Anda di halaman 1dari 10

Rabu, 12 Desember 2012

askep varicella

LAPORAN PENDAHULUAN 
INFEKSI VIRUS (PARICELA)

1.Definisi
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah
cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.

Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh
erupsi yang khas pada kulit.

Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian
mengandung cairan.

2.Etiologi
Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus.

3.Patofisiologi
Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron
pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala
dalam bentuk Herpes Zoster.

Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali
pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim.
Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan
itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui
percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau
kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar
getah bening.

Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit.
Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa.
Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.

Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus
varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu
berat.

Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang
terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian
semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

4.  Sign / Symtoms
- Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.

- Pusing.

- Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.

- Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena
terbakar).

- Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.

Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak
enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi
kulit yang khas.

Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula),
yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit), papula kemudian berubah
menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut
menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa
meninggalkan abses.

5.  Komplikasi
Komplikasi Tersering secara umum :
   a. Pnemonia

   b. Kelainan ginjal.

   c. Ensefalitis.

   d. Meningitis.

Komplikasi yang langka :

   a. Radang sumsum tulang.

   b. Kegagalan hati.

   c. Hepatitis.

   d. Sindrom Reye.

Komplikasi yang biasa terjadi pada anak-anak hanya berupa infeksi varisela pada kulit,
sedangkan pada orang dewasa kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang pari-paru atau
pnemonia 10 – 25 lebih tinggi dari pada anak-anak..

6.  Treatment
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi khusus
selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering menjadi masalah adalah
rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari kita tentu ingin segera
menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas
gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk dilihat.

Umum

   1. Isolasi untuk mencegah penularan.

   2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).

   3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.

   4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada air mandi.

   5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.

       - Jangan menggaruk vesikel.


       - Kuku jangan dibiarkan panjang.

       - Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit, jangan digosok.

Farmakoterapi

1. Antivirus dan Asiklovir

Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita leukemia atau
penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.

2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam

   - Parasetamol atau ibuprofen.

   - Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus (termasuk virus
varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.

3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.

4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.

5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).

    

Pencegahan :

    1. Hindari kontak dengan penderita.

    2. Tingkatkan daya tahan tubuh.

    3. Imunoglobulin Varicella Zoster

          - Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila diberikan dalam
waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.

        - Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa saat sebelum
atau            sesudah melahirkan

KASUS

Tn “A” , 20 tahun datang ke poli kulit rumah sakit. Ia mengeluhkan badannya terasa demam
seperti akan flu, karena menyangka akan flu akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan
flunya tersebut. Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang berisi air,
pertama kali muncul adit mengira bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari
ruam yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam tersebut berwarna
merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa nyeri. Setelah beberapa hari badannya mengalami
demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah banyak, ruam tersebut muncul di area
tubuh,wajah, leher, tangan, dan kepala.

1. PENGKAJIAN

Nama/inisial klien        : Tn”A”

Umur                           : 20 tahun

Jenis kelamin               : laki-laki

Agama                         : Islam

Suku/bangsa                : Madura

Pekerjaan                     : Tani

Status                          : Menikah

Alamat                                    : Jln.Silaberanti 13 ulu Palembang     

a.Keluhan utama

            Klien datang ke pusat kesehatan dengan keluhan badanya terasa demam seperti akan flu dan
terdapat ruam yang berisi air d sekitar tubuhnya.

b.Riwayat penyakit sekarang

            Saaat ini klien merasa badanya terasa panas seperti akan flu dan terdapat ruam merah pada
bagian tubuhnya dan tersa nyeri apabila di pegang. Sebelumnya klien belum pernah periksa
kesehatan ke pusat kesehatan. Klien mengonsumsi obat dari warung berupa obat flu karena klien
menyangka dirinya akan terkena flu.

c.Riwayat penyakit dahulu

            Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya.

d.Riwayat penyakit keluarga


            Sebelumnya tetengga dari klien pernah mengalami penyakit cacar air dan klien sering
berkunjung ke tetangganya saat cacarnya sudah mulai kering. Tidak ada anggota keluarganya yang
mnegalami keluhan sama seperti dia.

e.Riwayat psikososial

            Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari tubuhnya terdapar ruam
yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian dari wajahnya yang banyak terdapat ruam.

f.Kebiasaan sehari-hari

            klien mengaku jarang memakan sayur-sayuran namun lebih suka memakan makanan instan.
Klien adalah seorang petani yang aktivitas sehari-harinya bekerja di sawah.

g. Pemeriksaan fisik

            Terdapat lesi dan ruam pada kulit dan peningkatan suhu tubuh atau demam serta terdapat
perubahan tanda-tanda vital. Pada pengkajian kulit di temukan adanya vesikel-vesikel  yang nyeri
pada saat di pegang. Ketika di palpasi terdapat tonjolan yang tidak rata dengan permukaan kulit.

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Hypertermi berhubungan dengan penyakit

2.      Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis tekanan, koyakan, friksi)

3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

4.      Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

5.      Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

3.INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Hypertermi Setelah dilakukan1.   Observasi TTV : suhu,    TTV merupakan acuan


berhubungan tindakan nadi, tekanan darah, untuk mengetahui
dengan penyakit keperawatan pernapasan keadaan umum pasien
selama 1 x 24 jam
2.   Berikan penjelasan    keterlibatan keluarga
menujukan tentang penyebab sangat berarti dalam
temperatur dalan demam atau proses penyembuhan
batas peningkatan suhu pasien di rumah sakit
tubuh

3.   Beri kompres hangat


   kompres hangat
di daerah ketiak dan
memberikan efek
dahi
vasodilatasi pembuluh
darah sehingga dapat
meningkatkan
pengeluaran panas
tubuh melalui pori-pori

   mencegah terjadinya
peningkatan
4.   Anjurkan klien untuk
metabolisme tubuh dan
istirahat di tempat
membantu proses
tidur / tirah baring
penyembuhan

   pakaian yang tipis akan

5.   Anjurkan untuk membantu mengurangi


menggunakan pakaian penguapan tubuh
yang tipis dan
menyerap keringat

6.   Monitor dan catat


intake dan output dan    peningkatan intake
berikan cairan cairan perlu untuk
intravena sesuai mencegah dehidrasi
program medic

7.   Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat    antipiretik berfungsi
antipiretik dalam menurunkan
suhu tubuh

2 Kerusakan Setelah dilakukan1.   Terapkan prinsip    prinsip pencegahan


integritas tindakan pencegahan luka luka dekubitus, meliputi
jaringan keperawatan dekubitus. mengurangi atau
berhubungan selama 2 x 24 jam merotasi tekanan dari
dengan faktor
mekanik (mis mencapai jaringan lunak.
tekanan, penyembuhan
2.   Atur posis pasien   meminimalkan
koyakan, friksi) tepat waktu dan
senyaman mungkinn terjadinya jaringan yang
adanya regenerasi
terkena dekubitus
jaringan
   luka yang lembab dapat
3.   Balut luka dengan
mempercepat
balutan yang
kesembuhan.
mempertahankan
kelembaban
lingkungan diatas
dasar luka.

3 Gangguan citra Setelah dilakukan1.   Bantu memaksimalkan   memanfaatkan

tubuh tindakan kemampuan yang kemampuan dapat


berhubungan keperawatan dimiliki pasien saat ini. menutupi kekurangan.
dengan luka selama 1 x
24
2.   Eksplorasi aktivitas
pada kulit jam pasien dapat
baru yang dapat
menerima keadaan
dilakukan.
tubuhnya
  memfasilitasi dengan
memanfaatkan
keletihan.

4 Kurang Setelah dilakukan1.   Jelaskan kembali


  Memberikan
pengetahuan tindakan mengenai patofisiologi
kesempatan
tentang kondisi keperawatan / prognosis penyakit
dan kebutuhan selama 1 x 24 mengklarifikasi
pengobatan jam  terjadiadanya
kesalahan persepsi dan
pemahaman kondisi
keadaan penyakit yang
dan kebutuhan
pengobatan ada sesuai dengan yang

ditangani
2.   Tinjau kembali obat-
obat yang didapat    Tidak ada pemahaman

terhadap obat-obatan

yang dapat merupakan


penyebab kecemasan

keluarga

5 Resiko tinggi Setelah dilakukan1.   Tekankan pentingnya    mencegah kontaminasi


terjadi infeksi tindakan teknik cuci tangan silang, menurunkan
berhubungan keperawatan yang baik untuk resiko infeksi
dengan selama 1 x 24 jam semua individu yang
kerusakan di datang kontak dengan
jaringan kulit harapkan mencapai pasien.
penyembuhan luka
2.   Gunakan skort, sarung    mencegah masuknya
tepat waktu dan
tangan, masker dan organisme infeksius
tidak demam
teknik aseptic, selama
perawatan kulit.
   mencegah kontaminasi
3.   Awasi atau batasi
silang dari pengunjung.
pengunjung bila perlu.
   rambut merupakan
4.   Cukur atau ikat
media yang baik untuk
rambut di sekitar
pertumbuhan bakteri.
daerah yang terdapat
erupsi.

  meningkatkan
5.   Bersihkan jaringan
nekrotik / yang lepas penyembuhan.
(termasuk pecahnya
lepuh)

6.   Awasi tanda vital


   Indikator terjadinya
infeksi.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba
Medika : Jakarta.

Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html

Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl

Unknown di 18.41
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai