Anda di halaman 1dari 15

TOPIK 1

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS PENYAKIT KULIT


KETERANGAN
No PEME
RIKSA
1 Memperkenalkan diri dan AN : JANGAN LUPA CUCI TANGAN DAN
NOTE
informed consent MEMPERSIAPKAN ALAT
2 Menanyakan identitas nama, umur, pekerjaan, alamat, dan status pernikahan
3 Anamnesis Menanyakan keluhan utama
Menanyakan riwayat penyakit sekarang, meliputi onset, lokasi,
kualitas, kuantitas, kronologis, factor yg memperberat dan
memperingan, gejala penyerta

Menanyakan riwayat penyakit dahulu dan factor risiko yg


berhubungan dengan penyakit sekarang
Menanyakan riwayat pengobatan yang sudah
dilakukan
Menanyakan riwayat penyakit keluarga
DM, penyakit kulit, asam urat, elergi
Menanyakan riwayat social ekonomi
lingkungan rumah, sanitasi air, mandi, dan biaya berobat
4 Keadaan Umum, TTV → tekanan darah, nadi, dan suhu
Kesadaran Umum,
TTV,
Status generalis
5 Pemeriksaan status Inspeksi
dermatologic Pake penlight & NOTE : dr. Ibnu hanya kesan saja dari awal sampai akhir
lup LOKASI Dimana?

UKK Primer : macula


MORFOLOGI hipo/hiperpigmentasi, papula, vesikel,
bula, pustul, plakat, nodul, tumor,
urtika, kista.
UKK Sekunder : skuama, erosi, ulkus,
krusta, ekskoriasi, likenifikasi, scar,
atrofi, dll, dst.
UKURAN Milier, Lenticular, Numuler , Plakat

BENTUK/ Linier, Diskoid / numuler, Sirsiner /


KONFIGURASI anuler, Arsiner, Polisiklik, Retikuler,
Stelata, Serpiginosa, Targetoid
SUSUNAN LESI Berkelompok / herpetiformis, Diskret,
MULTIPLE Konfluens
DISTRIBUSI Unilateral / bilateral, Lokalisata,
Generalisata, Dermatomal, Universalis

Palpasi
(saat palpasi menggunakan handsoon untu menghindari
tertular penyakit kulit)

Permukaan Rata/kasar/peninggian
mobile/imobile

Konsistensi Keras/lunak

Nyeri tekan Ada/ tdk?

Suhu Apakah ada peningkatan suhu?


Note: apabila ada peningkatan suhu
maka kemungkinan ada peradangan
yang diakibatkan infeksi bakteri. Dan
ciri ada warna memerah.

10 Pemeriksaan status Pemeriksaan penunjang dilakukan jika dibutuhkan


venereologik dan penunjang
lainnya (kerokan kulit,dll)
11 Menyimpulkan dan Diagnosis klinis, diagnosis banding
memberikan kemungkinan
diagnosis penyakit
12 Membuat resep apabila disuruh tulis ya tulis
13 Memberikan konseling edukasi secara medikamentosa dan nonmedikamentosa. biasanya
penyakit pasien dirujuk ke Sp,KK
14 Diakhiri dengan ucapan
alhamdulillah dan
terimakasih atas
kerjasamanya.
DIAGNOSIS PENYAKIT KUSTA (MORBUS HANSEN)

Tanda-tanda tersangka kusta :

1. Tanda-tanda pada kulit :


a. Kelainan kulit berupa bercak-bercak merah atau putih, atau benjolan
b. Kulit mengkilap
c. Bercak yang tidak gatal
d. Adanya bagian-bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
e. Lepuh tidak nyeri
2. Tanda-tanda pada saraf :
a. Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka
b. Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka
c. Adanya cacat (deformitas)
d. Luka yang tidak sakit
URUTAN PEMERIKSAAN
1. Anamnesis
2. keadaan umum, kesadaran, ttv dan status generalis
3. pemeriksaan status lokalis → inspeksi (kesanya dari pemeriksaan dermatologi) dan
palpasi (biasanya pada penderita lepra/kusta tidak teraba nyeri)
4. Pemeriksaan mati rasa (sensorik) (mata pasien tertutup)

Pemeriksaan anestesi (mati rasa) atau uji sensitivitas dengan menggunakan :

● Kapas dan pasien diminta untuk menunjukkan arah gerakan kapas tersebut.
● Pemeriksaan sensibilitas dilakukan terhadap bercak yang diduga sebagai lesi/ruam
kusta, juga pada kulit yang normal (tanpa ruam).
● Tusukan ringan jarum steril untuk menentukan rasa sakit yang dialami pasien.
● Kulit pasien ditusuk dengan ujung jarum yang tajam dan dengan pangkal jarum
yang tumpul.
● Pasien harus membedakan rasa tajam dan rasa tumpul
● Tabung reaksi panas dan dingin untuk menentukan respon terhadap suhu.

● Pemeriksaan selanjutnya mata pasien ditutup, kedua tabung ditempelkan pada


kulit yang dicurigai merupakan ruam kusta.
● Jika pasien beberapa kali salah menyebutkan rasa dari tabung yang ditempel pada
daerah yang dicurigai, berarti sensasi suhu telah terganggu.
● Pemeriksaan tersebut diatas harus diperiksa pada bagian tengah lesi, bukan di
pinggir lesi

NOTE : pada kusta akan terjadi penurunan saat px sensoris (hipostatasia)

5. pemeriksaan otonom → dr. Ibnu kalau emang disuruh melakukan lakukan. kalau
enggak sebutin aja
● TES GUNAWAN
★ Pensil tinta digoreskan membentuk garis mulai dari bagian tengah lesi yang
dicurigai terus sampai ke kulit normal.
★ Pasien diminta untuk melakukan aktivitas agar berkeringat.
★ Perhatikan: apakah tinta tersebut melebar atau tidak.
★ Interpretasi: Tinta melebar : fungsi saraf otonom normal. Tinta tidak melebar :
fungsi saraf otonom tidak normal.
● Tes pilokarpin
Daerah kulit pada makula dan perbatasannya disuntik dengan pilokarpin subkutan.
Setelah beberapa menit tampak daerah kulit normal berkeringat, sedangkan daerah lesi
tetap kering.
6. pemeriksaan motorik→ menggerakkan bagian yang sakit voluntary muscle Test
(VMT)
dilakukan pada ekstremitas kanan dan kiri secara inspeksi dan palpasi untuk menilai pembesaran
dan nyeri tekan.
● Nervus medianus

★ Pemeriksa memegang tangan penderita dalam posisi keempat jari (jari II sampai
jari V) rapat.
★ Penderita diminta mengangkat ibu jari ke atas.
★ Perhatikan pangkal ibu jari, apakah benar-benar bergerak ke atas dan jempolnya
lurus.
★ Jika penderita melakukannya, kemudian dorong ibu jari pada bagian pangkal,
bukan pada kukunya.
★ Interpretasi: jika penderita mampu mengangkat ibu jari ke atas dan ada tahanan
sewaktu didorong berarti nervus medianus baik (belum ada kelemahan).
● Nervus radialis

★ Pemeriksa memegang pergelangan tangan penderita kemudian minta supaya ia


mengangkat pergelangan tangannya ke belakang sepenuhnya.
★ Pemeriksa mendorong punggung tangan penderita perlahan untuk menguji
ketahanan otot.
★ Interpretasi: jika ada tahanan berarti nervus radialis baik.
● Nervus ulnaris
★ Pemeriksa memegang ketiga jari penderita (jari ke II sampai ke IV) dalam posisi
supinasi dengan lurus
★ Penderita diminta untuk merapatkan jari kelingking.
★ Jika penderita dapat merapatkan kelingking, taruhlah kertas diantara kelingking
dan jari manis. Penderita diminta menahan kertas.
★ Kemudian kertas ditarik perlahan untuk mengetahui ketahanan otot.
★ Interpretasi: jika kertas tidak mudah ditarik berarti nervus ulnaris baik.
● Nervus peroneus

★Penderita dalam posisi duduk dengan telapak kaki menapak lantai.


★Pemeriksa memegang kedua pergelangan kaki penderita.
★Penderita, diminta mengangkat kaki sepenuhnya (dalam posisi dorso fleksi).
★Kemudian pemeriksa menekan punggung kaki menggunakan kedua tangan untuk
memeriksa ketahanan otot.
★ Interpretasi: jika ada tahanan kuat berarti nervus peroneus baik.
7. Pemeriksaan Penebalan Saraf

dilakukan pada ekstremitas kanan dan kiri secara inspeksi dan palpasi untuk menilai pembesaran
dan nyeri tekan.

a. N. Aurukularis magnus
b. N. Ulnaris
c. N. Peroneus lateralis
d. N. Facialis
e. N. Medianus
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan bakterioskopik (BTA ZIEHL NEELSEN)
b. Pemeriksaan histopatologik → Tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi
subepidermal ( subepidermal clear zone )
c. Pemeriksaan serologic
d. Tes lepromin
9. DIAGNOSIS

Tanda utama tersebut yaitu :

● Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa. Kelainan dapat berbentuk bercak keputihan (hipopigmentasi)
atau kemerah-merahan (eritematosa) yang mati rasa (anestesi)
● Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf akibat peradangan saraf (neuritis
perifer) , bisa berupa :
1) Gangguan fungsi sensoris (mati rasa)
2) Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot, kelumpuhan
3) Gangguan fungsi otonom : kulit kering dan retak
● Adanya kuman tahan asam di dalam pemeriksaan kerokan jaringan kulit (BTA positif). 9.
KETERANGAN UNTUK PALPASI
UKK Keterangan
Primer
Makula • Lesi datar
• Berbatas tegas
• Berbeda dari kulit sekitar karena perubahan
warnanya

hipopigmentasi

Hiperpigmentasi

Eritem

Papul • Lesi kecil, padat, dan meninggi


• Diameter <0,5 cm

Plakat • Peninggian dengan permukaan datar


• Luas permukaan relatif lebih luas dibandingkan
tingginya di atas permukaan kulit
• Biasanya diameter 2 cm / >

Nodul • Lesi padat dan palpabel


• Diameter >0,5 cm
• Dibedakan dari papul atau plakat karena kedalaman
keterlibatan kulit dan/atau substantif palpabilitas

Tumor • Penonjolan kulit berbatas tegas


• Diameter >2,5 cm
• Kadang digunakan untuk menunjukkan nodul yang
besar
• Dapat jinak maupun ganas

Urtika • Papul atau plakat beratap rata yang merupakan edema


dermis bagian atas
• Berwarna merah muda / merah pucat, bagian tengah
dapat berwarna putih
• Menghilang dalam hitungan jam
• Beragam ukuran dan bentuk
• Biasanya menunjukkan urtikaria (biduran)
Vesikel • Gelembung kecil (≤0,5 cm)
• Berisi cairan jernih (serum)
• Apabila berisi darah 🡪 vesikel hemoragi

Bula • Vesikel dengan ukuran >0,5 cm

Pustula • Rongga yg meninggi dan berbatas tegas


• Berisi pus / eksudat purulen
• Pada epidermis atau infundibulum

Kista • Ruangan berdinding yang berisi cairan atau bahan


semi-solid

Sekunder
Skuama • Pengelupasan abnormal atau akumulasi stratum
korneum dalam bentuk sisik

Krusta • Cairan badan yang mengering


• Serum / darah/ pus

Erosi • Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan


yang tidak melampaui stratum basale
• Keluar cairan serous

Ekskoriasi • Kehilangan jaringan sampai ujung papila dermis


• Keluar darah
Ulkus • Kehilangan jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi

Likenifikasi • Penebalan kulit disertai relief kulit yang semakin jelas

Skar • Jaringan parut


• Penggantian jaringan fibrosa yang timbul sebagai
konsekuensi penyembuhan luka

Atropi • Pengecilan ukuran sel, jaringan, atau organ.

Ukuran :
• Milier 🡪 sebesar kepala jarum pentul
• Lentikuler 🡪 sebesar biji jagung
• Numuler 🡪 sebesar uang logam
• Plakat 🡪 lebih besar dari numuler
Bentuk / konfigurasi :
• Linier 🡪 garis lurus

• Diskoid / numuler 🡪 lingkaran penuh

• Sirsiner / anuler 🡪 lingkaran yang daerah sentral berbeda dengan tepinya

• Arsiner 🡪 bulan sabit

• Polisiklik 🡪 bentuk pinggiran yang sambung-menyambung


• Retikuler 🡪 seperti jala
• Stelata 🡪 berbentuk bintang
• Serpiginosa 🡪 menyerupai ular, menjalar

• Targetoid 🡪 terdiri dari ≥3 cincin konsentris

Susunan lesi multiple :


• Berkelompok / herpetiformis
• Diskret 🡪 terpisah satu sama lain

• Konfluens 🡪 bergabung

Distribusi :
• Unilateral / bilateral
• Dermatomal = zosteriform 🡪 unilateral dan sesuai dermatom

• Lokalisata 🡪 terbatas pada satu bagian tubuh


• Generalisata 🡪 menyebar mengenai sebagian besar tubuh
• Universalis 🡪 mengenai seluruh permukaan kulit (>90%)

Anda mungkin juga menyukai