Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIKUM

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II


PEMERIKSAAN FISIK

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN AJARAN 2020/2021
KONSEP TEORI

1. Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan
komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. (Dewi Sartika, 2010).
2. Teknik-teknik Pemeriksaan Fisik yang digunakan adalah :
a. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan mata atau kaca pembesar.

Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi :


ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan
penonjolan/pembengkakan. Setelah diinspeksi perlu dibandingkan hasil normal
dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.

b. Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba, tangan dan
jari-jari, untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ seperti : temperatur,
keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan.
c. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya kiri/kanan dengan menghasilkan
suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/lokasi dan konsistensi jaringan.

d. Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat stetoskop, yang didengarkan
adalah bunyi jantung, suara nafas dan bising usus.
3. Tujuan Pemeriksaan Fisik
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan yang diberikan.
4. Prosedur Pemeriksaan Fisik
1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. Penleight
b. Termometer
c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Jam
f. Refleks Hammer
g. Tissu
h. Bengkok
i. Handscon Bersih
j. Handuk
k. Timbangan berat badan
l. Pengukur tinggi badan
m. Kapas alkohol
n. Handscrub
2. Persiapan Ruangan
- Ruangan tertutup
- Ruangan dalam keadaan terang/pencahayaan cukup

3. Persiapan Pasien
- Pasien mengetahui dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

4. Persiapan petugas
- Mendekatkan alat ke dekat pasien
- Mencuci tangan
- Memakai sarung tangan

5. Pelaksanaan
a. Mendekatkan alat-alat
b. Melakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien dengan melakukan
inspeksi terhadap keadaan umum dan status nutrisi
c. Melakukan pemeriksaan kepala
1). Melakukan inspeksi dan palpasi pada kepala dan kulit kepala
Untuk melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan,
kelembapan, lesi, edema dan bau.
2). Melakukan pemeriksaan pada wajah
Inspeksi
wajah : melihat apakah ada cloasma dan pembengkakan
palpebra
mata : untuk melihat pergerakan bola mata, posisi dan
kesimetrisan bola mata, kelainan pada bola mata,
apakah tampak ikterus pada mata dan apakah
tampak anemis pada konjungtiva, adakah sekret
pada mata.
Hidung melakukan inspeksi pada hidung dari arah depan
dengan memeriksa septum hidung berada
ditengah atau tidak, adakah benda asing, sekret
hidung, perdarahan dan polip
bibir dan mulut melakukan pemeriksaan pada bibir dan mulut
dengan melakukan inspeksi untuk melihat
apakah ada stomatitis, lesi, warna, kelembaban,
edema, simetris atau tidak. Pada gigi apakah ada
karang gigi atau karies. Pada lidah apakah kotor
atau tidak, warna dan kesimetrisan
telinga melakukan inspeksi pada telinga dengan melihat
kanalis bersih atau tidak, radang, cairan yang
keluar, adakah benda asing
leher pada leher untuk melihat kesimetrisan,
pergerakan, adakah masaa, dan kekakuan leher
kelenjer tiroid Satu tangan dari samping atau dua tangan dari
Palpasi arah belakang. Lalu jari-jari meraba permukaan
kelenjar dan pasien diminta untuk menelan. Bila
yang teraba saat diminta ikut tertelan hal itu
menandakan benar adanya bahwa yang teraba
adalah kelenjar tiroid yang membesar
vena jugularis untuk melihat tekanan dan
pembesarannya
Pembesaran kelenjar limfe. Bila ada tentukan
ukuran, bentuk, mobilitas dan konsistensi
Thorak / dada
Palpasi
Inspeksi apakah pola nafas normal dan adakah tanda-
tanda ketidaknyamanan bernafas
pada dinding toraks dengan menggunakan
stetoskop
bentuk payudara, kesimetrisan, adanya benjolan
atau tidak, bentuk puting susu dan areola mamae

Ketiak
inspeksi dan palpasi pada daerah adakah benjolan atau pembesaran
kelenjar getah bening
abdomen
Inspeksi untuk melihat bentuk abdomen, umbilikus
menonjol/tidak, adakah benjolan, striae,
ketebalan lemak
Auskultasi meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium
dan 4 kuadran abdomen lalu dengarkan
peristaltik usus
Palpasi sebelumnya menanyakan kepada pasien adakah
bagian perut yang sakit, bila ada maka bagian
tersebut dipalpasi terakhir. Palpasi abdomen
untuk mencari tanda nyeri umum, ada/tidaknya
massa, benjolan/tumor
ekstremitas
Inspeksi adakah edema, varises dan melakukan perkusi
untuk menilai refleks otot
:

6. Memeriksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina


7. Melakukan pemeriksaan limfe Inguinal, apakah teraba membesar atau nyeri.
Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan
pada kelenjer bartolini, pengeluaran pervaginam (sekret), amati warna, bau dan nyeri
8. Melakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genitalia adakah
hemoroid, fistula dan kebersihan
9. Merapikan pasien dan alat
10. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai