Anda di halaman 1dari 9

REFERAT

POTENSI ASAM TRANEKSAMAT SEBAGAI TERAPI MELASMA

Disusun oleh :
Nadia Firyal
030.14.133

Pembimbing
dr. Hendra Widjajanto, Sp.KK

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
PERIODE 2 DESEMBER 2019 – 4 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
POTENSI ASAM TRANEKSAMAT SEBAGAI TERAPI MELASMA

POTENCY OF TRANEXAMIC ACID AS MELASMA THERAPY

Nadia Firyal1, Hendra Widjajanto2


1
Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan
Penyakit Kelamin RS TNI AL Dr. Mintohardjo Jakarta

2
SMF bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Penyakit Kelamin RS TNI AL Dr. Mintohardjo Jakarta

ABSTRAK

Melasma merupakan kondisi yang sangat sering terjadi dalam dunia dermatologi. Melasma
bersifat multifactorial dan hingga saat ini patogenesisnya belum diketahui secara jelas.
Dikarenakan hal tersebut, menemukan modalitas terapi yang tepat untuk melasma adalah suatu hal
yang menantang. Terdapat beberapa modalitas terapi melasma, yaitu obat topikal, obat oral, serta
procedural. Saat ini, asam traneksamat menunjukkan potensinya sebagai terapi melasma.
Formulasi asam traneksamat topikal, oral, dan intradermal telah diteliti dan merupakan konsep
terbaru dalam terapi melasma.

Kata kunci: estetika, hiperpigmentasi, melanogenesis, agen anti-fibrinolitik.

ABSTRACT

Melasma is a common dermatological condition. Melasma is multifactorial and its


pathogenesis has not completely understood. Because of this, finding the right therapeutic
modality for melasma is challenging. There are several modalities of melasma therapy, there are
topical, oral, and procedural. Recently, tranexamic acid shows its potential as a melasma therapy.
Topical, intradermal, and oral formulations of tranexamic acid have been studied and they are
latest concepts in melism therapy.

Keywords: aesthetics, hyperpigmentation, melanogenesis, anti-fibrinolytic agent.


PENDAHULUAN sebagai terapi menorrhagia. Asam
traneksamat memiliki mekanisme kerja
Melasma merupakan salah satu
mencegah interaksi antara plasminogen dan
kelainan pigmentasi yang sering terjadi.
keratinosit, sehingga mengurangi sintesis
Melasma adalah kondisi yang didapat
melanin dari melanosit.2
(acquired) berupa hiperpigmentasi yang
simetris, yang umumnya terjadi pada MELASMA
wajah.1,2 Melasma lebih sering terjadi pada
Melasma merupakan salah satu
wanita dan memiliki warna kulit yang lebih
kelainan pigmentasi yang sering terjadi.
gelap. Beberapa hal diketahui dapat
Melasma adalah kondisi yang didapat
mempengaruhi timbulnya melasma, seperti
(acquired) berupa hiperpigmentasi yang
genetik, pengaruh hormonal, paparan sinar
simetris, yang umumnya terjadi pada wajah.
ultraviolet, dan penggunaan kontrasepsi oral,
Melasma lebih sering terjadi pada wanita dan
serta terapi hormone pengganti. Hal tersebut
memiliki warna kulit yang lebih gelap.1,2
diyakini sebagai pemicu dan penyebab
kekambuhan pada melasma.1 Melasma lebih Melasma sangat sering terjadi.

sering terjadi pada orang yang memiliki Sekitar 5 juta populasi di Amerika Serikat

warna kulit yang lebih gelap (Fitzpatrick IV- memiliki melasma.3 Melasma lebih sering

VI).2 terjadi pada orang yang memiliki warna kulit


yang lebih gelap (Fitzpatrick IV-VI)2,
Hidrokuinon saat ini dianggap
sehingga lebih sering terjadi pada orang yang
sebagai gold standart pada terapi melasma.
tinggal di Benua Asia dan di Amerika Serikat
Namun, hidrokuinon memiliki beberapa efek
bagian selatan (latin). Prevalensi sangat
samping yang merugikan. Asam traneksamat
bervariasi, yaitu sekitar 9% pada wanita Latin
merupakan hal terbaru yang dapat
di bagian selatan Amerika Serikat, dan
dipertimbangkan sebagai terapi baru pada
hingga 40% pada wanita di Asia Tenggara.1,2
melasma. Asam traneksamat yang telah
Melasma lebih sering terjadi pada wanita,
terbukti efikasinya pada terapi melasma.
walau pria juga dapat mengalami hal ini.
Asam traneksamat merupakan agen anti-
Sekitar 10% kasus melasma terjadi pada pria.
fibrinolitik yang merupakan derivat sintesis
Melasma jarang terjadi pada usia pra
dari asam amino lisin yang biasanya
pubertas, dan sering terjadi pada usia
digunakan untuk induksi hemostasis dan
reproduktif, yaitu prevalensi sebesar 47%
pada kelompok berusia 30-39 tahun.4 diyakini sebagai pemicu dan penyebab
Melasma terkait erat dengan perubahan kekambuhan pada melasma.1
hormonal, diketahui 15-50% melasma terjadi
Terdapat hipotesis yang terkait antara
pada wanita hamil.3
paparan sinar ultraviolet dan melasma.
MANIFESTASI KLINIS Paparan sinar ultraviolet menginduksi
adanya stress oksidatif, sehingga
Melasma bermanifestasi sebagai
mengaktivasi proses melanogenesis.
pigmentasi berwarna cokelat muda hingga
Melanogensis terjadi difasilitasi oleh
cokelat tua yang difus dan umumnya terjadi
keratinosit. Terdapat interaksi antara
pada wajah bagian tengah. Terdapat 3 jenis
keratinosit dan plasminogen yang telah
pola sebaran melasma, yaitu centrofacial,
diubah menjadi plasmin, yang kemudian
malar, dan mandibula. Daerah centrofacial
menyebabkan diproduksinya mediator pro
merupakan daerah tersering dari sebaran
inflamasi, seperti asam arachidonat dan
melasma, yaitu sekitar 63%. Centrofacial
prostaglandin yang bersifat sebagai
meliputi bagian dahi, hidung, bibir bagian
stimulator melanosit. Adanya interaksi
atas, dan dagu. Malar meliputi bagian hidung
keratinosit-plasminogen juga dapat
dan pipi, yaitu sekitar 21%. Dan mandibular
meningkatkan aktivitas enzim tirosinase
sekitar 16%, yang meliputi bagian rahang
yang kemudian juga akan menginduksi
bawah.1 Melasma dapat terjadi selain pada
melanosit.5
daerah wajah, walau jarang sekali, seperti
extremitas, dan dada.2 TERAPI

ETIOPATOGENESIS Terapi pada melasma terdiri dari beberapa


bentuk, yaitu topikal, oral, procedural dan
Patogenesis melasma belum
kombinasi.2
diketahui secara jelas. Melasma bersifat
multifactorial. Beberapa hal diketahui dapat a. Topikal2
mempengaruhi timbulnya melasma, seperti
Terapi topikal merupakan terapi lini
genetik, pengaruh hormonal, paparan sinar
pertama pada melasma. Mayoritas agen
ultraviolet, dan penggunaan kontrasepsi oral,
terapi topikal memiliki mekanisme kerja
serta terapi hormone pengganti. Hal tersebut
dengan menghambat produksi melanin
melalui stress oksidatif dan proliferasi
Tabel 1. Jenis terapi, mekanisme kerja, dan efek samping pada tatalaksana melasma
Modalitas Terapi Mekanisme kerja Efek samping
Topikal Besi oksida Block sinar tampak dan Iritasi
sinar ultraviolet
Hidrokuinon (HQ)
Asam azelaic Iritasi, ochronosis
Penghambar tirosinase
Asam askorbat (dengan HHHQ)
Asam kojik
Tretinoin Meningkatkan turnover Iritasi, kemerahan
keratinosit
Kortikosteroid Anti inflamasi dengan Telangiektasia, atrofi
menghambat epidermis, acne yang
melanogenesis non teinduksi steroid,
spesifik stria, hipopigmentasi
Asam askorbat Menghambat oksigen
reaktif
Niasinamid Menghambat transfer Iritasi
melanosom
Oral Asam traneksamat -Menghambat jalur Gas abdomen
plasminogen/ plasmin  berlebih, iregularitas
menghambat sintesis menstruasi, nyeri
melanin kepala, deep vein
-Menurunkan proliferasi thrombosis
vaskular
Polypodium leucotomos Menghambat oksigen
Glutation reaktif
Prosedural Q switch ruby laser Luka bakar, post
Q switch Nd: Yag laser inflammatory
Destruksi melanososm
pigment alteration
(PIPA)
Non-ablative fractional Fototermolisis  Luka bakar, PIPA
laser ekstruksi melanin
Chemical peels Meningkatkan turnover Luka bakar, kulit
keratinosit terkelupas, PIPA
Microneedling Distribusi obat secara Eritema, edema,
transdermal PIPA
Intense pulse light Ekstruksi melanosom Luka bakar, PIPA
Radiofrekuensi Biostimulasi seluler Luka bakar
Distribusi obat secara
transdermal
HQ: hidrokuinon, PIPA: post-inflammatory pigment alteration, Nd:YAG: neodymium-doped
yttrium aluminum garnet
melanosit. Fotoproteksi termasuk kedalam rutin tabir surya, menghindari paparan sinar
salah satu terapi topikal, yaitu pengaplikasian ultraviolet dan sinar tampak (visible light).
Sinar tersebut dapat memicu dan menjadi adjuvan dalam dosis rendah (500-700 mg per
penyebab kambuhnya melasma. hari) selama beberapa bulan, terbukti efektif
Hidrokuionon saat ini dianggap sebagai gold dan aman.1
standart dari melasma. Obat ini bekerja
c. Prosedural
dengan mekanisme menghambat aktivitas
enzim tirosinase, yang mencegah konversi Literatur saat ini menyatakan bahwa

DOPA menjadi melanin, sehingga tidak terapi procedural pada melasma tersedia

terjadi melanogenesis. Diketahui dalam beberapa bentuk. Contohnya adalah

penggunaan hidrokuionon 4% menunjukkan chemical peels, microneedling, laser and

hasil yang signifikan dalam dispigmentasi light treatment. Umumnya terapi procedural

melasma. Namun, disamping ini dikombinasikan dengan modalitas terapi

keefektivannya, hidrokuionon dapat lainnya.

menyeabkan dermatitis iritan dan ochronosis. ASAM TRANEKSAMAT


Selain itu, terdapat beberapa terapi topikal
Asam traneksamat saat ini
lainnya untuk mengurangi melasma dengan
direkomendasikan dalam terapi melasma.
berbagai macam mekanisme kerja, dan efek
Asam traneksamat dapat diberikan secara
samping yang dapat ditimbulkan yang telah
oral, topikal, ataupun intralesi. Asam
terangkum pada tabel 1.2
traneksamat merupakan obat oral pertama
b. Oral yang telah terbukti efikasinya pada terapi

Terapi oral merupakan pilihan terapi melasma. Asam traneksamat merupakan

tambahan dalma terapi melasma. Saat ini agen fibrinolitik yang merupakan derivate

asam traneksamat telah terbukti dapat sintesis dari asam amino lisin, sehingga dapat

mencerahkan melasma.1 Asam traneksamat memblokade lysine-binding sites pada

merupakan agen anti plasma, mengurangi molekul plasminogen. Asam traneksamat

produksi asam arakidonat, yang kemudian biasanya digunakan sebagai terapi

mereduksi hormone MSH (melanocyte- menorrhagia dengan dosis 2-4g/ hari selama

stimulating hormone) dan mengurangi 4-7 hari. Kontraindikasi penggunaan asam

produksi pigmentasi. Asam traneksamat telah traneksamat mencakup gangguan fungsi

digunakan dalam bentuk topikal, intralesi, ginjal, keganasan, buta warna, koagulopati,

dan oral. Ketika digunakan sebagai terapi hipersensitivitas, penyakit kardiovaskular,


riwayat stroke, dan konsumsi obat
antikoagulan, serta kehamilan, sedang insidental, yang pada awalnya dimaksudkan
memenjalani terapi pengganti hormone, sebagai terapi urtikaria pada subjek
merokok, dan pergi jarak jauh.5,6 Sebelum penelitian. Pasien juga memiliki melasma
dimulai terapi dengan asam traneksamat, pada wajahnya. Dan akibat dari penggunaan
perlu dilakukan pengujian terhadap asam traneksamat, terdapat reduksi melasma
prothrombin time (PT), activated partial setelah penggunaan 1,5 g per hari asam
thromboplastin time (APTT), dan faktor traneksamat setelah 4 minggu pada pasien
pembekuan darah lainnya. Efek samping tersebut.5
yang kerap terjadi adalah gas berlebih pada
MEKANISME KERJA ASAM
saluran cerna, dan hipomenorhea reversible.
TRANEKSAMAT
Efek samping yang pernah dilaporkan
sebelumnya adalah deep vein thrombosis Asam traneksamat diketahui

(DVT), infark miokard, dan emboli paru.6 memiliki mekanisme kerja berupa
menghambat sistem plasminogen-plasmin,
ASAM TRANEKSAMAT SEBAGAI
sehingga memblokade interaksi antara
TERAPI PADA MELASMA
melanosit dan keratinosit. Dikarenakan hal
Pada klinis sehari-hari, asam tersebut, terjadi inhibisi aktivitas tirosinase
traneksamat digunakan untuk menghambat melanosit epidermal, yang kemudian akan
perdarahan melalui pencegahan konversi mencegah terjadinya proses melanogenesis.
plasminogen menjadi plasmin yang berperan Akibat tidak adanya ikatan antara
dalam fibrinolysis. Sehingga, pada awalnya plasminogen dan keratinosit akan
asam traneksamat diketahui berfungsi dalam menyebabkan penurunan produksi mediator
induksi hemostasis pada prosedur pro inflamasi, seperti asam arachidonat dan
pembedahan dan sebagai terapi pada prostaglandin yang diketahui merupakan
menorrhagia. stimulator melanosit. Asam traneksamat juga
mencegah aktivitas plasmin yang diinduksi
Selain dari efek hemostasisnya, asam
oleh sinar ultraviolet, menurunkan aktivitas
traneksamat juga memiliki efek anti
sel mast, dan menghambat fibroblast growth
inflamasi dan anti alergi. Pada tahun 1979,
factor, sehingga dapat menurunkan
Sadako merupakan peneliti pertama yang
vaskularitas dan jumlah sel mas pada
mengunakan asam traneksamat dalam terapi
dermis.5
pada melasma. Hal ini terjadi secara
Gambar 1. Mekanisme kerja asam traneksamat pada melasma

EFIKASI ASAM TRANEKSAMAT intradermal perlu dilakukan penelitian lebih


lanjut.7
Berdasarkan studi, asam traneksamat
topikal dan intradermal efektif untuk terapi Secara mengejutkan, asam
melasma.5 Efikasi asam traneksamat topikal traneksamat oral menunjukkan hasil yang
telah diteliti oleh beberapa studi, dan lebih menjanjikan sebagai terapi melasma.
didapatkan hasil bahwa asam traneksamat Pada penelitian yang dilakukan sejak 2011
topikal sama efektifnya dengan hidrokuinon hingga 2016, dilaporkan bahwa asam
topikal, kombinasi hidrokuionon dan traneksamat oral efektif dalam reduksi
deksamteason topikal, dan injeksi asam melasma yang dihitung dengan skor
traneksamat intradermal. Pada penelitian, Melasma Area and Severity Index (MASI).
dilakukan perbandingan efikasi asam Pada studi, didapatkan perbaikan skor MASI
traneksamat topikal dan intradermal pada 18 pada kelompok yang mendapat asam
perempuan dengan melasma. Didapatkan traneksamat oral sebesar 49%, sedangkan
hasil reduksi melasma yang lebih baik pada pada kelompok yang mendapat placebo
kelompok studi asam traneksamat hanya sebesar 18%.7
intradermal disbanding topikal. Namun,
Asam traneksamat terbukti sebagai
terkait efikasi asam traneksamat topikal dan
terapi aman dan efisien bagi melasma.
Asaman traneksamat dapat dijadikan terapi editors. New York: McGraw Hill Education;
tunggal ataupun terapi kombinasi dengan 2019. p1379-81.
modalitas terapi lainnya. Dosis asam
2. Ogbechie-Godec OA, Elbuluk N.
traneksamat sistemik berkisar 500 mg – 700
Melasma: an Up-to-Date Comprehensive
mg per hari.8 Dosis tipikal pada terapi
Review. Dermatol Ther. 2017; 7: 305–18.
melasma yaitu sebesar 250 mg yang
dikonsumsi 2 kali dalam sehari. Terapi ini 3. Lyford WH. Melasma. 2018. Diakses pada

biasanya dilanjutkan selama 8 hingga 1 11 Desember 2019. Tersedia di

minggu.5 Namun, sebelum memulai terapi https://emedicine.medscape.com/article/106

dengan menggunakan asam traneksamat, 8640-overview#showall

perlu dilakukan skrining terhadap faktor 4. Qazi I, Dogra NK, Dogra D. Melasma: A
pembekuan darah dan kontraindikasi lainnya. Clinical and Epidemiological Study. IJCMR.

KESIMPULAN 2017; 4 (10): 2087-9.

Seiring dengan perkembangan formulasi 5. Bala HR, Lee S, Wong C, Pandya AG,

baru pengobatan, menemukan terapi yang Rodrigues M. Oral Tranexamic Acid for the

efektif pada melasma merupakan salah satu Treatment of Melasma: A Review. Dermatol

tantangan. Asam traneksamat menunjukkan Surg. 2018; 0: 1–12.

potensi yang cukup menjanjikan dalam terapi 6. Dashore S, Mishra K. Tranexamic Acid in
melasma. Asam traneksamat topikal dan Melasma: Why and How?. Indian J Drugs
intradermal menunjukkan hasil yang kurang Dermatol. 2017; 3 (2): 61-3.
memuaskan pada terapi melasma, namun
7. Wang JV, Jhawar N, Saedi N. Tranexamic
asam traneksamat oral justru memberikan
Acid for Melasma: Evaluating the Various
hasil yang mengesankan. Asam traneksamat
Formulations. J Clin Aesthet Dermatol. 2019;
memiliki efek samping yang minimal. Asam
12 (8): 73-4.
traneksamat oral dapat dikombinasikan
dengan modalitas terapi lainnya untuk 8. Zhang L, et al. Tranexamic Acid for Adults
meningkatkan keberhasilan terapi. with Melasma: A Systematic Review and
Meta-Analysis. Biomed Res Int. 2018;
REFERENSI
1683414: 1-13.
1. Kang S, et al. Editor. Melasma. Dalam:
Fitzpatrick’s Dermatology 9th Edition,

Anda mungkin juga menyukai