Anda di halaman 1dari 25

Pendamping :

dr. Kurniati, SpKK


dr. Lisa Puspitorini, SpS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. S
• Umur : 28 th
• No RM : 695916
• Alamat : Gresik
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Tanggal MRS : 16/04/2018

2
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan sesak yang semakin memberat sejak 3 hari
lalu. Pasien merasa sesak sejak 1 bulan lalu disertai nyeri pada bagian
perut. Pertama kali pasien merasa nyeri perut pada bagian tengah namun
nyeri berpindah perut kiri dan pasien sempat dijuruk kepoli penyakit
dalam dan diberikan mengobatan lambung, namu nyeri tidak berkurang
justru perpindah ke dada kiri. Pasien mengeluh dalam 1 bulan ini pasien
sering merasa badan panas, telapak tangan terasa dingin, berkeringat pada
malam, batuk berdahak dan disertai berat badan turun 5 kg.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Nenek pasien sedang pengobatan TB

3
Pemeriksaan Fisik
• Pulmo:
Keadaan umum : Composmentis
• I: Bentuk dada normal, bintik
Kesadaran : GCS 456 kemerahan (-), luka (-), bekas luka (-),
Tekanan darah : 102/62 benjolan (-), perubahan warna (-),
memar (-), spider nevi (-), pelebaran
Nadi : 78 x/ menit
sela iga (-), gerak nafas kiri tertinggal.
Pernapasan : 28 x/menit P: Benjolan (-), nyeri tekan (-),
Suhu : 38 oC perubahan suhu (-), vokal fremitus kiri
melemah dibanding kanan.
Berat Badan : 45 kg
• P: Lapang paru kiri redup mulai ICS 4,
lapang paru kanan sonor.
Kepala & leher : tidak didapatkan • A: vesikuler melemah pada paru kiri,
anemi, ikterus, cyanosis maupun ronkhi -/-, wheezing -/-
dyspneu. Pernafasan cuping hidung (-).
Thorax : simetris, bentuk normal, Abdomen : datar, nyeri tekan (-),
retraksi (-), deformitas (-) bising usus (+), hepar/ lien tidak teraba.
• Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), Extremitas : akral hangat kering
gallop (-) merah, CRT<2detik.

4
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
DARAH LENGKAP
• Hb 12.6 g/dL
• Leukosit 4.700
• HCT 38%
• MCV 82
• MCH 27
• MCHC 34
• Trombosit 449.000
• SGOT / SGPT 12.7 / 7.0
• BUN / SC 8.2 / 1.04
• Na / K / Cl 140 / 3.7 / 110
• GDA 115 mg/dL
• TCM (+)

5
Assesment
TB Pleura

Planing
MRS, dilakukan thoracocintesis

Planing diagnostic
SP BTA & analisa cairan pleura

Terapi
• Inf aminofluid 1 fl/ hari
• RHZE

Monitoring
Keluhan (nyeri, sesak nafas, penurunan kesadaran),
vital sign, suhu.

6
Perkembangan Pasien
Tanggal S O A P

17/04/2018 Sesak (+), batuk (+) KU: Baik, GCS:E4V5M6 TD: TB pleura  Rencana pungsi pleura
dahak sulit keluar, 106/67 N: 78 RR: 28 S: 38  Terapi OAT
nyeri dada kiri  Inf aminofluid 1 fl/ hari

18/04/2018 Sesak berkurang, KU:Baik, GCS:E4V5M6 TD: TB pleura  Pungsi pleura (+) jumlah 600 cc,
batuk (+), nyeri dada 100/72 N: 80 RR: 22 S: 36.8 berwarna
kiri (-)  Foto rontgen ulang
Pengecatan BTA  Terapi OAT lanjut
 Inf aminofluid 1fl/ hari
S : negative
P : negative

19/04/2018 Sesak berkurang, KU:Baik, GCS:E4V5M6 TD: TB pleura  Terapi OAT lanjut
batuk (+) berkurang 90/72 N: 82 RR: 18 S: 36.2  KRS

Pemeriksaan Pleura

Protein : 6.4
Rivalta : (+)
Jumlah sel : 3000
Mononuclear : 2880
Polynuclear : 120
Glukosa : 57

7
TINJAUAN PUSTAKA

8
Definisi
Pleuritis atau radang pleura (Pleurisy/Pleurisis/Pleuritic chest pain) adalah
suatu peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan
paru-paru) yang mengakibatkan rasa nyeri saat menarik napas maupun
mengeluarkan nafas. Rasa nyeri dirasakan semakin bertambah saat
menarik nafas dalam ataupun saat batuk. Jika disertai dengan penimbunan
cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi jika tidak terjadi
penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleuritis kering

9
Anatomi dan Fisiologi
Pleura parietal Pleura viseral
Pembulu darah
kapiler

Paru-paru

Sistem limfatik

Cairan pleura

10
Etiologi
Onset Etiologi

• Infeksi Virus : virus influenza, Akut (menit sampai jam) Infark miokard
parainfluenza, coxackievirus,
Emboli paru
respiratory synctyal virus, mups,
cytomegalovirus, adenovirus, dan Pnumotoraks spontan
virus Ebstein-barr.
• Infeksi Bakteri : Streptococcus Trauma
dan Staphylococcus
Subakut (hari sampai jam) Infeksi
• Tuberkulosis : infeksi primer
Proses inflamasi

kronik (hari sampai minggu) Keganasan

Arthritis rematoid

Tuberkulosis

Berulang 11
Familial Mediterranean fever
Patogenesis
M. Tuberkulosis masuk ke
saluran nafas

Menuju alveoli

Droplet

Makrofag  mengelurkan IL-12 mengatur


sistem imun  memproduksi IFN-

Limfosit Th 1 CD4  aktifasi sitokin  IFN-, TNF-


, dan IL-2. TNF-  untuk membentuk
granuloma

Demam & nasfu makan  12


Pecahnya fokus menyebabkan antigen TB
subpleura masuk ke rongga pleura

melepaskan limfokin berinteraksi dengan limfosit

permeabelitas kapiler menyebabkan akumulasi


meningkat cairan pleura

13
Sembuh tanpa cacat
Tuberkulosis primer

Kuman TB  masuk ke saluran pernafasan 


membuat serangan pneumoni  menyebabkan
peradangan saluran kelenjar getah bening 
lifadenitis regional Sembuh meninggalkan
bekas

Tuberkulosis post primer

Terjadi pada usia 15-40


Muncul setelah tuberkulosis primer  membuat
serangan pneumonia  infeksi semakin meluas 
menyebabkan jaringan fibrosis  sembuh / tidak
 infeksi akan terus aktif  membentuk jaringan
keju (kaseosa)  menimbulkan kaviti

14
Manifestasi klinis
Gejala Tanda
• Sesak napas • Pergerakan dada berkurang dan
• Batuk terhambat pada bagian yang
• Nyeri dada, nyeri pleuritik
terkena
biasanya mendahului efusi jika • Ruang interkostal menonjol
penyakit pleura (efusi yang berat)

15
Diagnosis Foto rontgen dada

Pemeriksaan
Ultrasonography (USG)
Radiologis

CT scan

16
Torakosentesis

Karakteristik cairan pleura

Transudat Eksudat
Kadar protein dalam efusi (g/dl) <3 >3
Kadar protein dalam efusi <0.5 >0.5
Kadar protein dalam serum

Kadar LDH dalam efusi (I.U) <200 >200

Kadar LDH dalam efusi <0.6 >0.6


Kadar LDH dalam serum

Berat jenis cairan efusi <1.016 >1.016

Rivalta Negatif positif 17


TCM
tes cepat molekuler (Xpert/MTB RIF)

• Minimal 1 ml sputum
• Penyimpanan :
o <35 C maskmial 3 hari
o 4 C maskimal 10 hari

Sesitivitas 84%
Spesifitas 95%
Akurasi 90%

18
Tatalaksana

Aspirasi cairan pleura

19
Terapi Obat Anti Tuberkulosis

Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3, 2RHZE/ 4RH)


Fase intensif Fase lanjut
2 bulan 4 bulan
BB Harian Harian 3x/ minggu Harian 3x/minggu
RHZE RHZ RHZ RH RH
150/75/400/275 150/75/400 150/150/500 150/75 150/150
30-37 2 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4 4
>71 5 5 5 5 5

• Pasien baru TB paru BTA positif


• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru

20
Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/
5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah
putus berobat (default)
Evaluasi Pengobatan
• Pada follow-up, dosis obat
disesuaikan dengan peningkatan
berat badan.
• Pemeriksaan BTA
• Foto rontgen

21
Prognosis
Prognosis dari pleuritis tergantung dari penyebab.Kebanyakan penderita
pleuritis dapat sembuh secara penuh jika penyebab utama diatasi. Kadang
kala, penyembuhan pleuritis dapat menyebabkan perlengketan
permukaan pleura.

22
Pembahasan
Tinjauan pustaka Pasien

Gejala Gejala
• Sesak napas • Sesak
• Batuk • Nyeri dada kiri
• Nyeri dada, nyeri pleuritik biasanya • batuk
mendahului efusi jika penyakit • Demam
pleura • Berkeringat malam
• Berat badan turun

Foto thorax  terdapat efusi


Diagnosis  menggunakan foto pleura kiri (+) + analisis cairan
rontgen dada + analisis cairan pleura + pleura + hasil TCM (+)
pemeriksaan TCM

23
Transudat Eksudat Hasil pemeriksaan cairan pleura
Kadar protein dalam efusi (g/dl) <3 >3 • Protein : 6.4
• Rivalta : (+)
Kadar protein dalam efusi <0.5 >0.5
• Jumlah sel : 3000
Kadar protein dalam serum
• Mononuclear : 2880
Kadar LDH dalam efusi (I.U) <200 >200 • Polynuclear : 120
Kadar LDH dalam efusi <0.6 >0.6 • Glukosa : 57
Kadar LDH dalam serum

Berat jenis cairan efusi <1.016 >1.016

Rivalta Negatif positif

Tatalaksana  aspirasi cairan


Tatalaksana  pungsi pleura +
pleura + pengobatan OAT
pengobatan kategori 1 : 2 HRZE /
4H3R3

24
Thank you!

25

Anda mungkin juga menyukai