Anda di halaman 1dari 11

CHECKLIST MINICEX PEMERIKSAAN ULKUS KAKI DIABETIK

(Alfi Rahmatika)
N Checklist
o
Pendahuluan
1. Salam, perkenalkan diri
2. Meminta identitas pasien (panggil pasien dengan nama pasien)
3. Tanya keluhan utama pasien (Ada keluhan apa yang bisa saya bantu?)
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan utama:
- Kaki kesemutan dan kebas
- Luka yang sulit sembuh atau semakin memberat
- Kaki sering dirasa tidak menapak
- Kelemahan anggota gerak
- Deformitas atau perubahan pada kaki
2. Lokasi:
- Kalo pasien cuman nyebut luka di kaki, tanyakan lebih spesifik: Di kaki sebelah mana? Bagian
punggung kaki atau telapak kaki? Di tumit? Di jari-jari? Jari apa?
Jumlah luka dan lokasi luka:
- Tanyakan selain luka disitu, ada luka lain? Atau ada penebalan kulit berwarna kehitaman atau
kemerahan?
Kesemutan:
- Tanyakan kesemutan di daerah mana? Misal di kaki tanya menjalar ga sampai ke paha atas,
sampai ke punggung, dsb
2. Onset: “Sejak kapan mulai muncul gejalanya?” atau “sejak kapan muncul lukanya?”
Hilang timbul rasa kekesmutan atau kebasnya? Atau terus menerus? Semakin lama perlahan semkain
berat?
3. Kronologi kalo luka:
- Bisa diceritakan awal kejadiannya mulai dari pertama timbul sampai sekarang?
- Penting untuk tanya saat terjadi perlukaan disadari atau tidak disadari tahu-tahu sudah ada luka
saat dilihat.
- Awalnya lukanya seperti apa? Apakah lukanya awalnya bersih dan ukurannya kecil lalu lama-
lama semkain memberat dan meluas?
- Apakah pada lukanya terdapat darah atau nanah?
- Apakah lukanya nyeri? Di sekitar luka ada kemerahan dan bengkak? Atau ada perubahan warna
menjadi kehitaman?
- Gambaran lukanya kering atau basah?
- Lukanya berbau atau tidak?
- Tanya klaudikasio intermitten (Apakah kakinya nyeri saat melakukan aktivitas? Trus kalo ada
tanya nyerinya berkurang saat istirahat atau tidak menghilang?
4.
Tanyakan gejala klasik DM: sering berkemih? Sering haus dn banyak minum? Sering lapar dan banyak
makan? Penurunan BB ga dalam waktu terakhir? Badan sering merasa lemas?
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat DM
- Jika sudah didiagnosis DM tanya sejka kapan atau sudah berapa lama mnederita DM? Kpaan
terakhir kali periksa kadar gula darah? Dan inget ga gula darah terakhir berapa?
- Riwayat pengobatan DM nya sudah minum obat apa aja? Rutin minum obat atau tidak? ->
Pastikan DM nya terkontrol atau tidak.
ia pernah mendapatkan obat metformin dari puskesmas yang diminum 2 kali dalam sehari,
namun hanya dikonsumsi selama satu bulan. Karena dirasakan keluhan berkurang, pasien tidak
lagi rutin kontrol gula darah dan tidak mengonsumsi obat kencing manis lagi.
Gejala lain (tinjauan sistem)
- Lemas
- Nafsu makan turun (anoreksia)
- Keluahn GI: mual, muntah, diare, sulit BAB
- BAK merah
- BAB merah atau hitam
- Perdarahan pervaginam
Faktor risiko:
- Sehari-hari menggunakan alas kaki ga di dlama atau di luar rumah
- Ingat ga riwyaat timbulnya luka pada kaki kira-kira pada saat aktivitas apa
- Lukanya bagaimana? Awalny akecil? Ada tanda-tanda infeksi ga seperti nyeri disertai bengkak
dan kemerahan di sekitar luka? Lukanya ada nanah? Luka berbau tidak enak? Atua demam??
- Riwayat lukanya dibersihkan atau tidak? Sudah diberi pengpbatan apa? Mis: sudah dibawa
kedokter, sudah dibalut dan diberikan tx ini sm dokter lain.
Riwyaat Anggota Keluarga
Riwyaa keluarga menderita Dm
Riwyata hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati
Riwayat alergi atau asma
Riwwayat keganasan
RSE
Pasien merkok
KOnsumsi makanan manis sering atatu tidak? Pola diet
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: Inspeksi kaki
- Ada luka terbuka atau tidak
- Ada kalus atau tidak
- Ada tanda-tanda infeksi atau tidak
- Apa ada infeksi kulit atau ulkus yang tidak membaik
- Gangren kering
- Kulit terlihat berwarna kehitaman pada tungkai bawah dan kaki
Palpasi:
- Palpasi denyut arteri nya mulai dari distal, dari
- Dorsalis pedis
- Tibialis posterior
- Popliteal
- Femoralis
Berhenti saat pulsasi teraba
Status generalis
Status Lokalis
Inspeksi:
Ulkus = J L B U S
a) Jumlah
b) Lokasi
c) Bentuk
Tidak teratur
Teratur: bulat, menyerupai celah
d) Ukuran
Panjang x lebar (x dalam)
e) Sifat
Batas: Tegas atau tidak tegas
Tepi luka: rata atau tidak
Tebing luka: terdiri dari jaringan: kulit
Jembatan luka:
Dasar Luka:
Sekitar luka
Warna: hiperemis
Edem apus darah jaringan nekrotik bau
Terlihat ajringan …. Di sekitar luka

Contoh:
Pada status lokalis regiopedis dextra, terdapat luka berbentuk ulkus pada regio plantar pedis yang
meluas hingga dorsum pedis dektra. Luka berukuran 8 cm x 5 cm x 0,5 cm. Pada luka terdapat edema
(+), hiperemis (+), pus (+), darah (-), jaringan nekrotik (-), bau (+), terlihat jaringan otot disekitar luka.
Nyeri tekan (+), CRT sulit dinilai, pulsasi a. dorsalis pedis (+) lemah. Sensorik sekitar luka mulai
menurun akibat terasa sakit.
Palpasi:
- Nyeri tekan
- CRT
- Pulasi arteri (terba lemah/cukup/kuat)
Pemeriksaan Ankle Brakhial Indekx
Pemeriksaan Sensorik (Monofilamen dan Garputala)
Pwemeriksaan Ankle Brakhial Indekx
Diagnosis
- Berdasarkan keluhan pasien dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, maka dianosis kerja
yang dapat ditegakkan adalah ulkus kaki diabetik Wagner dengan DM Tipe II.
Tatalaksana Umum:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit DM dan komplikasi
- Edukasi untuk menjaga hiegenitas luka pada kaki dengan mengganti balutan setiap hari
- Makan makanan bergixi
- Hindari asupan makanan manis
- Kontrol gula darah secara rutin
- Menggunakan alas kaki ketika kberjalan
Tatalaksana Khusus:
- Pemberian IVF NaCL 0.9%
- Insulin long acting (Levemir) 1x8 U (0-0-0-8)
- Insulin short acting (Novorapid) 3x8 u (8-8-8-0)
- Ceftriaxon 1 gram/12 jam \
- Metronidazol 500mg/8 jam
PEMERIKSAAN ANKLE-BRACHIAL INDEX
PENDAHULUAN
1. Salam, perkenalkan diri
2. Meminta identitas pasien (panggil pasien dengan nama pasien)
PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan tentang pemeriksaan dan tujuannya kepada pasien → minta persetujuan pasien:
- Sesuai keluhan yang ibu/bapak sampaikan tadi, saya akan melakukan pemeriksaan Ankle-Brachial
Index. Pemeriksaan ini biasanya rutin dilakukan pada setiap penderita diabetes dan bertujuan
untuk mendeteksi adanya penyakit arteri perifer atau gangguan aliran darah di kaki yang bisa
terjadi sebagai komplikasi atau perkembangan lebih lanjut akibat penyakit diabetes.
- Sebelumnya nanti saya akan melakuan inspeksi atau pengamatan terhadap kaki ibu dan juga
melakukan perabaan pada area kaki untuk mencari adanya nyeri dan perbaaan pembuluh nadi di
kaki ibu.
- Kemudian saya akan mengukur tekanan darah pada lengan kanan dan kiri ibu menggunakan
manset dan juga alat bernama usg doppler masing-masing lengan akan diukur sebanyak dua kali
dengan selang waktu 10 menit. Kemudian saya akan melakukan pengukuran tekanan darah yang
sama pada dua pembuluh darah kaki kanan untuk menentukan indeks ABInya. Nanti mungkin
perlu digulung sedikit lengan baju dan celananya ya bu untuk memasang mansetnya, dan juga
sebelum diperiksa menggunakan doppler akan saya oleskan gel pada area yang akan diperiksa,
mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman ya bu. Untuk itu apakah ibu bersedia?”
2. Pastikan pasien tidak merokok, minum kafein seperti teh atau kopi, atau beraktivitas berat dalam 2
jam sebelum pemeriksaan.
Sebelumnya ibu dalam 2 jam terakhir apakah ada merokok atau minum minuman berkafein atau
melakukan aktivitas berat?
3. Sebelum periksaan dimulai tanyakan pada pasien:
Pemeriksaannya akan segera kita mulai, sebelumnya apakah ada yang ingin ditanyakan bu terkait
pemeriksaanya atau ada yang belum dimengerti?
4. Minta pasien berbaring dan bersiap-siap di meja pemeriksaan, plus buka sepatu dan kaus kaki:
Ibu bisa bersiap-siap kemudian berbaring di meja pemeriksaan.
Alas kaki dan kaus kaki nya mohon dilepaskan ya bu dan pastikan untuk kakinya tidak tertutupi
apapun selama pemeriksaan.
5. Memposisikan pasien berbaring selama 5 – 10 menit
PERSIAPAN PEMERIKSA
1. Cuci tangan
PERSIAPAN ALAT
1. Periksa ketersediaan alat Doppler portable dengan sadapan vaskulernya (pakai yang 8 MHz karena
makin tinggi frekuensinya bisa mendeteksi pulsasi arteri yang lebih dalam)
2. Gel konduktor
3. Tensimeter
3. Sambungkan sadapan doppler dengan mesinnya
INSPEKSI
1. Inspeksi Kaki
a) Apakah ada luka terbuka atau tidak
b) Ada kalus atau tidak
c) Ada tanda-tanda infeksi atau tidak, seperti: kemerahan dan bengkak
d) Apakah terdapat gangren kering atau kulit terlihat kehitaman pada kaki

Jika ada luka jelasin prinsip JLBUS


PENGUKURAN ARTERI BRACHIALIS LENGAN KANAN/KIRI
1. Pasang manset pengukur tekanan darah di salah satu lengan.
- Permisi dulu ke pasiennya
- Gulung lengan baju agar tidak terlilit manset
- Cuff manset tensimeter direkatkan pada lengan (sisi bawah cuff kurang lebih 2 cm di atas fossa
cubiti)
2. Palpasi dan temukan arteri brachialis lalu oleskan gel di area tersebut.
- Meraba pulsasi arteri brachialis (menggunakan 3 jari di cubiti)

- Lalu dioleskan gel


3. Nyalakan alat UGS Doppler dan letakkan probe doppler berlawanan dengan arah aliran darah
- Hidupkan alat (putar sampe cetek)
- Naikkan suaranya putar ke bawah
- Letakkan ujung sadapan doppler ke lokasi tadi (berlawanan dengan arah aliran darah
membentuk sudut 45 - 60°) dan digerakkan perlahan sampai pulsasi arteri jelas terdengar

4. Kembangkan cuff hingga pulsasi arteri tidak terdengar → lalu dinaikkan tekanannya 20 mmHg lagi
5. Turunkan tekanan cuff perlahan (sekitar 2 mmHg/detik) sampai suara pulsasi arteri kembali
terdengar.
6. Catat tekanan darah saat pulsasi arteri mulai terdengar kembali. Setelah suara arteri terdengar jelas
maka cuff dikendurkan dan di lepas.
7. Membersihkan gel di fossa cubiti
8 Mengulang langkah yang tadi saat mengukur tekanan darah sistolik pada lengan sebelahnya
9. Idealnya pemeriksaan tekanan darah dilakukan 2 kali masing-masing pada lengan kanan dan kiri
dengan selang waktu 10 menit.
10. Nilai tekanan darah sistolik tertinggi antara lengan kanan dan kiri kemudian ambil yang paling
tinggi untuk dimasukkan dalam perhitungan ABI.
11. Matikan dopplernya
PENGUKURAN ARTERI DORSALIS PEDIS KAKI
Jika terdapat luka/ulkus di kaki, lindungi atau tutup luka/ulkus dengan kassa steril agar tidak
mengkontaminasi manset.
Ukur tekanan pada tungkai yang lebih sehat dulu.
1. Pasang manset pengukur tekanan darah di tungkai bawah kaki yang mau dihitung ABInya.
- Permisi dulu ke pasiennya
- Gulung celana agar tidak terlilit manset
- Letakkan cuffnya di tungkai bawah dimana sisi bawah cuff kurang lebih 3 cm di atas maleollus
medialis
2. Palpasi dan temukan arteri dorsalis pedis lalu oleskan gel di area tersebut dan tempelkan sadapan
sampai denyut arteri terdengar jelas.
- (raba pakai 2 jari)

3. Kembangkan cuff hingga pulsasi arteri tidak terdengar → lalu dinaikkan tekanannya 20 mmHg lagi.
Lalu hitung tekanan darah sistolik pada arteri dorsalis pedis dan catat.

Manset cuff nya tidak usah dilepas!


PENGUKURAN ARTERI TIBIALIS POSTERIOR KAKI
1. Palpasi dan temukan arteri tibialis posterior lalu oleskan gel di area tersebut dan tempelkan
sadapan sampai denyut arteri terdengar jelas.
- (raba pakai 2 jari)
2. Kembangkan cuff hingga pulsasi arteri tidak terdengar → lalu dinaikkan tekanannya 20 mmHg lagi.
Lalu hitung tekanan darah sistolik pada arteri tibialis posterior dan catat.
3. Ambil tekanan darah sistolik tertinggi antara arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior.
4. Ukur tekanan sistolik arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada tungkai satunya untuk
menilai ABI kaki kanan dan kiri.
5. Membersihkan gel dari kaki pasien
6. Matikan alat dopplernya.
PENGUKURAN ABI
1. ABI diukur dengan rumus:
Tekanan darah sistolik tertinggi antara arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior dibagi tekanan
darah sistolik tertinggi lengan kanan atau kiri
2. ABI Kaki kanan
3. ABI Kaki kiri
PEMERIKSAAN SELESAI
1. Sampaikan ke pasien:
- Ibu pemeriksaanya telah selesai dilakukan
- Ibu bisa bersiap-siap dan kembali ke meja pemeriksaan untuk saya jelaskan bagaimana hasil
pemeriksaannya
- Saya izin mencuci tangan terlebih dahulu
2. Membereskan doppler nya, di bersihkan ujungnya dan di cabut, terus diletak ke kotaknya.
3. Cuci tangan
INTERPRETASI PEMERIKSAAN
Nilai ABI Interpretasi
< 0.4 PAD Berat (Critical Limb Disease)
0.4 – 0.69 PAD Sedang
0.7 – 0.9 PAD Ringan
0.9 – 1.3 Normal
>1.3 Arteri sklerotik dan memerlukan pemeriksaan lanjutan
MENYAMPAIKAN HASIL PEMERIKSAAN
1. Sampaikan nilai ABI dan arti interpretasinya
- Tadi berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan Skor ABI kaki kanan/kiri sebesar 0. … = dimanan
normalnya nilainya berkisar antara 0.9 – 1.3
- Skor <0.9 = menandakan adanya gangguan aliran darah di kaki dan mengarah ke diagnosis
penyakit arteri perifer. Penyakit ini merupakan penyakit komplikasi akibat diabetes. Dengan
adanya gangguan aliran darah ini maka sangat beresiko untuk terjadinya ulkus kaki diabetik,
dimana apabila ada perlukaan maka bisa menjadi berat dan sulit untuk sembuh karena aliran
darah ke area kaki sudah berkurang.
- Untuk itu, sangat penting untuk melakukan pencegahan terjadinya ulkus kaki diabetik ini, untuk
mencegah berkembangnya ulkus, amputasi, dan juga kematian.
EDUKASI
Edukasi untuk pasien tanpa ulkus:
1) Hindari berjalan tanpa alas kaki baik di dalam maupun di luar ruangan.
2) HIndari penggunaan sepatu tanpa kaku kaki
3) Tidak disarankan zat kimia ataupun plaster untuk membuang kalus
4) Inspeksi dan palpasi harian perlu dilakukan pada bagian dalam sepatu. Jangan menggunakan sepatu
ketat atau dengan tepi tajam.
5) Penggunaan minyak dan krim pelembab dapat diberikan pada kulit kering, tetapi tidak di sela-sela jari.
6) Penggantian kaus kaki setiap hari.
7) Hindari penggunaan kaus kaki ketat atau yang setinggi lutut.
8) Kkuku kaki dipotong tegak lurus
9) Kalus dan kulit yang menonjol harus dipotong di layanan kesehatan.
10) Kewaspadaan pasien untuk memastikan kaki diperiksa sevara teratur oleh penyedia layanan kesehatan.
11) Memberitahukan penyedia layanan kesehatan apabila terdapat luka pada kaki.
PENUTUPAN
1. Tutup sesi pemeriksaan dan edukasi pengobatan dan kontrol
- Baiklah bu pemeriksaan sudah selesai, nanti akan saya berikan salep pelembut kulitnya
digunakan … x sehari dapat diambil di bagian farmasi. Kemudian obat DM n
- Bulan depan kontrol kembali kesini ya bu
- Kemudian selalu waspada terhadap keadaan kaki, jika terjadi luka atau timbul kalus/tonjolan
pada kaki segera ke dokter untuk kita evaluasi dan dicegah agar tidak bertambah parah.
- Jangan lupa untuk selalu mengontrol kadar gula darah.
2. Tanyakan paseien apakah ada pertanyaan
Sebelumnya ibu apakah ada yang ingin ditanyakan kembali atau ada yang belum dipahami?
3. JIka sudah tidak ada lagi ibu bisa meninggalkan ruangan pemeriksaan bu, terima kasih, selamat
pagi/siang.

PEMERIKSAAN MONOFILAMEN SEMMES -WEINSTEIN 10 g


PENDAHULUAN
1. Salam, perkenalkan diri
2. Meminta identitas pasien (panggil pasien dengan nama pasien)
PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan tentang pemeriksaan dan tujuannya kepada pasien → minta persetujuan pasien:
- Sesuai keluhan yang ibu/bapak sampaikan tadi, saya akan melakukan pemeriksaan sensorik
menggunakan alat bernama Monofilamen Semmes-Weinstein. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mendeteksi adanya gangguan sensorik atau gangguan rasa pada kaki sebagai akibat dari
komplikasi diabetes yang mengenai saraf kaki.
- Nanti pada pemeriksaan, alatnya diujung ada seperti filamen atau benang tebal yang akan saya
sentuhkan ke kaki ibu. Kemudian pemeriksaannya akan dilakukan sambil ibu menutup mata
kemudian saya sentuhkan monofilamennya ke beberapa titik di kaki ibu dan ibu tolong beritahu
saya apakah terasa atau tidak sentuhannya. Mungkin pemeriksaannya akan sedikit tidak nyaman
ya bu, untuk itu apakah ibu bersedia?
2. Sebelum periksaan dimulai tanyakan pada pasien:
Baik pemeriksaannya akan segera kita mulai, sebelumnya apakah ada yang ingin ditanyakan bu
terkait pemeriksaanya atau ada yang belum dimengerti?
3. Minta pasien berbaring dan bersiap-siap di meja pemeriksaan, plus buka sepatu dan kaus kaki:
Ibu bisa bersiap-siap kemudian berbaring di meja pemeriksaan saya izin mencuci tangan terlebih
dahulu,
Nanti untuk alas kaki dan kaus kaki nya mohon dilepaskan ya bu dan pastikan untuk kakinya tidak
tertutupi apapun selama pemeriksaan.
PERSIAPAN PEMERIKSA
1. Cuci tangan
PERSIAPAN ALAT
1. Periksa ketersediaan alat : monofilamen 10 g
MENGENALKAN PADA PASIEN SENSASINYA TERLEBIH DAHULU
1. Melakukan contoh pemeriksaan pada lengan atau tangan pasien:
- Memmegang monofilamen tegak lurus lengan atau tangan
- Kemudian sentuhkan monofilamen pada tangan pasien hingga monofilamen bengkok dan tahan
selama 2 detik.
- Minta pasien untuk memberikan respon atau mengatakan ya apabila merasakan bagian lengan
atau tangan tersentuh monofilamen.

“Bu ini saya perkenalkan terlebih dahulu sensasi sentuhan monofilamennya.” (sentuhkan ke pasien)
“Terasa tidak bu? Dimana? Seperti ini ya bu sensasi sentuhannya.”
MELAKUKAN PEMERIKSAAN
1. Minta pasien menutup mata
2. Sentuhkan monofilamen pada 10 titik di kaki dengan area innervasi yang berbeda
- Memgang monofilamennya tegak lurus kaki dan dengan gerakan stabil dientuhkan hingga
bengkok, tahan selama 2 detik.
- Tanya pasien apakah terasa atau tidak? Dimana? Di jari apa? (Minta pasien merespon)
- Lakukan juga tes pada titik-titik sekitar les ketika terdapat ulkus, kalus, atau jaringan parut
(menghindari paparan langsung pada lesi)
3. Kadang tidak disentuhkan monofilamennya tetapi ditanya ke pasien apakah terasa atau tidak →
untuk melihat pasien berbohong atau tidak

PEMERIKSAAN SELESAI
1. Sampaikan ke pasien:
- Ibu pemeriksaanya telah selesai dilakukan
- Ibu bisa bersiap-siap dan kembali ke meja pemeriksaan untuk saya jelaskan bagaimana hasil
pemeriksaannya
- Saya izin mencuci tangan terlebih dahulu
2. Merapikan alat, monofilamn dimasukin dan di letak ke kotak
3. Cuci tangan
INTERPRETASI PEMERIKSAAN
Jika terdapat 2 atau lebih titik yang tidak Gangguan sensorik pada kaki
terasa (dari 10 titik)
MENYAMPAIKAN HASIL PEMERIKSAAN
1. Sampaikan berapa titik yang tidak terasa dan interpretasinya
- Tadi berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan ada xx titik yang tidak dapat merasakan
sentuhan monofilamennya.
- Ini menandakan adanya gangguan sensorik pada kaki dan mengarah ke diagnosis penyakit
neuropati diabetik. Penyakit ini merupakan penyakit komplikasi akibat diabetes dimana tingginya
kadar gula darah pada diabetes bisa menganggu konduksi atau aliran persarafan kaki serta
merusak saraf kaki. Hal ini bisa meningkatkan terjadinya resiko ulkus kaki diabetik. Jadi kita tidak
sadar jika kaki terkena benda taja, atau goresan karena tidak terasa dan kita juga tidak bisa
merasakan ketika terjadi perlukaan di kaki. Luka pada kaki dalamkedaan diabetes ini sulit sembuh
dan dapat berkembang menjadi berat hingga bisa menyebabkan amputasi dan bahkan kematian.
- Untuk itu, sangat penting untuk melakukan pencegahan terjadinya ulkus kaki diabetik ini.
EDUKASI
Edukasi untuk pasien tanpa ulkus:
1) Hindari berjalan tanpa alas kaki baik di dalam maupun di luar ruangan.
2) Hindari penggunaan sepatu tanpa kaku kaki
3) Sering mengamati dan meraba bagian dalam sepatu, dan jangan menggunakan sepatu yang ketat atau
dengan tepi tajam.
4) Inspeksi dan palpasi harian perlu dilakukan pada bagian dalam sepatu. Jangan menggunakan sepatu
ketat atau dengan tepi tajam.
5) Hindari penggunaan kaus kaki ketat atau yang setinggi lutut.
6) Kuku kaki dipotong tegak lurus
Intinya menghindari terjadinya perlukaan pada kaki.
7) Jika ada kalus dan kulit yang menonjol harus dipotong di layanan kesehatan.
8) Kemudian periksa kaki secara teratur di penyedia layanan kesehatan.
9) Memberitahukan dokter apabila terdapat luka pada kaki.
PENUTUPAN
1. Tutup sesi pemeriksaan dan edukasi pengobatan dan kontrol
- Baiklah bu pemeriksaan sudah selesai, nanti akan saya berikan salep pelembut kulitnya
digunakan … x sehari dapat diambil di bagian farmasi. Kemudian obat DM n
- Bulan depan kontrol kembali kesini ya bu
- Kemudian selalu waspada terhadap keadaan kaki, jika terjadi luka atau timbul kalus/tonjolan
pada kaki segera ke dokter untuk kita evaluasi dan dicegah agar tidak bertambah parah.
- Jangan lupa untuk selalu mengontrol kadar gula darah.
2. Tanyakan pasien apakah ada pertanyaan
Sebelumnya ibu apakah ada yang ingin ditanyakan kembali atau ada yang belum dipahami?
3. JIka sudah tidak ada lagi ibu bisa meninggalkan ruangan pemeriksaan bu, terima kasih, selamat
pagi/siang.

Anda mungkin juga menyukai