Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VARISELA

D
I
S
U
S
U
S
U
N
OLEH :
ANGGRANI WULLUR

AKPER BARAMULI AIRMADIDI


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
atas rahmat-Nya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“PERKEMBANGAN JANIN DARI TRIMESTER 1-3 “.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen KEPERAWATAN MATERNITAS yang telah memberikan tugas
makalah ini. Kami jauh dari kata sempurna oleh karena itu, keterbatasan
waktu dan kemampuan kami. Maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima
kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat.

MATUNGKAS,13 APRIL 2022

PENULIS

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
2.2 Tahapan Perkembangan Pada Masa Embrio
2.3 Trimester Pertama
2.4 Trimester Kedua
2.5 Trimester Ketiga
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Herpes zoster telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Herpes zoster adalah
infeksivirus pada kulit. Herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama dengan
varisela, yaituvirus varisela zoster. Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri
hebat unilateral sertatimbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang
dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervus
kranialis. Tercatat ada tujuh jenis virusyang dapat menyebabkan penyakit herpes
pada manusia yaitu, herpes simpleks, Varizolla zoster(VZV), Cytomegalovirus
(CMV), Epstein Barr (EBV), dan human herpes virus tipe 6 (HHV-6), tipe 7
(HHV-7) tipe 8 (HHV-8). Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi
yang sama dan semuanya melakukan replikasi pada inti sel. (Bruner dan Suddart).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah definisi,etiologi,patofisiologi,manifestasi
klinis,komplikasi dari herpes zoster?
b. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan herpes
zoster?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit herpes zoster
b. Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
herpes zoster.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI HERPES ZOSTER
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela
ygmenyerang kulit dan mukosa, infeksi, ini merupakan keaktifan virus yang terjadi
setelahinfeksi primer (ilmu penyakit kulit dan kelamin). Herpes zoster adalah
radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel unilateral, sesuai
dengan dermatomanya (persyarafannya). Infeksi ini dialami oleh seseorang yang
tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya seseorang yang
sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air!. (Smeitzer,
Suzanne C 2001)
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan olehinfeksi virus varisela
zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer. Herpes zoster disebut juga shingles. Dikalangan
awam popular atau lebih dikenal dengan sebutan “dampa” atau “cacar air”.

2.2 ETIOLOGI
Herpes zoser disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster (VVZ) dan tergolong
virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 mm, yang termasuk subfamili alfa
herpes viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu,
sitotoksik dan sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu
alfa, beta dan gamma. VIRUS VARICELLA Virus varicella zoster (VVZ) dalam
subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel
yang menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh
virus herpes alfa biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari
ganglion. Virus yang laten ini pada saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara
periodik. Secara virus herpes alfa mempunyai jajaran penjamu yang relative luas
dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta mempunyai enzim yang penting
untuk replikasi meliputi virus spesifik DNA.

2.3 KLASIFIKASI
 Herpes Zoster Optalnikus : infeksi cabang pertama N. Trigenirus
menimbulkan kelainan mata cabang kedua dan ketiga yg menyebabkan
kelainan kulit pada daerah persyarafan.
 Sindrom Ramsay Hurt diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus
sehingga memberikan gejala paralysis otot muka (paralisis Bell) kelainan
kulit sesuai tingkat persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran,
regtagnius dan raisea juga terdapat gangguan pengecapan.
 Herpes Zoster Abortif berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan
kulitnya berupa beberapa vesikel dan eritem.
 Herpes Zoster Generaligata kelainan kulit unilateral dan segmental
ditambah yg menyebar secara generalisata berupa vesikel soliter dan ada
umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua / pada orang yg
kondisi fisiknya sangat lemah, mis: Umforra malignum.

2.4 MANIFESTASI KLINIS


 Kadang-kadang didahului dengan demam.
 Neuralgia hebat pada orang tua, dapat terjadi beberapa hari sebelum kelainan
kulit atau bersama-sama.
 Kelainan kulit mula-mula berbentuk eritema yang kemudian menjadi papel
yang akan bersatu membentuk bulae.Isi vesikel mula-mula jernih dan
translusen,setelah beberapa hari menjadi keruh. Bila bercampur darah
disebut herpes zoster haemoragik.
 Herpes zoster biasanya disertai dengan pembesaran kelenjar limfe.
2.5 PATOFISIOLOGI
  Infeksi primer dari virus varicella zoster ini pertama kali terjadi didaerah
nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga
terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatif.keadaan ini
diikuti masuknya virus kedalam Reticulo Endothelial Sytem (RES) yg kemudian
mengadakan replikasi kedua yg sifat viremianya lebih luas dan simptomatik dg
penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus jg menjalar melalui serat-
serat sesoris ke satu / lebih ganglion sensoris dan berdiam diri / laten didalam
neuron. Selama antibody yg beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dan
virus yg laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi
tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivitas dari virus sehingga
terjadi herpes

2.6 PENATALAKSANAAN
Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyerinya diberikan analgetik, jika disertai infeksi
sekunder diberikan antibiotik. Fbat'obat ini juga dapat diberikan pada penderita dengan defisiensi
imunitas.Indikasi pemberiankortikosteroid ialah untuk sindrom Eamsay Hunt.Pemberian harus sedini-
dininya untuk mencegah terjadinya parasialis. ( Judith M. Wilkinson. 2006). Tiga
obat antivirus
yang dianjurkan oleh petunjuk CDC 1998 adalah asiklovir,famsiklovir, dan
valasiklovir. Obat antivirus harus dimulai sejak awal tanda kekambuhan untuk
mengurangi dan mempersingkat gejala. Apabila obat tertunda sampai lesi kulit
muncul maka gejala hanya memendek 1 hari. 

2.7 KOMPLIKASI
 Neuralgia (nyeri syaraf) pasca herpes.
 Infeksi kulit
 Masalah mata
 Kelayuhan/ lemah otot
 Komplikasi lain

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN


ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 PENYAKIT VARICELLA HIPERTERMI
2 Penyakit Varicella Nyeri Akut
3 Penyakit Varicella Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 HIPERTERMI Setelah dilakukan asuhan 1.      Observasi TTV: suhu, nadi, 1.      TTV merupakan acuan untuk
BERHUBUNGAN keperawatan selama 1×24 jam tekanan darah, pernapasan mengetahui keadaan umum pasien
DENGAN diharapkan Hipertermi teratasi, 2.      Berikan penjelasan tentang 2.      Keterlibatan keluarga sangat berarti
PENYAKIT dengan kriteria hasil : penyebab demam atau peningkatan dalam proses penyembuhan pasien di
VARICELLA 1.      Suhu dalam batas normal suhu tubuh rumah sakit
3.      Beri kompres hangat didaerah 3.      Kompres hangat memberikan efek
ketiak atau dahi vasodilatasi pembuluh darah sehingga
4.      Anjurkan klien untuk istrahat dapat meningkatkan pengeluaran panas
ditempat tidur/tirah baring tubuh melalui pori-pori
5.      Anjurkan untuk menggunakan 4.      Mencegah terjadinya peningkatan
pakaian yang tipis dan menyerap metabolisme tubuh dan membantu proses
keringat penyembuhan
6.      Monitor dan catat intake atau 5.      Pakaian yang tipis akan membantu
output dan berikan cairan intervena mengurangi penguapan tubuh
sesuai program medic 6.      Peningkatan intake cairan perlu untuk
7.      Kolaborasi dengan dokter dalam mencegah dehidrasi
pemberian obat antipiretik 7.      Antipiretik berfungsi dalam
menurunkan suhu tubuh

2. NYERI AKUT Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi reaksi nonverbal 1. memantau respon nyeri
BERHUBUNGAN keperawatan selama 1×24 jam dari ketidaknyamanan 2. Untuk mengurangi nyeri
DENGAN diharapkan Nyeri akut teratasi, 2. Ajarkan teknik relaksasi 3. Dapat menekan skala nyeri
PENYAKIT dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi pemberian
VARICELLA 1.      Mampu mengontrol nyeri analgetik untuk mengurangi
(tahu penyebab nyeri, mampu nyeri
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri)
2.      Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3.      Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri)
4.      Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang

3 KERUSAKAN Setelah dilakukan asuhan 1.      Anjurkan pasien untuk 1.      Pakaian yang longgar agar
INTEGRITAS keperawatan selama 1×24 jam menggunakan pakaian yang longgar meminimalkan gesekan dengan kulit
KULIT diharapkan Kerusakan integritas 2.      Hindari kerutan pada tempat 2. mencegah terjadinya tekanan    dari
BERHUBUNGAN kulit teratasi, dengan kriteria hasil tidur jaringan lunak
DENGAN : 3.      Jaga kebersihan kulit agar tetap 3. agar luka cepat sembuh dan tidak terjadi
PENYAKIT 1.      Integritas kulit yang baik bersih dan kering infeksi
VARICELLA bisa dipertahankan (sensasi, 4.      Monitor kulit akan adanya 4. mengantisipasi terjadinya iritasi
elastisitas, temperatur, hidrasi, kemerahan 5. mengajarkan kepada keluarga dan pasien
pigmentasi) 5.      Edukasi dalam menghindari dari pencegahan penyebab penyakit
2.      Tidak ada luka/lesi pada penyebab varicella varicella
kulit
3.      Perfusi jaringan baik
4.      Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera
berulang
5.      Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Herpes Zoster merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virusvarisela yang
berada laten di jaras saraf sensorik yang bersifat khas sepertigerombolan vesitel
unilateral dan radang ini dialami oleh seseorang yang tidakmempuyai kekebalan
terhadap varisela.

3.2 SARAN
Berdasarkan uraian yang ada serta kesimpulan diatas :
 Maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan perlu adanya
kerja sama tim baik dokter , peraw at sebagai pelaksana , klien maupun
keluarga klien untuk mendapatkan kemudahan didalam pelaksanaan asuhan
keperawatan demi terwujudnya mutu asuhan keperawatan yang lebih baik 
 U ntuk masyarakat bisa lebih memahami dan mencegah terjadinya infeksi
virus Herpes Zoster.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12333137/askep_herpes_zoster

Anda mungkin juga menyukai