Anda di halaman 1dari 15

Nama : Desi Tries Aprilia

Prodi : Profesi Bidan TK 2

NIM : P20624520012

Tugas : Membuat daftar tilik

TAHAPAN RASIONALISASI
1. Menyambut Klien dan Membina Hubungan Agar tercipta suatu hubungan yang tidak
Baik canggung, dan saling terbuka.
2. Memperkenalkan diri pada klien Untuk memperlancar komunikasi

3. Mengkaji data subjektif klien Menanyakan kepada klien seperti keluhan,


1. Identitas diri identitas diri, dan semua yang berasal dari
2. Keluhan klien itu sendiri, agar bidan mengetahui
3. Riwayat menstruasi permasalahan apa yang dihadapi klien.
4. Riwayat perkawinan Melakukan anamnesis berupa:
5. Riwayat penyakit 1. Menanyakan identitas agar tidak
6. Riwayat penyakit keluarga tertukar dengan klien yang lain.
2. Menanyakan keluhan. Keluhan yang
menjadi permasalahan klien sehingga
datang ke klinik.
3. Riwayat menstruasi: siklus haid, lama
haid, dsb.
4. Riwayat penyakit yang diderita
ataupun penyakit turunan dari
keluarga, sehingga jika cepat
diketahui, nakes bisa menjalankan
tindakan selanjutnya.
4. Persiapan alat ; Agar dapat mengetahui alat habis pakai
1. Meteran dan yang tidak. Serta agar tidak pusing
2. Timbangan BB untuk mencari alat saat pemeriksaan.
3. Penlight
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Thermometer
7. Stopwatch
8. Reflex hammer
9. Otoskop
10. Handscoon bersih (jika perlu)
11. Tissue
12. Spatel lidah
13. Garpu tala
14. Lidi kapas
15. Handuk kecil
16. Waskom berisi air klorin 0,5%
17. Buku catatan
5. Persiapan Lingkungan: Agar klien merasa nyaman, dan terjaga
1. Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, privacy klien
hangat, dan cukup penerangan. Misalnya
menutup pintu/jendala atau skerem untuk
menjaga privacy klien
2. Menyiapkan meja pemeriksaan
6. Klien (fisik dan fisiologis) Agar bidan lebih leluasa dalam memeriksa
1. Bantu klien mengenakan baju periksa jika klien, serta klien merasa lebih nyaman.
ada dan anjurkan klien untuk rileks.
2. Mempersilahkan klien ke tempat tidur
7. Mencuci tangan dengan air mengalir, Agar bersih dari kuman
mengeringkan dengan handuk bersih.
8. Menilai keadaan umum Agar dapat mengetahui kondisi umum
klien, apakah baik, sedang, atau buruk,
posisi pasien, serta kesan status gizi.
9. Menilai Kesadaran Agar mengetahui status kesadaran pasien,
apakah composmenthis, apatik, somnolen,
sopor, koma, atau delirium.
10. Pemeriksaan Antopometri Agar mengetahui apakah tinggi dan berat
1. Mengukur tinggi badan badan klien sesuai dengan IMT yang ideal,
2. Mengukur berat badan sedang, atau obesitas.
11. Pengukuran Tanda Vital Agar mengetahui apakah bagian vital klien
1. Suhu tubuh dalam kondisi normal atau tidak.
2. Tekanan darah
3. Nadi
4. Pernafasan
12. Pemeriksaan Kepala Untuk mengetahui bentuk dan fungsi
1. Inspeksi: ukuran lingkar kepala, bentuk, kepala, serta apakah ada kelainan atau
kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, tidaknya.
kebersihan rambut dan kulit kepala, warna,
rambut, jumlah dan distribusi rambut.
2. Palpasi: adanya
pembengkakan/penonjolan, dan tekstur
rambut
13. Pemeriksaan wajah Untuk mengetahui bentuk dan fungsi
1. Inspeksi: warna kulit, pigmentasi, bentuk, wajah, serta apakah ada kelainan atau
dan kesimetrisan. tidaknya.
2. Palpasi: nyeri tekan dahi, dan edema, pipi,
dan rahang
14. Pemeriksaan Mata Untuk mengetahui bentuk dan fungsi
1. Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, mata, serta apakah ada kelainan atau
bulu mata, kelopak mata, kesimestrisan, tidaknya.
bola mata, warna konjunctiva dan sclera
(anemis/ikterik), penggunaan kacamata /
lensa kontak, dan respon terhadap cahaya.
2. Tes Ketajaman Penglihatan Ketajaman
penglihatan seseorang mungkin berbeda
dengan orang lain.
3. Palpasi : nyeri tekan
15. Pemeriksaan Telinga Untuk mengetahui keadaan telinga luar,
1. Inspeksi: bentuk dan ukuran telinga, saluran telinga, gendang telinga, dan
kesimetrisan, integritas, posisi telinga, fungsi pendengaran.
warna, liang telinga (cerumen/tanda-tanda
infeksi), alat bantu dengar.
2. Palpasi: nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan
tragus
16. Pemeriksan hidung dan sinus Untuk mengetahui bentuk dan fungsi
1. Inspeksi: hidung eksternal (bentuk, ukuran, hidung, menentukan kesimetrisan, serta
warna, kesimetrisan), rongga, hidung (lesi, apakah ada inflamasi atau infeksi.
sekret, sumbatan, pendarahan), hidung
internal (kemerahan, lesi, tanda2 infeksi).
2. Palpasi dan Perkusi frontalis dan,
maksilaris (bengkak, nyeri, dan septum
deviasi).
17. Pemeriksaan mulut dan bibir Untuk mengetahui bentuk kelainan mulut.
1. Inspeksi dan palpasi struktur luar: warna
mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi, dan
stomatitis.
2. Inspeksi dan palpasi strukur dalam: gigi
lengkap/penggunaan gigi palsu,
pendarahan/radang gusi, kesimetrisan,
warna, posisi lidah, dan keadaan langit-
langit.
18. Pemeriksaan leher Untuk mengetahui struktur integritas
1. Inspeksi leher: warna integritas, bentuk leher, bentuk leher dan organ yang
simetris berkaitan , serta system limfatik.
2. Inspeksi dan auskultasi arteri karotis: lokasi
pulsasi
3. Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid
(nodus/difus, pembesaran,batas,
konsistensi, nyeri, gerakan/perlengketan
pada kulit), kelenjer limfe (letak,
konsistensi, nyeri, pembesaran), kelenjer
parotis (letak, terlihat/ teraba)
4. Auskultasi: bising pembuluh darah. Setelah
diadakan pemeriksaan leher evaluasi hasil
yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil
pemeriksaan yang didapat tersebut.
19. Pemeriksaan Thorax dan Fungsi Pernafasan Untuk mengetahui:
1. Inspeksi: kesimetrisan, bentuk/postur dada, 1. Bentuk, kesimetrisan, ekspansi,
gerakan nafas (frekuensi, irama, keadaan kulit, dan dinding dada.
kedalaman, dan upaya pernafasan 2. Frekuensi, sifat, irama pernafasan.
/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), 3. Adanya nyeri tekan, masa,
warna kulit, lesi, edema, pembengkakan/
penonjolan. peradangan, traktil premituss.
2. Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa
dan lesi, nyeri, tractile fremitus. (bidan
berdiri dibelakang pasien, instruksikan
pasien untuk mengucapkan angka “tujuh-
tujuh” atau “enam-enam” sambil
melakukan perabaan dengan kedua telapak
tangan pada punggung pasien.)
3. Perkusi: paru, eksrusi diafragma
(konsistensi dan bandingkan satu sisi
dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama
dengan pola berjenjang sisi ke sisi).
4. Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus,
paru. (dengarkan dengan menggunakan
stetoskop di lapang paru kika, di RIC 1 dan
2, di atas manubrium dan di atas trachea)
20. Payudara Untuk mengetahui adanya masa atau
1. Inspeksi payudara: ketidak teraturan dalam jaringan payudara,
 Kaji kesimetrisan antara payudara serta Mendeteksi awal adanya kanker
kanan dan kiri payudara.
 Kaji adakah retraksi pada daerah
mamae
 Kaji adakah discharge berbau dari
putting susu,ulkus dan bayangan
benjolan yang tampak
2. Palpasi payudara:
 Tangan kiri klien diangkat diletakkan
dibawah kepala klien, raba pada setiap
kuadran mammae adakah nyeri atau
benjolan tumor, deskripsikan bentuk,
ukuran, konsistensi dan periksa
elastisitas Payudara adakah kekakuan/
lekatan dengan dasar
 Palpasi kelenjar limfe axilliar kiri
adakah metastase tumor
 Tangan kanan klien diangkat diletakkan
dibawah kepala klien, raba pada setiap
kuadran mammae adakah nyeri atau
benjolan tumor, deskripsikan bentuk,
ukuran, konsistensi dan periksa
elastisitas payudara adakah kekakuan/
lekatan dengan dasar
 Palpasi kelenjar limfe axilliar kanan
adakah metastase tumor
21. Pemeriksaan Abdomen (Perut) Untuk mengetahui bentuk dan gerakan-
1. Inspeksi gerakan perut, suara peristaltic usus, serta
 Amati Kontur abdomen: Kontur tempat nyeri tekan, organ-organ dalam
abdomen yang dimaksud adalah rongga perut benjolan dalam perut
permukaan (datar, distensi, menonjol,
atau cekung), bagian samping abdomen
(ada atau tidaknya benjolan atau
massa), kesimetrisan dinding abdomen,
massa atau organomegali yang tampak
menonjol (misalnya hepatomegali atau
splenomegali)
 Amati Kulit: Pada kulit, perhatikan
apabila terdapat skar, striae, dilatasi
vena, serta kemerahan dan ekimosis
(dapat terlihat pada perdarahan
intraperitoneal atau retroperitoneal)
 Amati umbilicus: Pada umbilikus, perlu
diperhatikan kontur dan lokasinya, serta
ada atau tidaknya inflamasi ataupun
benjolan
2. Palpasi
Tanyakan adakah bagian perut yang terasa
nyeri tanpa palpasi Palpasi seluruh bagian
abdomen untuk mencari tanda nyeri Raba
ada/ tidaknya massa/ benjolan
3. Auskultasi: suara peristaltik (bising usus) di
semua kuadran (bagian diafragma dari
stetoskop) dan suara pembuluh darah dan
friction rub: aorta, renalis, illiaka (bagian
bell).
4. Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran
kanan atas bergerak searah jarum jam,
perhatikan jika klien merasa nyeri dan
bagaiman kualitas bunyinya.
22. Pemeriksaan Ekstermitas atas (bahu, siku, dan Untuk mengetahui data dasar tentang otot,
tangan) tulang dan persendian, adanya mobilitas,
1. Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris kekuatan atau adanya gangguan pada
dan pergerakan, Integritas ROM, kekuatan bagian-bagian tertentu.
dan tonus otot.
2. Palpasi: denyutan brachialis dan radialis.
3. Tes reflex: tendon trisep, bisep, dan
brachioradialis.
23. Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul, lutut, Untuk mengetahui data dasar tentang otot,
pergelangan kaki dan telapak kaki). tulang dan persendian, adanya mobilitas,
1. Inspeksi struktur muskuloskletal: simetris kekuatan atau adanya gangguan pada
dan pergerakan, integritas kulit, posisi dan bagian-bagian tertentu.
letak, ROM, kekuatan dan tonus otot
2. Palpasi: femoralis, poplitea, dorsalis pedis
(denyutan)
3. Tes reflex: tendon patella dan archilles.
24. Pemeriksaan Genetalia (alat genetalia, anus dan Untuk mengetahui:
rectum) 1. Kondisi anus dan rectum
 Wanita: 2. adanya masa atau bentuk tidak teratur
1. Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit, dari dinding rektal
integritas kulit, contour simetris, edema, 3. intregritas spingter anal eksternal
pengeluaran.
2. Inspeksi vagina dan servik: integritas kulit, 4. Memeriksa kanker rectal dll
massa, pengeluaran
3. Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak
ukuran, konsistensi dan, massa.
4. Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri,
massa edema, haemoroid, fistula ani
pengeluaran dan perdarahan.
 Pria:
1. Inspeksi dan palpasi penis: Integritas kulit,
massa dan pengeluaran
2. Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas
kulit, ukuran dan bentuk, turunan testes dan
mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
3. Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri,
massa, edema, hemoroid, fistula ani,
pengeluaran dan perdarahan.
25. Pemeriksaan Urin Lengkap Untuk mengetahui kondisi klien secara
 Tahapan menjalani tes urine (urinalisis): keseluruhan, mendiagnosis penyakit
1. Bersihkan area sekitar lubang kencing tertentu, Memantau perkembangan
dengan tisu khusus yang disediakan oleh penyakit, Mendeteksi obat-obatan dan
petugas medis alcohol, serta Mendeteksi kehamilan
2. Tampunglah urine mulai di tengah aliran
urine. Artinya, Anda sebaiknya tidak
langsung menampung urine begitu buang
air kecil. Biarkan aliran awal terbuang
dahulu, baru ditampung
3. Jumlah urine yang perlu ditampung adalah
minimal 30-59 ml
4. Sesudah sampel dirasa cukup, Anda bisa
memberikannya kepada petugas lab.
Namun, ingat untuk tidak menyentuh
bagian dalam wadah untuk mencegah
kontaminasi bakteriPada beberapa kasus,
dokter bisa saja merekomendasikan
pemasangan kateter (selang kencing) untuk
mengeluarkan sampel urine pasien.
 Tahapan pemeriksaan urine lengkap:
1. Pemeriksaan visual
2. Pemeriksaan kimiawi
3. Pemeriksaan mikroskopis
26. Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk mengetahui kesehatan pasien secara
1. Tenaga medis akan membersihkan area keseluruhan, diagnosis kondisi medis yang
pengambilan darah dialami pasien, serta memantau kondisi
dengan cairan antiseptik untuk membunuh medis dan proses pengobatan.
kuman di permukaan
kulit.
2. Lengan atas pasien akan diikat dengan
perban elastis agar aliran
darah di lengan dapat terkumpul dan
pembuuh darah vena
mudah ditemukan.
3. Setelah vena ditemukan, darah pasien akan
diambil dengan cara
menyuntikan jarum steril ke pembuluh
darah.
4. Tabung khusus kemudian dipasang di
belakang jarum suntik
untuk menampung darah.
5. Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum
akan dilepas dan bagian
yang disuntik akan ditutup dengan perban.
6. Sampel darah pasien lalu dibawa ke
laboratorium untuk
dianalisis
27. Pemeriksaan Golongan darah dan rhesus Tes ini dilakukan agar kita mengetahui
apabila pasien memerlukan transfusi darah
atau berencana mendonorkan darahnya.
Serta Rhesus yang terdapat pada golongan
darah wanita memengaruhi kondisi
kehamilan nantinya.
28. Pemeriksaan penyakit hereditas Untuk mengetahui apakah klien
mempunyai penyakit herediter atau tidak
sehingga apabila saat pemeriksaan jika
ditemukan penyakit herediter, nakes bisa
setidaknya melakukan tindakan agar
meminimalisir penyakit tersebut tidak
terbawa kepada janin.
29. Pemeriksaan penyakit menular Untuk mengetahui apakah klien
mempunyai penyakit menular atau tidak
seperti HIV/AIDS, sehingga dapat
ditangani lebih lanjut.
30. Pemeriksaan yang berhubungan dengan organ 1. Untuk perempuan : agar diketahui
reproduksi dan kesuburan kondisi rahim, saluran telur dan
1. Wanita indung telur, untuk mengetahui
 USG kondisi tuba Fallopi dan adakah
 HSG atau hysterosalpingogram sumbatan akibat kista, polip

 Pemeriksaan hormone endometrium, tumor fibroid dan lain-

2. Pria lain, serta FSH, LH dan

 Pemeriksaan fisik estradiol(estrogen).


2. Untuk pria : untuk mengetahui kondisi
 Pemeriksaan hormone
penis, skrotum, serta hormone yang
berkaitan dengan pembentukan
sperma.
31. Pemeriksaan tambahan Untuk:
1. Alergi 1. Mengetahui apakah klien mengidap
2. Pemeriksaan periodontal alergi atau tidak.
3. Pemeriksaan tiroid stimulating hormon 2. Menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat
(TSH) dan bebas dari infeksi serta penyakit.
4. Pemeriksaan kepadatan mineral tulang menunjukkan apakah kadar hormon
tiroid seseorang kurang aktif atau
hipotiroid atau justru terlalu aktif.
Karena kadar hormon ini bisa
mempengaruhi kesehatan perempuan,
pemeriksaan ini penting karena
gangguan tiroid dapat mengganggu
kesempatan seseorang untuk hamil.
3. mengetahui kepadatan mineral
tulang yang dapat memicu
osteoporosis.
32. Skrinning Imunisasi TT Untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum.
DAFTAR TILIK

KONSELING PRA KONSEPSI

NO TAHAPAN RASIONALISASI
1. Menyediakan lingkungan fisik yang nyaman untuk Agar klien merasa nyaman dan tenang
klien. sehingga bisa dengan leluasa
mengungkapkan keluhannya.
2. Menyambut dan mempersilakan duduk dengan Agar tercipta suatu hubungan yang tidak
ramah canggung, dan saling terbuka.
3. Duduk menghadap klien, senyum dan Agar klien merasa nyaman dan merasa
mengangguk, serta ekspresi menunjukkan diperhatikan dan didengar dengan baik
mendengar dengan penuh perhatian. oleh nakes tersebut.
4. Tubuh condong ke klien, kontak mata sesuai yang Agar klien merasa nyaman dan
diterima budaya setempat. ucapannya mendapat perhatian serta
merasa keluhan yang disampaikannya itu
didengar dengan baik oleh nakes.
5. Volume suara memadai, intonasi dan kecepatan Volume suara yang tidak terlalu tinggi
berbicara memadai, dan memberi pujian atau membuat klien merasa nyaman serta
dukungan pujian atau dukungan yang disampaikan
nakes ditujukan agar klien lebih
termotivasi untuk mencapai tujuannya.
6. Menyampaikan akan menjaga kerahasiaan. Agar klien merasa aman karena
privasinya terjaga.
7. Tidak menginterupsi atau memotong pembicaraan Agar klien merasa dihargai karena
klien, dan tidak melakukan penilaian pembicaraannya tidak terpotong sehingga
(menyalahkan, komentar negative). klien bisa dengan nyaman mengutarakan
keluhannya.
8. Menanyakan alasan kedatangan klien dan Agar nakes dapat mengetahui apa tujuan
menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien tersebut datang sehingga kita dapat
klien. menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan klien dengan sesuai sehingga
tidak misskomunikasi.
9. Menanyakan identitas klien Agar nakes lebih nyaman untuk
berinteraksi dengan klien yang
disesuaikan dengan umur, jenis kelamin,
serta agar arsip kita tidak tertukar jika
arsipnya berisi identitas klien.
10. Menanyakan riwayat mesntruasi, seperti Agar kita dapat mengetahui alasan klien
menarche, lamanya, banyaknya darah dan nyeri. datang apakah berkaitan dengan masalah
reproduksi atau tidak yang bisa saja
berpengaruh pada kehamilan nanti.
11. Menanyakan riwayat perkawinan, berapa kali, Agar kita mengetahui status perkawinan
lama pernikahan. klien. Seperti klien yang belum pernah
menikah sama sekali, atau yang pernah
menikah dan akan menikah ke kedua
kalinya.
12. Menanyakan riwayat penyakit, penyakit Agar kita mengetahui apakah klien
keturunan, riwayat hamil kembar. memiliki riwayat penyakit, baik itu
turunan atau tidak, dan juga riwayat
kembar karena data tersebut bisa saja
menjadi kunci untuk kedepannya kondisi
klien saat hamil.
13. Penentuan tujuan, evaluasi yang dicapai klien. Setelah dilakukan konseling, klien harus
memutuskan hal yang ingin dicapainya,
dan kita sebagai bidan akan membantu
klien untuk menentukan pilihan
keputusannya yang terbaik, baik itu
seperti memakai ABPK (alat bantu
pengambil keputusan) sehingga tujuan
klien yang diinginkannya tercapai.
14. Memberikan kesimpulan sebagai tahapan akhir Menyimpulkan keputusan yang diambil
atau penutup dari konseling. klien sehingga klien merasa mantap
dengan keputusannya agar klien tidak
menyesali keputusan yang telah
dipilihnya.

Anda mungkin juga menyukai