Palpasi
(saat palpasi menggunakan handsoon untu menghindari
tertular penyakit kulit)
Permukaan Rata/kasar/peninggian
mobile/imobile
Konsistensi Keras/lunak
● Kapas dan pasien diminta untuk menunjukkan arah gerakan kapas tersebut.
● Pemeriksaan sensibilitas dilakukan terhadap bercak yang diduga sebagai lesi/ruam
kusta, juga pada kulit yang normal (tanpa ruam).
● Tusukan ringan jarum steril untuk menentukan rasa sakit yang dialami pasien.
● Kulit pasien ditusuk dengan ujung jarum yang tajam dan dengan pangkal jarum
yang tumpul.
● Pasien harus membedakan rasa tajam dan rasa tumpul
● Tabung reaksi panas dan dingin untuk menentukan respon terhadap suhu.
5. pemeriksaan otonom → dr. Ibnu kalau emang disuruh melakukan lakukan. kalau
enggak sebutin aja
● TES GUNAWAN
★ Pensil tinta digoreskan membentuk garis mulai dari bagian tengah lesi yang
dicurigai terus sampai ke kulit normal.
★ Pasien diminta untuk melakukan aktivitas agar berkeringat.
★ Perhatikan: apakah tinta tersebut melebar atau tidak.
★ Interpretasi: Tinta melebar : fungsi saraf otonom normal. Tinta tidak melebar :
fungsi saraf otonom tidak normal.
● Tes pilokarpin
Daerah kulit pada makula dan perbatasannya disuntik dengan pilokarpin subkutan.
Setelah beberapa menit tampak daerah kulit normal berkeringat, sedangkan daerah lesi
tetap kering.
6. pemeriksaan motorik→ menggerakkan bagian yang sakit voluntary muscle Test
(VMT)
dilakukan pada ekstremitas kanan dan kiri secara inspeksi dan palpasi untuk menilai pembesaran
dan nyeri tekan.
● Nervus medianus
★ Pemeriksa memegang tangan penderita dalam posisi keempat jari (jari II sampai
jari V) rapat.
★ Penderita diminta mengangkat ibu jari ke atas.
★ Perhatikan pangkal ibu jari, apakah benar-benar bergerak ke atas dan jempolnya
lurus.
★ Jika penderita melakukannya, kemudian dorong ibu jari pada bagian pangkal,
bukan pada kukunya.
★ Interpretasi: jika penderita mampu mengangkat ibu jari ke atas dan ada tahanan
sewaktu didorong berarti nervus medianus baik (belum ada kelemahan).
● Nervus radialis
dilakukan pada ekstremitas kanan dan kiri secara inspeksi dan palpasi untuk menilai pembesaran
dan nyeri tekan.
a. N. Aurukularis magnus
b. N. Ulnaris
c. N. Peroneus lateralis
d. N. Facialis
e. N. Medianus
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan bakterioskopik (BTA ZIEHL NEELSEN)
b. Pemeriksaan histopatologik → Tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi
subepidermal ( subepidermal clear zone )
c. Pemeriksaan serologic
d. Tes lepromin
9. DIAGNOSIS
● Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa. Kelainan dapat berbentuk bercak keputihan (hipopigmentasi)
atau kemerah-merahan (eritematosa) yang mati rasa (anestesi)
● Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf akibat peradangan saraf (neuritis
perifer) , bisa berupa :
1) Gangguan fungsi sensoris (mati rasa)
2) Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot, kelumpuhan
3) Gangguan fungsi otonom : kulit kering dan retak
● Adanya kuman tahan asam di dalam pemeriksaan kerokan jaringan kulit (BTA positif). 9.
KETERANGAN UNTUK PALPASI
UKK Keterangan
Primer
Makula • Lesi datar
• Berbatas tegas
• Berbeda dari kulit sekitar karena perubahan
warnanya
hipopigmentasi
Hiperpigmentasi
Eritem
Sekunder
Skuama • Pengelupasan abnormal atau akumulasi stratum
korneum dalam bentuk sisik
Ukuran :
• Milier 🡪 sebesar kepala jarum pentul
• Lentikuler 🡪 sebesar biji jagung
• Numuler 🡪 sebesar uang logam
• Plakat 🡪 lebih besar dari numuler
Bentuk / konfigurasi :
• Linier 🡪 garis lurus
• Konfluens 🡪 bergabung
Distribusi :
• Unilateral / bilateral
• Dermatomal = zosteriform 🡪 unilateral dan sesuai dermatom