Disusun oleh :
Nadia Firyal
030.14.133
Pembimbing
dr. Hendra Widjajanto, Sp.KK
2
SMF bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Penyakit Kelamin RS TNI AL Dr. Mintohardjo Jakarta
ABSTRAK
Melasma merupakan kondisi yang sangat sering terjadi dalam dunia dermatologi. Melasma
bersifat multifactorial dan hingga saat ini patogenesisnya belum diketahui secara jelas.
Dikarenakan hal tersebut, menemukan modalitas terapi yang tepat untuk melasma adalah suatu hal
yang menantang. Terdapat beberapa modalitas terapi melasma, yaitu obat topikal, obat oral, serta
procedural. Saat ini, asam traneksamat menunjukkan potensinya sebagai terapi melasma.
Formulasi asam traneksamat topikal, oral, dan intradermal telah diteliti dan merupakan konsep
terbaru dalam terapi melasma.
ABSTRACT
sering terjadi pada orang yang memiliki Sekitar 5 juta populasi di Amerika Serikat
warna kulit yang lebih gelap (Fitzpatrick IV- memiliki melasma.3 Melasma lebih sering
DOPA menjadi melanin, sehingga tidak terapi procedural pada melasma tersedia
hasil yang signifikan dalam dispigmentasi light treatment. Umumnya terapi procedural
tambahan dalma terapi melasma. Saat ini agen fibrinolitik yang merupakan derivate
asam traneksamat telah terbukti dapat sintesis dari asam amino lisin, sehingga dapat
mereduksi hormone MSH (melanocyte- menorrhagia dengan dosis 2-4g/ hari selama
digunakan dalam bentuk topikal, intralesi, ginjal, keganasan, buta warna, koagulopati,
(DVT), infark miokard, dan emboli paru.6 memiliki mekanisme kerja berupa
menghambat sistem plasminogen-plasmin,
ASAM TRANEKSAMAT SEBAGAI
sehingga memblokade interaksi antara
TERAPI PADA MELASMA
melanosit dan keratinosit. Dikarenakan hal
Pada klinis sehari-hari, asam tersebut, terjadi inhibisi aktivitas tirosinase
traneksamat digunakan untuk menghambat melanosit epidermal, yang kemudian akan
perdarahan melalui pencegahan konversi mencegah terjadinya proses melanogenesis.
plasminogen menjadi plasmin yang berperan Akibat tidak adanya ikatan antara
dalam fibrinolysis. Sehingga, pada awalnya plasminogen dan keratinosit akan
asam traneksamat diketahui berfungsi dalam menyebabkan penurunan produksi mediator
induksi hemostasis pada prosedur pro inflamasi, seperti asam arachidonat dan
pembedahan dan sebagai terapi pada prostaglandin yang diketahui merupakan
menorrhagia. stimulator melanosit. Asam traneksamat juga
mencegah aktivitas plasmin yang diinduksi
Selain dari efek hemostasisnya, asam
oleh sinar ultraviolet, menurunkan aktivitas
traneksamat juga memiliki efek anti
sel mast, dan menghambat fibroblast growth
inflamasi dan anti alergi. Pada tahun 1979,
factor, sehingga dapat menurunkan
Sadako merupakan peneliti pertama yang
vaskularitas dan jumlah sel mas pada
mengunakan asam traneksamat dalam terapi
dermis.5
pada melasma. Hal ini terjadi secara
Gambar 1. Mekanisme kerja asam traneksamat pada melasma
perlu dilakukan skrining terhadap faktor 4. Qazi I, Dogra NK, Dogra D. Melasma: A
pembekuan darah dan kontraindikasi lainnya. Clinical and Epidemiological Study. IJCMR.
Seiring dengan perkembangan formulasi 5. Bala HR, Lee S, Wong C, Pandya AG,
baru pengobatan, menemukan terapi yang Rodrigues M. Oral Tranexamic Acid for the
efektif pada melasma merupakan salah satu Treatment of Melasma: A Review. Dermatol
potensi yang cukup menjanjikan dalam terapi 6. Dashore S, Mishra K. Tranexamic Acid in
melasma. Asam traneksamat topikal dan Melasma: Why and How?. Indian J Drugs
intradermal menunjukkan hasil yang kurang Dermatol. 2017; 3 (2): 61-3.
memuaskan pada terapi melasma, namun
7. Wang JV, Jhawar N, Saedi N. Tranexamic
asam traneksamat oral justru memberikan
Acid for Melasma: Evaluating the Various
hasil yang mengesankan. Asam traneksamat
Formulations. J Clin Aesthet Dermatol. 2019;
memiliki efek samping yang minimal. Asam
12 (8): 73-4.
traneksamat oral dapat dikombinasikan
dengan modalitas terapi lainnya untuk 8. Zhang L, et al. Tranexamic Acid for Adults
meningkatkan keberhasilan terapi. with Melasma: A Systematic Review and
Meta-Analysis. Biomed Res Int. 2018;
REFERENSI
1683414: 1-13.
1. Kang S, et al. Editor. Melasma. Dalam:
Fitzpatrick’s Dermatology 9th Edition,