Anda di halaman 1dari 79

Antimikroba &

Antiradang Topikal
BLOK PANCAINDRA 2014/2015
DR. RISDAWATI DJOHAN, APT. M.KES
Variabel utama yang menentukan respon
farmakologi terhadap penggunaan obat
pada kulit

1. Variasi regional pada penetrasi obat


2. Gradien konsentrasi
3. Dosing schedule
4. Vehikulum dan oklusi
Vehikulum dermatologi
Pengobatan topikal terdiri dari zat aktif yang diinkorporasikan
dalam vehikulum yang mempermudah pengunakan pada kulit
Pertimbangan penting dalam memilih vehikulum
Kelarutan zat aktif dalam vehikulum
Kecepatan pelepasan zat aktif dari vehikulum
Kemampuan vehikulum untuk melembabkan(hydrate) stratum corneum,
sehingga dapat meningkatkan penetrasi
Stabilitas zat aktif dalam vehikulum
Interaksi
Sifat kimia dan fisika Vehikulum
Stratum corneum
Dan zat aktif
Figure 1: Schematic diagram of
percutaneous absorption
(Redrawan from Orkin M, Maibach HI, Dahl MW;
Dermatology, Appleton & Lange, 1991)
Klasifikasi Sediaan
dermatologik
kemampuan vehikulum
memperlambat penguapan dari
sediaan permukaan kulit

dermatologik Tincture, wet Rendah


berdasarkan dressing
Lotion
vehikulum: Gel
Erosol
Powder
Pasta
Krim
Foam
oinment Tinggi
Pemilihan sediaan topikal
Inflamasi akut dengan Tincture, lotion, foam, erosol lebih tepat
bereksudat, vesikel, untuk penggunaan pada kulit kepala dan
keropeng dipilih dengan daerah berambut
sediaan untuk
mengeringkan:
Vanishing cream cocok digunakan pada
Tuncture
daerah interginous tanpa menyebabkan
Wet dressing (kompres maserasi
basah)
Lotion
Agen pengemulsi memberikan hasil yang
homogen, sediaan stabil apabila cairan
Inflamasi kronik dengan xerosis yang tidak larut tidak dapat bercampur
(kulit kering), bersisik (scaling) dan
Likenifikasi dipilih sediaan yang seperti cream O/W ditambahkan
melunakkan (lubricating):
Cream dan oiment Beberapa pasien meningkat iritasi oleh
agen-agen ini
Infeksi bakteri
Infeksi streptokokus
Infeksi mikobakterium
Selulitis
Tuberkulosis kulit
Skrofuloderma
Infeksi stafilokokus
Lupus vulvariswarty
Folikulitis
tuberkulosis
Furunkulosis (bisul)
Tuberkulid
Karbunkel
Impetigo Mikobakteria atipik
Staphylococcal scalded Lepra (penyakit Hansen)
skin syndrome
Eritrasma
Bacitracin & gramicidin
Antibiotik peptida
Bacitracin
ointment sebagai
aktif terhadap zat tunggal atau kombinasi
dengan neomycin, polymyxin B
organisme gram (+) atau keduanya
Streptococci
Pneumococci Penggunaan bacitracin pada
Stafilococci rongga hidung dapat
mengurangi kolonisasi dari
Juga aktif terhadap stafilokokus secara temporer.
anaerobicocci, neisseriae,
tetanus bacilli dan
diphtheria bacilli. Resistensi
berkembang karena
penggunaan yang lama
Bacitracin & gramicidin
(lanjutan)
Efek samping: Gramicidin hanya untuk
Bacitracin-induced contact penggunaan topikal, dalam
urticaria syndrome (seperti, kombinasi dengan antibiotik
anafilaksis), Immunologic contact lain seperti neomycin,
urticaria jarang terjadi polymyxin, bacitracin dan
nystatin
Allergic contact dermatitis terjadi
lebih sering
Toksisitas
sistemik membatasi
Farmakokinetik
penggunaan obat ini secara
Bacitracin sedikit diabsorpsi topikal
melalui kulit & toksisitas sistemik
jarang terjadi
Mupirocin (= pseudomonic acid A)
Secara struktur tidak Farmakokinetik
berhubungan dengan agen Mupirocin kurang diserap
antibakteri topikal yang ada secara sistemik setelah
saat ini pemakaian topikal pada kulit
utuh
Efektif untuk
Infeksi oleh bakteri erobik
gram (+) seperti methicillin-
resistant S. aureus (MRSA)
pengobatan impetigo yang
disebabkan S. aureus dan
Streptococcus beta
hemolyticus group A
Retapamulin
oinment retapamulin 1 %
Agen semisintetik diindikasikan u/ terapi impetigo
turunan pleromutilin
pada pasien dewasa dan
anak-anak 9 bulan bdd
selama 5 hari.
efektif untuk infeksi
permukaan kulit oleh
Streptococcus beta Retapammulin dapat ditoleransi,
hemolyticus group kadang kadang timbul iritasi
lokal tempat pemakaiannya
S. aureus kecuali MRSA
Polymyxin B sulfate
Merupakan antibiotik peptida Sediaan dalam bentuk kombinasi
dengan antibiotik lain

Efektif terhadap
organisme garam (-) Cukup aman setelah
penggunaan topikal pada kulit
Pseudomonas aeroginosa, utuh.
Escherichia coli pada kulit rusak atau luka terbuka
Enterobacter < 200 mg per hari, untuk
mencegak efek neurotoksik dan
Klebsiella nefrotoksik
Beberapa strain proteus dan Hipersensitivitas bisa terjadi
serratia resistan [gram (+)] setelah penggunaan topikal oleh
polymixin B sulfate

Sediaan: larutan atau ointment.


Neomycin &gentamycin
Merupakan antibiotik
Aktivitas Gentamycin lebik baik
aminoglikosid yang aktif
dari neomycin terhadap
terhadap organisme gram (-) :
P.aeruginosa
E. coli
Streptococcus beta hemolyticus
Proteus
group A
Klebsiella
Staphylococcus
Enterobacter
Penggunaan topikal yang yang
luas, terutama di rumah sakit,
harus dibatasi untuk menunda
munculnya organisme yang
resisten terhadap gentamycin
Neomycin &gentamycin
(lanjutan)
Sediaan Farmakokinetik & efek
Neomycin: samping
sediaan topikal, dalam bentuk Neomycin Kadar dlm serum
tidak terdeteksi setelah
tunggal atau kombinasi dengan penggunaan topikal
polymixin , bacitracin atau
keduanya.
sediaan bedak steril (sterile
Gentamycin konsentrasi
dalam serum 1- 18 mcg/mL
powder) untuk penggunaan jika digunakan sebagai
topikal sediaan water-miscible pada
area yang luas dan kulit
Gentamycin: rusak/tidak utuh seperti luka
Ointment atau cream bakar
Neomycin &gentamycin
(lanjutan)
Neomycin dan gentamycin Neomycin sering kali
bersifat water-soluble dan menimbulkan sensitisasi,
diekskresikan terutama terutama jika digunakan pada
melalui ginjal kelainan kulit eksim

Jika terjadi sensitisasi, maka


Pada gagal ginjal mungkin
cross-sensitivity terhadap
dapat terakumulasi dan streptomisin, kanamycin,
dapat menyebabkan paramomycine dan
nefrotoksik, neurotoksik dan gentamycin dapat terjadi.
ototoksik
Antibakteri topikal pada akne
Beberapa antibiotik sistemik yang dapat dugunakan
untuk pengobatan acne vulgaris
Clindamycin phosohate
Erythromycin base
Metronidazol
Sulfacetamide

Efektivitas pada pengobatan topikal lebih kecil dari


penggunaan sistemik penggunaan topikal cocok
untuk inflamasi akne sedang.
Antibakteri topikal pada akne (lanjutan)
Erythromycin
Dalam sediaan topikal, Reaksi lokal yang tidak diharapkan:
erythromycin base lebih baik dari solution erythromycin rasa terbakar,
bentuk garam penetrasi lebih kering dan iritasi
mudah
water-base gel kurang
Mekanisme aksi erythromycin menyebabkan kering dan lebih dapat
topikal pada radang acne ditoleransi
vulgaris belum diketahui , tetapi hipersinsitivitas alergi
diasumsikan karena efek
hambatannya terhadap P.acnes
Sediaan:
Jika ada bakteri yang resistan,
(staphylococcus) juga tersedia dalam sediaan
erythromycin dihentikan ganti kombinasi tetap dengan benzoyl
dengan antibiotik yang cocok. peroxide (benzamycin).
Antibakteri topikal pada akne
Clindamycin
Vehikulum hidroalkohol dan
memiliki aktivitas in vitro foam formulatin kulit kering,
terhadap Propionibacterium iritasi, rasa terbakar dan perih.
acnes bermanfaat dalam
formulasi water-based gel dan
terapi acne lotion lebih nyaman dan iritasi
10% dari dosis yang ringan
digunakan diabsorpsi Allergic contact dermatitis

Efek samping:
bloody diarrhea Clindamycin juga tersedia dalam
kombinasi tetap dengan benzoyl
pseodomembrane colitis peroxide dalam sediaan gel
Antibakteri topikal pada akne
Metronidazol
Efek samping:
Metronidazol topikal efektif untuk
pengobatan rosasea
Pemberian oral karsinogen
Mekanisme aksi belum diketahui, pada spesies hewan pengerat
mungkin melalui efek hambatan yang rentan
metronidazol pada Demodex
brevis.
Penggunaan topikal pada
wanita hamil dan menyusui dan
juga dapat bekerja sebagai anal tidak direkomendasikan
antiinflamasi melalui efek langsung
pada fungsi seluler neutrofil.
Antibakteri topikal pada akne
Metronidazol

Efek lokal yang tidak


Hindarkanpemakaian disekitar
diharapkan dari sediaan
hidung, mata dan telinga
water-base gel
Kulit
kering, rasa
terbakar, dan perih

cream dan lotion Sediaan


kurang menyebabkan kulit
kering
Agen antifungi
Pengobatan infeksi jamur superfisial disebabkan oleh dermatofit
jamur dengan senyawa

antifungi topikal antifungi oral

Clotrimazole Sertaconazole Griseofulvin


Miconazole Ciclopirox olamin Terbinafin

Econazole Naftifine Ketoconazol

Ketoconazole Terbinafin Fluconazole

Oxiconazole Butenafine itraconazole

Sulconazole tolnaftate
Infeksi jamur
Jamur yang menyebabkan penyakit pada manusia
a.l: dermatofit Yunani tumbuhan kulit) dan jamur
(mis. Candida albican), Menyebabkan infeksi jamur
superfisial pada kulit, kuku, rambut dan selaput lendir

Dermatofit termasuk kelompok jamur yang


menyebabkan kelainan yang disebut infeksi
ringworm
Infeksi jamur, infeksi dermatofit
Terminologi yang digunakan pada infeksi jamur sering
membingungkan dalam membedakan Tinea kruris dengan
Trychophyton rubrum

Dapat menggunakan terminologi sederhana

Istilah ringworm , diikuti kata.. pada kaki, pada paha, pada


kulit kepala, dsb cara mudah menunjukkan tempat terjadinya
infeksi.
Dapat juga menggunakan istilah klasik seperti tinea (bahasa
Latin, berarti cacing yang mengerogoti) diikuti dengan
dengan pedis, kruris, kapitis , dsb
Jenis

Tinea pedis (Athletes Tinea kapitis


foot)
Korion
Tinea kruris
Cattle ringworm
Tinea korporis
Tinea incognito
Tinea manum
Reaksi Id
Tinea unguium
Mekanisme kerja
Aktiv antijamur tergantung pada ikatannya dg sterol
(terutama ergosterol) membran jamur yang sensitif

Meubah permeabilitas mbrn, membentuk pori atau kanal

Terjadi kebocoran sel jamur

Mengeluarkan isi sel (Ion-ion, molekul-2 kecil intrasel)

Sel jamur mati

* mekansime (+)an : kerusakan oksidatif sel jamur


Infeksi superfisial oleh spesies Infeksi kronik yang luas pada
candida yang dapat diobati kulit oleh candida responsif
dengan penggunaan topikal: dengan pengobatan jangka
panjang dengan
Clotrimazole
Ketoconazole
Miconazole
Econazole
Ketoconazole
Oxiconazole
Ciclopirox olamin
nystatin atau amphoterisin B
Antifungi topikal
Derivat Azol topikal
Senyawa imidazol yang aktif terhadap dermatofit
(epidermophyton, microsporum, trichophyton) dan yeast (Candida
albicans, pityrosporum orbiculare ) secara topikal :

Clotrimazole Oxiconazole
Miconazole Sulconazole
Econazole Sertaconazole
Ketoconazole

Contoh sediaan beberapa antijamur tabel 1


Antifungi topikal
Aturan pakai: Reaksi lokal yang tidak:
Derivat azol 1-2 dd Perih
untuk menghilangkan/ Pruritus
membersihkan infeksi superfisial
dermatofit 2 - 3minggu, dapat Eritema
dilanjutkan sampai ditetapkan
Iritasi loka
eradikasi organisme
Paronichyal & intertrigineous Dermatitis kontak alergi
candidiasis (darerah kuku dan jarang terjadi
lipatan) 3-4 dd
Seborrheic dermatitis ketokonazol
bdd, sampai bersih secara klinik
Tabel 1
Obat Sediaan Konsentrasi Obat Sediaan Konsentrasi

Siklopiroksolamin Krim 1% Nistatin Krim 100.000 UI/g


siklopiroks Salutio (Nail 8% Tablet 100.000 UI
lacquer Nistatin + vaginal 100.000 UI/g
klotrimazol Krim 1% ZnO Salep 0,02%
Cairan 1%
Nistatin + 100.000 UI
Klotrimazol + Krim 0,2% &
Triamsinolon Krim 0,1%
dekasmetason 0,04%
asetonid
Mikonazol Krim 2%
Tolnaftat Krim 1%
Mikonazol (nitrat) + Krim 2% & 1%
Naftifin Krim, 1%
Hidrokortison
lotion 1%
Ketokonazol Krim 2%
Scalp solution 2% Terbinafin Krim 1%
Butokonazol nitrat Krim vagina 2%
Bifonazol Krim 1%
cairan 1%
Tiokonazol Krim 1%
Isokonazol krim 1%
Antifungi topikal (lanjutan)
Ciclopirox olamin
Agen antimikotik sintetik Farmakokinetik :
1-2% dari dosis diabsorpi jika
digunakan sebagai larutan
Aktif terhadap dermatofit, dipunggung dengan oklusi
spesies kandida, P. orbiculare
Sediaan : Cream atau lotion,
1%, untuk
Menghambat ambilan Dermatomycosis
prekusor dari sintesis Candidiasis
makromolekul, dan tempat Tinea visikolor
kerjanya di membran sel jamur
Antifungi topikal (lanjutan)
Ciclopirox olamin (lanjutan)

Efek yang tidak Sediaan8% (nail


diharapkan jarang, lacquer)
pernah dilaporkan: onychomycosis kuku
Pruritus tangan atau kuku kaki
Penyakit memburuk dapat diroleransi
Potensihipersensitif Efek samping minimal
(kontak alergi) kecil Cure rate <12%
Antifungi topikal (lanjutan)
ALLYLAMINE
Naftifine & terbinafine
Sangat aktif terhadap Sediaan
dermatofit tetapi kurang
aktif terhadap ragi Krim atau bentuk lain ,1%,
bdd
Terbinafine sdd
Aktivitas antijamur melalui
hambatan selektif
squalene epoxidae,
enzim untuk sintesis
ergosterol
Antifungi topikal (lanjutan)
ALLYLAMINE
Naftifine & terbinafine

Efek samping: Hindarkan


Iritasi lokal penggunaan pada
membran mukosa
Rasa terbakar
Eritema
Sediaan antifungi topikal

Tolnaftate
Antijamur sintetik Sediaan:
Penggunaan topikal Cream
efektif terhadap infeksi Solution
dermatofit oleh
Powder
Epidermophyton
Microsporum
Powder aerosol
Trichophyton Penggunaan bdd
P. orbiculare, tetapi tidak
pada daerah yang
efektif terhadap candida sakit
Sediaan antifungi topikal

Tolnaftate (lanjutan)

Kekambuhan dapat terjadi Umumnya dapat ditoleransi,


setelah penghentian terapi kasus iritasi atau kontak
alergi jarang terjadi

Sediaan powder atau


powder aerosol dapat
digunakan secara terus
menerus setelah
pengobatan awal pada
pasien yang rentan
terhadap infeksi tinea
Sediaan antifungi topikal

Nistatin & Amphotericin B

Efektif pada pengobatan Nistatin


topikal infeksi oleh terbatas untuk
C.albican, tetapi tidak pengobatan topikal
efektif terhadap pada infeksi candida di
dermatofit kulit dan mukosa karena
spektrum sempit dan
sedikit diserap dari GIT
setelah pemberian oral
Sediaan antifungi topikal

Nistatin & Amphotericin B (lanjutan)

Amphotericin B
Dosis Nistatin,
spektrum antijamur lebih
sediaan topikal untuk
luas dan digunakan secara
Paronichyal &
intravena untuk berbagai
intertrigineous
infeksi jamur sistemik dan
candidiasis (darerah
sedikit digunakan untuk
kuku dan lipatan)
pengobatan infeksi pada
bdd atau tdd
kulit oleh candida
Sediaan antifungi topikal
Nistatin & Amphotericin B (lanjutan)
Oral candidiasis (thrush) Infeksi yang berulang dan bandel
Suspensi oral pada candidiasis perianal, vaginal,
vulvar, diaper:
5 ml (dws) 2ml (bayi) dg
ditahan/dibiarkan dalam 0,5-1 juta unit (dewasa)
mulut beberapa menit 100.000 unit (anak-anak)
kemudian ditelan. qdd Qdd

Alternatif: Vulvovaginal candidiasis


disisipkan 1 tab vaginal, bdd, 14
vaginal tab dikemut hari, kemudian malam untuk
sampai terlarut, qdd tambahan 14 -21 hari
Sediaan antifungi topikal

Nistatin & Amphotericin B (lanjutan)

Dosis amphotericin B Efek samping


sediaan topikal (cream, Oral nystatin : mual ringan,
diare, kadang-kadang
lotion) untuk Paronichyal &
muntah
intertrigineous candidiasis
(darerah kuku dan lipatan)
2-4 dd Topikal nystatin: tidak iritasi,
hipersensitivitas kontak alergi
jarang terjadi
Sediaan antifungi topikal

Nistatin & Amphotericin B (lanjutan)

Topikal amphotericin:
ditoleransi denganbaik, hanya kontak
alergi.

Dapat menyebabkan kulit berwarna


kuning, sifatnya sementara, terutama
jika digunakan vehikulum cream
Antifungi oral
Derivat azol oral
Griseofulvin
Fluconazol
Micronized griseofulvin:
Itraconazol
250 mg, 500 mg
Ketokonazol
Ultramicronized
Chronic mucocutaneous griseofulvin :
candidiasis: Tablet: 125 mg, 165 mg,
ketokonazol 200 mg, sdd, 250 mg, 330 mg
16 minggu. Beberapa Capsul: 250 mg
pasien dapat lebih lama,
misal chromomycosis
Obat Infeksi Lama pengobatan Dosis

Griseofulvin Infeksi kulit & 4 6 minggu Dosis harian


rambut Anak : 10 mg/kgbb
Dewasa: 500 mg

Terbinafin Kulit 2 -4 minggu 250 mg, 1 x sehari


Kuku (pilihan) 6 minggu (kuku jari tangan) 250 mg, 1 x sehari
3 bulan (kuku jari kaki) 250 mg, 1 x sehari

Itrakonazol Kulit 15 30 hari 100 mg, 1 kali sehari

Kuku (alternatif) Secara bertahap;


7 hari, 200 mg 1 x sehari
3 minggu tanpa obat
diulangi 1 x pada infeksi kuku tangan
diulangi 2 x pada infeksi kuku kaki (interval 3
minggu tanpa obat antara tiap program)
Tabel 2 Tabel 2 (lanjutan)
Obat Sediaan Konsentrasi Obat Sediaan Konsentrasi

Asam undesilinat + Cairan 3% Asam salisilat + Krim 6%


Asam salisilat 4% Asam benzoat 12%

Asam undesilinat + Krim Asam salisilat + Larutan 4%


Zn undesilenat 5% Asam benzoat 4%
10 %

Asam undesilinat + Salep 2%


Na propionat + 5%
Zn undesilenat 6%

Zn undesilenat + Serbuk 5%
Ca propionat + 10%

Asam undesilinat + tingtur 12%


Na propionat + 5%
Antivirus topikal

Acyclovir
Penciclovir
Famciclovir
Infeksi virus
Herpes simpleks
Kutil (Wart)
Herpes simpleks primer
Kutil biasa (common wart)
Herpes simpleks rekuren
Kutil tepak kaki (plantar wart)
Herpes simpleks dan eritema
Kutil datar ( plane wart) multiforme
Kutil kelamin (kondilomata Eksema herpetikum (Kaposis
akuminata) varicelliform eruption)
Moluskum kontagiosum Herpes zoster (Shingles)
Orf Zoster sarkalis
Penyakit pada tangan, kaki Zoster trigeminalis
dan mulut Zoster motoris
Mekanisme kerja Acyclovir
Acyclovir

Dosis Efek Samping.


umumnya dapat ditoleransi
dengan baik.
Oral: Asiklovir topikal
herpes genital : tablet, 5 dd 200 mg dalam pembawa polietilen glikol
iritasi mukosa dan rasa terbakar
herpes zoster : tablet, 4 dd 400 mg
bersifatnya sementara jika dipakai
pada luka genitalia.
topikal: Asiklovir oral,
keratitis herpetik : eye ointment 3% jarang, tetapi dapat
menimbulkan mual, diare, ruam
herpes labialis.: krim 5%
atau sakit kepala
VALASIKLOVIR.
ester L-valil dari asiklovir
hanya terdapat dalam formulasi oral.
Mekanisme kerja dan resistensi. Sama dengan asiklovir.
Indikasi, efektif dalam terapi infeksi yang disebabkan oleh
virus herpes simpleks,
virus varicella-zoster
profilaksis terhadap penyakit yang disebabkan sitomegalovirus.

Efek samping.
Sama dengan asiklovir.
Ada laporan mikroangiopati trombotik pada pasien imunosupresi yang
menerima beberapa macam obat.
GANSIKLOVIR.

berbeda dari asiklovir karena ada penambahan gugus


hidroksimetil pada posisi 3 rantai samping asikliknya.

Metabolisme dan mekanisme kerjanya sama dengan asi-


klovir.

Indikasi. Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien


immunocompromised (misalnya: AIDS), baik untuk terapi
atau pencegahan.
PENSIKLOVIR
Struktur kimia pensiklovir mirip dengan gansiklovir.
mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir
Indikasi.
Infeksi herpes simpleks mukokutan, khususnya herpes labialis
rekuren (cold sores).
Dosis.
topikal dalam bentuk krim 1% .
Efek samping.
Reaksi lokal pada tempat aplikasi, namun jarang terjadi.
IDOKSURIDIN

Mekanisme kerja dan resistensi.


Mekanisme antivirus idoksuridin belum sepenuhnya
dapat dipahamiIndikasi. HSV keratitis
Dosis.
topikal dalam bentuk tetes mata (0,1%).
Efek samping.
Nyeri,
pruritus, inflamasi atau edema pada mata atau
kelopak mata. Reaksi alergi jarang terjadi.
TRIFLURIDIN
Mekanisme kerja dan resistensi.
Trifluridin
monofosfat menghambat timidilat sintetase
secara ireversibel
Indikasi. HSV keratitis
Dosis. Tetes mata topikal (1%).
Efek samping.
Rasa tidak nyaman saat penetesan obat dan edema
palpebra.
Jarangterjadi reaksi hipersensitivitas, iritasi, keratitis,
punctata superfisial dan keratopati epitel.
BRIVUDIN
Mekanisme kerja.
penghambat kompetitif DNA polimerase virus
Indikasi.
infeksi HSV-1 dan VZV, terutama herpes zoster, HSV-1 keratitis dan herpes
labialis..

Dosis.
Terapi herpes zoster : 125 mg per hari, 1 kali sehari.
Untuk herpetik keratitis dapat diberikan secara topikal dalam bentuk tetes
mata 0,1-0,5% atau
5% krim untuk herpes labialis.
Ectoparasiticides

Permetrin
Toksik terhadap Cara pakai:
Pediculus humanus, Pediculosis
Pthirus pubis, gunakan permetrin cream 1 %,
tidak diencerkan, pada daerah
Sarcoptes scabei terkena infeksi selama 10 menit
Farmakokinetik kemudian bilas dengan air
hangat
< 2 % diserap melalui kulit
Obat bertahan sampai 10 hari
setelah pemakaian
Ectoparasiticides

Permetrin (lanjutan)
Scabies Reaksi yang tidak diharapkan:
Dosistunggal, cream 5 % Rasa terbakar
dipakai seluruh tubuh mulai Perih
dari leher ke bawah, Gatal
biarkan 8 14 jam,
kemudian cuci
Cross-sensitisasion
terhadap
pyrethrin atau chrysanthemum
Ectoparasiticides
Lindane (hexachlorocyclohexan)

Isomer
gamma hexachlorocyclohexan biasa disebut gamma
benzen hexachloride
Farmakokinetik:
Dapat diabsorpsi melalui kulit (10%) setelah pemakaian larutan
lindan dalam aseton pada lengan bawah kemudian diekskresi
ke dalam urin selama waktu5 hari
Setelah
diabsorpsi lindan terkonsentrasi dalam jaringan lemak,
termasuk otak
Ectoparasiticides
Lindane (hexachlorocyclohexan)

Sediaan: shampo, lotion


Cara pakai:
pediculos capitis atau pubis:
Gunakan 30 ml shampo pada rambut kering (pada
kepala atau genital) selam 4 menit kemudian bilas.
Tidak perlu penggunaan ulang, kecuali kalau masih
parasit hidup setelah 1 minggu pemakaian
Ectoparasiticides
Lindane (hexachlorocyclohexan) (lanjutan)

Scabies: Toksisitas:
karena alasan toksisitas, penggunaan Neurotoksik
yang direkomendasikan sbb:
Hematotoksik
pemakaian tunggal, lindan
digunakan pada seluruh tubuh mulai Peringatan
dari leher ke bawah, biarkan 8- 14
jam, kemudian cuci hati-hati penggunaan pada
bayi, anak-anak dan wanita
hamil
Pengobatan diulang hanya jika
ditemukan parasit aktif, dan tidak Dapat menimbulkan iritasi lokal dan
boleh dalam 1 minggu dari harus dihindarkan kontak dengan
pengobatan awal mata dan membran mucosa.
Ectoparasiticides
Crotamiton (N-ethyl-o-crotonotoluidide)
Scabisid dengan efek antipruritus
Mekanisme belum diketahui
Absorpsi perkutan diketahui dengan
terdeteksinya crotamiton dalam urin setelah
pemakaian tunggal pada lengan bawah
Sediaan:
Cream & lotion
Ectoparasiticides
Crotamiton (N-ethyl-o-crotonotoluidide) (lanjutan)

Cara pakai:
Gunakan 2 kali pakai pada seluruh tubuh dari dagu ke bawah
dengan interval 24 jam, bersihkan 48 jam setelah pemakaian
terakhir
Crotamiton cukup efektif dan merupakan obat alternatif
untuk lindan
Efek samping: Hipersensitif kontak alergi & Iritasi yang perlu dihentikan
terapi
Peringatan: hindarkan penggunaan pada kulit mengalami radang,
pada mata dan membran mukosa
Ectoparasiticides
Sulfur
Sebagai scabisid tua
Meskipun tidak iritasi tapi berbau, memberi warna
sehingga kurang disukai.
Telah diganti dengan senyawa yang lebih estetik dan
lebih efektif sebagai scabisid
Masih merupukan alternatif untuk bayi dan wanita hamil
Sediaan : sulfur precipitatum 5% dalam vaselin
Ectoparasiticides
Malathion
Organofosfat, penghambat kolinesterase yang
dihidrolisis dan inaktivasi oleh karboksilase plasma lebih
cepat pada manusia dibanding pada
insek/serangga memberikan keuntungan untuk
pengobatan pediculosis

Sediaan lotion 5%, digunakan pada rambut kering, 4-6


jam, kemudian rambut disisir untuk melepaskan telur
dan kutu.
Anti radang

Kortikosteroid topikal
Antihistamin topikal

Dermatitis kontak
Dermatitis kontak

Dermatitis yang terjadi akibat pajanan suatu bahan


kontaktan
Ada 2 tipe:
Dermatitis kontak iritan (DKI)
Dermatitis kontak alergi (DKA)
Tata laksana :
Menghentikan kontak dengan zat penyebab
Sistemik

topikal
Sistemik Topikal
Antihistamin (AH1) generasi Dermatitis kontak iritan
baru atau konvensional,
tergantung kebutuhan ringan
Hanya diberikan pelembab
saja
Kortikosteroid, bila terjasi
autosensitisasi atau pada Salap lanolin 10%
lesi yang luas dan hebat Krim urea 10%

Antibiotik bila ditemukan


infeksi sekunder
Topikal (lanjutan)
Akut: Kronik:
Kompres terbuka dengan kortikosteroid potensi kuat
solution asam salisilat 0,1% sangat kuat
salap klobetason propionat 0,05%
Subakut:
kortikosteroid lemah salap fluorokortolon valerat 0,1% -
0,3%
sedang
krim hidrokortison 2,5%
salap betametason dipropionat
krim desonid 0,05% 0,05%
krim fluosinolo 0,025%
GLUCOCORTICOID (GC)
GC u/ efek antiinflamasi dan imunosupresif
scr lokal: mll topikal & rute intralesi
scr sistemik : mll IM, IV dan oral
Mekanisme kerja GC pada bab lain
a. menghambat efek cascade asam arachidonat
b. menekan beberapa cytokine
c. mempengaruhi sel inflamasi
GC Topikal

1951 hydrocortison ditemukan, kmd steroid topikal dinyatakan


sbg obat efektif u/ pengobatan peny kulit,
GC halogenasi baru potensi disintesa 1950 an

dibagi dalam 7 kelas sesuai dengan tingkat potensinya

Potensi diukur menggunakan vasoconstrictor assay atau dg


mengukur kemampuan menekan eritema dan edema yg
menyertai radang yang diinduksi secara ekperimental
PENGGUNAAN TERAPI
Banyak peny kulit inflamasi m'beri respon thd penggunaan GC
topikal atau intralesi

Abs bvariasi tgt daerah yang diobati

Pemilihan Steroid :berdsrkan potensi, daerah yang sakit,


keparahan penyakit kulit

Pemakaian :
mula-2 steroid lebih poten kmd yg (-) poten
2 kali sehari sdh ckp, pemakain yang > srg tdk respon

Pada umumya hidrokositison atau yg ekivalen steroid paling


poten u/ wajah a/ daerah tertutup (axilla a/ groin)
Toksisitas & monitoring:
GC topikal potensi sangat kuat
tox lokal dan sistemik
Toksisitas lokal:
1. atrofi
8. rosacea, biasanya di wajah jika
2. Striae
putus steroid, GC
3. telangiectasias
halogenated di wajah
4. purpura,
sebaiknya dihindarkan
5. acneiform eruptions
9. Hipopigmentasi pd klit
6. perioral dermatitis,
bwarna
7. overgrowth of skin
10. Pemakaian lama disekitar
fungus and bacteria
mata katarak a/ galukoma
Toksisitas sistemik :
terjadi jk abs GC topikal di daerah yang
mengalami radang,

Faktor abs sistemik :


1. jml steroid yg digunakan,
2. luas daerah yang diobati,
3. frekuensi pemakaian,
4. lama pemakaian
5. potensi obat,
6. penggunanaan penutup/ occlusion

hypothalamic-pituitary-adrenal axis
pada anak-anak pertumbuhan terganggu
intralesional GC

ES lokal : atrofi dan hipopigmentasi


Dpt dikurangi dg cr : pemakaian
triamcinolon u/ wajah : 1 3 mg/ml

ESsistemik : hypothalamic-pituitary-adrenal axis


suppression
cara mengatasi : pertahankan pemberian
triamscinolon 20 mg / bulan
Antipruritus & Sedia konsentrasi Antiskabies Sediaa Konsentrasi
antihistamin an n
Isotipendil HCl Jeli 0,75% Gameksan larutan ( u/ kutu
rambut)
Kalamin + ZnO + Serbuk 8-10%, 2- 3%,
kamfer +MgCO3 tabur 0,05% - 0,1%, Heksaklorsikloheks Lotion 0,25%
+mentol 2%, 0,01% - an
0,1% Gama benzena Cairan 0,5%
Krim heksaklorida
Kalamin + ZnO + 10%, 2%,
kamfer Lotion 0,01%

Difenhidramin + 2%, 15%, 5%,


Kalamin + ZnO + 5%
kamfer +gliserin
Difenhidramin HCl Lotion 1%
Prometazin HCl Krim 2%
Doksepin HCl Krim 5%
Klorfenoksamin Krim 1,5%
Tripelenamin HCl Krim 2%
Obat Sediaan Konsentrasi Obat Sediaan Konsentrasi

Metilprednisolon Krim 0,1% Hidrokortison asetat Krim 1 %, 2,5%


aseponat Salep 0,1%
Betametason Krim 0,1%, 0,12% Hidrokortison asetat + Krim 1%
valerat salep 0,1% Iodoklorhidroksikuin 3%
(dioles tipis pada kulit
Krim 0,1% kemudian ditutup
Betametason 0,5% atau dibalut)
valerat + Klobetason Krim 0,05%
Neomisin sulfat

Beklometason Krim 0,25%


dipropionat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai