Anda di halaman 1dari 18

Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Pendahuluan

Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor yaitu, ketebalan kulit,
vaskularisasi di kulit, kadar oksihemoglobin, kadar hemoglobin reduksi, karoten yang
terdapat di dalam tubuh, dan pigmen melanin kulit baik eumelanin (coklat-kehitaman)
ataupun feomelanin (kuning-merah). 1,2,3

Pigmen melanin dibuat oleh sel pembentuk pigmen (melanosit) yang terletak
di bagian basal epidermis melalui proses fotokimiawi (melanogenesis) dalam suatu
unsur intraselular melanosit yang disebut melanosom. Selain membuat, melanosom
juga membawa melanin dari badan sel ke ujung lengan sel (dendrit) untuk
dipindahkan ke dalam sel – sel epidermis diatasnya atau ke dalam sel melanofag
yang berada di dalam dermis. Proses pembentukan melanin (melanogenesis) terjadi
secara bertahap dan dibantu oleh sejumlah enzim , hormone, oksigen, mineral serta
sinar ultraviolet.1

Hiperpigmentasi kulit adalah masalah yang sering terjadi di masyarakat


sehingga banyak pasien mencari terapi untuk memperbaiki penampilan mereka.4
Hiperpigmentasi kulit sering terjadi karena peningkatan deposisi melanin kulit baik
oleh sintetis melanin yang meningkat atau jumlah melanosit yang bertambah.
Perubahan warna kulit tergantung pada lokasi pengendapan melanin. 5,6

Jenis-jenis Hiperpigmentasi

Mosher (1993) dan Fitzpatrick membagi hipermelanosis menjadi


hipermelanosis epidermal dan dermal. Hipermelanosis epidermal (hipermelanosis
cokelat) terjadi akibat peningkatan melanin di epidermis. Hipermelanosis dermal
(hipermelanosis biru, ceruloderma) terjadi akibat penimbunan melanin di dermis. 1,5,6

1
Hipermelanosis epidermal dan dermal mungkin terjadi akibat peningkatan
jumlah sel melanosit sehingga jumlah melanin meningkat (melanositik) atau akibat
peningkatan jumlah melanin tanpa perubahan jumlah melanosit
(melanotik/nonmelanosistik).1,7

Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Hiperpigmentasi post inflamasi ( HPI ) adalah kelainan pigmen yang terjadi


akibat akumulasi pigmen setelah terjadinya proses peradangan akut atau kronik.
Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya sintesis melanin sebagai respon
peradangan dan inkontinensia pigmen yaitu terperangkapnya pigmen melanin di
dalam makrofag di bagian atas dermis.6,8, 9,10

Selain melasma, HPI adalah salah satu kondisi yang menebabkan pasien
datang kepada dokter untuk mendapatkan perawatan. Pasien lebih banyak datang
karena kelainan pigmentasi daripada penyebab timbulnya masalah kulit ini. 5
Penyebab timbulnya HPI adalah karena kelebihan pigmen yang terjadi dalam
berbagai proses penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit. 4,5,6

Semua tipe kulit terutama tipe kulit gelap baik pria mauppun wanita segala
usia dapat mengalami HPI. Kelainan ini ditandai dengan timbul bercak kecoklatan
hingga hitam yang asimtomatik, berbatas tidak tegas dan sedikit berambut.
Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat membedakan akumulasi melanin pada
epidermis dan dermis. Penatalaksanaan yang utama adalah mengobati penyebab
peradangan, edukasi pasien agar menghindari pemakaian kosmetik rias dan
melindungi kulit dari sinar matahari dengan tabir surya, dan dapat digunakan
pengobatan agen topical pencerah kulit yang efektif tetapi memberikan efek samping
ringan.10,11

2
Epidemiologi

HPI lebih sering mengenai manusia yang berkulit gelap, karena individu
yang berkulit gelap memiliki respon yang cepat terhadap jejas termal, abrasi mekanik,
dermatitis dan sebagainya sebab mereka memiliki mesin pigment biochemical
essensial yang banyak.2,12,4,6,8

Dalam sebuah survey diagnostic terhadap 2000 pasien Afrika-Amerika yang


mencari perawatan dermatologi, diagnosis ketiga yang paling sering adalah gangguan
pigmen dimana HPI merupakan diagnosis paling banyak.8 Peristiwa ini dapat
mengenai semua jenis kulit tetapi kebanyakan mengenai kulit yang ‘’berwarna’’
seperti Afrika-amerika, Latin, Asia, Amerika-Indian dan Pacific Islanders.10

Patofisiologi

Peranan dari melanosit dan stimuli melanin yang mirip -melanocyte-

stimulating hormone (MSH) diduga dapat menjelaskan dasar daripada keragaman


gangguan atau kelainan pigmen pada epidermal kulit.2

Beberapa mediator seperti sinar ultraviolet, prostaglandin (E2 dan D2),


leukotrien (LT-C4 dan LT D4), tromboxan-2, interleukin (IL-1, IL-6), TNF-a,
epidermal growth factor, reaktif oksigen seperti NO dan beberepa sitokin seperti
interferon dan vitamin D diduga terlibat dalam meningkatkan respon melanositik
terhadap reaksi inflamasi.10,7

Review terbaru dari Nordlund mengemukakan bahwa melanosit memiliki


peranan terhadap kejadian peradangan kulit yang nantinya kelak akan menghasilkan
peristiwa hiperpigmentasi.7

3
Etiologi

Kebanyakan pigmen kulit manusia terdapat dalam keratinosit setelah dibuat


dalam melanosit dan ditransfer dalam melanosom. Ada perbedaan antar ras tentang
produksi, distribusi, dan degradasi melanosom, tetapi tidak dalam jumlah melanosit.
Penyebab hiperpigmentasi yang paling sering adalah sebagai berikut : 12,13,

1. Kongenital

Sebagai contoh diantaranya adalah : neurofibromatosis, sindrom Peutz-


Jeghers, sindrom leopard, dan inkontinensi pigmen.

2. Didapat

Sebagai contoh diantaranya adalah : urtikaria pigmentosam penyakit


Addison, gagal ginjal, hemokromatosis, penyakit hati, karotenemia,
akantosis nigrikan, kloasma, hiperpigmentasi post inflamasi, infeksi
dermatofita, exantema virus, reaksi alergi (gigitan serangga atau
dermatitis kontak), penyakit papulosquamosa sepertipsoriasis, liken
planus, reaksi hipersensitivitas obat, iritasi, pasca trauma, luka bakar,
produk kosmetik dan biasanya disebabkan karena adanya riwayat acne
excoree, dermabrasi pada pasien dengan kulit gelap. 3,10 , 4,5,6

Manifestasi Klinik

Gejala dan tanda khas pada Hiperpigmentasi post inflamasi adalah adanya
makula dan patch yang terdistribusi di area kulit tempat dimana proses inflamasi
terjadi. Lokasi pigment dan distribusinya menentukan determinan warna
hiperpigmentasi yang terjadi. Hipermelanosis tipe epidermal akan memperlihatkan
warna kecoklatan, cokelat gelap dan cokelat kehitaman dimana pemulihannya
memerlukan waktu selama berbulan-bulan hingga bertahun – tahun agar dapat

Figure 1 Hiperpigmentasi post 4


inflamasi dari penggunaan es yang
Figure 2 Hiperpigmentasi post inflamasi menyebabkan cold injury (trauma
pada pasien akne dingin)
kembali seperti sediakala tanpa dilakukan pengobatan. Hipermelanosis tipe dermal
dapat terjadi secara permanen jika tidak dilakukan terapi penyembuhan. Intensitas
kejadian Hiperpigmentasi post inflammasi berkorelasi dengan pajanan sinar UV dan
hal ini dapat mengakibatkan terjadinya persisten inflamasi.10,7

Gambar 1 Manifestasi klinis hiperpigmentasi post inflamasi pada: A. pasien akne


B. penggunaan es yang menyebabkan cold injury (trauma dingin) C. Ekzema
nummular (coin-shaped) pada punggung orang Asia5

Difrensial Diagnosis10,14

• Melasma

• Melasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa


macula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua. Dapat
mengenai area yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat predileksi pada
pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu. Namun kadang-kadang dapat

5
dijumpai pada leher dan lengan atas.1

• Efelid

• Efelid berupa makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul


pada kulit yang sering terkena sinar matahari. Pada musim panas jumlahnya
akan bertambah lebih besar dan gelap.1

• Lentigo

Lentigo adalah macula coklat atau coklat kehitaman berbentuk bulat


zatau polisiklik. Lentiginosis adalah keadaan timbunya lentigo dalam jumlah
yang banyak atau dengan distribusi tertentu. Lentiginosis disebabkan karena
jumlah melanosit pada hubungan dermo-epidermal tanpa adanya proliferasi
lokal. 1

• Addison Disease

Orang dengan kulit gelap pun bisa mengalami pigmentasi yang


berlebihan, walaupun perubahan lebih sukar untuk diketahuii. Bintik-bintik
hitam mungkin berkembang di balik dahi, muka, dan bahu, dan seorang kulit
hitam kebiru-biruan pemudaran warna mungkin terjadi di seputar puting susu,
bibir, mulut, dubur, kantung kemaluan, atau vagina. 15

• Amyloidosis, Macular

Amiloidosis makular merupakan erupsi gatal yang berupa makula kecil


yang berpigmentasi keabu-abuan dan kecoklatan yang terdistribusi secara
simetris pada punggung bagian atas, dan pada beberapa pasien pada lengan. 16

Diagnosis

6
Diagnosis dapat ditegakkan dengan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan dengan lampu Wood dan pemeriksaan histopatologis.
Pemeriksaan histopatologis didaerah wajah harus bernilai estetis agar jaringan parut
yang terjadi tidak menimbulkan keluhan baru bagi penderita.1

Diagnosis HPI berdasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran


klinis yang akurat. Anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis.
Anamnesis yang dapat mendukung penegakan diagnosis HPI adalah riwayat
penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi, luka
mekanis, reaksi obat, trauma (misalnya luka bakar), dan penyakit inflamasi seperti
akne vulgaris, liken planus, dan dermatitis atopi.6

Pemeriksaan lampu Wood dapat digunakan untuk membedakan HPI pada


epidermis dan HPI pada dermis. Lesi pada epidermis cenderung memberikan batas
tegas di bawah pemeriksaan lampu Wood. Sedangkan lesi pada dermis tidak
menonjol pada pemeriksaan lampu Wood. Jika sebelum inflamasi, dermatosis tidak
jelas atau tidak ada, biopsy kulit dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain
hiperpigmentasi. Pewarnaan pada spesimen biopsy dengan menggunakan perak
Fontana-Masson memudahkan penentuan lokasi melanin pada epidermis atau
dermis.4

Treatment

Meskipun tidak semua bercak hiperpigmentasi tidak berespon terhadap


pengobatan, pengobatan harus mempertimbangkan penyakit sistemik yang menjadi
penyebab hiperpigmentasi atau penyakit yang menyertai keluhan tersebut.1

Beberapa terapi yang dapat digunakan seperti;

a. Photoprotection10,7

7
Bagian dari pengobatan HPI yang tidak kalah penting adalah
menggunakan photoprotection untuk menghindari terjadinya makin parahnya
HPI. Pasien,terutama yang berkulit gelap, sebaiknya diedukasi untuk
penggunaan sunscreen yang memiliki kandungan SPF yang tinggi setiap
harinya. Selain itu pasien juga dapat menggunakan pakaian yang tertutup dan
pelindung agar dapat terhindar dari sengatan sinar matahari.

Hal ini sangat dianjurkan bagi pasien yang berkulit lebih gelap karena
biasanya mereka cenderung tidak menyadari perubahan warna yang terjadi
pada kulitnya.

b. Depigmenting Agent :

• Hydroquinone1,2,3,10,9

Hidrokuinon merupakan suatu krim pencerah kulit yang


merupakan gold standard dalam pengobatan HPI dan beberapa gangguan
hiperpigmentasi lainnya. Hidrokuinon secara komersil tersedia dalam
bentuk krim dan larutan 2%, 3%, dan 4%. Hidrokuinon pada tes tabung
memblokir secara langsung aktivitas enzim tirosinase dan kemampuannya
untuk membentuk melanin. Tetapi, ketika digunakan pada kulit,
hidrokuinon juga dapat bekerja secara tidak langsung dan mengubah
beberapa fungsi sel.

Mekanisme kerja dari obat ini terdiri atas dua mekanisme kerja, yaitu
melalui penghambatan enzim tirosinase yang reversibel ( enzim yang
memiliki peranan penting dalam konversi enzim tirosin menjadi melanin ).
Mekanisme kerja berikutnya adalah obat ini secara selektif
menghancurkan melanosom dan melanosit.

8
Akan tetapi hidrokuinon tidak terlalu efektif terhadap hiperpigmentasi
dermal karena hidrokuinon tidak bisa menembus jembatan dermal-
epidermal.

Pada tahun 1975, Kligman dan Willis memperkenalkan formula baru yang
dipercaya efektif dalam pengobatan hiperpigmentasi yang terdiri atas
hidrokuinon 5%, tretinoin 0,1%, dan deksametason 0,1%. Efek samping
dari hidrokuinon dapat berupa iritasi kulit ringan, panas, merah, dan gatal.
Hidrokuinon dapat dikombinasikan dengan asam retinoat 0,05%
( tretinoin topikal ) dan kortikosteroid topikal terfluorinasi. Asam retinoat
bekerja sebagai pengelupas kulit agar hidrokuinon mudah masuk ke kulit
sedang kortikosteroid dapat memutihkan kulit dan menghambat terjadinya
iritasi baik oleh hidrokunon maupun oleh asam retinoat. Efek samping
asam retinoat adalah iritasi ringan sampai berat. Sedangkan efek samping
kortikosteroid terfluorinasi berupa atropi kulit, telangiektasis, dan striae.

• N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol3

N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol merupakan agen depigmentasi


yang paling potensial yang bekerja secara spesifik hanya pada melanosit
yang fungsional yang aktif mensintesis melanin. N-Acetyl-4-S-
cysteaninylphenol stabil ( bahkan jika dididihkan lebih dari 10 menit ),
larut dalam air dan memiliki tingkat toksisitas yang rendah pada hewan
percobaan. Median dosis letal dari 4-S-cysteaninylphenol dan N-Acetyl-4-
S-cysteaninylphenol adalah 400mg per kg berat badan dan 1400mg per kg
berat badan. Obat ini tidak menyebabkan depigmentasi permanen pada
kulit bahkan setelah penggunaan jangka panjang. Mekanisme kerja pasti
obat ini belum jelas dan N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol pada paparan

9
tirosinase membentuk pigmen coklat tua. Pigmen ini terbentuk melalui
siklisasi oksidasi pada rantai samping untuk memproduksi struktur
benzothiazine-type. Pigmen ini bisa saja berfungsi sebagai filter terhadap
sinar UV dan visible light seperti kerja pigmen melanin. Preparat baru ini
lebih aman dibanding hidrokuinon dan turunannya pada pengobatan
hipomelanosis.

• Azelaic Acid (AA)3,10

Azelaic Acid (AA) memiliki efek inhibisi pada tirosinase, yang


merupakan ezim utama pada melanogenesis. Azelaic Acid (AA) adalah
pengobatan yang efektif terhadap HPI. Beberapa mekanisme kerja Azelaic
Acid (AA) selain efek inhibisi pada tirosinase, juga memiliki efek sebagai
sitotoksik selektif dan antiproliferatif dari melanosit yang dapat
menghambat sintesis DNA dan enzim mitokondria. Formulasinya
biasanya terdiri atas 15% gel yang khas digunakan pada terapi Rosacea
atau 20% krim yang biasanya digunakan untuk Acne vulgaris, melasma,
selain pada HPI. Pasien yang telah diterapi dengan Azelaic Acid (AA)
memperihatkan terjadinya penurunan yang pesat dari intensitas pigmen
setelah pengobatan selama 24 minggu. Azelaic Acid (AA) digunakan dua
kali sehari selama beberapa bulan, dan memberikan hasil yang
memuaskan pada pengobatan melasma, HPI, dan hipermelanosis yang
disebabkan oleh agen fisik dan fotokimia. Efek samping dari Azelaic Acid
(AA) biasanya ringan dan cepat. Beberapa studi memperlihatkan
keamanan dan keefektifan dari Azelaic Acid (AA) terhadap melasma.
Tetapi pada HPI, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Mekanisme
kerja Azelaic Acid (AA) belum jelas. Azelaic Acid (AA) tidak memiliki
efek selektif pada melanosit. Azelaic Acid (AA) dapat bekerja dengan cara

10
menghambat atau menginhibisi enzim-enzim oksidoreduktif yang esensial
secara reversibel.

c. Vitamin D Supplementation10

Pada sebuah studi klinis, level vitamin D serum pada seseorang yang
menggunakan sunscreen lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan sunscreen, tetapi masih dalam batas normal. Hal ini sangat
penting terutama bagi individu berkulit gelap yang telah memiliki resiko
kekurangan vitamin D dikarenakan oleh pada dasarnya individu berkulit gelap
memiliki konsentrasi melanin yang lebih tinggi. Maka dari itu, dapat
diberikan diet dan suplemen vitamin D yang terkandung dalam jenis-jenis
makanan tertentu seperti ikan salmon, minyak ikan, dll.

d. Ascorbic Acid10

Ascorbic Acid atau vitamin C merupakan antioksidan alami yang bisa


didapatkan dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Ascorbic Acid dapat
membuat kulit menjadi lebih cerah dengan berinteraksi dengan ion tembaga
pada sisi aktif dari enzim tiroksinase dan dengan mengurangi oksidasi
dopaquinone ( suatu substrat yang berada dalam jalur sintesis melanin ).
Selain bekerja sebagai agen pencerah kulit, beberapa keuntungan dari
Ascorbic Acid ternyata tidak hanya memiliki efek anti oksidan tetapi menurut
beberapa penelitian, Ascorbic Acid juga menunjukkan efek antiinflamasi dan
memiliki efek fotoprotektif. Ascorbic Acid dapat diformulasikan dengan
beberapa agen depigmentasi seperti hidrokuinon.

11
e. Retinoid10

Retinoid merupakan struktur dan fungsional analog vitamin A. Bila


retinoid dikonsumsi sendiri atau dikombinasikan dengan agen pengobatan
HPI lainnya, menghasilkan efek yang efektif pada beberapa pasien. Retinoid
juga efektif dalam pengobatan melasma, freckles, ptiriasis versikolor, liken
planus, dan keratosis aktinik. Retinoid digunakan dua kali sehari selama enam
minggu untuk pengobatan melasma, efelit, dan HPI. Retinoid menghasilkan
berbagai efek-efek biologis yang dapat mencerahkan kulit termasuk modulasi
sel proliferasi, diferensiasi, dan perlekatan ; menginduksi apoptosis dan
ekspresi dari antiinflamasi. Interval konsentarasinya dari 0,01 sampai 0,1%
dan tretinoin dapat diformulasikan dalam krim, gel, mikrosphere gel, yang
dapat mengontrol dan mengendalikan pelepasan tretinoin sehingga dapat
mengurangi iritasi.

f. Kojic Acid10

Asam Kojik adalah fungal metabolic dari beberapa spesies tertentu


dari acetobacter, aspergillus, dan penicillium. Kemampuan depigmentasi obat
ini berasal dari inhibisi yang potensial terhadap tirosinase dengan ikatan
tembaga pada sisi aktif dari enzim tersebut. Asam Kojik tersedia dalam
konsentrasi 1-4% dan dapat diformulasikan dengan agen-agen pencerah
lainnya termasuk asam glikolik dan hidrokuinon untuk meningkatkan
efisiensi.

g. Arbutin10

Arbutin diekstraksi dari daun bearberry,pear,cranberry, atau blueberry

12
yang dikeringkan dan merupakan turunan dari hidrokuinon. Arbutin tidak
memiliki efek melanotoksik. Arbutin dapat menyebabkan depigmentasi tidak
hanya dengan cara menghambat enzim tirosinase, tetapi juga maturasi
melanosom. Walaupun efisiensinya tergantung pada dosis yang diberikan,
arbutin dengan konsentrasi tinggi dapa menyebabkan hiperpigmentasi
paradoks. Bentuk sintetik dari arbutin adalah alpha-arbutine dan
deoxiarbutine memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menghambat
enzim tirosinase dibanding komponen alaminya.

h. Niacinamide10

Niacinamide adalah derivat fisiologis aktif dari vitamin B3 (niacin.


Penelitian in vitro menunjukkan bahwa niacinamide dapat menurunkan
transfer melanosom secara signifikan ke keratinosit tanpa menghambat
aktivitas enzim tyrosinase atau proliferasi sel dan niacinamide juga dapat
menghambat jalur signal sel antara keratinosit dan melanosit untuk
mengurangi melanogenesis. salah satu keuntungan niacinamide adalah
stabilitasnya yang tidak terpengaruh oleh cahaya, kelembaban, asam, basa,
pengoksidasi. Keamanan dan efisiensi dari niacinamide untuk HPI pada
individu kulit gelap belum diteliti. Akan tetapi , penggunaan niacinamide
topikal dengan kadar 2-5% telah menunjukkan keefisiensian ketika digunakan
baik secara tunggal maupun dengan dikombinasikan dengan N-Acetyl
Glucosamine untuk pengobatan melasma dan hiperpigmentasi yang di induksi
oleh sinar UV. Pada pasien dengan kulit normal dan orang Asia.

i. N-acetyl glucosamine10

N-Acetyl Glucosamine (NAG) adalah gula amino yang merupakan prekurso

13
dari asam hyaluronic dan ditemukan di alam dan dijaringan tubuh manusia.
Kemampuan depigmentasinya berasal dari inhibisi glikosilasi tyrosinase, yang
merupakan sebuah sebuah langkah penting dari sebuah melanin. Glukosamin
itu sendiri telah dilaporkan dapat mengurangi melanogenesis. Akan tetapi, N-
Acetyl Glukosamin ini susah diformulasikan dalam bentuk topikal karena
ketidakstabilannya. Fokus terkini telah berpindah pada pengembangan
kosmetik yang mengandung NAG yang memiliki kestabilan yang lebih baik,
penetrasi kulit yang baik, dan memiliki toleransi yang lebih baik terhadap
semuanya. NAG biasa digunakan dalam konsentrasi 2% sebagai monoterapi
atau dengan kombinasi dengan niacinamida, yang mana memiliki efek klinis
yang lebih baik karena mempunyai dua mekanisme depigmentasi yang
berbeda.

j. Licorice10

Ekstrak akar licorice merupakan bahan yang sering ditemukan pada obat -
obat pencerah kulit dan juga digunakan pada pengobatan dari banyak variasi
penyakit yang bahkan diluar cakupan dermatologi karena efek anti inflamasi,
anti virus, anti mikrobial dan anti karsinogeniknya. Beberapa bahan dari
ekstrak akar Licorice termasuk Glabridin, yang dapat menghambat enzim
tyrosinase dapat memiliki efek anti inflamasi, dan liquiritin yang tidak
menghambat tyrosinase tetapi menyebabkan depigmentasi dengan cara
dispersi dan pengangkatan melanin.

k. Soy10

Aktivasi dari sel reseptor dari protease-activated receptor 2 (PAR-2) yang


ditemukan pada keratinosit memediasi transfer melanosom dari melanosit dari

14
keratinosit ke sekelilingnya. Protein pada soy seperti soy been trypsin
inhibitor (STI) dan Bowman-Birk Inhibitor (BBI) menghambat aktivasi
reseptor - reseptor sel ini sehingga fagositosis melanosom ke dalam keratosit
berkurang yang menyebabkan depigmentasi yang reversibel.

l. Glycolic Acid10

Ditemukan di Sugar Cane, merupakan asam alpha-hidroksi (AHA) alami yang


menginduksi epidermolisis, mendispersi lapisan basal melanin, dan
meningkatkan sintesis kolagen derma. Konsentrasi GA mulai dari 20-70% ,
dan netralisasi dengan air atau sodium bikarbonat diperlukan untuk
menghentikan pengelupasan.

m. Salicylic Acid10

Merupakan turunan dari Willow Tree Bark yang merupakan asam hidroksi
yang menginduksi keratolisis dengan cara mengganggu hubungan lipid
intraselular yang berada diantara sel-sel epitel. Konsentrasi SA mulai dari 20-
30% dan tidak membutuhkan netralisasi.

n. Bleaching Agents (mengandung Hidrogen peroksida, ammonia, atau


dicampur dengan produk oksidasi yang lainnya seperti garam peroxy atau
peroksida4

Agen pencerah kulit biasanya digunakan sebagai agen pencerah kulit dan
rambut; dengan cara mengoksidasi pigmen-pigmen melanin. Apabila dalam
keadaan extrim, dapat mengarah kepada solubilasi total dan eliminasi.

15
Berbagai jenis produk pencerah tersedia dalam bentuk cairan, emulsi, krim,
shampoo, bubuk, pasta dan minyak. Semuanya itu mengandung hidrogen
peroksida, hidrogen peroksida itu sendiri dengan amoniak, atau dicampurkan
dengan produk oksidasi yang lainnya seperti garam peroksi atau peroksida.

o. Liquid Nitrogen Cryotheraphy10

Melanosit rentan terhadap pembekuan, oleh karena itu cryotherapy sebaiknya


dihindari oleh indvidu dengan warna kulit yang lebih gelap akibat besarnya
resiko depigmentasi permanen. Agen pembeku harus digunakan secara
perlahan untuk menghindari adanya blistering dan nekrosis kulit. Cryotherapy
dengan nitrogen cair biasanya berhasil digunakan untuk mengobati lesi
pigmentasi individual. Cryotherapy nitrogen cair juga telah digunakan untuk
mengobati naevus of Ota, delayed naevus spilus, dan blue naevus.
Cryotreatment dilakukan dengan menggunakan alat nitrogen cair dengan
removable disc-shaped copper tip yang disebut CRYOMINI.

p. Chemabrasion and Peeling10

Kemabrasi atau pengelupasan menggunakan berbagai macam bahan kimia


adalah modalitas terapi lain untuk menghilangkan freckles, solar lentigenes,
dan localized patches lainnya dari hiperpigmentasi melanin. Pengelupasan
dengan menggunakan asam glycolic juga berguna untuk mengobati
dispigmentasi dari photodamaged skin, dari hiperpigmentasi post inflamasi
pada pasien berkulit gelap, dan lebih sedikit pada melasma yang diderita oleh
wanita Asia. Produk asam glycolic/asam Kojic dan asam glycolic/hidrokuinon
topikal efektif dalam mengurangi hiperpigmentasi melanin pada pasien
melasma. Chemabrasion using trichloroacetic acid (TCA) adalah modalitas

16
terapi lainnya yang berguna untuk menghilangkan freckles, solar lentigenes,
dan localized patches lainnya. Akan tetapi TCA harus digunakan dengan
sangat hati-hati karena TCA terkonsentrasi dapat menyebabkan nekrosis
instan pada bagian epidermis dan HPI, biasanya terlihat pada tipe kulit V dan
VI.

q. Terapi Laser10

Meskipun terapi pencerah kulit topikal menjadi terapi pilihan untuk


pengobatan HPI, terapi laser dapat efektif atau dapat menjadi terapi alternatif
jika terapi awal tidak berhasil. Akan tetapi, hanya sedikit literatur yang
mengevaluasi secara spesifik penggunaan alat laser ini sebagai pengobatan
untuk HPI pada semua jenis kulit. Laser hijau (510nm, 532 nm), Merah (694
nm), atau mendekati inframerah (755 nm, 1064 nm) adalah pigmen spesifik
dan menghasilkan cahaya yang selektif terhadap melanosom intraseluler
target. Meskipun demikian, karena adanya spektrum absorbsi melanin yang
luas (250 nm-1200 nm), energi laser dimaksudkan untuk target yang lebih
dalam bisa diabsorpsi diantara epidermis yang berpigmentasi, dimana hal
tersebut dalam mengakibatkan komplikasi seperti dyschromias, blistering, dan
scar. Sinar laser hijau tidak dapat menembus sedalam sinar laser merah dan
sinar near infrared laser karen apanjang gelombangnya yang lebih panjang.
Energi dari laser dengan panjang gelombang yang pendek dapat diserap
secara lebih efisien oleh melanin epidermal, sedangkan laser dengan panjang
gelombang yang lebih panjang dapat menembus lebih dalam dengan absorpsi
yang selektif dengan oleh target dermal yang membuat hal tersebut lebih
aman pada pasien dengan warna kulit lebih gelap. Penggunaan durasi pulsasi
yang lebih panjang dan pendinginan alat juga dapat menghasilkan batas
keamanan yang lebih besar sambil tetap memelihara efisiensi pada individu

17
dengan warna kulit yang lebih gelap.

Pencegahan dan Prognosis1

Usaha pencegahan harus dilakukan terhadap kemungkinan bertambahnya lesi


atau timbul kembalinya lesi yang sudah berhasil dikurangi. Usaha tersebut dapat
berupa :

1. Memberikan nasihat atau saran utnuk melakukan kegiatan harian yang tidak
memperberat penyakit, misalnya pekerjaan, hobi, atau rekreasi.

2. Memberikan saran pemakaian tabir surya yang sesuai.

3. Memberikan saran pemakaian kosmetika yang sesuai agar tidak mengganggu


pengobatan atau memperberat kelainan.

4. Memberikan saran unttuk menjaga kesehatan umumnya terhadap penyakit


yang langsung atau tidak langsug dapat menyebabkan hiperpigmentasi.

18

Anda mungkin juga menyukai