MATERI PENILAIAN
I. PEMBUKAAN
1. Berpenampilan dan berbusana rapi dan sopan (rambut rapi, kemeja/kaos berkerah, rok/celana
panjang kain warna gelap, memakai snell jast terkancing rapi, sepatu tertutup) serta berkuku
pendek tak berkuteks
2. Menyapa pasien dengan baik, memberi salam dan mempersilahkan pasien duduk
3. Menampilkan suasana rileks pemeriksa dan pasien
II. ANAMNESIS
1. Identitas pasien: nama, usia, alamat, pekerjaan, status pernikahan
2. Keluhan Utama
DERMATOLOGI: (bercak, bintil, lenting, bentol, benjolan, luka/ lecet, borok)
VENEREOLOGI : duh tubuh/ sekret cairan, bintil/tumor, luka/ lecet di daerah kemaluan
3. Riwayat Penyakit Sekarang (sesuai dengan keluhan utama):
DERMATOLOGI
-Lokasi keluhan.
-Waktu: sejak kapan, apakah berulang kali timbul keluhan yang sama/ pertama kali, keluhan
timbul pada waktu tertentu?
- Gejala subjektif: gatal/perih/nyeri/baal/tidak ada rasa
-Perjalanan penyakit: -awalnya seperti apa, dicetuskan oleh bahan tertentu?, berkembang
menjadi apa, semakin banyak? penjalaran kemana
-Sifat keluhan: gatal bertambah bila berkeringat atau tidak, gatal terus menerus atau tidak,
kapan gatal lebih menonjol, gatal dicetuskan oleh apa (stress/panas/ keringat/ dll) , apakah ada
waktu tertentu (malam hari/ waktu istirahat/ dll)?
-riwayat pengobatan : sudah diobati/ belum, obat diperoleh dari mana (dokter/ apotek, toko
obat/ beli sendiri), setelah memakai obat → perbaikan/perburukan?
VENEREOLOGI
-Lokasi keluhan : genital, anal, oral
-Waktu: sejak kapan, apakah berulang kali timbul keluhan yang sama/ pertama kali,
- Gejala subjektif: gatal/perih/nyeri/tidak ada rasa/ nyeri berkemih
-Perjalanan penyakit: -awalnya seperti apa, dicetuskan oleh bahan tertentu?, berkembang
menjadi apa, semakin banyak? penjalaran kemana
-Riwayat coitus suspectus: kapan terakhir kemudian timbul keluhan, memakai pengaman/
tidak, dengan siapa, setelah hubungan terakhir apakah berhubungan lagi dng orang lain ( tracing
kontak seksual), cara berhubungan seksual : genito-genital, oro- genital, ano-genital
Keputihan: warna apa, bentuknya , bau? gatal? konsistensi? Apakah ada darah?
bintil/tumor, luka/ lecet di daerah kemaluan: apa rasanya? Tidak ada rasa?
riwayat pengobatan : sudah diobati/ belum, obat diperoleh dari mana (dokter/ apotek, toko obat/
beli sendiri), setelah memakai obat → perbaikan/perburukan?
Komplikasi : Perempuan: apakah ada nyeri perut bawah, atau sampai ke pinggang
Laki-laki: nyeri berkemih, nyeri perut bawah, nyeri pinggang
4. Riwayat Penyakit Dahulu (alergi, DM/ hipertensi, atopik (Dermatitis Atopik/Rhinitis Alergika
/Konjungtivitis Alergika/Asma Bronkial), dll)→ faktor risiko spesifik
7. Menjelaskan maksud dan cara pemeriksaan, lalu mohon kesediaan mengikuti prosedur-
prosedur tersebut (INFORMED CONSENT lisan)
8. CUCI TANGAN : cara WHO 6 langkah, selama 20 detik dengan memakai alcohol sebelum
pemeriksaan
MEMAKAI SARUNG TANGAN
VENEREOLOGI
Jika keluhannya di atas kulit kelamin, maka pemeriksaan mengikuti standar pada
DERMATOLOGI
Inspeculo
Pemeriksaan inspeculo menggunakan spekulum steril dan hanya dikerjakan pada wanita yang
sudah menikah/pernah menikah
Palpasi
1. Adakah tumor ?kalau ada catat lokasi ukuran,permukaan,batas, konsistensi , mobilitas
2. Kalau ada fluktuasi berarti ada abses
3. Palpasi KGB regional, pembesaran, konsistensi,nyeri tekan?
4. nyeri tekan perut bagian bawah
5. pemeriksaan tapping pain pada pinggang
-bila ada bercak putih (co: kusta) maka dilakukan uji tes sensitivitas pada lesi
a. dengan loup melihat adanya Achromia, Atrofi dan Alopecia
b. Tes perabaan (anestesi): dengan kapas yang diruncingkan ujungnya lakukan tes
konfirmasi dulu (pasien tidak tutup mata) lalu diminta untuk menunjuk lokasi yg
dilakukan perabaan (dilakukan pada kulit normal dan lesi). Kemudian diulang dengan
cara yanga sama tetapi pasien menutup mata.
c. Tes rasa nyeri; dengan menggunakan pulpen dengan ujung tumpul dan tajam. Lakukan
tes konfirmasi dulu (pasien tidak tutup mata), dilakukan penekanan dengan sentuhan
ringan pada kulit normal dan lesi, lalu pasien diminta untuk menyebutkan rasa tajam
atau tumpul. Kemudian diulang dengan cara yang sama tetapi pasien menutup mata.
d. Tes Suhu: dengan tabung reaksi berisi air dingin dan panas. Lakukan tes konfirmasi
dulu (pasien tidak tutup mata), dilakukan sentuhan tabung pada kulit normal dan lesi,
lalu pasien diminta untuk menyebutkan rasa panas ataun dingin. Kemudian diulang
dengan cara yanga sama tetapi pasien menutup mata.
e. Tes Tinta Gunawan : (mahasiswa hanya menyebutkan ) dengan menggunakan spidol
yang dilewatkan ke lesi mulai dari kulit normal, kemudian pasien diminta untuk
excersise selama 15 menit sehingga berkeringat. Jika pada lesi ada Anhidrosis, maka
tinta pada lesi tidak akan luntur
- bila ada kecurigaan ke penyakit kusta, dilakukan pemeriksaan saraf tepi
Perabaan (palpasi) Saraf Tepi
- Pemeriksan berhadapan dengan pasien
- Perabaan dilakukan dengan tekanan ringan
- Pada saat meraba saraf, perhatikan :
- Apakah ada penebalan/pembesaran
- Apakah saraf kiri dan kanan sama besar atau berbeda
- Apakah ada nyeri atau tidak pada saraf
A. Saraf auricularis magnus
- Pasien menoleh ke arah kiri, terlihat M. Sternocleidomastodeus pada medial
clavicula ke arah mastoid.
- Perabaan pada sepanjang otot M. sternocleidomastoideus, jika teraba pembesaran
dari N auricularis magnus pada permukaan otot.
- Dilakukan bergantian pada saraf disisi kanan dengan cara pasien menoleh kea rah
sisi kanan.
B. Saraf Ulnaris
- Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah penderita dengan posisi
siku sedikit ditekuk sehingga lengan pasien relaks.
- Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri pemeriksa mencari sambil
meraba saraf Ulnaris di dalam sulkus nervi Ulnaris yaitu lekukan diantara
tonjolan tulang siku dan tonjolan kecil di bagian medial (epicondilus medialis).
C. Saraf Peroneus Communis (Poplitea Lateralis)
- Pasien diminta duduk di suatu tempat (kursi,tangga, dll) dengan kaki dalam
keadaan relaks.
- Pemeriksa duduk di depan pasien dengan tangan kanan memeriksa kaki kiri
pasien dan tangan kiri memeriksa kaki kanan.
- Pemeriksa meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada pertengahan betis bagian
luar pasien sambil pelan-pelan meraba ke atas sampai menemukan benjolan
tulang (caput fibula). Setelah menemukan tulang tersebut jari pemeriksa meraba
saraf peroneus 1 cm ke arah belakang.
D. Saraf Tibialis Posterior
- Pasien duduk relaks
- Dengan jari telunjuk dan tengah, pemeriksa meraba saraf Tibialis posterior di
bagian belakang bawah dari mata kaki sebelah dalam (maleolus medialis) dengan
tangan menyilang (tangan kiri pemeriksa memeriksa saraf tibialis kiri dan tangan
kanan pemeriksa memeriksa saraf tibialis posterior kanan pasien).
- Dengan tekanan ringan saraf tersebut digulirkan sambil melihat mimik/reaksi dari
pasien.
-bila ada sisik tebal dan kasar (co: psoriasis) maka dilakukan kerokan: ( hanya disebutkan)
a. Fenomena tetesan lilin: dilakukan penggoresan dengan pinggir object glass dalam garis
lurus melewati skuama pada lesi__> akan terlihat skuama putih seperti mika, persis seperti
pada lilin yang dilakukan penggoresan
b. Tanda Auspitz / Auspitz sign (pin point bleeding)→ skuama pada lesi dikerok
menggunakan object glass lapis demi lapis pada lapisan epidermis→ akan terlihat titik titik
perdarahan
c. Fenomena Kobner (non spesifik→lesi baru pada kulit normal bila ada trauma)
VI PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan KOH 10-20% :pada kasus terduga dermatomikosis, kandidosis vulva
vaginalis (KVV)
b. Pemeriksaan Woods lamp : pada kasus terduga tinea kapitis, pityriasis versikolor,
eritrasma
c. Pemeriksaan Gram : pada kasus terduga pyoderma, bakterial vaginosis, KVV, GO,
Uretritis non spesifik
d. Pemeriksaan darah lengkap→ jika diperlukan/ diduga sistemik, Dermatitis atopik (
eosinofil total)
e. Skin test : patch test pada kasus terduga dermatitis kontak, dan alergi obat. Prick test
pada kasus yang berbentuk urtikaria
f. IgE total→ pada kasus atopic, urtikaria, hyper IgE
g. Biopsi kulit→ pada kasus penyakit dermatosis eritroskuamosa, dermatosis
vesikobulosa, tumor kecurigaan keganasan
h. IgM dan IgG HSV-1 dan HSV-2 pada kasus herpes simplex
i. Tes HIV→ pada kasus IMS
VI TATALAKSANA
DERMATOLOGI
a. Non medikamentosa/ edukasi pasien
- Jangan digaruk
- Jaga kebersihan, pakai obat secara teratur sesuai anjuran
- Jika dermatitis kontak→ stop kontak, memakai APD
- Jika scabies/ jamur/pyoderma→ hentikan pemakaian handuk, seprai dan pakaian yg
bergantian dengan orang lain
- Edukasi mengenai penyakit→ kronik/ kronik residif/ memerlukan tatalaksana yang
panjang dan lama/ kasus rujukan
b. Medikamentosa
- Anti Jamur→ sistemik dan topikal→ kontraindikasi dan interaksi obat
- Antibiotik→ sistemik dan topikal
- Anti virus→ sistemik
- Antihistamin→ sistemik
- Kortikosteroid → sistemik dan topikal→ potensi, jenis, sistemik belum tentu
diperlukan, topikal potensinya sesuai umur, lokasi penyakit, tingkat keparahan, luas
penyakit
- Antiparasit :Antiscabies—topikal→ cara pakai yang benar, anti pedikulosis,
Antihelmintik→ sistemik
VENEREOLOGI
a. Non medikamentosa/ edukasi pasien
- Menunda hubungan sex/ memakai pengaman selama pengobatan
- Save sex
- Pengobatan pasangan seksual
- Bahaya komplikasi IMS
- Tes lain yang harus dilakukan selanjutnya
- Kasus rujukan
b. Medikamentosa
dto