TINJAUAN TEORI
Definisi
Etiologi
Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela,
sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves
zoster.
Epidemiologi
Patogenesis
Masa inkubasi varisela berkisar antara 11 -20 hari, masa ini bisa lebih pendek atau
lebih panjang. lnfeksi varisela dimulai dengan masuknya virus ke mukosa saluran pemafasan,
yang ditularkan melalui vekresi pemafasan atau melalui kontak langsung. lnokulasi diikuti
dengan masa inkubasi, di mana pada saat tersebut penyebaran virus terjadi secara subklinis.
Virus masuk melalui mukosa saluran pemafasan clan diduga berkembang biak pada jaringan
kelenjar regional. Empat sampai enam hari setelah infeksi, diduga viremia ringan terjad,
diikuti dengan virus menginfeksi dan berkembang biak di organ seperti hati, limpa dan
kemungkinan organ lain. Lebih kurang 10 -12 hari setelah infeksi terjadi viremia kedua di
mana pada saat tersebut virus bisa mencapai kulit. Rash muncul sesudah 14 hari infeksi. Lesi
kulit yang terjadi berupa makula, sebagian besar berkembang menjadi papula, vesicula,
pustula, dan krusta sesudah beberapa hari. Vesicula biasanya terletak pada epidermis.
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala
prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul
timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah
menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan
berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung
timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Komplikasi
Varisela dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tetapi umumnya pada kulit, pada
susunan syaraf pusat, atau sistem pemafasan yang dijumpai. Komplikasi yang paling sering
dijumpai pada kulit adalah sebagai akibat infeksi sekunder oleh bakteri staphylococcus
ataupun streptococcus. Bisa juga dijumpai hemorhagic varicella. Pada susunan syaraf pusat,
komplikasi bisa berupa encephalitis, Reye’ssyndrome asepticmeningitis dan Guillain-Barre
Syndrome. Komplikasi pada saluran pemafasan termasuk infeksi virus dan bakteri
pencumoni, infeksi saluran nafas atas terutama otitis media. Kematian yang disebabkan oleh
varisela pada anak 1-14 tahun ditaksir 1,4 per 100.000 kasus varisela, sedang pada orang
dewasa berbeda signifikan yaitu 30,9 per 100.000 kasus.
Pengobatan
Pengobatan Simptomatik
o Menghilangkan rasa gatal
Menjaga kebersihan
o Kebersihan pakaian
Pada saat ini acyclovir telah terbukti bermanfaat untuk pengobatan varisela. Acyclovir – 9 –
[(2-hydroxy thonyl) methyl] guanine merupakan chat pilihan. Obat ini dapat digunakan secara
oral maupun intravena: Pada kasus dengan komplikasi berat atau dengan gangguan sistem
kekebalan, Acyclovir ini dianjurkan untuk diberikan intravena. Sedang pada pemberian oral
dapat digunakan pada anak yang tanpa komplikasi. Begitupun harus diingat bahwa penyakit
ini dapat sembuh sendiri. Oleh karena itu penghitungan biaya dalam penggunaan Acyclovir
ini haruslah bijaksana.
Pencegahan
1. Isolasi.
3. Pemberian vaksinasi.
Pada saat ini telah tersedia vaksin untuk varisela, yaitu Live, Attenuated
Varicella Virus Vaccine. Vaksin ini deberikan pada anak usia di atas 12 bulan. Pada
anak usia 12 bulan -12 tahun vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis
0,5 mI. Secara rutin vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12 -18 bulan. Pemberian
dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksinasi lain, seperti vaksinasi MMR
(Measles Mumps -Rubella) . Sedangkan pada anak usia = 13 tahun diberikan dosis
0,5 ml, s.c. dengan dua dosis. Jarak pemberian adalah 4-8 minggu.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang
muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan
krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan
ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.
a. Ruangan tersendiri; pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena
organisme yang sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.
b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk
kedalam ruangan.
c. Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan
terkontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.
4. Kurang pengetahuan
Ajarkan pada orang tua dalam melakukan perawatan terhadap anaknya di ruamah
tentang hal-hal di atas.
Jelaskan bahwa demam d apat diatasi dengan melakukan tepid sponge bath.
Evaluasi
Krusta berkurang
Suhu kulit, kelembaban dan warna kulit serta membran mukosa normal alami
DAFTAR PUSTAKA
Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas
Indonesia, Jakarta, 1993.
June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company,
Toronto.
VARICELLA
Diarsipkan di bawah: Uncategorized — rofiqahmad @ 10:00 am
Diagnosa Banding
Variola (cacar)
Di Indonesia sudah dinyatakan bebas penyakit cacar sejak 1994
Gejala: dmem tinggi, terjadi vesikula yang monomorf (seentak diseluruh tubuh, termasuk
telapak tangan dan kaki), lukanya lebih dalam, jika sembuh dapat mengakibatkan bopeng,
sering disertai infeksi skunder dan komplikasi yang menyebabkan kematian
Impetigo
Biasanya vesikula lebih besar dan cepat menjadi pustula, letaknya dimana saja dan tidak
menyerang mukosa
Scabies
Pada scabies papula sangat gatal, leaknya di sela-sela jari tangan, siku, tapi bisa juga di
seluruh tubuh. Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat penyebab yaitu dengan
menggunakan Sarkon Test
Komplikasi
• Infeksi skunder akibat streptococcus dan staphylococcus dapat menyebabkan furunkel dan
menyebabkan selulitis
• Encephalitis, insidennya 1:1000, gejalanya susah tidur, nafsu makan menurun, irritable,
sakit kepala, gerakan abnormal pada lengan dan tungkai, pasien dapat meninggal setelah 30
hari
• Pneumonitis, dapat dijumpai pada immunodefisiensi dengan gejala demam tinggi, sesak
napas, batuk dan cyanosis
• Komplikasi lain seperti hepatitis, arthritis, miocarditis
Pengobatan
Tidak ada obat-obatan yang digunakan hanya obat-obatan anti virus.
Pencegahan dengan imunisasi aktif