Immunity ) sakit

Sakit kusta
GEJALA KLINIK
KELAINAN KULIT DAN
KELAINAN SARAF TEPI ORGAN LAIN

1. Saraf tepi superfisial 1. Bagian tubuh relatif >


dingin muka, hidung,
suhu > dingin
telinga, ekstremitas

2. Kerusakan saraf tepi 2. Bercak hipopigmentasi/


bisa bersifat: sensorik eritematus gangguan
hipo / anastesi lesi estesi kuman facies
kulit motorik leonina, penebalan cuping
kelemahan otot telinga, madarosis, anestesi
autonomik kelenjar simetris tangan dan kaki
keringat kering
3. Kelainan organ lain mata,
hidung, tulang&sendi, lidah,
3. Pembesaran saraf tepi laring, testis, kelenjar
permukaan kulit limfe, rambut, dan ginjal
GEJALA AWAL KUSTA
Makula Anastesi / Hipoestesi Kelainan saraf tepi

makula datar, papul meninggi,


plakat, nodus
kesemutan kesukaran
tidak gatal, tidak nyeri
menggerakkan
bisa tampak pucat atau kemerahan
ekstremitas kekakuan
bercak lebih kering dari sekitarnya
sendi
distribusinya simetris atau asimetris
Memiliki
sifat
4A :
Anestesi
Anhidrosis
Akromia
Atrofi

BERCAK KUSTA YANG SPESIFIK


Penebalan N. Auricularis magnus

MORBUS HANSEN ppt Achmad Yusuf


TES SENSIBILITAS

MORBUS HANSEN Achmad Yusuf


MORBUS HANSEN Achmad Yusuf
MORBUS HANSEN Achmad Yusuf
MORBUS HANSEN Achmad Yusuf
MORBUS HANSEN Achmad Yusuf
Lagophthalmus
Saddle Nose ( hidung pelana )
Kecacatan pada kusta
Claw Hand
Deformitas akibat kusta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Serologi MLPA, ELISA, ML dipstick
antibodi anti PGL-1 ( antigen
pesifik pd dinding kapsul M.leprae )
Pemeriksaan histopatologi
klasifikasi kusta pengecatan
Hematoxylin Eosin dan tahan asam
PCR mendeteksi M.leprae rantai
DNA
Lepromin mendeteksi imunitas
seluler
DIAGNOSIS

WHO (1997) Cardinal sign


1.Kelainan kulit hipopigmentasi atau
eritematosa dengan anastesi yang
jelas
2.Kelainan saraf tepi berupa penebalan
saraf dengan anastesi
3.Hapusan kulit: BTA+
KLASIFIKASI KUSTA
PERBEDAAN TIPE PB DAN MB
TIPE KUSTA PB MB

Klinis makula Asimetris (jlm 1-5) Simetris (jml >5)

Batas tegas, kering, Tidak tegas, halus,


kasar berkilat

Anastesi jelas Anastesi tidak jelas

Hipopigmentasi Eritematus

Penebalan Saraf Tepi Terjadi dini & Terjadi lanjut &


asimetris cenderung simetris

BTA - +
DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis Versicolor
PENATALAKSANAAN
1. PENGOBATAN KAUSAL : MDT-WHO
2. PENGOBATAN SIMTOMATIS :
pengobatan ulkus
pengobatan reaksi

3. PERBAIKAN GIZI

4. REHABILITASI MEDIK

5. EDUKASI :
keteraturan berobat
pencegahan kecacatan
Penghentian pemberian obat
Kontrol klinis dan
Release From bakterioskopis (MB: 1x
Treatment (RFT) setahun selama 5 tahun, PB:
1x setahun selama 2 tahun)

Bebas dari pengamatan


Release From
Control (RFC) Lesi baru (-), BTA (-)
REAKSI KUSTA

Episode akut dalam perjalanan kronis penyakit


kusta yang merupakan suatu reaksi imunologis
dengan akibat merugikan penderita

Ada 2 tipe : reaksi tipe 1 ( reversal reaction )


dan reaksi tipe 2 ( ENL = Eritema Nodosum
Leprosum )

Reaksi tipe 1 imunitas seluler

Reaksi tipe 2 imunitas humoral


REAKSI KUSTA TIPE 1
Reaksi hipersentivitas tipe IV
Ag M.leprae yg mati limfosit T
perubahan imunitas seluler yang
cepat perubahan keseimbangan
antara imunitas seluler dan M.leprae
Paling sering pada kasus yang
mendapat terapi dan pada tipe BB
Lesi kulit >> edema & eritematosa,
pembesaran saraf dapat disertai nyeri
( neuritis ), demam
Reaksi kusta Tipe 1 = Reaksi
Reversal

saraf kulit
kuman
Sistem Kekebalan Tubuh kusta
Bodys immune system
(Respons seluler)
perang
peradangan

serang !!
Lymphocyt T

Kulit merah,
bengkak, panas
nyeri tekan dan
ggn fungsi saraf.
REAKSI KUSTA TIPE 2
Reaksi hipersensitivitas tipe III
M.leprae yang mati antibodi
kompleks Ag-Ab mengaktifkan
komplemen ENL
Pada umumnya terjadi pada akhir
terapi serta pada tipe BL dan LL
Nodul eritematosa yang nyeri, timbul
mendadak, demam, dpt disertai
gejala lain ( neuritis, arthritis,
limfadenitis, orkitis, irdosiklitis, dan
glaukoma )
Reaksi kusta tipe 2 = ENL

(eritema nodosum lepromatous)


Aliran darah sistemik SARAF KULIT
Pecahan Kuman
Protein kuman masuk / ikut Globus /
mati
Kuman
Aliran darah sistemik hancur

Memacu respon kekebalan


tubuh ( Immuno kompleks ) Kuman patah-
patah/hancur
terurai
Deposit di jaringan dan sebabkan
peradangan di mana-mana
(di luar bercak kusta/saraf)
(respons humoral)
Mengeluarkan
Protein kuman

ENL : Nodul2 merah,panas,bengkak,nyeri,


disertai gangguan ke organ2 lain
Reaksi tipe 1
- ringan istirahat,
simtomatis
- berat ( neuritis )
rujuk ke RS utk
perawatan,
simtomatis, steroid
Reaksi sistemik

Reaksi tipe 2
- rujuk ke RS utk
perawatan, steroid
Penatalaksanaan Reaksi sistemik /
Kusta lamprene /
thalidomid

obat anti kusta


diteruskan, pemberian
Prinsip
obat anti reaksi, istirahat,
dan terapi simtomatis
Daftar pustaka
WHO. 2013. Global leprosy: Update on the 2012 Situation, Weekly Epidemiological Record (WER), vol.
88, no. 35, Agustus, pp. 365380.
Josep, G. dan Rao, S. 1999. Impact of leprosy on the quality of life, World Health Organization, vol. 7, no.
6, pp. 515517.
Ferreira, J., Mengue, S., Wagner, M., and Duncan, B. 2000. Estimating hidden prevalence in hansens
disease through diagnosis and grade of disability at time of diagnosis, International Journal of Leprosy,
vol. 68, no. 4, December, pp. 464473.
Duerksen. 1993. Workshop 10: management of physical disability, International Journal of Leprosy, pp.
748749.
Brakel, W.H. 2007. Disability and Leprosy: The Way Forward, Annals Academy of Medicine, Vol. 36, no.
1, January, pp. 8687.
CDC. (2003). Hansens's Disease (Leprosy). Page last reviewed: February 10, 2017
PENTINGNYA PENEMUAN PENDERITA KUSTA
SECARA DINI

Pemberantasan
penyakit kusta
akan
menyelamatkan
masa depan
Pengobatan generasi penerus
secara dini
menghilang
kan sumber Pengobatan secara
penularan di dini menghilangkan
masyarakat sumber penularan
di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai